Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK 5

“THERMODINAMIKA”

HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Dosen: Suwaji Handaru Wardoyo,S.Si.,M.Si

Nama Kelompok :

1. Nur Happy_P27240020109 (Ketua)

2. Dwi Rahayu_P27240020091 (Anggota)

3. Hannan Akmal Habibi_P27240020060 (Anggota)

4. Intan Tania Inanda Putri_P27240020097 (Anggota)

5. Khusnul Nur Khasanah_P27240020064 (Sekretaris)

6. Meidella Wahyu Alifia I._ P27240020067 (Sekretaris)

SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR DAN PENGOBATAN HERBAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T tuhan pencipta Alam Semesta atas rahmat dan
karunia-Nya lah tugas makalah berjudul “Thermodinamika (Hukum Kekekalan
Energi)” ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu tanpa kendala. Makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Terapan di
Program Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal.

Ucapan Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Suwaji Handaru


Wardoyo,S.Si.,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Terapan dan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan
motivasi yang lebih sehingga membawa perubahan kepada pola pikir menjadi lebih
baik.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk


menambah wawasan terkait topik thermodinamika. Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dengan harapan
penulisan yang akan datang lebih baik dari sekarang.

Surakarta, 26 September 2020

Sekretaris
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian fisika dasar sangat diperlukan dalam rangka membangun


konsep pemahaman penggunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari titik
merupakan pondasi dari ilmu alam maka sudah sewajarnya para ilmuwan
peneliti dan mahasiswa menjadikan fisika sebagai ilmu yang wajib untuk
dipelajari.

Aspek penting dalam pembahasan energi adalah hukum thermodinamika.


thermodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari tentang
temperatur, panas dan pertukaran energi. untuk dapat memahami teori
termodinamika dengan baik, diperlukan pemahaman tentang prinsip, sifat,
hukum, hukum termodinamika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari..

Thermodinamika tidak hanya berfokus pada penjelasan teori semata,


namun juga dititik beratkan pada kajian aplikasi. Pemanfaatan kajian materi
thermodinamika perlu dikembangkan dalam bidang kesehatan, energi dan
lingkungan. Review ini bertujuan menganalisis hasil penelitian pada penerapan
termodinamika dalam suatu sistem. Analisis dilakukan dengan cara
membandingkan hasil beberapa penelitian diantaranya, (1) Bidang Kesehatan:
Studi thermodinamika DNA senyawa antioksidan euphorbia humifusa,
Pengujiam permeabilitas termodinamika secara in vitro, (2) Bidang Energi :
Analisa termodinamika terhadap pembangkit listrik, Isoterma dan
thermodinamika adsorpsi kation pada lempung cengar terpilar, (3) Bidang
Lingkungan : Kinetika dan termodinamika dalam proses desalinasi air laut,
Kajian thermodinamika biogas berbahan dasar kotoran sapi, Thermodinamika
campuran karet alam dengan kompatibilizer maleated polypropylene, Kinetik
dan termodinamika adsorbs, Kajian termodinamika penyerapan zat warna,
Analogi sistem termodinamika gas ideal dengan tegangan permukaan.
Berdasarkan penelusuran dari berbagai referensi diperoleh bahwa materi
thermodinamika dapat memecahkan masalah kesehatan, energi dan
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan thermodinamika?

2. Bagaimana hukum thermodinamika?

3. Apa saja contoh-contoh thermodinamika?

4. Bagaimana penerapan thermodinamika energi panas dan energi dingin


dalam bidang pengobatan?

5. Bagaimana penerapan thermograf untuk diagnostik ?

6. Bagaimana penerapan pengaturan suhu tubuh?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari thermodinamika.

2. Mengetahui hukum thermodinamika.

3. Mengetahui contoh-contoh thermodinamika

4. Mengetahui penerapan thermodinamika energi panas dan energi dingin


dalam bidang pengobatan.

5. Mengetahui penerapan thermograf untuk diagnostik.

6. Mengetahui penerapan pengaturan suhu tubuh.


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hukum Thermodinamika


Thermodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =
'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Thermodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di
mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran
energi, thermodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi
(kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah "thermodinamika" biasanya merujuk pada
thermodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan". Proses thermodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam
termodinamika tak setimbang. Karena thermodinamika tidak berhubungan
dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa thermodinamika setimbang
seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum thermodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-
hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang
tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara
mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang
emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
thermodinamika benda hitam.

1.2 Hukum Thermodinamika


Hukum pertama thermodinamika tidak dapat menjelaskan apakah
suatu proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu,
muncullah hukum kedua thermodinamika yang disusun tidak lepas dari
usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi
keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran
itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi
tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem
terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak
berubah.”

Hukum kedua thermodinamika mengatakan bahwa aliran kalor


memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah
reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika
menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi
ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus
es sampai suhu keduanya sama.

Hukum kedua thermodinamika memberikan batasan dasar pada


efisiensi sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan
batasan energi masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan
sebuah sistem pendingin. Hukum kedua thermodinamika juga dapat
dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat
ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.

Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk


membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi
kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah
dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut :

“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses


di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem
berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum
kedua thermodinamika.

Dasar dari hukum kedua thermodinamika terletak pada perbedaaan


antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam
benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua
itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai
dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang
berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.

Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan


mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya.
Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika.
Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari
hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah.
Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan
energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan
energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.

Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih
dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari
benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan
masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini
dinyatakan sebagai berikut :

“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan
menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih
panas.”

Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum


kedua termodinamika.

Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat


dekat dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua
pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat
membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin”
dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah
mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke
reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar
pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan
menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah
seutuhnya menjadi kerja W.

Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran


fluida kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati
sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses ireversibel. Pernyataan “mesin”
dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya
dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran
secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila
dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah.
Hukum kedua thermodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat
searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya.
Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan
hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah
dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan
berkembang.

Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk


memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang
dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum
kedua thermodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa
tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan
menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek
lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap
alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan
nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi
panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari
suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak
dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan
memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha. (Marthen
Kanginan, 2007: 249-250)

Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai


perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck
mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan
kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung
dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika.
Perumusan ini diungkapkan demikian :

“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap


kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”

Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan


ungkapan:

“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor


dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke
reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
1.3 Contoh-Contoh Thermodinamika
Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal
PV = n R T
P . DV + -V . DP = n R DT
a) Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang
timbul.
b) Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
c) Dalam suatu sistem berlaku persamaan thermodinamika I:
DQ = DU+ DW
DQ = kalor yang diserap
DU = perubanan energi dalam
DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan
Dari persamaan thermodinamika I dapat dijabarkan:
1. Pada proses isobarik (tekanan tetap) DP = 0; sehingga,
DW = P . DV = P (V2 - V1) P. DV = n .R DT
DQ = n . Cp . DT
maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)
DU-= 3/2 n . R . DT
2. Pada proses isokhorik (Volume tetap) DV =O; sehingga,
DW = 0 DQ = DU
DQ = n . Cv . DT
maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
AU = 3/2 n . R . DT
3. Pada proses isotermik (temperatur tetap): DT = 0 ;sehingga,
DU = 0 DQ = DW = nRT ln (V2/V1)
4. Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan
sekelilingnya) DQ = 0 Berlaku hubungan:
PVg = konstan g = Cp/Cv, disebut konstanta Laplace
1.4 Penerapan Energi panas dalam pengobatan
1. Metode Konduksi
a. Apabila ada perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas
akan ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke
benda yang lebih dingin”.
b. Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak,
perbedaan temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi
panas.
Contoh :
• Kantong air panas/botol berisi air panas ; efisien untuk pengobatan
nyeri abdomen (perut)
• Handuk panas ; efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis.
• Turkish batsh (mandi uap) ; sebagai penyegar atau relaksan otot.
• Mud packs (lumpur panas) ; mengonduksi panas ke dalam jaringan,
mencegah kehilangan panas.
• Wax bath (parafin bath) ; efisien untuk mentransfer panas pada
tungkai bawah terutama orang tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan
di dalam bak dan dipanaskan sampai temperature 1150- 1200F . Kaki
direndam selama 30 menit -1 jam.
• Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang
dibungkus asbes atau plastic. Dilengkapi dengan termostat.
c. Metode konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit
neuritis, Sprains, Strain, Contusio, Sinusitis, Low Back Pain
2. Metode Radiasi
a. Untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan
sinar matahari atau nyala api.
b. Sumber radiasi :
 Electric fire
- Old type fire ; Memiliki daya 750 W, range radiasi antara merah -
mendekati infra red, panjang gelombang < 15.0000 A0, untuk home
treatment.
- Pensil Bar tipe ; Menggunakan reflector rectangular dan shape like
acoustic type.
 Infra Merah ;
- Memakai lampu pijar berkisar antara 250 – 2000 W, diberi filter
merah.
- Gelombang infra red yang dipakai antara 800 – 40.000 nm.
- Penetrasi energi / gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di
permukaan kulit.
- Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas,
karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.
3. Metode Elektromagnetis
Ada dua jenis :
a. Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
- Digunakan pada kram otot (muscle sprain), nyeri pada intervertebrale
disk, penyakit degeneratif pada persendianm radang bursa (bursitis)
- Dua macam metode elektromagnetis :
• Teknik Kondensor (Conductor technique) ; Bagian tubuh sebelah
menyebelah diletakkan dua metal plate like electrode. Pada
permukaan electrode diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya
aliran AC (bolak-balik), molekul tubuh menjadi agitasi karena
kenaikan temperature.
• Diatermi Metode Induksi (Inductothermy) ; Bagian tubuh yang akan
dipanasi, dililitkan dengan kabel, lalu dialiri listrik. Jaringan tubuh
tidak berada dalam sirkuit, tetapi terletak dalam median magnet dari
suatu koil. Frekuensi yang dipakai 1 MHz.
b. Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro)
- Digunakan untuk patah tulang (Fraktur), Sprains dan Strains, Bursitis,
Radang tendon, Artritis.
- Menggunakan magnetron untuk menghasilkan gelombang radio
dengan osilasi pada frekuensi 900 MHz.
- Besar energinya terletak antara short wave diathermy dan infra
merah.

4. Gelombang ultrasonik
a. Diperoleh dari gelombang bunyi (Audible Sound) dengan frekuensi
hampir 1 MHz.
b. Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh piezo electric
transduser dengan intensitas 5 W/cm2.
c. Lebih efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena
tulang lebih banyak menyerap panas
d. Bisa digunakan untuk terapi (pengobatan) dan diagnostik.

1.5 Penerapan energi dingin dalam pengobatan


1. Kriogenik : pengetahuan dan tehnologi yang menggunakan atau
menghasilkan suhu sangat rendah atau beku
2. Kriobiologi : mempelajari efek suhu rendah pada biologi kedokteran
3. Efek jaringan tubuh bila kena suhu beku :
4. Krioadhesi atau menghasilkan adhesi
5. Krionekrosis atau merusak jaringan
- pecahnya membran sel
- dehidrasi intra sel
- denaturasi protein
- hipometabolisme
- iskemik total
- respon imunologis
6. Hemostasis atau beku darah
7. anestesia atau hilang rasa sakit
Penerapan energi dingin dalam pengobatan
a. Penyimpanan darah (Bank Darah). Agar darah bertahan lama dilakukan
dengan dua teknik :
• Thin Walled container atau wadah berdinding tipis ; Wadah dibuat dari
metal tipis, terdiri dari dua dinding. Volume darah berada di antara dua
dinding. Juga dimasukkan Liquid Nitrogen, terbentuk darah Frozen,
disimpan pada Nitrogen cair (-1960C).
• Blood Sand Method ; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen,
terbentuk butir-butir, lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
b. Penyimpanan Sperma (Bank Sperma).
c. Penyimpanan Bone Marrow (Sumsum tulang).
d. Penyimpanan jaringan tubuh lainnya.
e. Penyimpanan obat-obat an.
f. Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala ; memakai ice
bag/kantong es.
g. Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai kompres dingin
h. Operasi Jaringan Kanker ; memakai cairan nitrogen untuk merusak jaringan
kanker yang luas. Untuk beberapa jenis sel, dibantu dengan gliserol atau
methil sulfonat sebagai proteksi agent.

1.6 Penerapan thermograf untuk diagnosis


Penggunaan thermografi untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi
atau kinerja suatu sistem dapat diketahui melalui parameter temperatur kerja
yang terjadi. Kamera thermografi inframerah merupakan sebuah alat
pencitraan distribusi radiasi panas permukaan dalam dalam bentuk gambar
termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini merupakan sebuah alat uji tak
merusak yang mendeteksi pancaran radiasi obyek langsung melalui medium
udara.

1.7 Penerapan Pengaturan Suhu Tubuh


1. Tranfer Panas
a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui satu jenis zat sehingga
konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses
perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi
kalor adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah (Dewitt
2002). Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara
atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom),
dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada


posisi setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini
atom dan elektron bergetar dengan amplitudi yang makin membesar.
Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron disekitarnya dan
memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada
atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi
melalui getaran dan gerakan elektron bebas.
b. Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang
telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila
perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi
alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau
pompa disebut konveksi paksa (forced convection).

Besarnya konveksi tergantung pada :


a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida ( T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
 viscositas fluida
 kecepatan fluida
 perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
 kapasitas panas fluida
 rapat massa fluida
 bentuk permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x T
Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan
satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di
permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam
bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka
bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan
gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan
dipanaskan tidak sekaligus dibawa ke suhu yang sama tinggi. Oleh
karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama
dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada
bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi,
sehingga kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat (Dewitt 2002).

c. Radiasi
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-
gelombang elektromagnetik. Misalnya tubuh manusia akan
mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang
lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas
kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh
manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak
dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara
permukaan-permukaan atau obyek-obyek yang memancar,
sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-
masing cara hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi
lingkungan. Umpamanya, udara yang jenuh tak dapat menerima
kelembaban tubuh, sehingga pemindahan panas tak dapat terjadi
melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya
meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu
panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu
dingin. Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan menyampaikan
udara yang nyaman dari segi suhu, uap air (kelembaban), dan
velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan udara
dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi
kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem
penghawaan buatan.
d. Evaporasi
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi,
sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang
dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit
menguap ketika udara melintasi tubuh.
2. Energi panas dalam bidang kesehatan
a. Efek Panas
Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan, dan upaya melakukan pengamatan dan diskusi adanya
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari mendiskripsikan hasil
pengamatan tentang pengaruh energi panas,gerak, [br]efek samping
kemoterapi dan radioterapi timbul karena obat-obat tersebut sangat
adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi system kesehatan,
modalitas, aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat
menjaga dasar hampir sama dengan energi lain seperti energi panas
atau energi listrik. [br]lima rasa dianggap sangat penting dalam diet
timur karena pengaruh ini disebabkan karena es mempunyai energi
dingin dan air panas mempunyai energi panas. regio internal; sehingga
efek dari pergerakan energi makanan ini akan merasa harus melakukan
sesuatu walaupun ia tidak menguasai bidang pengobatan. [br]seperti
halnya pada kompor, untuk memperoleh energi panas harus setiap kali
. kelenjar tiroid mempunyai efek mempercepat proses oksidasi dalam
tubuh. [br]perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai
berpindahnya energi dari suatu daerah ke daerah di bidang kesehatan :
simulasi aliran darah dalam pembuluh darah arteri dan vena ,
menjelaskan efek pernapasan dari partikael-partikel [br] berbagai isu
global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan
isu yang terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, tahun sebelumnya serta memiliki dampak jangka
panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan serta energi terbaharukan
diantaranya panas bumi, angin, dan surya. [br] terutama dalam bidang
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, tujuan dan sasaran pada
pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk
kesehatan ibu dan anak; serta energi terbaharukan diantara-nya panas
bumi, angin, dan surya.
b. Penggunaan energi panas dalam pengobatan
1. Metode Konduksi
Pada metoda konduksi pemindahan energi panas bergantung
pada :
 Luas daerah kontak
 Perbedaan suhu
 Lama melakukan kontak
 Material konduksi panas

Contoh : Kantong air panas, handuk panas, mandi uap, lumpur


panas, parafin bath, elektrik pads dll.
2. Metode Radiasi
 Dipegunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa
dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.
 Sumber radiasi dapat berasal dari : electric fire, infra merah
dll.
 Metode adiasi biasanya lebih efektif daripada metode
konduksi karena penetrasi jaringan lebih dalam.
3. Metode Elektromagnetis

Ada dua metode yang dipakai untuk transfer ke dalam jaringan


tubuh :
1. Diatermi gelombang pendek :
- Teknik kondensor , dimana tubuh diletakkan diantara dua
metal plate elektrode kemudian dialiri arus listrik. Dengan
adanya aliran arus AC, maka terjadi kenaikan suhu dan tubuh
menjadi terpanaskan.
- Teknik Induksi , dimana tubuh dililiti kabel dan dialiri arus
listrik akan menimbulkan medan magnet bolak balik pada
jaringan dan medan magnet itu akan menimbulkan suatu arus
yang mempoduksi panas pada daerah besangkutan.
2. Diatermi gelombang mikro : termasuk gelombang radio pada
frekwensi yang sangat tinggi. Energinya antara gelombang pendek
dan infra merah. Biasanya digunakan diantaranya pada penyakit :
• Patah tulang
• Radang tendon
• Arthritis

3. Thermografi
Termografi adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan
temperatur antar jaringan dari tubuh manusia. Distribusi temperatur
yang bervariasi ini bisa disebabkan karena faktor fisik eksternal dan
juga faktor internal seperti metabolisme dan aktivitas jaringan yang
dekat dengan kulit. Menurut Max Planck (1901), basis mengenai
besarnya radiasi pada tubuh manusia saat temperatur 300 K (27 oC)
akan memberika spektrum radiasi gelombang Infra Red berkisar antara
0,8 mikrometer hingga 1 milimeter.
Jenis Termografi Ada dua, yaitu:
Kulit radiator infra merah yang efisien. Suhu di permukaan kulit
dipengaruhi proses yang menimbulkan panas di jaringan bawah kulit :
peradangan, gangguan sirkulasi darah, tumor aktif.
1. Termografi dengan prinsip keseimbangan panas
Dibuat dari lempeng tipis nitrat sellulosa dan dilapisi dengan minyak
tipis pengabsorbsi panas.
Permukaan kulit yang telah mencapai keseimbangan panas memberi
warna pada suhu tertentu.
Pada kulit normal akan berwarna hijau, bila suhu tidak ada akan terjadi
perubahan warna film sellulosa dari coklat menjadi kemerah-merah.
2. Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas
Dengan menggunakan kamera infra merah, panas yang dipancarkan
kulit berupa radiasi infra merah oleh susunan optis dijatuhkan ke
detektor infra merah menjadi diskontinu.
a. Penggunaan Termografi untuk Diagnostik
Berdasarkan setiap benda yang memancarkan radiasi ( W = e T ) maka
pada tahun 1950 telah ada usaha untuk membuat termogram dari
infrared radiasi permukaan tubuh manusia. Dan tehnik ini banyak
dipergunakan dalam bidang klinik.
Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik
termografi antara lain:
 Carcinoma mammae
 Vascular desease (penyakit pembuluh darah)
 Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena
diabetes.
 Untuk Cereberal Vascular Desease
 Arthritis akut.
 Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)
 Primary erythemalgia
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Thermodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =


'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Thermodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari tentang
temperatur, panas dan pertukaran energi. untuk dapat memahami teori
thermodinamika dengan baik, diperlukan pemahaman tentang prinsip, sifat,
hukum, hukum thermodinamika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari..
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu
dengan lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.
3. Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai maksimumnya.
4. Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol.

Terdapat berbagai konsep-konsep thermodinamika

1. Sifat Termometrik, yaitu sifat dasar suatu zat yang apabila diubah-ubah
suhunya akan berubah pula secara teratur.Adapun sifat-sifat yang berubah
antara lain:
- Wujud/bentuknya
- Volumenya
- Panjang dan Luasnya
- Hambatan Listriknya
- Warnanya
- Daya hantar listriknya.
2. Alat Ukur Suhu
- Berdasarnya zat termometriknya,
- Berdasarkan pembuatnya, Berdasarkan penggunaanya,
3. Pengaturan Suhu Tubuh:
- Pengaturan Temperatur Tanpa Umpan Balik
- Pengaturan Temperatur Dengan Umpan Balik
- Konveksi : bila suhu sekeliling objek lebih rendah dari suhu
lingkungan
- Radiasi : suhu udara behubungan langsung dengan tubuh dan suhu
sekeliling objek tersebut sangat rendah
- Evaporasi : out put dari evaporasi kulit dan paru-paru
- Mekanisme aktivitas tubuh pada lingkungan :
- Transfer Panas: Konduksi , Konveksi , Radiasi , Evaporasi
- Energi Panas Di Bidang Medik
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/365273172/MAKALAH-
TERMODINAMIKA

http://digilib.unimed.ac.id/31522/

https://alcmuthya.blogspot.com/2014/10/makalah-termofisika-
termodinamika.html?m=1

http://mynewblogfebria.blogspot.com/2016/09/thermodinamika-penerapan-
pengaturan.html

https://www.academia.edu/22249351/MAKALAH_TERMOFISIKA_KLP_3

Anda mungkin juga menyukai