“ERGONOMI”
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan modul ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan modul ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk modul ini, supaya
modul ini nantinya dapat menjadi modul yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada modul ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran:
ii
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunan yang terdiri dua kata yaitu
“ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi ergonomi
adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun
mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
1
Fokus ergonomi adalah pada biomekanik, kinesiologi, fisiologi kerja, dan
antropometri. Biomekanik adalah mekanisme sistem biologi, khususnya pada
tubuh manusia. Pendekatan biomekanik pada desain tempat kerja yang utama
mempertimbangkan kemampuan pekerja, tuntutan tugas, dan peralatan yang
terintegrasi. Kinesiologi merupakan ilmu yang mempelajari pergerakan manusia
dalam fungsi anatomi. Prinsip kinesiologi harus digunakan pada desain tempat
kerja untuk mencegah pergerakan yang tidak sesuai. Fisiologi kerja
menggambarkan reaksi fisiologi pekerja terhadap tuntutan pekerjanya dan
memeliharanya pada batasan yang aman. Antropometri berfokus pada dimensi
tempat kerja, peralatan, dan material. Data antoprometri terdiri dari dimensi
tubuh, jangkauan pergerakan lengan/tangan dan kaki, dan kemampuan kekuatan
otot.
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu
organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian
waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain.
Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan
faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain suatu sistem kerja untuk
mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain
stasiun kerja untuk alat peraga manusia visual (visual display unit station).
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
dari ergonomi berfokus pada perencanaan tugas, peralatan, area kerja, dan sistem
kerja yang disesuaikan dengan kapasitas pekerja yang bertujuan untuk
menciptakab efisiensi serta kenyamanan dalam bekerja dan mencegah dari
kecelakaan.
2
C. Tujuan Ergonomi
D. Manfaat Ergonomi
3
E. Prinsip Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari keserasian kerja dalam suatu
sistem (worksystem). Sistem ini terdiri dari manusia, mesin dan lingkungan kerja
(Bridger, 2003). Pada penerapannya jika pekerjaan menjadi aman bagi
pekerja/manusia dan efisiensi kerja meningkat maka tercapai kesejahteraan
manusia. Keberhasilan aplikasi ilmu ergonomi dilihat dari adanya perbaikan
produktivitas, efisiensi, keselamatan dan diterimanya sistem desain yang
dihasilkan (mudah, nyaman dan sebagainya) (Pheasant, 1999).
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk
menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal
tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara
tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan
sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas
pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu
berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan
menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan
tugas tersebut dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1.
4
Kemampuan Kerja.
Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:
1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi factor usia, jenis
kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama
dan kepercayaan, status kesehatan, kesegaran tubuh, dsb.
2. Physiological capacity ( Kemampuan fisiologis); meliputi kemampuan
dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera, dsb.
3. Psycological Capacity ( Kemampuan psikologis); berhubungan
dengan kemampuan mental, waktu reaksi, kemampuan adaptasi,
stabilitas emosi,dsb.
4. Biomechanical Capacity (kemampuan Bio-mekanik) berkaitan dengan
kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan
tulang.
5
Tuntutan Tugas.
Tuntutan tugas pekerjaan/aktivitas tergantung pada:
1. Task and material Characteristics (karakteristik tugas dan material);
ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan
irama kerja, dsb.
2. Organization Characteristics; berhubungan dengan jam kerja dan jam
istirahat, kerja malam dan bergilir, cuti dan libur, manajemen, dsb.
3. Environmental Characteristics; berkaitan dengan manusia teman
setugas, suhu dan kelembaban, bising dan getaran, penerangan, sosio-
budaya, tabu, norma, adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemar, dsb.
Performansi. Permormansi atau tampilan seseorang sangat tergantung
kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan
yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila:
1. Bila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang
atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir berupa:
ketidaknyamanan, “Overstress”, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa
sakit, penyakit, dan tidak produktif.
2. Sebaliknya, Bila tuntutan tugas lebih rendah daripada kemampuan
seseorang atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir
berupa: “understress”, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak
produktif
3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan
dinamis antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki
sehingga tercapai kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman
dan produktif.
6
G. Kapasitas Kerja
7
4. Antropometri
Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara
mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja
dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh terhadap sikap kerja, tingkat
kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga
menentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk
tidak cocok untuk pekerjaan di tempat suhu tinggi, pekerjaan yang
memrlukan kelincahan, dll.
5. Status Kesehatan dan Nutrisi
Status kesehatan dan nutrisi atau keadaan gizi berhubungan erat satu sama
lainnya dan berpengaruh pada produktivitas dan effisiensi kerja. Dalam
melakukan pekerjaan tubuh memerlukan energi, apabila kekurangan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif kapasitas kerjaakan terganggu. Perlu
keseimbangan antara in-take energi dan output yang harus dikeluarkan.
6. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh
manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik
yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki
kapasitas cadangan untuk melakukan aktivitas berikutnya.
H. Metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi di tempat kerja,
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist, dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai yang sederhana
sampai kompleks.
2. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat
diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak
pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan
8
dimensi fisik pekerja.
3. Follow-up
Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat
kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini memungkinkan
timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko). Menurut
UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang
berhubungan dengan ergonomi, seperti dibawah ini :
5) Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam satu
posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah.
9
REFERENSI
(Online) 348.
97–104.
10