DI TEMPAT
KERJA
Latar Belakang Ergonomi
di Tempat Kerja
Manusia –> mahluk kreatif –> ingin
ke arah lebih baik.
❑ Penciptaan produk
❑ Penciptaan pekerjaan
❑ Penciptaan alat-alat bantu
❑ Penciptaan metode kerja.
Latar Belakang
SARANA PRASARANA
PRODUK
&
PRODUKTIVITAS
1. Manusia sebagai Tenaga Kerja
• Faktor dari dalam • Faktor dari luar
1. Umur 1. Asupan gizi
2. Jenis kelamin 2. Lingkungan kerja
3. Kecerdasan 3. Penyakit
4. Kekuatan otot/fisik 4. Sosial ekonomi
5. Bentuk dan ukuran 5. dll
tubuh
6. dll
2. Sarana Kerja
• Sarana kerja yang tidak memadai, tidak adanya
keserasian ukuran dan bentuk sarana kerja terh
adap tenaga kerja
• Kerugian:
• Hilangnya jam kerja,terhambatnya /
menurunnya produksi dan produktivitas kerja
ANTROPOMETRI TENAGA KERJA
ERGONOMI ANTROPOMETRI
1. ANTROPOMETRI STATIS/STRUKTURAL
2. ANTROPOMETRI DINAMIS/FUNGSIONAL
PERANCANGAN PIRANTI KERJA
DENGAN PEKERJA
Antropometri adalah suatu studi tentang
pengukuran yang sistematis clari fisik tubuh
manusia, terutama mengenai dimensi bentuk
dan ukuran tubuh yang dapat digunàkan dalam
klasifikasi dan perbandingan antropologis.
1. Antropometri Statis / Struktural
Pengukuran dimensi pada permukaaan tubuh manusia dengan orang yang diukur dalam keadaan
diam/statis. Contoh : pengukuran tinggi badan berdiri.
2. Antropometri Dinamis / Fungsional
Pengukuran dimensi tubuh manusia dan ciri-ciri fisik lain yang berkaitan saat orang yang diukur sedang
bergerak atau sedang melaksanakan pekerjaan yang berkaitan. Contoh : pengukuran sudut putaran
tangan.
MANFAAT ANTROPOMETRI
PERLNDUNGAN KESEHATAN,
KESELAMATAN, DAN
BAGI TENAGA KERJA KENYAMANAN KERJA
KUALITAS DAN
PRODUKTIVITAS KUANTITAS LEBIH BAIK
Cepat lelah
PROTEKSI
KEHANDALAN
PRINSIP PENERAPAN ERGONOMI
✓ Bentuk dan ukuran alat serta fasilitas agar disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran tubuh tenaga kerja
✓ Menghindari kontraksi statis sedapat mungkin tak melebihi 15 %
kekuatan maksimal
✓ Usahakan posisi dan sikap tubuh yg alamiah waktu bekerja
✓ Sedapat mungkin menghindari sikap berdiri diam saat bekerja
✓ Pengaturan irama kerja agar sesuai dengan irama pemulihan.
Penyakit Akibat Faktor Ergonomi
❑ Beban angkat menyebabkan hernia (turun berok), Low Back Pain (LBP),
Hernia Nukleous Pulposus (HNP) / saraf kejepit
❑ Cara mengangkat menyebabkan trauma otot dan sendi
❑ Posisi kerja tidak ergonomis menyebabkan penyakit muskuloskeletal
disorders (MSDs) berupa keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan
bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh pekerja mulai dari keluhan pada
bagian-bagian dari otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis
secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi , ligamen atau tendon.
❑ Gerak repetitif (gerakan berulang-ulang) seperti penggunaan mouse dan
keyboard komputer/laptop menyebabkan carpal turnel syndrome merupakan
penyakit yang mempengaruhi pergelangan tangan dan tangan. Saraf yang
mengontrol indra perasa dan pergerakan. Saraf yang terdapat pada bagian
pergelangan tangan disebut carpal tunnel syndrome
❑ Kontraksi statis (berupa mengangkat, mendorong atau menarik benda yang tidak
dapat digerakkan) menyebabkan kelelahan dan nyeri otot.
Daftar Periksa Ergonomi
❑ Penyimpanan dan penanganan barang / material
❑ Alat-alat / perkakas
❑ Faktor keamanan pada mesin produksi
❑ Penyempurnaan rancangan meja kerja
❑ Pencahayaan di tempat kerja
❑ Bangunan dan lingkungan kerja
❑ Fasilitas umum
❑ Pengaturan pekerjaan.
Beberapa Metode Pengukuran
Dalam Ergonomi
❑ Checklist
❑ OWAS (Ovako Work Posture Analysis)
❑ REBA (Rapid Entire Body Assessment)
❑ RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
❑ DLL
Ceklist
❑ Alat ukur ergonomik yang paling sederhana dan mudah digunaka
n tetapi hasilnya kurang teliti lebih cocok untuk studi pendahulua
n dan identifikasi masalah (Tarwaka, 2004).
❑ Menjadi pilihan pertama untuk melakukan pengukuran yang bersi
fat umum
❑ Ceklist terdiri dari daftar pertanyaan untuk mengidentifikasikan s
umber keluhan/penyakit dan sumber keluhan otot.
Ceklist..
❑ Ada 2 kelompok pertanyaan : (Tarwaka, 2004)
1. Pertanyaan umum ; mengarah pada pengumpulan data te
ntang → tingkat beban kerja → tingkat kesulitan pekerjaan
→ kondisi lingkungan kerja → waktu dan sikap kerja
2. Pertanyaan khusus ; mengarah untuk memperoleh data y
ang lebih spesifik → berat badan → jarak angkat → jenis p
ekerjaan → frekuensi kerja.
OWAS (Ovako Work Posture Analysis)
❑ Kode sikap OWAS departemen Percetakan 4131 dan kode sikap departemen pengiriman 4141.
❑ Dapat juga menggunakan Software WinOwas.
CONTOH KASUS METODE OWAS
❑ Pada pekerja porter di pelabuhan laut banyak mengeluh sakit otot
dan rangka, sehingga dilakukan pengukuran metode OWAS oleh
petugas pelabuhan laut untuk mengetahui risiko sikap kerja dari
porter ?
❑ Setelah diamati 10 orang porter berdasarkan cara kerjanya
mengangkut dari sikap punggung, sikap lengan, sikap kaki, berat
beban angkut barang ternyata :
✓ 8 orang porter mempunyai nilai sikap punggung (4), sikap
lengan (3), sikap kaki (7), berat beban angkut barang (3)
✓ 2 orang porter mempunyai nilai sikap punggung (2), sikap
lengan (1), sikap kaki (1), berat beban angkut barang (1).
❑ Apakah hasil pengukuran sikap kerja pada porter sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan lebih lanjut ?
Metode OWAS
❑ Kode sikap OWAS departemen Percetakan 4131 dan kode sikap departemen pengiriman 4141.
❑ Dapat juga menggunakan Software WinOwas.
Metode REBA
❑ Metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunak
an secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung,
lengan pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja.
❑ Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal
yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja.
❑ Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode
analisa lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis
adalah seluruh bagian tubuh pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruh
an postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya
musculoskeletal disorders pada tubuh perkerja.
Metode RULA
❑ Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode
yang memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja.
Metode ini digunakan untuk mengambil nilai postur kerja dengan cara manga
mbil sampel postur dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko
berbahaya bagi kesehatan si pekerja, lalu diadakan penilaian / scoring.
Setelah didapat hasil dari penilaian tersebut, kita dapat mengetahui postur
pekerja tersebut telah sesuai dengan prinsip ergonomi atau belum, jika
belum maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan.
❑ Metode ini menggunakan diagram body postures dan tiga tabel penilaian
(tabel A, B, dan C) yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang
berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Melalui metode ini akan didapat
kan nilai batasan maksimum dan berbagai postur pekerja, nilai batasan
tersebut berkisar antara nilai 1-7.
Kehati-hatian tidak membuat kita
rugi apapun, namun kecerobohan
bisa membuat kita mengorbankan
seluruh kehidupan kita…
TERIMA
KASIH