Anda di halaman 1dari 55

ERGONOMI

DI TEMPAT
KERJA
Latar Belakang Ergonomi
di Tempat Kerja
Manusia –> mahluk kreatif –> ingin
ke arah lebih baik.
❑ Penciptaan produk
❑ Penciptaan pekerjaan
❑ Penciptaan alat-alat bantu
❑ Penciptaan metode kerja.
Latar Belakang

❑ Zaman dulu : Alat-alat dibuat sendiri


❑ Sekarang : Produk di Produksi secara massal
Kendala :
Ketidak sesuaian antara yang diinginkan produsen
dan karakteristik konsumen.
Sejarah Perkembangan Ergonomi
➢ Tahap “Pure Engineering”
Dimulai dari revolusi industri diperkenalkan mesin uap.
Dipelajari tentang peningkatan produktivitas yang dapat dilakukan oleh teknologi rekayasa
seperti mesin uap dalam menggantikan tenaga manusia dan hewan (sapi atau kuda). Istilah
“pure engineering” diperkenalkan oleh Singleton pada tahun 1972.
➢ Tahap “ Scientific Management and Work Study”
Penekanan pada manajemen pekerjaan untuk meningkatkan produktivitas. F.W. Taylor (pada
awal abad 20),
Teori ”rational economic man” yang menyatakan bahwa produktivitas kerja dapat ditingkatkan
dengan memberikan disain pekerjaan yang baik pada rational economic man (Orang yang
bertindak untuk mendapatkan kesejahteraan (well-being) setinggi mungkin untuk dirinya
sendiri).
Gilbreth memperkenalkan tentang work study : penekanan pada metode kerja yang sebaiknya
dibagi dalam elemen-elemen kerja yang terdiri dari ”basic movements” dan prosedur yang
dibutuhkan oleh pekerjaan, sehingga pelaksanaan kerja dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Sejarah Perkembangan Ergonomi
➢ Tahap Modern Ergonomi
Ahli ergonomi menekankan perhatiannya pada disain dan evaluasi dari
sistem kerja dan hasil produksi .
Ergonomi tidak lagi dilihat sebagai bagian terpisah dalam sistem
manajemen perusahaan tetapi sebagai bagian terpadu
➢ Perkembangan Kedepan
a) Mengikuti dan saling mempengaruhi perkembangan teknologi
informasi dan komputer
b) Mengikuti dan saling mempengaruhi perkembangan manajemen
organisasi perusahaan
c) Proses adaptasi dalam transfer teknologi dari negara maju ke negara
berkembang.
ERGONOMI
❑Dalam upaya kesehatan kerja, perbaikan ergonomi
merupakan upaya preventif agar pekerja dapat bekerja
dengan nyaman dan terhindar dari penyakit akibat kerja
(PAK).
❑Perbaikan dilakukan dengan menyesuaikan tuntutan
tugas (pekerjaan) dengan kemampuan fisik dan mental
pekerja serta mengendalikan faktor risiko ergonomi
yang bersumber pada pekerjaan.
❑Contohnya : desain mesin, desain workstation, posisi
duduk, alat bantu tangan, beban angkat angkut
diupayakan agar pekerja terhindar dari postur janggal
yang dapat menimulkan gangguan muskuloskeletal
(trauma kumulatif) upaya yang kompleks ini telah
berkembang menjadi ilmu ergonomi.
DEFINISI ERGONOMI
ERGONOMI ERGON : KERJA
NOMOS :
PERATURAN/HUKUM
❑ Ilmu tentang bekerja (Study Of Work) atau ilmu tentang kerja.
❑ Penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan
ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama
lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang
memanfaatkan dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan
kerja.
DEFINISI ERGONOMI
❑ International ergonomic Association mendefinisikan bahwa ilmu
ergonomi atau human factor science sebagai disiplin ilmu yang
mempelajari interaksi antara manusia dan elemen-elemen dalam
sistem yang terkait dan merupakan profesi yang mengaplikasikan
teori, prinsip, data dan metode untuk mendisain kerja dalam
mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara
keseluruhan.
Faktor Ergonomi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga
Kerja, disebabkan Oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang meliputi
cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap Tenaga Kerja
(Permenaker Nomor 5 Tahun 2018).
LEGAL ASPEK ERGONOMI
UU NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
DAN
PERMENAKER NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN KERJA

Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 → Pasal 1 menjelaskan pengertian


mengenai faktor ergonomi.
→ Pasal 5 Pada (Point 1) menjelaskan pelaksanaan syarat-syarat k3
lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan (Point 2) pengukuran dan
pengendalian lingkungan kerja yang salah satunya adalah faktor ergonomi.
Ruang Lingkup Ergonomi
Menurut ILO Ruang Lingkup Ergonomi :
❑ Tidak terbatas pada aspek fisik dan fisiologik yang mencakup antropometri, kerja otot,
postur kerja, biomekanik, kelelahan umum dan pemulihan kelelahan,
❑ Namun telah berkembang meluas pada aspek psikologik yang mencakup beban kerja
mental, kewaspadaan, dan kelelahan mental,
❑ Aspek organisasi mencakup pengorganisasian pekerjaan, jam kerja produktif, pola
istirahat, perubahan pola tidur
❑ Bahkan lebih luas lagi yaitu aspek disain sistem kerja dimana terjadi interaksi manusia
dengan mesin yang mencakup workstation, alat, sistem pengendali, indikator dan
panel, proses dan desain informasi.

Penjelasan mengenai faktor ergonomi menurut Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 →


meliputi pengumpulan data antropometri pekerja dan penggunaannya, desain layout
tempat kerja, desain manual handling di tempat kerja, dan penilaian batas beban angkat
aman, dll.
Misi Pokok Ergonomi
1) Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang
menggunakan.
Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya saja (ukuran anggota tubuh:
tangan kaki, tinggi badan), tetapi juga kemampuan intelektual atau berpikirnya.
Cara meletakkan dan penggunaan mesin otomatis dan komputerisasi di suatu
pabrik misalnya, harus disesuaikan dengan tenaga kerja yang akan
mengoperasikan mesin tersebut, baik dari segi tinggi badan dan
kemampuannya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah
mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut.
2) Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah
cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu
proes kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.
Tujuan Ergonomi
❑ Tujuan ergonomi adalah mencegah kecelakaan kerja dan mencegah
ketidakefisienan kerja (meningkatkan produksi kerja).
❑ Di samping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena
apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh
pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.
❑ Apabila dalam menyelesaikan pekerjaan orang tidak memerlukan
peralatan, bukan berarti ergonomi tidak berlaku. Dalam hal ini ergonomi
dapat berlaku, yakni bagaimana mengatur cara atau metode kerja
sehingga meskipun hanya dengan menggunakan anggota tubuh saja
pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan
Klasifikasi Ergonomi

1) Ergonomi fisik (physical ergonomics)


Berkaitan dengan aktifitas fisik manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
fisik antara lain: anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika, kekuatan fisik manusia kerja, postur kerja, beban fisik kerja, pemindahan
material, studi gerakan dan waktu kerja, tata letak tempat kerja, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, ukuran / dimensi tempat atau alat kerja, fungsi indra dalam kerja, control
& display dsb. Sampai saat ini dan mungkin untuk masa yang akan datang, ergonomi
fisik merupakan aspek terbesar dalam keilmuan atau profesi ergonomi.
Klasifikasi Ergonomi..
2) Ergonomi kognitif (cognitive ergonomics)
Berkaitan dengan proses mental manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
kognitif antara lain: persepsi dalam kerja, ingatan dalam kerja, reaksi dalam kerja, beban
kerja, pengambilan keputusan, performa kerja, human-computer interaction, kehandalan
manusia, motivasi kerja, stres kerja.
3) Ergonomi organisasi (organizational ergonomics)
Berkaitan dengan sosioteknik dalam sistem kerja. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
organisasi antara lain: sturktur organisasi kerja, kebijakan dan proses, komunikasi kerja,
manajemen SDM, alokasi fungsi kerja, task analysis, perancangan waktu kerja, teamwork,
participatory approach, komunitas kerja, kultur organisasi, organisasi virtual, produktivitas
kerja tim / individu.
4) Ergonomi lingkungan (environmental ergonomics)
Berkaitan dengan hal-hal di sekitar orang berkerja, biasanya berupa lingkungan fisik. Topik
yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain: pencahayaan di tempat kerja,
temperatur di tempat kerja, kebisingan di tempat kerja, getaran di tempat kerja, desain
interior tempat kerja termasuk bentuk dan warna.
SISTEM KERJA
MANUSIA

SARANA PRASARANA

PRODUK
&
PRODUKTIVITAS
1. Manusia sebagai Tenaga Kerja
• Faktor dari dalam • Faktor dari luar
1. Umur 1. Asupan gizi
2. Jenis kelamin 2. Lingkungan kerja
3. Kecerdasan 3. Penyakit
4. Kekuatan otot/fisik 4. Sosial ekonomi
5. Bentuk dan ukuran 5. dll
tubuh
6. dll
2. Sarana Kerja
• Sarana kerja yang tidak memadai, tidak adanya
keserasian ukuran dan bentuk sarana kerja terh
adap tenaga kerja

• Efektifitas dan efisiensi kerja tidak optimal

• Kerugian:
• Hilangnya jam kerja,terhambatnya /
menurunnya produksi dan produktivitas kerja
ANTROPOMETRI TENAGA KERJA
ERGONOMI ANTROPOMETRI

1. ANTROPOMETRI STATIS/STRUKTURAL
2. ANTROPOMETRI DINAMIS/FUNGSIONAL
PERANCANGAN PIRANTI KERJA
DENGAN PEKERJA
Antropometri adalah suatu studi tentang
pengukuran yang sistematis clari fisik tubuh
manusia, terutama mengenai dimensi bentuk
dan ukuran tubuh yang dapat digunàkan dalam
klasifikasi dan perbandingan antropologis.
1. Antropometri Statis / Struktural
Pengukuran dimensi pada permukaaan tubuh manusia dengan orang yang diukur dalam keadaan
diam/statis. Contoh : pengukuran tinggi badan berdiri.
2. Antropometri Dinamis / Fungsional
Pengukuran dimensi tubuh manusia dan ciri-ciri fisik lain yang berkaitan saat orang yang diukur sedang
bergerak atau sedang melaksanakan pekerjaan yang berkaitan. Contoh : pengukuran sudut putaran
tangan.
MANFAAT ANTROPOMETRI
PERLNDUNGAN KESEHATAN,
KESELAMATAN, DAN
BAGI TENAGA KERJA KENYAMANAN KERJA

BAGI ALAT KERJA RELATIF LEBIH AMAN

KUALITAS DAN
PRODUKTIVITAS KUANTITAS LEBIH BAIK

PRODUK LEBIH BERKUALITAS


SIKAP KERJA
Sikap tubuh tidak alamiah

Gerakan tubuh tidak alamiah

Rasa sakit muncul

Cepat lelah

Waktu produksi panjang

Biaya produksi tinggi


SIKAP KERJA ERGONOMIS
1. MENGHINDARKAN SIKAP YANG TIDAK
ALAMIAH DALAM BEKERJA
2. BEBAN STATIS MENJADI SEMINIMAL M
UNGKIN
3. PEMBUATAN/PENENTUAN KRITERIA DA
N UKURAN BAKU PERALATAN KERJA (M
EJA, KURSI DLL)
4. DILAKUKAN SIKAP BERDIRI DAN DUDU
K SECARA BERGANTIAN
SIKAP DUDUK
• KEUNTUNGAN
1. Mengurangi kelelahan pada kaki
2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah
3. Berkurangnya pemakaian energi
• KERUGIAN
1. Melembeknya otot perut
2. Melengkungnya punggung
3. Efek buruk bagi organ bagian dalam
SIKAP BERDIRI
• KEUNTUNGAN :
Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra
(ruas tulang belakang) tidak rusak bila meng
alami pembebanan.
• KERUGIAN :
Otot kaki cepat lelah.
Pemenuhan kondisi kerja berdiri
➢ Diperlukan mobilitas atau jalan berpindah tempat
➢ Diperlukan jangkauan tangan yang lebih panjang
➢ Terjadi kecenderungan mengerahkan tenaga yang besar
➢ Ruang kerja yang cukup luas untuk selonjor kaki pekerja
bila harus duduk
BERDIRI
JANGKAUAN
PRINSIP DUDUK DAN BERDIRI
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kerja
angkat-angkut

➢ Beban yang diperkenankan


➢ Kondisi lingkungan kerja
➢ Keterampilan bekerja
➢ Peralatan kerja serta
keamanannya
Prinsip kerja angkat-angkut
 Pegangan harus kuat
 Lengan berada sedekat-dekatnya dengan badan
dan dalam posisi lurus
 Punggung harus lurus
 Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu mengimbangi momentum yg terjadi pada p
osisi mengangkat
 Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan
mendorong serta untuk gerakan dan perimbangan.
KELELAHAN
YAITU :
KEADAAN TENAGA KER
JA YANG MENGAKIBAT
KAN TERJADINYA PEN
URUNAN VITALITAS
DAN PRODUKTIVITAS
KERJA AKIBAT FAKTOR
PEKERJAAN
Jenis Kelelahan

Kelelahan Otot Kelelahan Umum


Gejala : Gejala :
✓ Berkurangnya tekanan fisik ✓ Kelelahan seluruh tubuh
✓ Makin rendahnya gerakan ✓ Kelelahan mental
✓ Meningkatnya kesalahan ✓ Kelelahan syaraf dll
dll
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KELELAHAN

1. Intensitas dan durasi kerja fisik dan mental


2. Lingkungan kerja
3. Irama metabolisme tubuh
4. Masalah Psikologis
5. Penyakit
6. Gizi.
Posisi yang menghasilkan kelelahan
Misalnya :
 Mengangkat berulang-ulang pada posisi yang mengharuskan pekerja
mendongkak
 Pekerjaan dengan objek yang letaknya diatas kepala pekerja dan
dalam waktu yang lama
 Posisi tubuh membungkuk untuk waktu cukup lama.
Pencegahan Terhadap Kelelahan
✓ Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja
✓ Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan
dan karyawan
✓ Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat,
aman, nyaman dan selamat
✓ Mengusahakan sarana kerja yg ergonomis
✓ Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang
memadai
✓ Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan.
Pengendalian Lingkungan Kerja Termasuk Faktor Ergonomi
(Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 7)

PROTEKSI
KEHANDALAN
PRINSIP PENERAPAN ERGONOMI
✓ Bentuk dan ukuran alat serta fasilitas agar disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran tubuh tenaga kerja
✓ Menghindari kontraksi statis sedapat mungkin tak melebihi 15 %
kekuatan maksimal
✓ Usahakan posisi dan sikap tubuh yg alamiah waktu bekerja
✓ Sedapat mungkin menghindari sikap berdiri diam saat bekerja
✓ Pengaturan irama kerja agar sesuai dengan irama pemulihan.
Penyakit Akibat Faktor Ergonomi
❑ Beban angkat menyebabkan hernia (turun berok), Low Back Pain (LBP),
Hernia Nukleous Pulposus (HNP) / saraf kejepit
❑ Cara mengangkat menyebabkan trauma otot dan sendi
❑ Posisi kerja tidak ergonomis menyebabkan penyakit muskuloskeletal
disorders (MSDs) berupa keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan
bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh pekerja mulai dari keluhan pada
bagian-bagian dari otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis
secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi , ligamen atau tendon.
❑ Gerak repetitif (gerakan berulang-ulang) seperti penggunaan mouse dan
keyboard komputer/laptop menyebabkan carpal turnel syndrome merupakan
penyakit yang mempengaruhi pergelangan tangan dan tangan. Saraf yang
mengontrol indra perasa dan pergerakan. Saraf yang terdapat pada bagian
pergelangan tangan disebut carpal tunnel syndrome
❑ Kontraksi statis (berupa mengangkat, mendorong atau menarik benda yang tidak
dapat digerakkan) menyebabkan kelelahan dan nyeri otot.
Daftar Periksa Ergonomi
❑ Penyimpanan dan penanganan barang / material
❑ Alat-alat / perkakas
❑ Faktor keamanan pada mesin produksi
❑ Penyempurnaan rancangan meja kerja
❑ Pencahayaan di tempat kerja
❑ Bangunan dan lingkungan kerja
❑ Fasilitas umum
❑ Pengaturan pekerjaan.
Beberapa Metode Pengukuran
Dalam Ergonomi
❑ Checklist
❑ OWAS (Ovako Work Posture Analysis)
❑ REBA (Rapid Entire Body Assessment)
❑ RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
❑ DLL
Ceklist
❑ Alat ukur ergonomik yang paling sederhana dan mudah digunaka
n tetapi hasilnya kurang teliti lebih cocok untuk studi pendahulua
n dan identifikasi masalah (Tarwaka, 2004).
❑ Menjadi pilihan pertama untuk melakukan pengukuran yang bersi
fat umum
❑ Ceklist terdiri dari daftar pertanyaan untuk mengidentifikasikan s
umber keluhan/penyakit dan sumber keluhan otot.
Ceklist..
❑ Ada 2 kelompok pertanyaan : (Tarwaka, 2004)
1. Pertanyaan umum ; mengarah pada pengumpulan data te
ntang → tingkat beban kerja → tingkat kesulitan pekerjaan
→ kondisi lingkungan kerja → waktu dan sikap kerja
2. Pertanyaan khusus ; mengarah untuk memperoleh data y
ang lebih spesifik → berat badan → jarak angkat → jenis p
ekerjaan → frekuensi kerja.
OWAS (Ovako Work Posture Analysis)

❑OWAS → merupakan metode analisis sikap kerja


yang mendefinisikan pergerakan bagian tubuh
punggung, lengan, kaki, dan beban berat yang dia
ngkat, masing-masing anggota tubuh tersebut
diklasifikasikan menjadi sikap kerja.
Penelitian Metode OWAS
❑ PENELITIAN ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL
HANDLING (MMH) MENGGUNAKAN METODE OWAS
❑ Kegiatan : Kegiatan (MMH) mengangkat, mengantar, mendorong,
menarik beresiko terjadinya (MSDs) pada Unit Percetakan dan Unit
Pengiriman paving blok.
❑ Tujuan Penelitian :
1) Mengidentifikasi sikap kerja para pekerja Unit Percetakan dan Unit
Pengiriman material paving blok secara manual (MMH)
2) Menganalisis sikap kerja para pekerja Unit Percetakan dan Unit
Pengiriman material paving blok secara manual (MMH).
PENGUMPULAN DATA
Metode OWAS
Metode OWAS..
Metode OWAS...
Metode OWAS

❑ Kode sikap OWAS departemen Percetakan 4131 dan kode sikap departemen pengiriman 4141.
❑ Dapat juga menggunakan Software WinOwas.
CONTOH KASUS METODE OWAS
❑ Pada pekerja porter di pelabuhan laut banyak mengeluh sakit otot
dan rangka, sehingga dilakukan pengukuran metode OWAS oleh
petugas pelabuhan laut untuk mengetahui risiko sikap kerja dari
porter ?
❑ Setelah diamati 10 orang porter berdasarkan cara kerjanya
mengangkut dari sikap punggung, sikap lengan, sikap kaki, berat
beban angkut barang ternyata :
✓ 8 orang porter mempunyai nilai sikap punggung (4), sikap
lengan (3), sikap kaki (7), berat beban angkut barang (3)
✓ 2 orang porter mempunyai nilai sikap punggung (2), sikap
lengan (1), sikap kaki (1), berat beban angkut barang (1).
❑ Apakah hasil pengukuran sikap kerja pada porter sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan lebih lanjut ?
Metode OWAS

❑ Kode sikap OWAS departemen Percetakan 4131 dan kode sikap departemen pengiriman 4141.
❑ Dapat juga menggunakan Software WinOwas.
Metode REBA
❑ Metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunak
an secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung,
lengan pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja.
❑ Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal
yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja.
❑ Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode
analisa lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis
adalah seluruh bagian tubuh pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruh
an postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya
musculoskeletal disorders pada tubuh perkerja.
Metode RULA
❑ Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode
yang memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja.
Metode ini digunakan untuk mengambil nilai postur kerja dengan cara manga
mbil sampel postur dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko
berbahaya bagi kesehatan si pekerja, lalu diadakan penilaian / scoring.
Setelah didapat hasil dari penilaian tersebut, kita dapat mengetahui postur
pekerja tersebut telah sesuai dengan prinsip ergonomi atau belum, jika
belum maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan.
❑ Metode ini menggunakan diagram body postures dan tiga tabel penilaian
(tabel A, B, dan C) yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang
berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Melalui metode ini akan didapat
kan nilai batasan maksimum dan berbagai postur pekerja, nilai batasan
tersebut berkisar antara nilai 1-7.
Kehati-hatian tidak membuat kita
rugi apapun, namun kecerobohan
bisa membuat kita mengorbankan
seluruh kehidupan kita…

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai