PENDAHULUAN
adanya
perubahan
kearah
industrialisasi
tersebut
maka
umumnya
kesehatan
tenaga
pekerja
sangat
mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan
dan
lingkungan
dapat
mempengaruhi
pembangunan
ekonomi.
Dimana
1.3.2
BAB II
Pengertian Ergonomi
Ergonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang
mengatur bagaimana manusia bekerja. Istilah ergonomi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos (peraturan dan hukum kerja) serta dapat
didefenisikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologi tentang manusia bersama-sama
dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama
lain
secara
optimal
dari
manusia
terhadap
pekerjaannya.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaanpekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan
yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif
termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia.
(Sutalaksana : "Teknik Tata Cara Kerja").
Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan
pada kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat.
Faktor keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam
pengertian efisiensi tersebut. (Wesley E Woodson).
Suatu rancangan memenuhi kriteria baik apabila mampu memenuhi
konsep ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,Sehat dan Efisien). Dan untuk mencapai
konsep ENASE ini maka ilmu ergonomi memiliki peran yang sangat besar.
Karena di dalam ilmu ergonomi manusia merupakan bagian utama dari sebuah
system (Human Integrated Design), maka harus disadari benar bahwa faktor
manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem
manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual,
semiautomatics (mekanik) ataupun full-automatics.
Dalam penyelidikannya Ergonomi pada dasarnya dikelompokkan atas
empat bidang penyelidikan, yaitu :
fisik
manusia
(Biomekanika)
3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja (Antropometri)
4. Penyelidikan tentang lingkungan fisik
Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan itu, maka terlibat sejumlah
disiplin dalam ergonomi, yaitu :
a. Anatomi dan fisiologi ; cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
tubuh pada manusia.
b. Antropometri : ilmu yang mempelajari tentang ukuran-ukuran/dimensi
tubuh manusia.
c. Fisiologi psikologi : ilmu yang mempelajari sistem syaraf dan otak.
d. Psikologi eksperimen : ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan
tingkah laku manusia.
Oleh murel dan kawan-kawan, fungsi ergonomi dirumuskan sebagai studi
ilmiah tentang perkaitan antara orang dengan lingkungan kerjanya (The
Scientific Study of the relationship between man and his working environment).
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas rancang bangun
(design) ataupun rancang ulang (Redesign). Inti dari ergonomi adalah suatu
prinsip pekerjaanlah yang harus disesuaikan terhadap kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia (fitting the job to the man rather than the
man to the job). Ini berarti dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu
diperhatikan faktor-faktor apa saja yang menjadi kelebihan dan keterbatasan
manusia sebagai pelaku kerja. Salah satu faktor keterbatasan manusia yang harus
diperhatikan adalah ketrbatasn dalam ukuran dimensi tubuh. Untuk tujuan
perancangan inilah dibutuhkan data-data mengenai diri seseorang.
kerja.
Dua faktor yang mempengaruhi unjuk kerja operator, yakni viewing
layar.
Pastikan bahwa ada cahaya cukup untuk pekerjaan yang tidak
menggunakan layar tampilan.
Ergonomi
Fisik
berkaitan
dengan
anatomi
tubuh
manusia,
atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja
dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen
ergonomis, keset untuk berdiri.
7. Pencahayaan yang inadekuat (Inadequate Lighting) : Sumber atau level
dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan yang
pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat
mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk
jendela.
Sedangkan menurut WHO, faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan
ergonomi yang juga kerap menimbulkan MSDs (Musculoskeletal Disorders)
sebagai berikut:
1. Exertion of high-intensity force (Keram otot) : Mengangkat, Membawa,
mendorong, menarik objek yang berat. Hindari penanganan manual atas
objek yang berat.
2. Handling heavy loads over long periods of time (Penyakit degenerative
khususnya pada lumbar tulang belakang) : Mengenakan alat-alat berat
secara manual. Solusinya kurangi masa beban dan jumlah penanganan
setiap harinya.
3. Frequently repeated manipulation of object (Lelah dan perubahan struktur
otot) : Mengetik terlalu lama dan sousinya kurangi frequensi pengulangan.
4. Working in unfavorable posture (Gangguan pada tulang dan unsur-unsur
otot). Bekerja sambil jongkok, atau tangan diatas bahu. Solusinya bekerja
dengan tubuh yang tegak dan tangan dekat dengan tubuh.
5. Static muscular load (Aktivitas otot yang tiada jeda dan memungkinkan
overload) : Bekerja di confined space dan solusinya relaksasi otot.
6. Muscular inactivity (Hilang kapasitas fungsional otot, tendon, tendon, dab
tulang) : Duduk lama tanpa adanya pergerakan dan solusinya sesekali
berdiri, peregangan otot, olahraga.
7. Monotonous repetitive manipulations (Keluhan tidak spesifik pada bagian
ekstremitas atas) : Pekerjaan berulang pada otot yang sama tanpa adanya
relaksasi dan solusinya jeda aktivitas dan kerja.
8. Application of vibration (Disfungsi sistem syaraf, menghambat aliran
darah, penyakit degenerative) : Menggunakan hand-tool, duduk diatas
kendaraan yang bergetar dan solusinya gunakan alat serta tempat duduk
yang meredam getaran.
menjahit
yang
didukung
oleh
pencahayaan
yang
lemah
Antropometri
Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri
yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara
khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.
Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah
suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat
dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata) dan standar deviasinya dari satu
distribusi normal.
Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia. Informasi ini diperlukan
untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian,
keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat
juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan
fungsi tubuh ( termasuk bentuk dan ukuran tubuh) dengan disain alat-alat yang
digunakan manusia.
Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,
data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan
membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Variasi Data Antropometri
Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia,
yaitu:
1. Umur/Usia
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan
menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia
dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu :
a. Balita Anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa, dan
d. Lanjut usia.
2. Jenis kelamin (sex)
Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang
signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan
begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya
daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan
dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki
dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu
akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi
tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi
tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan
dengan negara-negara berkembang.
5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh
terhadap ukuran tubuh.
oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Alat-Alat Ukur Antropometri (Antropometer)
sesama
pekerja,
pengorganisasian
yang
lebih
baik
dan
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
8. Desain
Konsep Keseimbangan Ergonomi
Sudut pandang ergonomi menjelaskan antara tuntutan tugas dan kapasitas
kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performa kerja
yang tinggi. Hal ini menunjukan tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu
rendah (underload), dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload) karena
keduanya akan menyebabkan stres (Tarwaka, 2004).
Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dan tuntutan tugas dapat
diilustrasikan seperti pada gambar berikut (Manuaba, 2000).
TASK DEMAND
PERFORMANCE
Quality
Fatigue
Discomfort
Injury
Stress
Accident
Diseases
Productivity
WORK CAPACITY
pendidikan,
pengalaman,
status
sosial,
agama
dan
dsb.
Environmental Characteristics(Karakteristik Lingkungan), berkaitan
dengan manusia dan tuntutan tugas, suhu dan kelembaban, bising dan
getaran, penerangan/pencahayaan, sosial budaya, tabu, norma, adat dan
overstress
kerja
personal,
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama dalam analisis
perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
g. Cacat Tubuh secara fisik
Cacat tubuh mempengaruhi suatu data antropometri, tubuh yang cacat
dapat mempengaruhi dimensi tubuh tersebut.
h. Keacakan / Random
Perbedaan distribusi secara statistik dari dimensi kelompok anggota
masyarakat dapat dipresentasikan dengan dengan distibusi normal, dan
menggunakan persentil yang dapat diduga jika rata-rata dan standar
deviasi diketahui.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan maka ada
beberapa rekomendasi yang diberikan untuk tahapan-tahapan dalam penggunaan
data tersebut (Wickens, 1997) :
diatas.
Lakukan pengujian hasil rancangan.
besar populasi yang akan digunakan. Akan tetapi karena begitu besarnya
variasi dimensi tubuh manusia, akan sangat sulit untuk dapat
mengakomodasi kebutuhan seluruh populasi. Karena itulah digunakan
prinsip maksimum atau minimum (ekstrim) dalam perancangan.
Perancangan untuk nilai populasi maksimum adalah keputusan yang tepat
jika dapat mengakomodasikan semua orang, misalnya tinggi pintu.
Sebaliknya untuk perancangan dengan populasi minimum, contohnya
jarak tombol pengendali dari operator dan kekuatan yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan tombol. Keterbatasan dari konsep perancangan ini
adalah bahwa ada sebagian kecil populasi yang tidak terakomodasi oleh
rancangan yang dibuat.
b. Perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan
Beberapa segi/bagian tertentu dari peralatan atau fasilitas dapat dirancang
sehingga dapat disesuaikan dengan individu yang memakainya. Contohnya
adalah kursi mobil, kursi kantor dan lain-lain. Meskipun konsep
perancangan seperti ini sangat dianjurkan, seringkali dalam hal teknis
maupun
biaya
sulit
untuk
membuat
rancangan
yang
mampu
Antropometri Dinamis
digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu
(Wignjosoebroto, 2003):
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum
atau maksimum)
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas
yang akan di rancang tersebut dapat di pakai dengan enak dan nyaman
oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya. Contohnya:
Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari
orang pendek, ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi
dan lain-lain.
2. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut dapat menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman
oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya rancangan
ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih
tinggi. Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan
kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau tinggi permukaan
mejanya.
antropometri
berasal
berarti
manusia
dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam
proses perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara
luas antara lain dalam hal, (Menurut Wignjosoebroto, 2003):
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh mana yang
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rencana tersebut
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,
dalam hal ini perlu juga diperhatikan apakah harus menggunakan data
dimensi tubuh statis ataukah data dimensi tubuh dinamis
3. Selanjutnya
tentukan
populasi
terbesar
yang
harus
diantisipasi,
data
tersebut
dan
tambahkan
faktor
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
= Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari atas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala
= Tinggi mata dalam posisi duduk
= Tinggi bahu dalam posisi duduk
= Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
= Tebal atau lebar paha
= Panjang paha yang diukur dari ujung pantat sampai dengan ujung lutut
= Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang
dari lutut/betis
= Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
= Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantaisampai dengan
paha
= Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
= Lebar pinggang/pantat
= Lebar dari dada dalam keadaan membusung
= Lebar perut
= Panjang siku yang diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jarijari dalam posisi tegak
= Lebar kepala
= Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari-jari
dalam posisi tegak
= Lebar telapak tangan
= Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping
= Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,
= Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, tetapi posisi duduk
= Jarak tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari
Tangan
Data antropometri dibuat sesuai dengan ukuran tubuh laki-laki dan
Temperatur
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar adalah jika
perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin. Semua ini dari keadaan normal tubuh.
Dalam keadaan normal anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbedabeda, seperti bagian mulut sekitar 37C, dada sekitar 35C, dan kaki sekitar 28C.
Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena memiliki
kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika
terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya. Menurut
49C : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas
3
4
akan mencapai tingkat paling tinggi pada temperatur sekitar 24C sampai 27C.
b. Kelembaban (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang terkandung
dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur
udara. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
karena sistim penguapan, dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas
tubuhnya dengan suhu disekitarnya.
c.
Karbondioksida
dan
0,9%
gas
lainnya
(campuran).
Oksigen
terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk
menjaga kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). Udara di sekitar kita
dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan bercampur
dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika kita menghirup udara
kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara
dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor
dengan udara yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu
membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.
d. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang
kurang mengakibatkan pekerja mudah lelah karena mata akan berusaha melihat
dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata akan mengakibatkan pula
kelelahan mental dan lebih jauh bisa merusak mata. Kemampuan mata untuk
melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras
antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness) serta lamanya waktu
untuk melihat objek tersebut.
Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang
kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari
sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dilihat
yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita.
e.
Kebisingan (Noise)
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita,
karena dalam waktu panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu
ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan
komunikasi. Ada 3 aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan
kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
b. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang
menunjukan besarnya arus energi per satuan luas.
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombanggelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan
dalam jumlah getaran per detik (Hz).
getaran ini ditentukan oleh intensitas, frekuensi, getaran dan lamanya getaran itu
berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia juga memiliki frekuensi
alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran akan
menimbulkan gangguan-gangguan antara lain :
a. Mempengaruhi konsentrasi kerja
b. Mempercepat datangnya kelelahan
c. Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti : mata, syaraf, oto-otot.
g. Bau Bauan
Adanya bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai polusi
akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan kelembaban
merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang tepat merupakan
salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang
mengganggu sekitar tempat kerja.
h. Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada
disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan
mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti :
a.
b.
c.
d.
e.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja
perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam
keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan menguntungkan
karena kesan sempit cenderung menimbulkan stres.
Pengertian Kelelahan (Fatigue)
Lelah adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar
dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah
kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu,
tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas
kerja serta ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kelelahan berperan
dalam menjaga homeostatis tubuh.
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi suatu kondisi yang telah
dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan pada umumnya mengarah
pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini
bukan merupakan satu-satunya gejala.
Secara harafiah, fatigue dapat diartikan secara sederhana sama dengan
kelelahan yang sangat (deep tiredness), mirip stres, bersifat kumulatif. Bila
dikaitkan dengan pengalaman seperti apa sebenarnya fatigue itu, pengertiannya
menjadi bervariasi. Dari berbagai literatur, fatigue sering dihubungkan dengan
kondisi kurang tidur, kondisi akibat tidur yang terganggu, atau kebutuhan kuat
untuk tidur yang berhubungan dengan panjangnya waktu kerja, dan stres-stres
kerja (dan penerbangan) yang bervariasi.
Ahli lainnya sering mengkaitkan fatigue dengan perasaan lelah bersifat
subjektif, hilangnya perhatian bersifat temporer, dan menurunnya respon
psikomotor atau berhubungan dengan gejala-gejala yang dikaitkan dengan
menurunnya
atau,
berhubungan
dengan
menurunnya performance.
Fatigue juga kerap dikaitkan dengan kondisi non-patologis yang dapat
membuat kemampuan seseorang menurun dalam mempertahankan kinerja yang
berhubungan dengan stres fisik maupun mental atau, terganggunya siklus biologis
tubuh (jetlag).
Kelelahan kerja menurut Tarwaka (2004), merupakan suatu mekanisme
perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan
demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat.
Kelelahan adalah perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan fisik
yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga menagkibatkan
efektifitas dan efisiesni kerja menurun (Saito, 1999).
Menurut Kroemer 1997, kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai
dengan adanta persaan lelah dan kita merasa segan dan aktivitas akan melemah
serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh. Kelelahan mempengaruhi kapasitas
fisik, mental, dan Tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan
adalah
agregat
dari
semua
tekanan
yang
berbeda
dalam
sehari. Visualisasikan ini sebagai barel sebagian diisi dengan air. Waktu istirahat
penyembuhan adalah keluar dari laras. Untuk memastikan bahwa laras tidak
meluap kita harus memastikan bahwa inflow dan outflow adalah dari urutan yang
sama besarnya. Dengan kata lain, untuk menjaga kesehatan dan efisiensi proses
penyembuhan harus membatalkan tekanan. Penyembuhan terjadi terutama pada
malam-waktu tidur, tetapi periode gratis selama hari dan segala macam jeda
selama bekerja juga membuat kontribusi mereka. Kelelahan mempunyai beragam
penyebab yang berbeda, yaitu :
a. Beban Kerja
Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja,
baik fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi
kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja. (Depkes, 1991)
b. Beban Tambahan
kerja
sebagai
akibat
pekerjaannya
(Kepmenaker,
No:
Kep-
2
3
4
yang terkait).
Cocok depresi (kekhawatiran tak berdasar).
Umum melemahnya drive dan keengganan untuk bekerja.
Meningkatkan kemungkinan penyakit.
Penyakit ini sebagian besar tidak jelas dan datang di bawah judul dari
gangguan psikosomatik. Istilah ini diterapkan untuk gangguan fungsional dari
organ internal atau sirkulasi yang dinilai menjadi manifestasi eksternal dari
konflik psikologis dan kesulitan. Beberapa gejala yang lebih umum adalah:
1. sakit kepala
2. Kepeningan
3. hilangnya tidur
4. denyut jantung tidak teratur
5. berkeringat mendadak cocok
6. kehilangan nafsu makan
7. pencernaan masalah (sakit perut, diare, sembelit).
8. Penyakit lebih berarti absen lebih dari pekerjaan, terutama absen
singkat, menunjukkan bahwa penyebab ketidakhadiran adalah
kebutuhan untuk lebih banyak istirahat.
Orang-orang yang memiliki masalah psikologis dan kesulitan dengan
mudah jatuh ke dalam keadaan kelelahan kronis dan seringkali sulit untuk
memisahkan mental mereka dari masalah fisik mereka. Dalam prakteknya, sebab
dan
akibat
sulit
untuk
membedakan
dalam
kasus-kasus
klinis
Perancangan
dengan
Antropometri
(Antropometric
hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari
energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit
mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik akan
mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat
dideteksi melalui perubahan :
a) Konsumsi oksigen.
b) Denyut jantung.
c) Pengeluaran Energi.
d) Peredaran udara
e) Temperatur tubuh.
f) Konsentrasi asam laktat
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan
erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja
biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
pengukuran :
a) Kecepatan denyut jantung
b) Konsumsi oksigen
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang
penting dan pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam
penelitian laboratorium. Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa
digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut
jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut
jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung
pada saat istirahat. (Widyasmara, 2007).
Pengukuran Beban Psikologis
Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap
saat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi
tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja
(internal) atau dari luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik
factor internal maupun eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata,
sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau
faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah laku
dan
penuturan
pekerja
sendiri
yang
dapat
diidentifikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashfal, Ray C. (1999). Industrial Safety and Health Management 4th Edition.
New Jersey : Prentice Hall