TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan).
Definisi ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan alat, cara
kerja dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga
diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman dan efisien
sehingga tercapai produktivitas yang setinggi - tingginya. (Sutajaya, 2018).
Menurut yang dikemukakan Santoso (dalam Sutajaya, 2018), ergonomi
adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemamuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan
baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman dan nyaman, untuk mencapai hasil yang optimal maka perlu diperhatikan
performansi pekerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah postur dan
sikap tubuh pada saat melakukan aktivitas kerja.
Organisasi buruh dunia, ILO (Internasional Labor Association),
mendefinisikan ergonomi sebagai penerapan ilmu biologi pada manusia yang
sejalan dengan ilmu rekayasa yang diciptakan untuk mencapai penyesuaian yang
saling menguntungkan antara pekerja dengan pekerjaannya secara optimal dengan
tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan pekerja. Menurut
organisasi Internasional Ergonomi Association (IEA), ergonomi merupakan
human factor, yakni sebuah disiplin keilmuan yang memiliki fokus dalam
memahami interaksi manusia dan elemen lainnya dalam sebuah sistem serta
ergonomi adalah pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode
di dalam desain dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan keberadaan manusia
dan keseluruhan performa dalam suatu sistem. Kesimpulan yang dapat diambil
dari pengertian ergonomi yaitu ergonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang hubungan lingkungan kerja, peralatan, manusia serta kesesuaian antar
manusia, mesin dan lingkungan kerja supaya tercapai efisiensi kerja dan
9
10
Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain
lingkungan kerja dimana pekerja terlibat. Kesatuan data dari beberapa bidang
keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk memaksimalkan
keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat
mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta
untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja. Ilmu faal dan anatomi
memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau anggota
gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya.
Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem
persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental
mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami,
mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu
fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja
dimana pekerja terlibat. Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut,
dalam ergonomi dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi,
dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan
pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan
dan kepuasan pekerja.
Penerapan ilmu ergonomi memiliki tujuan antara lain yakni:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek, yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
(Tarwaka, 2004).
12
mengakibatkan masalah yang serius pada otot dan sendi. Beberapa cedera pada
bagian punggung dan lutut yaitu:
1. Low Back Pain
Cedera pada punggung pada otot-otot tulang belakang yang
mengalami peregangan akibat postur punggung yang membungkuk.
Apabila postur membungkuk ini berlangsung terus menerus maka akan
melemahkan diskus dan dapat menyebabkan putusnya diskus atau disebut
herniation.
2. Penyakit musculoskeletal yang terdapat di bagian lutut sangat berkaitan
dengan tekanan pada cairan di antara tulang dan tendon. Tekanan yang
terjadi pada bagian lutut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya peradangan atau bursitis.
2.3 Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan
secara luas digambarkan sebagai “perasaan lelah, lelah, atau kekurangan energi”.
(Kuku dkk., 2022). Menurut Suma‟mur (dalam Latif, 2022), kelelahan berasal
dari kata lelah yang menunjukkan suatu keadaan yang berbeda baik secara fisik
dan mental, tetapi semuanya mengakibatkan penurunan daya kerja dan
berkurangnya ketahanan tubuh untuk terus bekerja. Sedangkan menurut Tarwaka
(dalam Latif, 2022), Kelelahan adalah suatu cara kerja tubuh melakukan
perlindungan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih lanjut, sehingga
terjadi pemulihan setelah istirahat.
Menurut Nurmianto (dalam Hutabarat, 2017), kelelahan kerja akan
menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya
kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam
industri. Pembebanan otot secara statis pun (static muscular loading) jika
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI
(Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang
diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Kelelahan
17
juga merupakan masalah yang dapat menimpa semua tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Penyebab terjadinya kelelahan yaitu intensitas dan
lamanya kerja fisik dan mental, iklim kerja, penerangan, kebisingan, rasa
khawatir, konflik, tanggung jawab, status gizi dan kesehatan. Kelelahan
merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan
lebih lanjut, sehingga terjadilah pemulihan
Menurut Y. Hutabarat (2017) faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan
dengan banyak hal yaitu :
a. Penyebab medis : flu, anemia, gangguan tidur, hypothyroidism, hepatitis,
TBC, dan penyakit kronis lainnya.
b. Penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup: kurang tidur, terlalu banyak
tidur, alkohol dan miras, diet yang buruk, kurangnya olahraga, gizi, daya
tahan tubuh, circadian rhythm.
c. Penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja: kerja shift, pelatihan tempat
kerja yang buruk, stress di tempat kerja, pengangguran, workaholics, suhu
ruang kerja, penyinaran, kebisingan, monoton pekerjaan dan kebosanan,
beban kerja.
d. Faktor psikologis: depresi, kecemasan dan stress, kesedihan.
e. Beberapa faktor yang mempengaruhi: intensitas dan durasi kerja fisik dan
mental, monoton, iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung jawab,
kecemasan, konflik-konflik, penyakit keluhan sakit dan nutrisi
dipinggang, merasa pernafasan tertekan, haus, suara sesak, merasa pening, spasme
dari kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat.
2.5 Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi organ tubuh manusia yang
dipengaruhi oleh tekanan pada otot. Para ahli fisiologi telah memikirkan sistem
pekerjaan yang mengizinkan individu untuk menjalankan pekerjaan mereka tanpa
dipengaruhi oleh kelelahan yang berlebihan. Pada saat pekerjaan telah berakhir,
mereka tidak hanya dapat memulihkan dirinya dari kelelahan untuk dapat kembali
bekerja pada hari berikutnya, tetapi juga mereka akan mampu menikmati kegiatan
pada saat mereka tidak bekerja. (Sudaryati, 2020).
Fisiologi kerja merupakan salah satu cabang ilmu ergonomi yang fokus
terhadap pengukuran energi yang dikeluarkan atau energi yang dikonsumsi oleh
26