Zulkhairi pinem
terminologi
Operasi caesar : suatu pembedahan yang
dilakukan melalui perut dan rahim. Suatu
persalinan yang tidak dilakukan melewati
vagina tetapi dilakukan melalui
pembedahan dibagian abdomen
Hiperteroid : suatu kondisi dimana suatu
kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang
berlebihan dari hormon-hormon tiroid
yang beredar dalam darah
Identifikasi masalah
1. Mengapa dokter menganjurkan tidak boleh hamil
dan segera KB ?
2. Kenapa batas operasi caesar tidak boleh lebih dari 3
kali ?
3. Apa saja syarat dan pertimbangan untuk diharuskan
melakukan operasi caesar ?
4. Jenis KB apa yanng tepat untuk ny. S yang mengidap
hiperteroid ?
5. Mengapa orang yang mengidap hiperteroid
diharuskan untuk caesar ?
6. Apa komplikasi yang terjadi terhadap anak yang ibu
nya mengidap hhiperteroid ?
Analisa masalah
1. Mengapa dokter menganjurkan tidak boleh
hamil dan segera KB ?
Karena usia Ny.S lebih berisiko hamil (melakukan
persalinan)
2. Kenapa batas operasi caesar tidak boleh lebih
dari 3 kali ?
Kemungkinan besar karena faktor usia Ny.S
3. Apa saja syarat dan pertimbangan untuk
diharuskan melakukan operasi caesar ?
Umur, bentuk panggul, letak bayi, usia
kandungan, dll.
Peta konsep
Ny.S 40tahun Hiperteroid
Dokter menganjurkan tidak boleh
hamil lagi dan harus KB
Kontrasepsi mantap Tubektomi
Learning objectives
Mahasiswa/i mampu menjelaskan,
memahami, dan mengetahui :
Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi dalam pandangan islam
Kontrasepsi mantap
Tubektomi
Defenisi :
Tubektomi merupakan suatu tindakan memotong atau
menutup salura tuba
falopi sehingga memutuskan jalur pertemuan ovum dan
sperma.
Indikasi:
a. perforasi rahim
b. ruptur vesika urinaria
c. trauma usus
d. infeksi lokal pada luka operasi.
e. Robekan pada mesosalping.
Vasektomi
Defenisi :
Vasektomi adalah tindakan memotong dan
menutup saluran sperma
(vasdeferens) yang menyalurkan sperma
keluar dari testis.
Vasektomi telah dikenal sejak lama. Pada abad
19 para ahli bedah telah melakukan vasektomi
untuk tujuan pengobatan, seperti mencegah
infeksi dari
4. Jika fundus di bawah pusat pada pada hari 35 post partus, lakukan insisi
mediana setinggi fundus uteri sepanjang 1-2
cm. Tembus kulit perut
dengan pisau, potong lemak dengan gunting
mayo sampai fasia otot rektus
abdominis. Lanjut dengan menyayat otot dan
peritoneum, jepit peritoneum
lalu potong denga pisau pasang retraktor
abdomen.
5. Tampilkan tuba dengan menarik retraktor ke
arah tuba yang akan dicapai
dengan mendorog uterus da tuba dengan jari
lewat lubang sayatan. Jepit
tuba tarik perlahan keluar lubang.
Buka denga spekulum sehingga lapangan
operasi terbuka, lakukan
sayatan kecil pada forniks posterior atau dipungsi
Masukkan alat kuldoskopi dan lihat rongga
pelvis.
Setelah tuba diidentifikasi, masukkan cunam
penangkap ( grasping
forcep), melalui luka sayatan untuk meneluarkan
tuba,
Kemudian tuba diikat, dipotong atau ditutup
sesuai cara sterilisasi
tuba.
Kembalikan tuba pada tempatya,lakukan pada
tuba ke dua.
2. Sterilisasi Laparoskopi
Laparoskopi adalah cara visualisasi rongga perut dan panggul
melalui
insisi kecil pada perut setelah dibuat pneumoperitonium.
Teknik laparoskopi:
Akseptor dibaringkan dalam posisi tredelenburg agar usus
terdorong keatas, rongga panggul bebas,
Lakukan insisi melintang di lipat bawah pusat kira-kira 1 cm.
Buat pneumo peritoneum dengan emasukkan gas 1-3 liter.
Masukkan trokar secara hati-hati sampai menembus fasia
dan
peritoneum, kemudian trokar dilepas, pasang laparoskop.
Dengan menggerakkan manipulator uterus dari bawah da
eksplorasi akan
3. Sterilisasi mini laparotomi
Prinsip operasi : suatu cara operasi kecil untuk mencapai
saluaran telur
melalui sayatan mini 1-2 cm di dinding perut.
Teknik:
Bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian
tuba
tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputihputihan
oleh karena tidak mendapat suplai darah dan akan menjadi
fibrotik.
Pemasangan cicin falope dapat dilakukan pada laparatomi
mini,
laparoskopi, atau dengan laprokator.
2. Pemasangan klip.
Teknik :
Klip yang digunakan klip yang memberikan kerusakan minimal
pada tuba sehingga memungkinkan dilakukan rekanalisasi.
klip Filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada
tuba
yang udem.
5. Cara elektro koagulasi dan pemutusan saluran telur
Banyak digunakan pada tubektomi laparoskopik.
Teknik : dengan memasukkan grasping forceps melalui
laparoskop.
Cari tuba lalu diangkat pada pertengahannya sampai membentuk
lengkungan, dasarnya diklem.
Bagian di bawah klem diikat dengan benang dari bahan yang bisa
diserap oleh darah crhomic cut gut no. 0 atau no.1
Lakukan pemotongan (tubektomi) bagian atas ikatan.
Setelah luka sembuh dan benang ikatan diserap, kedua ujung
potongan akan berpisah satu dan lainnya.
Teknik sterilisasi menurut Pomeroy ini disukai dan banyak dilakukan
dibanding teknik yang lain. Angka kegagalannya adalah 0-0,4%.
2. Cara Kroener
Teknik :
Cari tuba lalu angkat pada fimbrie dengan klem
Buat dua ikatan dengan benang sutera, satu pada bagian avaskular
mesosalping dibawah fimbriae dengan dua kali lilitan, sebuah lagi
pada bagian proksimal dari ikatan pertama.
Lakukan fimbriektomi pada ujung yang tidak diikat.
Teknik ini kegagalannya sangat kecil bahkan tidak akan terjadi
kegagalan namun kurang disukai karena bisa mengakibatkan
perdarahan fungsional karena adanya gangguan inervasi dan
sirkulasi
indung telur.
3. Cara Irving
Teknik :
Tuba diikat pada dua tempat dengan benang yang dapat diserap cat
gut crhomic no. 0 atau 00, lalu dilakukan tubektomi diantara kedua
ikatan.
Dibuat insisi kecil kedalam miometrium di sudut tuba fundus uteri.
Ujung proksimal dibenamkan ke dalam insisi miometrium tadi.
Ujung bagian distal bisa juga dibenamkan ke ligamentum latum.
Teknik Irving ini hanya bisa dilakukan pada laparatomi besar seperti
seksio sesarea.
4. Cara Uchida
Teknik:
Tuba dicari dan dikait keluar, pada sekitar ampula tuba disuntikkan
larutan saline-adrenalin subserosa sebagai vasokonstriksi dan
menyebabkan mesosalping gembung.
Lakukan insisi kecil di daerah ini, bebaskan serosa sepanjang 4-6
cm sampai tuba terlihat kemudian klem
Tuba diikat kemudian dipotong
Luka pada serosa dijahit sedemikian rupa pada ujung tuba yang
Prosedur tindakan vasektomi:
1. Rambut kemaluan dicukur dan dibersihkan
2. Desinfeksi kulit skrotum dan daerah operasi.
3. Daerah operasi yang sudah suci hama ditutupdengan
kain steril berlobang
ditengahnya.
4. Palpasi dan cari vas deferens pada kantong skrotum,
lalu fiksir dengan jari.
5. Beri anestesi local pada daerah operasi.
6. Lakukan sayatan kira-kira 1-2 cm
7. Bebaskan jaringan sekitarnya, tangkap vas deferens
tersebut.
8. Tarik kira-kira sampai pada batas yang akan dipotong.
9. Lakukan vasektomi: pemotongan sekitar 1-2 cm vas
deferens, lalu dijahit.
10. Luka operasi dijahit.
Rekanalisasi spontan
Salah pemotongan
Jika terdapat duplikasi vas deferens.
Akseptor bersenggama sebelum benar-benar steril.
Keuntungan Vasektomi:
Teknik operasi kecil dan sederhana, bisa dilakukan
setiap saat.
Komplikasi yang ditemukan tidak terlalu berat.
Efektifitas hampir 100%
Biaya murah terjangkau masyarakat
Bisa dilakukan operasi rekanalisasi
Kekurangan Vasektomi:
cara ini tidak langsung efektif tapi memerlukan waktu
sampai
sperma menjadi negatif dalam analisa semen.
Walaupun pada prinsipnya dapat disambung kembali
namun masih
banyak diperlukan tenaga terlatih untuk tindakan
tersebu
Referensi
Saifuddin Abdul Bari. Buku panduan
praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Edisi2. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.2006
Djamaluddin,2007,Solusi
Problematika Aktual Hukum Islam,
Surabaya : Lajnah Talif wan Nasyr
9CTN NU Jawa Timur