Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ERGONOMY

OLEH :

NAMA : SHEZARI NOOR AZIZAH

NIM : P201801016

KELAS : L1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDY (S-1) ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
1.2      Rumusan Masalah
1.3      Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1      Pengertian Ergonomi
2.2      Sejarah Ergonomi
2.3      Ruang Lingkup Ergonomi
2.4      Tujuan dan Prinsip Ergonomi
BAB III LANDASAN METODOLOGI
3.1      Keterkaitan Ergonomi dengan Teknik Industri
3.2      Bidang Studi Ergonomi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1      Penerapan Ergonomi
4.2      Pendekatan Ergonomi dan Aplikasinya di Industri
BAB V PENUTUP
5.1      Kesimpulan
5.2      Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi
bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya
antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan
kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomic.
            Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan
ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf
pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada
tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah.
Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan
keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan
kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk
menerima ergonomic dan penerapannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut pemaparan rumusan masalah pada makalah ini:


1.  Apa pengertian Ergonomi
2.  Sejarah Ergonomi
3.  Ruang lingkup Ergonomi
4.  Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5.  Apa keterkaitan Ergonomi dan Teknik Industri
6. Bidang studi Ergonomi
7. Penerapan Ergonomi
8. Bagaimana pendekatan Ergonomi dan aplikasinya di industri

1.3 Tujuan

Berikut pemaparan tujuan pada makalah ini:


1. Untuk mengetahui Apa definisi Ergonomi
2. Untuk mengetahui Sejarah Ergonomi
3. Untuk mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
4. Untuk mengetahui Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5. Untuk mengetahui keterkaitan Ergonomi dengan Teknik Industri
6. Untuk mengetahui Bidang studi Ergonomi
7. Untuk mengetahui Penerapan Ergonomi
8. Untuk mengetahui aplikasi Ergonomi di Industri
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ergonomi

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya
antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the Job to the
worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan
hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan
kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”

2.2 Sejarah Ergonomi

Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang
oleh Prof. Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal
istilah human factoratau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomi dan human factor)
hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada
performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya,
keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang
lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana,
seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya
perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada
awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang
terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat
Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan
gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk
mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric(Amerika) melakukan
suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek
Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan
menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata
bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja
lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

2.3 Ruang Lingkup Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani
beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari
masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi,
psikologi, fisika, dan teknik.
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh
atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya.
Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam
kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara
bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses
motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain
lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan
untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat
mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.

2.4 Tujuan dan Prinsip Ergonomi

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-tujuan
dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):
1.  Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan
kerja.
2.  Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang
tinggi.

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan
meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat
12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal.
b. Mengurangi beban berlebihan.
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
f. Minimalisasi gerakan statis.
g. Minimalisasikan titik beban.
h. Mencakup jarak ruang.
i.  Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
j.  Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja
BAB III

LANDASAN METODOLOGI

3.1 Keterkaitan Ergonomi dengan Teknik Industri

Disiplin TeknikIndustri sangat luas mulai dari aras mikro (lantai produksi) sampai dengan
aras makro (sistem industri dan lingkungannya). Area yang bisa ditangani pada hakekatnya bisa
dikelompokkan kedalam tiga topik yang selanjutnya bisa dipakai sebagai landasan utama
pengembangan dan implementasi disiplin Teknik Industri ini; yaitu pertama, berkaitan erat
dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut dinamika aliran material yang terjadi di
lantai produksi. Disini akan menekankan pada prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses
transformasi --- seringkali juga disebut sebagai proses nilai tambah --- dan aliran material yang
berlangsung dalam sistem produksi yang terus berkelanjutan sampai meningkat ke persoalan
aliran distribusi dari produk akhir (output) menuju ke konsumen. Topik pertama akan banyak
dihadapkan pada implementasi pendekatan ergonomi di lini produksi sebuah industri dan secara
historis tercatat telah memunculkan disiplin baru yang kemudian dikenal sebagai ergonomi
Industri. Aplikasi ergonomi industri --- the science of people at industrial works --- terkait
dengan studi yang fokus pada kinerja manusia (physiology dan psychology) untuk memperbaiki
sistem kerja yang melibatkan manusia, material, mesin/peralatan, tata cara kerja (methods),
enersi, informasi dan lingkungan kerja. Dalam hal ini ada tiga area aplikasi ergonomi industri
yang sering dilakukan yaitu (a) employee safety and health concern, (b) cost-or-productivity
related fields, and (c) the comfort of people. Moroney (1995) melihatnya dari tingkatan mikro,
ergonomi industri akan terkait dengan persoalan-persoalan faktor manusia sebagai individu
dalam perancangan area/stasiun kerja (workplace design) dan ranah kognitif; sedangkan untuk
tingkatan makro, ergonomi industri akan berhadapan dengan berbagai ragam variasi budaya
(cultural variables) yang memerlukan pendekatan-pendekatan sistemik dan holistik didalam
menyelesaikan persoalan industri yang semakin kompleks
Topik kedua berkaitan dengan dinamika aliran informasi. Persoalan pokok yang ditelaah
dalam hal ini menyangkut aliran informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
manajemen khususnya dalam skala operasional. Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan
produksi agregat, pengendalian kualitas, dan berbagai macam problem manajemen
produksi/operasional akan merupakan kajian pokoknya. Selanjutnya topik ketiga cenderung
membawa disiplin Teknik Industri ini untuk bergerak kearah persoalan-persoalan yang bersifat
makro-strategis. Persoalan yang dihadapi sudah tidak lagi bersangkut-paut dengan persoalan-
persoalan yang timbul di lini aktivitas produksi ataupun manajemen produksi melainkan terus
melebar ke persoalan sistem produksi/industri dan sistem lingkungan yang berpengaruh
signifikan terhadap industri itu sendiri. Topik ketiga ini cenderung membawa disiplin teknik
industri untuk menjauhi persoalan-persoalan teknis (deterministik-fisik-kuantitatif) yang umum
dijumpai di lini produksi (topik pertama) dan lebih banyak bergelut dengan persoalan non-teknis
(stokastik-abstraktif-kualitatif). Berhadapan dengan problematika yang kompleks, multi-variable
dan/atau multi-dimensi; maka disiplin Teknik Industri akan memerlukan dasar kuat (dalam
bidang keilmuan matematika, fisika, maupun sosial-ekonomi) untuk bisa memodelkan,
mensimulasikan dan mengoptimasikan persoalan-persoalan yang harus dicarikan solusinya.

3.2 Bidang Studi Ergonomi

Beberapa bidang studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi terdapat tiga
bidang studi dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi manusia dan beberapa karakteristik antropometrik,
fisiologis, dan bio mekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
2.  Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan
respon motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara manusia dan elemen lain dari
sistem. Topik yang relevan meliputi beban kerja mental, pengambilan keputusan, kinerja
terampil, interaksi manusia-komputer, kehandalan manusia, stress kerja, dan pelatihan yang
berhubungan dengan manusia-sistem dan desain interaksi manusia komputer.
3.  Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk struktur
organisasi, kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi, awak manajemen
sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja baru, dan manajemen
mutu.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Ergonomi

Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan ergonomi
antara lain dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan cara
mengangkat beban.
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi
tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan
timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

4.2 Pendekatan Ergonomi dan Aplikasinya di Industri

Berikut beberapa point dari pendekatan ergonomi dan aplikasinya di industri:


1. Perancangan, modifikasi, penggantian/perbaikan fasilitas kerja untuk meningkatkan
produktivitas, kualitas produk dan lingkungan kerja fisik
2. Perancangan, modifikasi area dan tempat kerja,tata letak (layout) fasilitas produksi untuk
memudahkan dan mempercepat operasi kerja, material handling, service dan maintenance
3. Perancangan dan modifikasi tata cara kerja (work methods) termasuk dalam hal ini
mekanisasi/ otomasi proses dan alokasi beban kerja dalam sebuah sistem kerja manusia-mesin
4. Perancangan kondisi lingkungan fisik kerja yang mampu memberikan kenyamana,
keamanan/keselamatan dan kesehatan kerja bagi manusia-operator (temperatur, noise,
pencahayaan, vibrasi, dll) untuk meningkatkan motivasi kerja, kualitas kerja, kualitas
lingkungan kerja dan produktivitas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam
hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan
masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja
serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya

5.2 Saran

Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja


manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk
mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu
cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber
daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia
(human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur
manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.
Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari
segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam
perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
DAFTAR PUSTAKA

Makalah Ergonomi. [Online] [Cited: Januari Kamis, 2017.]


http://decanisme.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ergonomi.html.
Contoh Makalah Mahasiswa yang Benar Beserta Pedoman Pembuatan Makalah. [Online] [Cited:
Januari Rabu, 2017.] http://ciputrauceo.net/blog/2015/2/5/contoh-makalah-mahasiswa-yang-
benar-beserta-pedoman-pembuatan-makalah.
Hubungan Teknik Industri dan Ergonomi. [Online] [Cited: Januari Kamis, 2017.]
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/03/hubungan-teknik-industri-dan-ergonomi.html.
Makalah MASALAH ERGONOMI DI TEMPAT KERJA. [Online] [Cited: Desember Kamis,
2017.] http://atin-kuliahku.blogspot.co.id/2012/05/makalah-masalah-ergonomi-di-tempat.html.
Bidang Studi Ergonomi. [Online] [Cited: Desember Kamis, 2017.]
http://sobatbaru.blogspot.com/ 2010/03/pengertian-ergonomi.html, 2011):
Penerapan Ergonomi. [Online] [Cited: Desember Kamis, 2017.]
http://www.depkes.go.id/downloads/ Ergonomi.PDF, 2011

Anda mungkin juga menyukai