Anda di halaman 1dari 24

ERGONOMI DAN PERENCANAAN

SISTEM KERJA 1
NAMA : RONI TAMAR
NO. STBK : 091-2019-0143
PENGERTIAN ERGONOMI
 Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani.
Ergonomi terdiri dari dua suku kata, yaitu: ‘ergon‘ yang berarti
‘kerja‘ dan ‘nomos‘ yang berarti ‘hukum‘ atau ‘aturan‘. Dari kedua
suku kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan bawa ergonomi adalah
hukum atau aturan tentang kerja atau yang berhubungan dengan
kerja.
 Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan dan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan
yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk
merancang suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan
kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan untuk rancangan dan
evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja, agar
dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan, kempuan
dan keterbatasan manusia (International Ergonomics Association /
IEA, 2002).
 Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam
fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993)
dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut: (1) Secara
fokus, ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari
manusia hidup dan bekerja. (2) Secara tujuan, tujuan ergonomi ada dua
hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan
nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya. (3) Secara pendekatan,
pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-
keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan
motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas
manusia tersebut sehari-hari.
 Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-
informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan
karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem,
pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas,
keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia (Chapanis,
1985).
 Ergonomi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2003).
TUJUAN ERGONOMI
 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui
upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
 Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan
kualitas kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir
kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial
baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah
tidak produktif.
 Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek
yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya
dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
MANFAAT ERGONOMI
 Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri
pekerja dan kinerja   pekerja.
 Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
 Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan
pekerja saat bekerja.
 Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian
antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja..
 Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk
meningkatkan produktivitas.
  Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
 Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
 Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan
untuk individu dan institus
PRINSIP ERGONOMI
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan
teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi
adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam
diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
 Bekerja dalam posisi atau postur normal;
 Mengurangi beban berlebihan;
 Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
 Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
 Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
 Minimalisasi gerakan statis;
 Minimalisasikan titik beban;
 Mencakup jarak ruang;
 Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
 Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
 Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
 Mengurangi stres.
JENIS – JENIS ERGONOMI
Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor
lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan
ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan
suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
 Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang
berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material,
gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan
dan kesehatan.
 Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat
dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-
topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja,
pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction,
keandalan manusia, dan stres kerja.
 Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang
relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM,
perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan
partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi dan organisasi
virtual
 Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
ERGONOMI DI INDUSTRI
Dari pengalaman menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan apabila tidak ergonomis akan mengakibatkan banyak
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat,
performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi daya kerja.
Dengan demikian, penerapan ergonomi disegala bidang kegiatan adalah suatu
keharusan.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa konsep
seperti:
 Efektif : bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi
 Nyaman : pekerja tidak gampang lelah
 Aman : timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja
 Sehat : kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit
 Efisien : bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang
sedikit mungkin.
Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat
berkaiatan dengan ergonomi untuk menciptakan metode,
lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi
kosep tersebut sesuai dengan pekerjaan. Jadi konsep
tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
implementasi ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan
oleh fisik pekerja tetapi juga dapat dirasa­kan secara
psikologis juga. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara
terus mene­rus­(dalam keadaan statis) akan menimbulkan
rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri­pada
bagian tubuh tertentu.
Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan
untuk me­nga­­lami beberapa keluhan antara lain :
 Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur
tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa
barang, pengantar barang & penerjun payung.
 Osteo articulardeiatins: scoliosis pada pemain violin & operator
pekerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan
pembawa/pemikul keranjang, datarnya telapak kaki pada para
penunggu, pembuat roti dan pemangkas rambut.
 Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi para
penari, tendon para ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosynovitis pada pemoles kaca, pemain piano dan tukang kayu.
 Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi
kendaraan, tukang kunci, tukang pande besi, reparasi arloji, enjilidan
buku, pemotong kaca, dan pengendara sepeda.
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul
karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk
kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.
 Trauma pada jaringan timbul karena:
 Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.
 Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.
 Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.
 Contoh-contoh dari CTD:
 Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).
 Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu meradang).
 Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).
 Carpal Tunnel Syndrome
 Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).
 White finger (pembuluh darah di jari rusak).
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas
yaitu:
 Lingkungan kerja
 Penerangan/cahaya

 Temperatur/suhu udara
 Kelembaban

 Sirkulasi udara
 Musik

 Kebisingan

 Keamanan

 Getaran mekanis
 Bau tidak sedap
 Tata warna
 Dekorasi
 Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:
 Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.
 Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan
 karyawan.

 Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman,


 nyaman dan selamat.
 Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.
 Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang
memadai.
 Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan
PENERAPAN ERGONOMI DI TEMPAT KERJA
Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.
Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:
1. Posisi Kerja,
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
1.1 Posisi Kerja Duduk
 Keuntungan:
 Mengurangi kelelahan pada kaki.
 Terhindarnya sikap yg tidak alamiah.
 Berkurangnya pemakaian energi.
 Kerugian:
 Melembeknya otot perut.
 Melengkungnya punggung.
 Efek buruk bagi organ bagian dalam.
CONTOH POSISI KERJA DUDUK
1.2. Posisi Kerja Berdiri
Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas tulang
belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.
Kerugian: Otot kaki cepat lelah.
1.3. Posisi Kerja Duduk - Berdiri
Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis dimana tekanan
pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk
maupun berdiri terus menerus.
2.Proses Kerja.
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
2.1. Tata letak tempat kerja.
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak digunakan daripada hanya
kata-kata saja.
2.2. Mengangkat beban.
Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan
otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Metode mengangkat beban


Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat beban yang baik. Metode kine­tik­
dari pedoman penanga­nan harus dipakai yang dida­sar­­kan pada dua prinsip :
Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
 Prinsip kerja mengangkat beban:
 Posisi kaki yang benar.
 Punggung kuat dan kekar.
 Posisi lengan dekat dengan tubuh.
 Mengangkat dengan benar.
 Menggunakan berat badan.
 
2.3.Supervisi medis
 Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
 Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
 Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya
dan mendeteksi bila ada kelainan.
 Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada
wanita muda dan yang sudah berumur.
KESIMPULAN
 Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja
selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan
kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung jawab jawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk
teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya.
 Resiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan disebabkan
oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen, karena pekerja
tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah di
buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang di timbulkan
dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat alat keselamatan kerja
atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum
mempertimbangkan segi ergonominya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai