Anda di halaman 1dari 124

Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….iii

Tim Penyusun…………………………………………………………………………….iv

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….v

BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………………… 1


A. Latar belakang …………………………………………..………………. . 1
B. Dasar Hukum ……………………………………………..……………… . 4
C. Tujuan dan manfaat ………………………………………..…………… . 5
D. Sasaran ………………………………………………………………….. . 5
E. Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 6

BABII. Pengertian dan Prinsip ergonomi …………………………………….. 8

A. Pengertian ………………………… ………………………………………. 8


1. Ergonomi……………………………………………………………………… 8
2. Ergonomi perkantoran (office ergonomic) …………….………………….. 10
3. Faktor risiko ergonomi perkantoran……………………….……………….. 11
4. Computer vision syndrome …………………………………….…………… 11
5. Gangguan otot tulang rangka akibat kerja (WMSDs) …………………….. 12
B. Prinsip ergonomi …………………………………………………..………….. 18
1. Lingkungan mempengaruhi perilaku ………………………….…….………..
18
2. Mengurangi postur janggal ……………….…………………….………..……
19
3. Meminimalisasi gerakan statis ……………………………………….………..
19
4. Hindari kontak tekanan …………………………………………….………..…
20
5. Beristirahat ………………………………………………………….…………… 20
6. Pendidikan, pendidikan, pendidikan..……………………………….………
21

BAB III. Mengenali Risiko Ergonomi ………..……………………..…………. 22

A. Jenis analisis risiko …………………………………………………..……. ….. 22


1. Analisis organisasi ………..…………………………………………..…… …. 22
2. Analisis Lingkungan kerja ……………………………………………..……… 22
3. Analisis area kerja individu ……………………………………………..… … 22
4. Analisis pekerja secara individu ………………………………………..…… 23
B. Langkah-langkah dalam analisis risiko …………………………………….. 23
C. Jenis risiko ergonomi ……………………………………………………….. 25
1. Gejala-gejala yang timbul dari permasalahan ergonomi …..………… ….. 26
2. Penyebab utama ……………………………………………..………………. 27
3. Jenis-jenis permasalahan ergonomi ……………………………………..… 27

BAB IV. Penerapan ergonomi…………………………………………………..…. 29

A. Proses penerapan ergonomi ……… ………………………………….…… 29


1. Program komprehensif dengan dukungan manajemen …………………. 31
2. Keterlibatan karyawan ……………………………………………………… 31
3. Analisis tempat kerja untuk identifikasi risiko bahaya ergonomi ……… 32
4. Implementasi solusi ………………………………………………………… 34
5. Pelatihan dan edukasi ergonomi perkantoran ………………………….. 37
B. Upaya perbaikan ergonomi perkantoran …………………………….……. 38
1. Tempat kerja dan peralatan kerja perkantoran …………………….…….. 38
a. Tempat kerja
1). Luas ruang kerja ……………………………………………….…… 38
2). Kursi kerja kantor …………………………………………………… 40
3). Postur duduk ………………………………………….. …………… 48
4). Meja kerja …………………………………………………………… 51
5). Penataan meja kerja ……………………………………………….. 53
6). Tata letak barang diatas meja kerja ……………………………… 55
b. Peralatan kerja perkantoran …..……………………………………….. 58
1). Video Display Terminal/monitor…………………………………….. 58
2). Keyboard………………………………………………………………. 62
3). Mouse………………………………………………………………….. 68
4). Penyangga dokumen …………………..…………………………… 73
5). Laptop …………………………………………………………………. 74
2. Lingkungan kerja perkantoran …………………………………………….... 80
a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan ……………………… 80
b. Warna ………………………………………………………………….….. 82
c. Pencahayaan dan silau …………………………………………………. 67
d. Kebisi
ngan dan radiasi ………………………………………………….. 94
e. Penan
ganan Beban/barang secara manual (Manual handling)……… 77
3. Faktor pekerjaan……………………………………………………………… 101
a. Lama/
jam kerja…………………………………………………………… 101
b. Pengo
rganisasian ………………......................................................... 102
4. Green Offfice ………………………………………………….,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 103
a. Kualit
as udara dalam ruangan…………………………………………… 104
b. Pengh
ematan pencahayaan …………………………………………….. 106
c. Tata
letak dan desain interior …………………………………………… 109
d. Pengh
ematan energy…………… ……………………………………….. 109
e. Pengh
ematan air………………….. ……………………………………… 111
f. Biophi
lia ………………………………………………………………….… 111
5. Kiat
singkat ergonomi perkantoran ………… …………………………. 115

Penutup……………………………………………………………………. … 119
Daftar kepustakaan ………………………………………………………. .. 120
Lampiran …………………………………………………………………………
1. Surve
y Keluhan
2. Checklist
3. Cheklist
4. Peregangan di Kantor

********************ETSETSETSETSETS********************
[Type text]

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan perkantoran sebagai prasarana tempat kerja, akhir-


akhir ini sangat pesat baik dari jumlah dan jenis kegiatan maupun
jumlah karyawan yang bekerja di dalamnya. Gedung perkantoran
tersebut pada umumnya telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas
penunjang yang modern, seperti penggunaan teknologi komputer, air
condition dan lain-lain. Namun, dengan kemajuan ini selain
menimbulkan dampak positif, muncul pula dampak negatif terhadap
karyawan yang bekerja di kantor tersebut antar lain penyakit akibat
kerja dan atau kecelakaan akibat kerja.
Dampak negatif ini berasal baik dari sarana dan prasarana
kantor maupun dari proses dan cara kerja karyawan kantor yang tidak
ergonomis seperti duduk dan mengetik terus menerus di depan
computer dengan postur duduk yang tidak benar, mata dengan sangat
lama memandangi monitor, jari tangan terus menerus mengetik diatas
keyboard dengan posisi pergelangan tangan bengkok atau sering
menggunakan mouse serta melakukan aktifitas ringan lain yang
dikerjakan diatas meja. Kegiatan tersebut cenderung membuat
karyawan kantor merasa pegal linu, lelah dan tidak nyaman. Hal ini
bila tidak diantisipasi dengan baik dapat menimbulkan masalah khusus
bagi pekerja, seperti keluhan pada mata akibat pantulan cahaya dari
monitor yang silau berlebihan serta Gangguan Otot Tulang Rangka

1
[Type text]

Akibat Kerja (GOTRAK) dengan keluhan rasa tidak nyaman atau nyeri
pada otot leher, bahu, pergelangan tangan dan jari tangan, serta nyeri
pinggang /punggung bawah (NPB)
Saat ini ada sekitar 90% dari semua karyawan di perkantoran di Amerika
yang menggunakan komputer, 40% diantaranya bekerja dengan
menggunakan komputer paling sedikit 4 jam sehari. Menurut Dr. Alan
Hedge, yang merupakan salah seorang Professor Laboratorium Faktor
Ergonomi Manusia di Cornell University, risiko ketidak nyamanan otot
rangka meningkat seiring dengan penggunaan komputer satu jam sehari,
dan risiko cidera otot rangka bagi seseorang yang bekerja dengan komputer
selama 4 jam atau lebih per hari adalah 9 kali lebih besar dari karyawan yang
menggunakan komputer satu jam per hari. Statistik ini menjelaskan
peningkatan angka cidera sehubungan kerja di perkantoran. Data
Washington State Fund tahun 2003 menunjukkan penyakit cidera
gangguan otot rangka berhubungan dengan pekerjaan disebabkan
oleh 3 kelompok besar, yaitu pekerjaan kantor secara umum sebesar
35%, yang berhubungan dengan komputer 33% serta mengangkat dan
membawa beban sebesar 32%.
Penelitian tahun 2013 di Iran pada karyawan kantor menemukan
keluhan yang paling umum dari karyawan adalah nyeri leher (69,2%),
nyeri punggung bawah (58,2%), diikuti oleh masalah lutut (41,8%),
keluhan pada bahu (35,2%) dan nyeri di punggung atas (34%). Pada
saat karyawan sudah mengalami keluhan-keluhan ini maka
produktifitas kerjanya dapat berkurang atau bahkan dapat
menyebabkan lost time injury.
Sesuai dengan Undang - Undang No.36 tahun 2009 tentang
Kesehatan; karyawan di perkantoran harus dilindungi agar dapat hidup
2
[Type text]

sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk


yang diakibatkan oleh pekerjaan. Sarana dan prasarana kantor
yang tidak memenuhi syarat dan cara kerja yang tidak ergonomis
berpotensi sebagi sumber cidera dan berbagai penyakit, oleh karena
itu untuk melindungi karyawan dari berbagai pengaruh negatif
lingkungan kerja kantor dan sekaligus untuk meningkatkan
kenyamanan kerja, menjaga kesehatan dan keselamatan kerja serta
meningkatkan produktivitas kerja, maka pihak manajemen sudah
seharusnya menerapkan ergonomi perkantoran

Selain itu Instruksi Presiden No 13 Tahun 2013 tentang Hemat


Energi dan Air, menekankan pentingnya melakukan langkah-langkah
penghematan energy dan air di lingkungan kantor instansi masing-
masing dan atau di lingkungan BUMN dan BUMD. Sejalan dengan
instruksi presiden, kementerian kesehatan telah mengembangkan
kegiatan Green Office yang juga merupakan bagian dari ergonomi
lingkungan dan Psikososial. Hal ini penting untuk menurunkan
penggunaan sumberdaya alam di kantor-kantor yang jumlahnya cukup
besar, melalui pemanfaatan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan kesehatan, penghematan listrik, air dan kertas, serta
pengurangan limbah domestik yang mencemari lingkungan.

Faktor risiko ergonomi khususnya di gedung perkantoran


merupakan masalah penting dalam kesehatan kerja. Kondisi yang ada
di lapangan menujukkan kesadaran karyawan dan manajemen dalam
upaya menciptakan tempat kerja yang ergonomis, masih belum baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk meningkatkan penerapan

3
[Type text]

ergonomi telah dilakukan berbagai upaya; salah satunya adalah


dengan dibuat pedoman ergonomi di perkantoran.

Sejalan dengan tujuan ergonomi untuk meningkatkan produktivitas


karyawan, maka penerapan pedoman ini mendukung visi Kementerian
Kesehatan, yaitu masyarakat mandiri untuk hidup sehat.

B. Dasar hukum
1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Kepmenkes No. 1405/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
4. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Kepmenkes No. 1758/Menkes/SK/XII/2003 tentang Standar
Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar.
6. Kepmenkes No. 130/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN).
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.351/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Komite Kesehatan dan
Keselamatan kerja Sektor Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, No. 50
Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor di
Lingkungan Kementrian Dalam Negeri mengenai standar
perlengkapan kantor.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, No.
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan

4
[Type text]

Bangunan Gedung Negara Pasal 3, Poin 1


11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi

C. Tujuan dan manfaat

Tujuan umum :
Terwujudnya suatu tempat kerja yang menunjang produktivitas yang
tinggi dengan mengendalikan faktor risiko bahaya ergonomi yang dapat
mempengaruhi keamanan, kesehatan dan kenyamanan karyawan
perkantoran.

Tujuan khusus :
1. Menciptakan lingkungan kerja perkantoran yang ergonomis (sehat,
aman dan nyaman)
2. Meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan karyawan
tentang ergonomi perkantoran
3. Menyediakan peralatan kerja dan mengembangkan proses kerja di
perkantoran secara ergonomis
4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari suatu pekerjaan di kantor

Manfaat ergonomi :
1. Penurunan GOTRAK di perkantoran
2. Pengurangan angka absensi
3. Pengurangan mutasi pegawai (turn over)
4. Peningkatan produktivitas

5
[Type text]

D. Sasaran
1. Karyawan perkantoran
2. Manajemen gedung perkantoran

E. Ruang lingkup

Ergonomi perkantoran mencakup rancangan seluruh lingkungan kerja


di gedung perkantoran agar sesuai dengan kegiatan karyawan di
dalamnya, meliputi :
1. Tempat kerja dan peralatan kerja perkantoran:
a. Tempat kerja
1) Luas ruang kerja
2) Lebar lorong (clearance)
3) Kursi kerja dan postur duduk
4) Meja kerja dan penataan meja kerja
b. Peralatan kerja perkantoran
1) Komputer, Video Display T e r m i n a l (VDT)/monitor ,
2 ) K eyboard dan mouse
3) Penyangga dokumen
4) Laptop
5) Telepon
6) Mesin Fax
7) Mesin Printer
8) Mesin fotocopy
2. Lingkungan kerja perkantoran:
a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan
6
[Type text]

b. Warna dinding / panel


c. Pencahayaan dan silau
d. Kebisingan dan radiasi
3. Faktor pekerjaan:
a. Lama bekerja (durasi)
b. Penanganan beban/barang secara manual (PBM)
c. Organisasi / kebijakan manjemen
4. Green Office
a. Kualitas udara dalam ruang kantor
b. Penghematan penerangan (Tata cahaya)
c. Penghematan air
d. Penghematan energi listrik
e. Biophilia
5. Kiat-kiat ergonomi perkantoran

7
[Type text]

BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP ERGONOMI

A. Pengertian

1. Ergonomi

Beberapa pengertian dari ergonomi :


 Menurut IEA (International Ergonomics Assosiation)
 Ilmu yang mempelajari tentang anatomi, fisiologi, dan aspek
psikologi dari manusia di lingkungan kerja. Khususnya berhubungan
dengan efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan karyawan di
tempat kerja, di rumah dan di tempat rekreasi.

 Menurut ILO (International Labour Organization)


 Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian antara pekerjaan dan manusia secara
optimal dengan tujuan agar bermanfaat demi effisiensi dan
kesejahteraan.
 Ergonomi adalah ilmu yang mengupayakan adanya keserasian
antara manusia dengan mesin (kerja).
 Ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran pekerjaan (dalam arti luas).
 Ilmu yang dapat mengatur pekerjaan sesuai dengan kemampuan
orang yang mengerjakan.
 Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan.

8
[Type text]

 Menurut Adnyana Manuaba (2000) ergonomi didefinisikan


sebagai suatu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk
menyerasikan peralatan, mesin, pekerjaan, sistem, organisasi dan
lingkungan dengan kemampuan, keahlian dan keterbatasan manusia
sehingga tercapai suatu kondisi dan lingkungan yang sehat, aman,
nyaman, efisien dan produktif, melalui pemanfaatan fungsional tubuh
manusia secara optimal dan maksimal.

 Kesimpulan dari beberapa pengertian ergonomi di atas, maka


ergonomi mencakup 2 hal, yaitu
 Ilmu yang menghubungkan ilmu-ilmu teknik dengan ilmu-ilmu
humaniora.
 Ergonomi mengupayakan adanya keserasian antara manusia
dengan peralatan kerja/mesin dan lingkungan kerja).

Dalam ilmu ergonomi, ukuran tubuh manusia/antropometri adalah


hal yang mendasar karena setiap manusia memiliki ukuran tubuh yang
berbeda, ada yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus, termasuk juga
berbeda panjang badannya, panjang lengannya atau ukuran
genggaman jari tangannnya. Oleh karena itu maka dalam ergonomi
berbagai peralatan kerja yang digunakan harus dapat disesuaikan
dengan masing-masing orang/karyawan yang menggunakannya.
Dengan demikian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
manusia dan pekerjaannya, serta bagaimana merancang tugas,
pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja
sedemikian rupa agar karyawan dapat bekerja secara aman, nyaman,
sehat, efektif, efisien dan produktif.

9
[Type text]

2. Ergonomi perkantoran (office ergonomic)


Ergonomi perkantoran adalah cabang ilmu ergonomi yang khusus
menangani lingkungan kerja kantor atau penggunaan peralatan kerja
kantor seperti kursi dan meja kerja, komputer, telepon, serta berbagai
perlengkapan kerja lainnya, termasuk berbagai kebijakan di kantor yang
di rancang untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan dan meningkatkan
kenyamanan kerja di dalam kantor.
Penerapan ergonomi perkantoran dapat dilakukan oleh pemilik
perusahaan dan pihak manajemen untuk mencegah atau mengurangi
risiko terjadinya cidera pada karyawan kantor. Kegiatan utamanya
adalah dengan cara menyesuaikan luas ruang kerja dengan jumlah

10
[Type text]

pekerja dan menyesuaikan peralatan kerja kantor dengan tubuh rata-


rata pekerjanya. Sebaliknya karyawan kantor pun harus menggunakan
berbagai peralatan kantor secara baik dan benar. Selain dapat
mencegah cidera, ergonomi perkantoran juga dapat meningkatkan
performa kerja dengan menghilangkan berbagai kendala yang dihadapi
karyawan dalam mencapai kinerja terbaik mereka, sehingga akan
tercipta kerja yang efektif, efisien dan berproduktifitas maksimal.
Pada saat ini, ergonomi perkantoran lebih fokus pada pekerjaan
yang menggunakan komputer. Hal ini disebabkan karena semakin
banyaknya penggunaan komputer dalam perkantoran modern dan juga
berhubungan dengan makin banyak terjadinya cidera akibat
penggunaan komputer tersebut.
Sebuah contoh ergonomi perkantoran adalah mengenai tata letak
monitor ketika bekerja dan penataan serta penempatan gambar pada
tingkat iluminasi atau penerangan secara baik, tepat dan wajar.
Biasanya, pencahayaan atau sumber cahaya yang menyebabkan
bayangan di monitor akan menyebabkan kelelahan mata atau sakit
kepala sehingga akan memaksa tubuh untuk bekerja dengan postur
yang janggal.

3. Faktor Risiko Ergonomi perkantoran


Berbagai risiko cidera dan penyakit dapat timbul bila bekerja di
kantor dengan tidak ergonomis, antara lain:

A. Computer vision Syndrome (CVS)

Computer vision syndrome atau sindroma gangguan mata akibat


penggunaan komputer adalah rasa pegal pada mata yang kita rasakan
bila menggunakan komputer untuk waktu yang lama. Siapa saja yang

11
[Type text]

menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer bisa merasakan


efek pemakaian komputer dalam waktu lama dengan gejala antara lain
sebagai berikut:

 Mata pegal
 Pandangan kabur
 Mata kering
 Sakit kepala
 Leher dan pundak sakit

Gejala ini bersifat sementara, dan biasanya hilang sendiri, tetapi rasa
tidak nyaman yang muncul dapat diminimalkan dengan melakukan
beberapa tindakan sederhana berikut:
 Usahakan agar penerangan dalam ruangan membuat mata
terasa nyaman, dan tidak membuat silau layar komputer.
 Atur posisi layar komputer sedemikian rupa sehingga posisi
kepala saat bekerja terasa nyaman.
 Jangan lupa untuk mengambil jeda. Alihkan pandangan dari
komputer selama beberapa menit karena langkah ini dapat
menjaga kesehatan mata. Tujuannya kira-kira sama seperti
beristirahat sejenak untuk melemaskan tangan dan punggung.
 Kursi kerja harus nyaman. Kursi yang nyaman dan dilengkapi
sandaran leher dan punggung membantu kita mencegah rasa tegang
pada leher dan pundak yang umumnya berkaitan dengan computer
vision syndrome.

B. Gangguan Otot Tulang Rangka Akibat Kerja (GOTRAK)

12
[Type text]

Kantor terlihat seperti sebuah tempat yang aman untuk bekerja


namun cidera akibat gerakan berulang (repetitive motion) dan nyeri
tulang belakang adalah penyakit yang biasa dialami oleh para
karyawanyang duduk lama berjam-jam di depan meja. Apa yang terlihat
seperti sebuah kantor biasa dapat menjadi sebuah lingkungan kerja
yang berbahaya apabila kebijakan keselamatan kerja tidak diterapkan
dan diikuti oleh pekerja.
GOTRAK atau WMSDs (Work related Musculoskeletal Disorders)
adalah cidera musculoskeletal yang sering terjadi pada karyawan kantor,
dapat berupa keluhan-keluhan seperti rasa tidak nyaman, rasa nyeri,
lemah, pembengkakan, kaku, serta kesemutan dan mati rasa pada
beberapa bagian tubuh. Jaringan tubuh yang dapat mengalami cidera
meliputi otot, tendon, ligamen dan jaringan saraf serta pembuluh darah.
GOTRAK yang biasa dialami oleh karyawan kantor yaitu hand and wrist
tendinitis, carpal tunnel syndrome, tennis/golfer elbows (epicondilitis),
neck strain, shoulders tendinitis and bursitis, serta low back pain.

neck strain carpal tunnel syndrome low back pain

Berdasarkan penelitian, terjadinya GOTRAK pada karyawan kantor


sangat berhubungan dengan beberapa faktor risiko ergonomi berikut ini :
13
[Type text]

a. Postur Janggal (Awkward Postures)


Postur janggal atau posisi tubuh yang tidak ergonomis adalah
postur tubuh yang tidak netral/menjauh dari posisi anatomis, dimana
posisi sendi-sendi tidak lurus / membengkok sehingga lebih
memungkinkan terjadinya cidera pada otot tulang rangka. Contoh postur
janggal yang biasa dilakukan karyawan kantor adalah mengetik dengan
posisi pergelangan tangan yang bengkok; mengetik dengan posisi leher
menoleh ke samping untuk melihat monitor; meraih mouse lewat atas
keyboard; mengetik dengan posisi membungkuk karena membaca
dokumen yang diletakkan di atas meja; mengetik sambil menjepit
telepon diantara pundak dan telinga; dan masih banyak lagi postur
janggal lainnya.

Postur berdiri janggal (1,2,3) dan netral (4) Postur duduk janggal (1,3) dan netral (2)

Postur leher janggal (1, 2)


14
[Type text]

b. Gerakan Berulang (Repetitive Movement)


Melakukan gerakan yang sama atau sejenis yang dilakukan
berulang-ulang tanpa diselingi dengan istirahat dapat menyebabkan
kelelahan otot dan kerusakan pada sendi dan jaringan disekitarnya yang
memungkinkan terjadinya cidera. Contoh gerakan berulang yang biasa
dilakukan oleh karyawan kantor adalah mengetik, menggunakan mouse,
sering menoleh untuk melihat monitor dan dokumen secara bergantian
pada saat mengetik, sering menggunakan kalkulator, sering menulis
dengan tangan, sering menggunakan hecter dan semacamnya.

c. Aktivitas Statis (Static Loading)


Salah satu faktor risiko yang banyak terdapat pada karyawan
kantor yaitu aktivitas statis atau posisi badan yang menetap, dimana
otot-otot harus terus berkontraksi untuk menahan tubuh agar tetap
berada pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi seperti
ini menyebabkan ketegangan pada otot dan akan mengurangi aliran
darah ke area tubuh tersebut sehingga memicu kerusakan jaringan dan
menyebabkan cidera. Ketika dibutuhkan pengerahan tenaga yang terus
menerus berarti aktifitas statis tersebut telah menanggung sebuah
beban (force) dalam waktu tertentu.

15
[Type text]

Contoh aktivitas statis yang biasa dilakukan oleh karyawan kantor


yaitu posisi duduk bekerja di depan komputer dalam waktu lama, atau
menahan leher dalam posisi agak menunduk ketika membaca sebuah
dokumen, atau menahan tangan agar tetap mengambang diatas
keyboard pada saat mengetik, atau duduk tegak tanpa sandaran
punggung, atau menjepit telepon antara pundak dan telinga, dan
sebagainya.

d. Kekuatan (Force)
Beberapa pekerjaan kecil di kantor membutuhkan pengerahan
tenaga yang dilakukan oleh otot-otot yang sangat kecil, baik di jari-jari
maupun di tangan dan karenanya dapat mengakibatkan kelelahan,
bengkak, kram otot dan kram ligamen. Contoh aktivitas semacam ini
yang biasa dilakukan karyawan kantor adalah menggenggam mouse
terlalu kuat lalu menggerakkan jari-jari tangan dalam menggunakan
mouse, menggunakan hecter, perforator, membawa dokumen yang
tebal atau mengangkat benda berat dengan satu tangan, dan lain
sebagainya.

16
[Type text]

e. Mechanical Contact Stress


Kondisi tertekannya lengan atau tangan dengan permukaan
benda yang keras ataupun yang lunak sekalipun yang menekan jaringan
lunak otot, saraf atau pembuluh darah, dapat menyebabkan kerusakan
jaringan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan cidera jaringan
yang serius. Kondisi inilah yang disebut dengan mechanical contact
stress. Contohnya yaitu meletakkan pergelangan tangan pada ujung
meja ketika sedang mengetik atau menggunakan mouse, meletakkan
siku pada sandaran tangan kursi yang keras atau pada permukaan
meja, menggunakan gunting yang menjepit pangkal ibu jari tangan, atau
duduk di kursi yang sempit sehingga ujung kursi menekan paha, dan lain
semacamnya.

Mechanical Contact Stress

B. Prinsip ergonomi
17
[Type text]

Untuk mencegah terjadinya cidera musculoskeletal pada


karyawan kantor maka semua pihak harus memperhatikan prinsip-
prinsip ergonomi. Prinsip ergonomi menurut Asosiasi Higiene Industri
Amerika (American Industrial Hygiene Association) adalah :

1. Lingkungan mempengaruhi perilaku pekerja


Lingkungan mempengaruhi perilaku karyawan, ini merupakan prinsip
ergonomi yang langsung terlihat dalam proses penerapannya. Dengan
kata lain, sebuah area kerja yang dirancang dengan baik maka dalam
jangka waktu yang panjang akan menjamin bahwa orang-orang bekerja
dengan aman. Dan sebaliknya, area kerja yang dirancang kurang baik
bisa memberikan dampak negatif. Sebuah studi yang diterbitkan di
dalam jurnal Occupational Medicine, menyatakan bahwa para karyawan
kantor yang sering mengeluhkan nyeri yang berkaitan dengan gangguan
otot rangka (Musculoskeletal diseases) bukanlah disebabkan oleh
pemakaian komputer yang sering, akan tetapi karena disain area kerja
mereka yang tidak ergonomis.
Jadi pada umumnya pertimbangan-pertimbangan di dalam disain area
kerja lebih difokuskan kepada area kerja yang ergonomis, penempatan
dan penanganan mouse, dll.
Dampak lingkungan terhadap kesehatan dan kenyamanan bahkan lebih
jelas dari sudut ekonomi, karena ruang kerja kantor tidak dibutuhkan
besar dan luas akan tetapi penataan lingkungan kerja yang nyaman
sehingga memberikan efek yang sehat dan luas. International Fascility
Management Association (IFMA) President dan Chief Executive Officer,
David J.J. Brady menambahkan bahwa untuk fasilitas profesional,
penyeimbangan kebutuhan dari karyawan terhadap ruang kerja, perlu
kreativitas-kreativitas yang cerdas dalam penataan lingkungannya,

18
[Type text]

walaupun dengan luas ruang yang kecil tapi memberikan kesan nyaman
dan sehat dalam bekerja.

2. Meminimalisasi gerakan statis


Postur yang tetap saat bekerja tanpa adanya pergantian secara
inheren berbahaya. Menurut Marvin Dainoff, Direktur Pusat Riset
Ergonomi (Center for Ergonomic Research) pada Miami University Ohio,
“Setiap postur yang tetap tanpa pergantian, akan menghasilkan
kelelahan otot. Oleh karena itu, adalah penting bagi operator/pekerja
untuk bergeser dan berganti posisi dalam bekerja.” Perubahan posisi
dalam bekerja amat sangat penting bagi kesehatan.
Duduk dengan posisi kaki yang tak bergerak dalam waktu yang
lama, menyebabkan kaki bengkak dan berpotensi terjadinya
pembentukan gumpalan darah dalam pembuluh darah kaki dalam.
Beberapa data menyatakan bahwa kelumpuhan akibat duduk dalam
waktu yang lama di area kerja komputer, berkaitan dengan risiko Video
DisplayTerminal (VDT) yang tinggi.
Jadi secara jelas, masalah pergerakan dalam sebuah pekerjaan tidak
hanya soal kenyamanan, tapi soal pemeliharaan kesehatan secara
menyeluruh.

3. Mengurangi Postur janggal


Selain pergerakan adalah penting, demikian juga bermacam
postur sering di tampilkan dalam tugas sehari-hari. Postur netral, berarti
melakukan aktivitas dengan memerlukan otot minimal, untuk kesehatan
dan kenyamanan. Postur ekstrim sebaliknya, misalnya posisi lengan
miring arah keluar atau posisi pergelangan tangan, biar bagaimanapun
harus dihindarkan. Pemeliharaan simetri tubuh adalah sama pentingnya,
terutama berkenaan dengan tulang belakang. “Postur yang baik” untuk

19
[Type text]

tulang belakang secara umum bermakna pemeliharaan lengkungan


tulang belakang secara alami dan wajar. Duduk bengkok ke arah
samping, memutar ke arah belakang akan memberikan tekanan secara
mekanis ke cakram tulang belakang, ikatan sendi dan otot. Jenis
pelintiran ini dari waktu ke waktu dapat menjurus rusaknya semua
struktur-struktur tulang belakang ini dan menjadi sumber terjadinya nyeri
yang mesti dipertimbangkan.

4. Hindari kontak tekanan (Mechanical Contact Stress )


Tekanan yang difokuskan pada bagian-bagian yang spesifik tubuh
adalah sangat berbahaya dan di beberapa kasus dapat menyebabkan
permasalahan serius pada sistem sirkulasi dan syaraf. Menurut
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), “Kontak
tekanan biasanya mempengaruhi jaringan lunak di jari tangan, telapak
tangan, lengan bawah, paha, tulang kering dan kaki. Kontak ini mungkin
akan menghalangi aliran darah, gerakan otot dan fungsi syaraf. Jaringan
yang dimampatkan untuk periode waktu yang lama mungkin akan rusak.
Masalah menjadi lebih buruk dengan pajanan berulang.” Tekanan-
tekanan seperti itu bisa dialirkan ke arah lengan dan pergelangan tangan
melalui kontak secara langsung, misalnya kontak keras dengan sisi
meja, kursi dan peralatan kerja lainnya. Demikian juga paha bagian
bawah, tekanan akan didapat dari tempat duduk yang keras dan tempat
duduk yang terlalu tinggi.

5. Beristirahat
Bila pekerjaan berulang, maka sangat penting menyediakan waktu untuk
istirahat sejenak diantara tugas reguler. Istirahat diantara waktu kerja
regular bisa dilakukan dengan cara latihan singkat atau peregangan

20
[Type text]

otot, atau mengerjakan tugas yang berbeda dalam beberapa menit. Dr.
Hedge menyatakan, “dengan beristirahat secara tepat, yang
dikombinasikan dengan latihan peregangan, operator komputer harus
bisa menjaga kelangsungan kerja dengan istirahat di jeda kerja dengan
tepat. Dan di saat yang sama meminimalisasi risiko cidera secara
postural.” Sebagai tambahan, bahwa, “Istirahat yang tepat dan waktu
yang sesuai secara statistik akan meningkatkan keakuratan.”

6. Pendidikan, pendidikan, pendidikan


Bila semua yang diajarkan kemudian juga dikerjakan, maka
seorang karyawan yang telah dididik mengenai ergonomi di tempat kerja
dan mempraktikannya, dia lebih mungkin untuk tetap sehat. Karyawan
bisa menyusun ruang kerja mereka dengan memperhatikan faktor-faktor
risiko ergonomi di tempat kerja dan mengenali tanda-tanda peringatan
cidera.
Pencegahan adalah ideal, penting untuk mengenali tanda-tanda
peringatan dan gejala-gejala GOTRAK secara dini. Ketidaknyamanan
yang meningkat dengan intensitas yang tinggi atau dalam jangka waktu
yang lama dapat menjadi tanda meningkatnya radang. Radang ringan
berpotensi menjadi berat bila tanda-tanda peringatan awal tidak
diketahui, dan timbul dalam jangka waktu lama, pada akhirnya radang
ringan berubah menjadi otot atau tendon yang rusak. Oleh karena itu
melalui pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan, khususnya mendidik karyawan mengenai tanda-tanda
peringatan secara dini dan gejala-gejala GOTRAK, diharapkan
karyawan dapat mengenali permasalahan secara dini sebelum menjadi
berat atau parah.
BAB III

21
[Type text]

MENGENALI RISIKO ERGONOMI

A. Jenis analisis risiko

Untuk mengenali berbagai risiko ergonomi di perkantoran, maka


perlu dilakukan berbagai analisis sebagai berikut :
1. Analisis organisasi
Berhubungan dengan isu-isu di unit kerja dan tingkatan
organisasinya, seperti kepegawaian, tugas tanggung jawab, rencana
kerja, kebijakan-kebijakan lembur/overtime dan aspek lain pada
umumnya dengan mempertimbangkan kondisi kerja. Isu-isu tersebut
umumnya di luar kendali individu pekerja, tetapi mempunyai dampak
terbesar pada faktor-faktor risiko, seperti tugas kerja yang menyebabkan
gerakan berulang-ulang (repetitif), beban statis, dan juga lama paparan
ke semua faktor risiko.

2. Analisis lingkungan kerja


Melihat faktor-faktor di lingkungan kerja seperti tingkat
pencahayaan, suhu, kelembaban, kebisingan dan semua yang
mempengaruhi kenyamanan dan kinerja pekerja.

3. Analisa area kerja individu


Dilakukan dalam rangka mengembangkan pemecahan masalah
potensial terjadinya gangguan otot tulang rangka (musculoskeletal
disorders), yaitu dengan melihat komponen-komponen fisik dari area
kerja, seperti lokasi monitor dan keyboard, pekerjaan, dan kursi. Masing-
masing komponen diukur dan disesuaikan dengan masing-masing
pekerja. Keikutsertaan karyawan diperlukan dalam analisis tersebut.

22
[Type text]

4. Analisa karyawan secara individu


Melihat apa yang dikerjakan oleh masing-masing karyawan dalam
pekerjaan sehari-hari, bagaimana seorang karyawan secara khusus
mengerjakan pekerjaannya. Untuk analisis ini juga perlu melibatkan para
karyawan karena karyawan merupakan sumber informasi terbaik dalam
setiap aktivitasnya. Beberapa atau seluruh analisis bisa disesuaikan,
tergantung pada sifat masalah. Perlu diingat, bahwa karyawan tidak
sepenuhya menyadari semua masalah-masalah potensial atau faktor
risiko cidera yang terdapat di area kerja.

B. Langkah-langkah dalam analisis risiko

Metoda proaktif akan membantu dalam langkah awal analisa


risiko di tempat kerja, dengan melakukan pengamatan sekilas dan
wawancara informal dari karyawan untuk melihat hal-hal yang
memerlukan tindak lanjut. Pada saat yang sama, jika anda belum
pernah melakukan kegiatan tersebut, maka dapat diberikan pelatihan
peningkatan kesadaran untuk mendorong karyawan memperhatikan
masalah-masalah yang ada.

Berikutnya adalah langkah-langkah dalam menganalisis risiko


ergonomi di tempat kerja :
1. Melakukan wawancara dengan karyawan untuk menemukan bila ada
tugas/pekerjaan berupa pengulangan (repetitif), beban statis, postur
janggal ataupun faktor-faktor risiko lain yang, meskipun tidak
merasakan ketidaknyamanan atau gejala cidera selama
tugas/bekerja.
2. Secara singkat mengamati karyawan ketika mereka melaksanakan

23
[Type text]

tugas-tugas pekerjaan untuk menentukan faktor-faktor risiko dan


penyebab-penyebab kasus yang terjadi. Pada saat yang sama,
dilakukan pencatatan kondisi area kerja yang jelas terlihat tidak
ergonomis, faktor-faktor organisasi atau lingkungan yang termasuk
faktor-faktor risiko.
3. Diskusikan kemungkinan pemecahan masalah jangka pendek dan
jangka panjang dengan karyawan mengenai faktor-faktor risiko yang
ada. Buat perubahan segera hal-hal sederhana dari masalah yang
ada, seperti mengatur tinggi monitor komputer atau posisi mouse.
Jika di tempat kerja terdapat pekerja-pekerja yang memiliki perhatian
serius, ketidaknyamanan, atau cidera yang dirasakan/terlihat, maka
dapat dilakukan analisa tempat kerja menyeluruh. Analisis ini
merupakan kombinasi antara analisa area kerja, analisis tugas dan
analisa lingkungan.

Langkah-langkah dalam analisis tempat kerja menyeluruh adalah


sebagai berikut :

1. Mewawancarai pekerja, mengetahui alasan untuk analisa dan


menjawab pertanyaan-pertanyaan secara terbuka. Temukan apa yang
mereka kerjakan,dan untuk berapa lama, jika mereka bekerja di suatu
jadwal yang ditetapkan, ada tidaknya permasalahan, ketidaknyamanan
atau gejala-gejala cidera.

2. Amati mereka saat bekerja untuk mendapatkan gagasan-gagasan,


kebisaaan mereka dalam pekerjaan. Sesuaikan waktunya sehingga
karyawan tidak terganggu sebelum memberikan pertanyaan-pertanyaan.
Lalu, temukan apa yang mereka kejakan dan mengapa jika melakukan

24
[Type text]

hal yang berbeda. Fokuskan pada mereka pekerjaan-pekerjaan yang


terdapat masalah atau ketidaknyamanan, sebagai prioritas untuk
pengembangan pemecahan masalah. Identifikasi faktor-faktor risiko
untuk masing-masing tugas/pekerjaan dan catat seberapa sering dan
adakah faktor risiko lain.

3. Analisis area kerja, peralatan dan lingkungan sehubungan dengan


tugas-tugas yang berbeda yang harus dilakukan pekerja. Ingat
perubahan harus difokuskan kepada bagaimana menyesuaikan
peralatan dan lingkungan terhadap karyawan dibandingkan
mengharapkan karyawan untuk menyesuaikan dengan peralatan atau
lingkungan.
Untuk menilai faktor risiko kerja di perkantoran dapat menggunakan
check list, seperti terlampir.

C. Jenis risiko ergonomi

Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan tempat kerja akan


mempengaruhi sikap tubuh saat bekerja, dapat menyebabkan berbagai
gangguan muskuloskeletal, mulai dari nyeri sampai cidera otot dan
memperbesar risiko untuk terjadi kecelakaan.

Jika karyawan melakukan pekerjaan yang melebihi keterbatasan


tubuhnya secara fisik, para karyawan itu bisa mengalami cidera. Salah
satu cidera yang paling bayak di klaim di perkantoran adalah
GOTRAK/Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). Lebih dari
12 juta dolar pertahun biaya hilang akibat gangguan ini dan
menyebabkan hampir 70 ribu hari kerja hilang pertahun.

25
[Type text]

Permasalahan Ergonomi bisa disebabkan oleh baik kondisi yang


berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan secara individu atau bisa juga interaksi
keduanya. Ada banyak cara untuk menentukan kondisi-kondisi tempat
kerja yang mana, yang dapat menyebabkan permasalahan ergonomi.
Risiko utama permasalahan ergonomi misalnya Tension Neck
Syndrome, Low Back Pain dan Carpal Tunnel Syndrome, bisa timbul
karena pekerjaan sering dilakukan dengan gerakan yang berulang,
postur yang janggal, getaran, gerakan kuat dan stress di tempat kerja,
disertai penataan tempat kerja yang tidak baik.

C1. Gejala-gejala yang timbul dari permasalahan ergonomi


 Sakit pada pergelangan tangan, lengan bawah, siku, leher, atau
punggung yang diikuti ketidaknyamanan
 Mata kering, Gatal, atau sakit
 Pandangan kabur dan membayang
 Hilangnya warna pada daerah-daerah atau bagian-bagian yang
dipengaruhi
 Kejang otot
 Rasa kebas atau sensasi terbakar pada tangan / bagian yang
dipengaruhi
 Kekuatan genggaman tangan berkurang
 Bengkak atau kekakuan pada jaringan pergelangan tangan
 Luas gerakan sendi (Range of movement) pada bahu, leher, atau
punggung berkurang
 Badan lemah dan lelah

26
[Type text]

C2. Penyebab utama


 Postur yang janggal
 Tugas berulang dan sering
 Stress di tempat kerja
 Getaran
 Gerakan yang kuat
 Area kerja yang jelek/yang kurang baik
 Duduk terus-menerus dalam postur yang sama, dalam jangka
waktu yang lama
 Penopang pada pinggang bagian bawah tidak memadai

C3. Jenis-jenis permasalahan ergonomi di perkantoran


a) Kelelahan mata;
kelelahan mata terjadi karena beberapa sebab antara lain
karakterisktik pekerjaan (misalnya Repetitif) dan lama kerja.
Operator “data entry” (repetitif work) biasanya lebih sering
mengeluh kelelahan (70–90%).

b) Stres kerja;
pada akhir-akhir ini tuntutan pada karyawan melaksanakan
dan menyelesaikan tugas secara cepat dengan batasan waktu
(Deadline) berakibat pekerjaan repetitif menjadi bertambah besar,
seperti kecepatan mengetik 7.000 sampai 12.000 ketukan/jam.
Semakin besar tuntutan pekerjaan dan semakin tinggi tingkat
repetitif pekerjaan, maka akan semakin tinggi kecenderungan
timbulnya gangguan kesehatan dan stres kerja.

c) GOTRAK;

27
[Type text]

Adanya keluhan nyeri/sakit, kebas, dapat terjadi pada


berbagai area tubuh sebagai berikut:
- daerah leher (Neck Strain, Tension Neck Syndrome),
- daerah bahu (Impingement Syndrome)
- daerah lengan (Biceps Tendinitis),
- daerah pergelangan tangan (Carpal Tunnel Syndrome)
- daerah punggung bawah (Low Back Pain)

d) Skin rash; dugaan penyebab terhadap gangguan ini adalah


adanya efek radiasi ion yang dipancarkan oleh VDT
e) Gangguan kehamilan; bahwa adanya kecurigaan akan
timbulnya gangguan kehamilan (seperti abortus) masih dalam
perdebatan para ahli. Dugaan penyebab terhadap gangguan
ini adalah adanya efek radiasi ion yang dipancarkan oleh VDT.

28
BAB IV
PENERAPAN ERGONOMI PERKANTORAN

A. Proses penerapan ergonomi

Proses penerapan ergonomi dimulai pada awal proses


dengan pelatihan kesadaran pentingnya sehat dan mencegah
cidera dan penyakit akibat bekerja di kantor dengan penerapan
prinsip-prinsip ergonomi, terutama jika ada kegiatan pembelian
peralatan baru atau menyiapkan tempat kerja-tempat kerja baru.
Diagram aliran membantu dalam menetapkan upaya yang
akan dilakukan dan pengembangan solusi terhadap
permasalahan yang timbul. Jika tidak ada permasalahan, maka
pelatihan tentang prinsip-prinsip ergonomi harus terus
diupayakan untuk dilaksanakan sebagai standar pencegahan
yang tepat di perkantoran.

Berikut ini adalah flowchart proses penerapan ergonomi


perkantoran

29
Mulai

Penerapan Pelatihan Ergonomi


Ergonomi dan Perkantoran
Perkantoran

STOP

Wawancara Pekerja

Tidak

Tidak Analisis Awal Ada


Kenyamanan
Tempat Kerja Faktor risiko
Kerja

Ya
Ya

1. Prioritaskan risiko
Analisis lengkap Ada Ya 2. Identifikasi Penyebab
Tempat Kerja Faktor risiko 3. Mengembangkan solusi
4. Menerapkan Hasil yang
cepat
Tidak 5. Menerapkan Solusi
jangka panjang

1. Pelatihan Tambahan
2. Monitor gejala dan cidera Menyediakan
Pelatihan
Khusus

Evaluasi
Keefektifan
Solusi

30
1. Program komprehensif dengan dukungan manajemen
Besarnya dukungan manajemen akan menciptakan peluang
suksesnya penerapan program ergonomi perkantoran secara
komprehensif. Dalam proses persiapannya, direkomendasikan
agar para manager menetapkan tujuan-tujuan yang jelas dan
menunjuk para staf yang akan bertanggung jawab mewujudkan
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Selanjutnya manajer/pimpinan
kantor juga harus menyediakan segala sumber daya yang
dibutuhkan dan memastikan bahwa semua kebutuhan tersebut
telah terpenuhi. Mewujudkan tempat kerja yang ergonomis sesuai
dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja membutuhkan
sebuah upaya yang terus menerus, pengalokasian sumber daya
dan evaluasi serta tindak lanjut yang berkesinambungan. Hal ini
hanya dapat dilakukan oleh para manager yang memberi
dukungan secara aktif.

2. Keterlibatan karyawan
Parakaryawan adalah sumber informasi yang paling penting
dalam upaya mengetahui bahaya apa saja yang ada di tempat
kerja mereka. Keterlibatankaryawan dalam mewujudkan tempat
kerja yang ergonomis meliputi : membantu identifikasi faktor risiko
bahaya ergonomi di kantor dan kemampuan mereka dalam
menyelesaikan masalah tersebut, meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja, dan memperbesar penerimaankaryawan akan
perubahan tempat kerja mereka. Dalam hal ini parakaryawan
dapat :

31
a. Menyampaikan saran dan pendapat
b. Berdiskusi tentang kondisi tempat kerja dan bagaimana cara
mereka bekerja
c. Berpartisipasi dalam merancang pekerjaan, peralatan kerja,
prosedur kerja dan pelatihan-pelatihan
d. Mengevaluasi peralatan kerja yang digunakan
e. Memberikan respon pada saat diadakan survey
f. Berpartisipasi dalam menjalankan tugas-tugas persiapan dan
pencapaian program ergonomi perkantoran

3. Analisis Tempat Kerja untuk Identifikasi Faktor Risiko Bahaya


Ergonomi
Parakaryawan akan dapat berhasil mengenali berbagai
permasalahan mereka di kantor dengan cara membangun metode
yang sistematis untuk mengidentifikasi hal-hal yang menjadi
perhatian ergonomi perkantoran. Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam penerapan ergonomi perkantoran adalah
melakukan analisis terhadap berbagai pekerjaan yang sedang
dilakukan, baik di masing-masing tempat kerja maupun di kantor
secara keseluruhan. Analisis yang dilakukan dengan teliti akan
membantu dalam menemukan masalah yang sebenarnya dan
agar dapat menggunakan sumber daya yang sesuai dengan
permasalahan tersebut. Beberapa analisis yang dilakukan
mungkin hanya akan mengungkapkan masalah kecil saja, yang
tidak memerlukan analisis lebih lanjut untuk penyelesaiannya.
Namun ada juga beberapa analisis akan mengungkapkan
masalah yang sangat besar dan kompleks sehingga dibutuhkan
analisis lebih lanjut oleh tenaga profesional. Sering kali,

32
permasalahan yang ditemukan ternyata dapat diselesaikan oleh
parakaryawan itu sendiri dengan sumber daya yang ada pada
mereka. Berbagai penyebab cidera bisa berasal dari tingkatan
organisasi kerja mana saja sehingga dalam menganalisis tempat
kerja sedapat mungkin kita lakukan secara komprehensif. Berikut
ini adalah beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan di tempat
kerja :

a. Analisis Tugas Perorangan

Yaitu analisis yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang


dilakukan setiap hari oleh masing-masingkaryawan. Analisis ini
dapat mengacu pada deskripsi pekerjaan yang berisi tentang
beban tugas dan tanggung jawabkaryawan secara umum
sehingga kita dapat mengetahui bagaimana secara khusus
seorangkaryawan melaksanakan pekerjaannya. Untuk dapat
melakukan analisis ini maka harus melibatkankaryawan yang
bersangkutan.

b. Analisis Tempat Kerja Perorangan


Analisis dilakukan terhadap komponen fisik yang ada di tempat
kerja tersebut, seperti kursi, meja kerja, monitor komputer,
keyboard dan lain sebagainya. Masing-masing komponen ini
dinilai secara relatif berdasarkan individukaryawan, dan karena itu
maka dibutuhkan kerjasama yang baik darikaryawan yang
bersangkutan.

33
c. Analisis Lingkungan Kerja
Analisis dilakukan terhadap area disekitar tempat kerja
perorangan, seperti pencahayaan dan kesilauan, suhu dan
kelembaban udara, kebisingan serta semua hal yang berkaitan
dengan performa dan kenyamanan kerja.

d. Analisis Organisasi Kerja


Yaitu analisis terhadap kesepakatan atau kebijakan yang
diputuskan oleh manajemen di tingkat departemen atau level
menengah lainnya tentang tugas-tugas yang dibebankan kepada
staf, jadwal kerja, kebijakan mengenai lembur dan semua aspek
yang berkaitan dengan bagaimana tipe kondisi pekerjaan di kantor
tersebut. Hal ini diluar kendali parakaryawan tetapi sangat
berpengaruh terhadap faktor risiko yang akan diterimakaryawan
seperti gerakan berulang atau aktivitas statis, termasuk dengan
lamanya pajanan semua faktor risiko tersebut terhadapkaryawan.
Agar memudahkan dan sesuai dengan standar maka seluruh
analisis dilakukan dengan menggunakan formulir atau daftar
checklist yang sudah disusun oleh para ahli ergonomi
berdasarkan ilmu ergonomi perkantoran. Secara lebih terperinci,
checklist ergonomi perkantoran ini akan dibahas pada bab V.

4. Implementasi Solusi
Berdasarkan hasil analisis, kita harus mampu mengidentifikasi
beberapa perbaikan yang bisa cepat diwujudkan dengan cara
yang mudah dan dalam waktu singkat sudah dapat dirasakan
manfaatnya olehkaryawan.

34
a. Di Tempat Kerja Perorangan
Perbaikan yang langsung dapat dilakukan yaitu yang terkait
dengan postur dan penggunaan komputer yang sering digunakan,
misalnya:
- posisi monitor yang tidak tepat berada di depan karyawan
langsung dirubah posisinya menjadi tepat di depan karyawan
dengan jarak yang sejauh jangkauan tangan atau sekitar 60-
90cm, lalu kemiringan monitor juga diatur sehingga tidak
menimbulkan kesilauan. Perubahan yang kecil ini akan sangat
bermanfaat untuk mencegah cidera pada leher dan kelelahan
pada mata.
- Selanjutnya penggunaan kursi yang ergonomis agar dapat duduk
dengan Postur/postur yang benar, yaitu bila yang sebelumnya
karyawan tidak tahu bagaimana mengatur tinggi kursi, atau tinggi
dan kedalaman sandaran punggung, penggunaan sandaran
tangan kursi dan lain sebagainya, masing-masingkaryawan dapat
langsung memperbaiki postur duduknya sehingga akan langsung
juga merasakan perbedaan kenyamanan duduk dalam postur
yang benar dibandingkan sebelumnya.
- Perbaikan lain adalah posisi mouse yang sebelumnya diletakkan
ditempat terpisah dengan keyboard, dapat langsung dipindahkan
ke tempat yang sejajar, misalnya tepat disamping keyboard,
sehingga tidak lagi sering melakukan gerakan yang tidak
ergonomis seperti menjangkau, dan masih banyak lagi contoh
sederhana lainnya.

35
b. Di Lingkungan Kerja Kantor
Disain dan denah ruangan kantor beserta mebeulernya serta
berbagai peralatan yang ada didalamnya merupakan hal yang
harus disediakan oleh pihak manajemen sesuai dengan standar
ergonomi perkantoran.
Apabila kursi yang tersedia sebelumnya bukan kursi yang
ergonomis, maka harus diupayakan untuk diganti dengan kursi
yang ergonomis. Demikian pula meja kerja harus disediakan yang
sesuai dengan standar ergonomi perkantoran. Monitor komputer
dipilih yang flat, dan mudah diatur ketinggiannya serta
kemiringannya. Keyboard yang disediakan dilengkapi dengan
penyangga pergelangan tangan.

c. Di Organisasi Kerja
Disain pekerjaan yang baik akan dapat mengurangi lama
pajanan faktor risiko bahaya ergonomi terhadapkaryawan.
Beberapa faktor disain pekerjaan yang berhubungan dengan
terjadinya gangguan otot dan tulang rangka adalah kerja lembur,
uang insentif kerja lembur, tengat waktu pekerjaan, pengawasan
secara elektronik, pengawasan tertutup, konflik kepentingan,
bosan dengan pekerjaan yang biasa dilakukan, tidak punya

36
kewenangan mengambil keputusan, isolasi sosial dari
sesamekaryawan dan kurangnya dukungan atasan.
Dengan demikian beberapa solusi yang dapat diterapkan yaitu
improvisasi disain pekerjaan, rotasi pekerjaan, variasi pekerjaan,
jadwal istirahat kerja untuk snack, istirahat kerja untuk melakukan
peregangan tubuh dan lain-lain.

5. Pelatihan dan Edukasi Ergonomi Perkantoran


Seluruh program ergonomi perkantoran yang akan
dilaksanakan, tidak mungkin dimulai tanpa dukungan yang aktif
dari pihak manajemen. Dukungan ini dapat terwujud hanya
dengan pemahaman dan kesadaran yang matang tentang
manfaat ergonomi perkantoran, dan hal ini tidak muncul dengan
sendirinya. Salah satu caranya yaitu dengan program pelatihan
dan edukasi khusus bagi pihak manajemen yang dilakukan diawal
pelaksanaan program. Bila seluruh manajemen sudah memiliki
komitment yang sama tentang pentingnya penerapan ergonomi
perkantoran di lingkungan kerja mereka, maka tahapan program
selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan rencana dan target
yang telah ditetapkan.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa dengan telah
disediakan mebeuler yang baru tidak serta merta akan dapat
mengurangi rasa tidak nyaman atau risiko cidera. Sering
kalikaryawan tidak menyetel mebeuler baru yang sudah
ergonomis dengan setelan yang benar, mungkin karena mereka
tidak tahu bagaimana postur tubuh yang ergonomis, atau mungkin
juga mereka tidak tahu bagaimana cara menyetel mebeuler
tersebut dengan benar, atau mungkin mereka tidak tahu bahwa

37
mebeuler itu dapat disetel sehingga mebeuler tersebut dibiarkan
saja tanpa disetel apa-apa. Selain itu, bisa jadi parakaryawan
merasa bahwa postur/postur kerja yang benar, istirahat kerja(rest
break) bahkan bekerja dengan baik dan benar bukanlah hal yang
penting bagi mereka. Oleh karena sebab-sebab itulah makanya
parakaryawan harus diberi pelatihan dan edukasi tentang
ergonomi perkantoran.

B . Upaya perbaikan Ergonomi Perkantoran

1. Tempat kerja dan peralatan Kerja perkantoran:


a. Tempat kerja
1). Luas ruang kerja
Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa,
sehingga tiap orang yang bekerja dalam ruangan itu mendapat
ruang udara yang sedikit-dikitnya 10 m3 sebaiknya 15 m3. Tinggi
tempat kerja diukur dari lantai sampai langit-langit paling sedikit 3
meter (tinggi ruangan yang lebih dari 4 meter tidak dapat dipakai
untuk memperhitungkan ruang udara yang dimaksud
sebelumnya). Luas tempat kerja staf karyawan harus paling
sedikit 2 meter buat seorangkaryawan sehingga tiap karyawan
dapat tempat yang cukup untuk bergerak secara bebas, dan
memudahkan untuk evakuasi sewaktu terjadi keadaan
emergency.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia,


Permendagri No. 50 Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Kantor di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri

38
mengenai standar perlengkapan kantor Lampiran II mengenai
standar ruang kantor poin f menyebutkan:
Ukuran ruang kerja Pejabat Eselon IV dan/atau setingkat, terdiri
atas sebagian ruang kerja yang dipakai bersama karyawan
lainnya, masing-masing menempatkan ukuran 5,50 m², bila
fasilitas ruang tersedia.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, PermenPU No.


45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara,Pasal 3, Poin 1 :

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara


meliputi antara lain:
Standar luas ruang gedung kantor yang dijelaskan pada Lampiran
PermenPU tersebut pada tabel C.
Standar Luas ruang Gedung Kantor

39
2). Kursi kerja kantor
Kursi adalah bagian peralatan kantor yang paling penting
dalam penerapan ergonomi perkantoran. Sebuah kursi tidak
cukup hanya nyaman digunakan saja, tetapi juga harus ergonomis
yaitu yang dapat meminimalkan terjadinya postur janggal
sehingga mengurangi aktifitas otot tubuh orang yang duduk dan
menurunkan tekanan pada syaraf tulang belakang oleh diskus
intervertebralis. Walaupun sudah tersedia kursi yang ergonomis
sekalipun, hal itu tidak ada gunanya apabila karyawannya tidak
tahu bagaimana menggunakannya dengan benar dan tidak tahu
bagaimana cara menyesuaikannya.
Brill et al (1984) menemukan bahwa penggunaan mebeler
kantor yang ergonomis seperti kursi untuk meringankan sakit
punggung dan gangguan otot lainnya, menyebabkan produktivitas
karyawan kantor meningkat sebesar 10% - 15%.

Dalam memilih dan menggunakan kursi kerja, ada beberapa


hal yang harus diperhatikan terkait dengan postur duduk yang
benar, yaitu :

 Pastikan bahwa kursi yang dipilih adalah yang sesuai dengan


besar badan karyawannya, yaitu yang dapat menopang berat
badan secara merata berdasarkan besar bokong dan bukan besar
pahanya. Dengan demikian kursi tersebut dapat menunjang setiap
perubahan postur atau gerakan yang dilakukan sewaktu bekerja
dalam postur duduk. Secara umum, ukuran kursi yang diproduksi
sesuai dengan 90 – 95% ukuran tubuh kebanyakan orang

40
dewasa. Sedangkan yang diluar ukuran tersebut, mungkin karena
terlalu gemuk, atau terlalu tinggi atau terlalu pendek, harus
dibuatkan kursi khusus yang sesuai dengan ukuran mereka.

 Pilihlah kursi kerja sesuai dengan jenis tugas pekerjaan. Bila


jenis pekerjaan membuat seorangkaryawan harus duduk terus
menerus selama berjam-jam, maka pilihlah jenis kursi yang paling
ergonomis untuk mengurangi risiko cidera otot yaitu kursi yang
sesuai dengan postur tubuhkaryawan tersebut.

 Pilihlah kursi yang ergonomis.


Untuk memilih kursi yang ergonomis, dapat dilakukan dengan
mengikuti formulir penilaian kursi yang ergonomis (terlampir), atau
dengan memeriksa apakah kursi tersebut memenuhi kriteria
sebagai berikut:

a) Tersedianya sandaran kursi dengan lengkungan kedepan


untuk penahan tulang pinggang (Lumbar Support) yang dapat
diatur.
- Sandaran kursi harus dapat diatur posturnya tingginya keatas
dan kebawah agar sesuai dengan tinggi lengkungan pinggang
( tulang lumbal).
- Selain itu sandaran sebaiknya juga dapat diatur kedepan dan
kebelakang agar tepat menempel di lengkungan pinggang
tersebut.

41
- Kemiringan sandaran kursi harus dapat diatur sehingga badan
kita agak menyandar, dengan sudut kemiringan yang biasa
direkomendasikan yaitu 100 - 110o sehingga memberikan rasa
nyaman dan mencegah timbulnya nyeri punggung bawah
(NPB/ Low Back Pain).
- Postur sandaran kursi bisa dirubah sesuai kebutuhan.
Sandaran kursi yang baik, bisa menopang punggung anda
dalam postur yang berbeda dengan baik dan nyaman.
Gerakan punggung sewaktu kita sedang duduk, membantu
untuk memelihara tulang belakang yang sehat.

b). Ketinggian kursi dapat diatur.


Cara mengatur ketinggian kursi yaitu dengan mengambil
postur berdiri, atur agar tinggi tempat duduk sejajar dengan
tinggi lutut, sehingga apabila kita dalam postur duduk maka
telapak kaki akan dapat beristirahat dengan menjejak ke lantai
secara sempurna tanpa adanya tekanan pada lantai. Apabila
diperlukan, sebuah tempat istirahat kaki mungkin bermanfaat.

42
Pijakan untuk kaki
beristirahat

Tumit jinjit di atas lantai (Salah) Tumit di lantai ( Benar)

Bila kursi terlalu rendah maka bagian paha akan membentuk


sudut dengan lantai (lihat gambar dibawah ini). Bagian paha
seharusnya sejajar terhadap lantai, sehingga bagian belakang
lutut membentuk sudut 900. Hal ini akan menjamin berat badan
terdistribusi merata di sepanjang bagian bisep kaki (belakang
paha). Pastikan hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali
tekanan dari dudukan kursi pada bagian belakang lutut, karena ini

43
dapat membatasi sirkulasi darah.
Mekanisme untuk menyetel tinggi kursi harus dapat dilakukan
dengan mudah dan juga cukup mudah dioperasikan sewaktu kita
duduk.

Paha Membentuk sudut Paha sejajar

c) Lebar kursi,
upayakan sesuai dengan karyawan yang akan
menggunakannya. Ketika kita duduk harus ada ruang yang cukup
untuk pinggul kita. Hal ini agar tidak terjadi tekanan pada paha
karena sempitnya kursi, dan sebaliknya, jangan juga terlalu lebar
sehingga akan sulit mengatur ketinggian kursi agar bisa
menjejakkan telapak kaki dengan santai/relaks.

d) Kedalaman kursi,
upayakan sesuai dengan karyawan yang menggunakannya
atau agar dapat diatur kedalamannya.
Pada saat duduk, postur bagian kursi yang kita duduki seharusnya
membuat bagian belakang tubuh kita menempel pada sandaran
kursi tanpa membuat bagian depan kursi menekan bagian
belakang lutut.

44
Apabila tidak pas kedalaman kursinya, maka aturlah sandaran
kursinya, yaitu dimajukan atau dimundurkan. Pada beberapa
kursi, kedalamannya dapat diatur seperti kursi mobil, yaitu dapat
digeser ke depan dan ke belakang.

e) Terdapat sandaran lengan yang dapat diatur.


Sandaran lengan ini harus diatur setinggi siku. Bila terlalu
tinggi maka pundak kita akan naik sehingga tidak nyaman, namun
bila terlalu rendah maka pundak kita akan terbebani berat lengan
sehingga akan berpengaruh pada postur tulang belakang dan
leher.

45
Sandaran lengan ini menyediakan tumpuan bagi lengan atas kita
untuk mengurangi tekanan pada pundak maupun tulang belakang.
Sandaran lengan yang lembut akan meminimalisir gesekan siku
kita. Apabila terasa terlalu keras mungkin dapat ditambahkan
bahan yang lebih lembut diatasnya. Selain itu, sandaran lengan ini
berfungsi juga sebagai pegangan ketika mau duduk maupun akan
berdiri. Sandaran lengan ini cocok untuk karyawan yang memiliki
banyak ragam aktifitas dalam pekerjaannya sehingga akan sering
berpindah, duduk dan berdiri serta berbicara dengan orang lain.
Namun sandaran lengan ini kurang cocok atau tidak
direkomendasikan untuk orang yang bekerja tetap pada satu
tempat, karena akan membatasi gerakan lengan diatas meja dan
juga akan menghambat kursi masuk ke bawah meja.
Apa bila kursi tidak mempunyai sandaran tangan, maka
letakkanlah siku pada permukaan meja sehingga lengan tetap
memiliki sandaran dan tidak dalam postur menggantung.

f) Kaki kursi yang beroda harus berjumlah lima cabang.


Pergerakan kursi adalah penting dalam membantu anda untuk
melakukan pekerjaan, sehingga diharapkan kursi tersebut punya
sedikitnya 5 alas tumpuan dasar dengan roda kursi, yang dapat
bergerak dengan bebas di permukaan lantai. Namun roda kaki
kursi tidak aman digunakan di lantai yang keras karena dapat
meluncur. Untuk mengurangi risiko terjatuh dari kursi yang
meluncur tak terkendali, maka gunakan roda karet agar sekaligus
dapat berfungsi sebagai rem. Anda mungkin juga ingin memilih
sebuah kursi yang dilengkapi dengan “swivels easily” sehingga
dudukan kursi dapat berputar

46
g) Lapisan Kursi
Sebaiknya dari bahan kain, bukan kulit atau bahan sintetis
sejenisnya. Pelapis kursi yang paling baik dipakai adalah bahan
kain, agar lebih nyaman karena tidak terasa panas, namun
kekurangannya yaitu mudah kotor terkena tumpahan dan sulit
dibersihkan. Selain itu kekurangan lainnya adalah mudah
menyimpan debu dan kutu yang dapat memicu alergi. Oleh
karena itu, salah satu perawatannya adalah harus sering
dibersihkan.
Bila pelapis kursi bukan dari bahan kain memang akan mudah
dibersihkan namun bila diduduki dalam waktu lama akan terasa
panas, terutama di bagian bawah paha akan berkeringat yang
membuat duduk terasa tidak nyaman.

Bila sudah tersedia kursi yang ergonomis maka aturlah kursi


tersebut sesuai dengan ukuran tubuh kita, lalu duduklah dalam
postur duduk yang benar (Good Posture).
Jangan duduk dalam postur yang sama terus menerus, setiap 10-
15 menit selingi dengan aktifitas lain walaupun dikerjakan dalam
postur duduk. Selanjutnya upayakan jangan terlalu lama dalam
postur duduk, selingi dengan berdiri atau bahkan berjalan sejenak
setiap satu jam sekali.

TIPs mengatur/menggunakan kursi sebagai berikut :


 Paha anda dalam postur horisontal dan punggung bagian
bawah atau pinggang anda terdukung. Tanpa ini, punggung
dan pinggang anda berpotensi mendapatkan gangguan.
 Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat

47
dibantu dengan diberi bantal.
 Telapak kaki anda harus dapat menumpu secara rata di lantai
ketika duduk dan ketika menggunakan keyboard. Apabila tidak
dapat maka kursi anda mungkin terlalu tinggi dan anda dapat
manfaatkan penyangga kaki.
 Kadang-kadang ubahlah postur duduk anda selama bekerja
karena duduk dalam postur tetap dalam jangka lama akan
mempercepat ketidaknyamanan.

Kursi bukan hanya diperlukan “Fit” padakaryawan, tetapi juga


harus sesuai dengan pekerjaannya. Beberapa hal penting dalam
memilih kursi :
- Stabilitas kursi (five-point base)
- Panjang dudukan kursi (Seat pan length)
- mencegah tekanan pada paha dan betis bagian atas

3). Postur duduk


Hal pertama yang harus dilakukan parakaryawan adalah
menjadikan tempat kerja mereka sebagai tempat kerja yang dapat
membuat postur tubuh menjadi netral, yaitu semua persendian
dalam postur yang lurus alami sehingga mengurangi penekanan
dan peregangan pada otot. Karena hampir semua pekerjaan
kantor dilakukan dalam postur duduk, maka langkah selanjutnya
adalah merubah postur duduk yang tidak benar (Poor Posture)
menjadi postur yang benar (Good Posture).
- Untuk mengetahui postur duduk yang tidak benar (Poor
Posture) maka kita harus tahu bagaimana postur duduk yang
benar (Good Posture).

48
- Postur duduk yang direkomendasikan yaitu tulang belakang
membentuk huruf “S” (“S” Shape), dengan telinga, pundak dan
panggul dalam postur segaris, sedangkan postur duduk yang
tidak benar adalah membungkuk sehingga tulang belakang
membentuk huruf “C”.

Berikut ini adalah gambaran bagaimana postur duduk yang benar


saat bekerja dengan menggunakan computer.

-
Posisi duduk yang tidak Posisi duduk yang benar,
benar,
- bentuk “C” bentuk “S”

49
Posisi kepala tegak

Mata agak melihat


kebawah 30o
Posisi
pergelangan
tangan netral
Punggung bersandar

Siku tangan 90o

Paha horizontal 90o

Kaki menapak
dilantai

- Gambar diatas adalah gambaran postur duduk yang ideal,


meskipun demikian sebenarnya tidak ada postur duduk yang
benar-benar ideal karena tidak mungkin kita harus tetap dalam
postur duduk seperti itu sepanjang waktu kerja, kita juga harus
merubah postur dan postur tubuh mengikuti ritme pekerjaan kita,
membaca, mengetik yang harus juga diselingi dengan sejenak
berdiri dan berjalan, sesering mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan lancarnya peredaran darah anggota gerak tubuh kita
agar dapat mengurangi risiko terjadinya cidera.
- Postur tubuh adalah aspek yang paling penting dalam
menciptakan Postur yang benar. Kursi, meja kerja, monitor
komputer, keyboard dan perlengkapan kerja lainnya memang
dapat berperan, namun semua itu tidak dapat menciptakan Postur
yang benar. Contoh sederhananya yaitu walaupun kita memiliki
kursi yang ergonomis namun belum menjaminkaryawannya akan

50
duduk dengan postur yang benar, hal itu sangat tergantung
padakaryawannya, apakah dia tahu bagaimana postur duduk
yang benar itu dan apakah kemudian dia menerapkannya.

4). Meja kerja

Meja kerja kantor umumnya terbuat dari bahan yang kuat


seperti kayu atau baja yang digunakan untuk pekerjaan tata
usaha. Meja kantor yang baik harus memenuhi beberapa
persyaratan, diantaranya :

1. Dari permukaan meja sampai lantai tidak seluruhnya tertutup.


2. Tinggi meja kurang lebih setinggi siku karyawan (58 – 68 cm)
3. Bagian bawah meja harus mempunyai kaki-kaki meja yang
cukup terbuka untuk tempat peredaran udara serta ruangan
untuk meletakkan kaki karyawan seluas minimal lebar 51 cm
dan panjang 60 cm. Tidak boleh meletakkan barang-barang di
bawah meja agar pergerakan kaki karyawan tidak terganggu.
4. Permukaan meja tidak berkilat agar tidak menyilaukan para
karyawan yang memakainya.
5. Luas meja minimal 120 x 90 cm, cukup untuk menempatkan
VDT dengan monitor, keyboard, mouse, document holder dan
telepon. Sebaiknya jangan terlampau berlebihan, karena luas
meja yang berlebihan biasanya tidak dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan tapi digunakan untuk fungsi yang
lain.

Meja kerja merupakan perlengkapan kantor yang relatif lebih


banyak dari peralatan lainnya karena pada umumnya setiap
personil memiliki satu meja kerja. Oleh karena itu meja kerja perlu

51
ditata dengan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi prinsip
tata ruang kantor yang baik.

meja 1/2 biro meja 1 biro

Tinggi meja kerja sebaiknya setinggi siku agar lengan atas bisa
berada pada postur relaks dan lengan bawah dapat membengkok
sesuai dengan sudut yang benar. Bila mejanya tidak dapat diatur
ketinggiannya maka yang diatur adalah ketinggian kursinya, akan
tetapi harus ditambahkan pijakan kaki bila dibutuhkan.
Pijakan kaki ini harus dapat diatur ketinggian dan kemiringannya
serta cukup lebar untuk kedua telapak kaki, namun jangan pula
terlalu lebar sehingga bisa terhalang penempatannya oleh kaki
meja. Penggunaan pijakan kaki akan membatasi gerakan
sehingga lebih baik gunakan kursi dan meja yang dapat diatur
agar tidak perlu lagi menggunakan pijakan kaki

Tinggi meja kerja yang ergonomis adalah tinggi meja kerja yang
sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh
karyawan yang menggunakan meja tersebut. Beberapa hal yang
harus dipertimbangkan untuk tinggi meja kerja adalah :
 Pekerjaanan ringan (seperti menggambar), diperlukan

52
penyangga siku untuk mengurangan beban statis yang dipikul
oleh otot-otot punggung. Tinggi meja yang disarankan sekitar 50 –
100 mm di atas tinggi siku.
 Selama pekerjaan manual, karyawan sering memerlukan ruang
yang cukup untuk beberapa peralatan, kontainer dan/atau material
lainnya. Tinggi yang disarankan adalah 100 mm –150 mm di
bawah tinggi siku.
 Pada pekerjaan yang agak berat, anggota badan bagian atas
memerlukan usaha dan ruang gerak yang agak lebih besar. Tinggi
meja yang disarankan adalah 150–400 mm di bawah tinggi siku.

5). Penataan Meja Kerja


Sebagaimana halnya dengan kursi, meja kerja juga harus ditata
agar ergonomis, dimana karyawan kantor bisa bekerja dengan
nyaman, dan bisa konsentrasi mengerjakan tugasnya dengan baik
dan efisien.

Teknik penataan meja kerja dapat dilakukan dengan cara berikut

(a) Meja-meja kerja sebaiknya disusun menurut garis lurus


menghadap ke jurusan yang sama atau dengan pola susunan
yang saling bertolak belakang dengan posisi beradu punggung.

(b) Pada tata ruang yang terbuka atau relatif besar, susunan
meja-meja dapat terdiri atas beberapa baris.

53
120 Cm

Tataruang terbuka Tataruang terbuka dengan


partisi rendah

(c) Diantara blok suatu baris meja dengan blok baris lainnya perlu
disediakan lorong (clearance) untuk lalu lintas karyawan, atasan,
maupun untuk tamu yang akan meminta layanan kita. Lebar
lorong diantara satu blok baris dengan blok baris lainnya sekitar
120 cm dan lorong diantara satu baris meja depan dengan baris
meja lain di belakangnya sekitar 80 cm.

(d) Penempatan pimpinan suatu unit kerja dengan pimpinan unit


kerja lain pada ruang terbuka ditempatkan dekat dengan
karyawan yang menjadi bawahannya.

(e) Penempatan karyawan disesuaikan dengan jenis


pekerjaannya, karyawan yang banyak mengerjakan pekerjaan
yang memerlukan konsentrasi kerja yang tinggi ditempatkan jauh
dari lalu lintas orang-orang, demikian juga karyawan yang banyak
berhubungan dengan pihak luar ditempatkan dekat pintu masuk.

(f) Karyawan yang menggunakan alat kerja yang menimbulkan


suara ribut (bising) ditempatkan pada tempat yang dapat

54
meredam suara atau jauh dari karyawan lain yang memerlukan
konsentrasi kerja yang tinggi

(g) Karyawan yang memiliki perlengkapan kerja yang relatif sulit


dipindahkan ditempatkan dekat dengan perlengkapan kerjanya

(h) Karyawan yang memiliki perlengkapan kerja lemari yang berat


atau peti besi ditempatkan dekat dinding agar perlengkapan
kerjanya ditempatkan menempel ke tembok atau tiang untuk
mendapatkan penyangga

6). Tata letak barang diatas meja kerja


Penempatan barang diatas meja kerja yang ergonomis, dibagi
berdasarkan jarak jangkauan tangan karyawan dan sering
tidaknya barang tersebut digunakan sehari hari yaitu: area primer,
sekunder dan tertier.

Area Tertier

Area Sekunder

Area Primer

55
 Area primer: merupakan lokasi permukaan meja yang mudah
dijangkau. Postur lengan atas dan bawah masih membetuk siku.
Area ini digunakan untuk menempatkan barang-barang atau
bahan kerja yang sering digunakan, misalnya keyboard, mouse
dan document holder, dokumen kerja, buku, serta pena yang
sering dipakai. Seperti yang terlihat pada gambar diatas, aturlah
peletakkan barang sesuai dengan jangkauan tangan kanan dan
kiri membentuk setengah lingkaran.

 Area sekunder: adalah area yang masih dapat dijangkau hanya


dengan menjulurkan lengan, yaitu tempat peralatan dan bahan
kerja yang jarang digunakan (occasional work), misalnya telepon
yang jarang digunakan atau file holder.

 Area tertier: yaitu area yang tidak dapat lagi dijangkau hanya
dengan meluruskan lengan, tetapi harus ditambah dengan
membungkukkan bahu atau badan ke depan atau ke samping.
Area ini tidak boleh digunakan untuk menempatkan peralatan dan
bahan-bahan kerja. Dengan demikian maka barang atau bahan
kerja yang jarang digunakan sebaiknya disimpan di tempat lain,
sehingga pada saat dibutuhkan kita harus berdiri dan bergerak
mengambilnya. Hal ini sangat penting untuk memperlancar aliran
darah dan mengurangi risiko cidera atau rasa tidak nyaman pada
otot anggota gerak kita.

Berikut ini adalah saran-saran yang dapat membantu operator


atau pengguna komputer dalam mengurangi risiko cidera saat
bekerja sehari-hari di area kerja.

56
o Tempatkan peralatan yang sering digunakan sedekat mungkin
dengan kita. Ini akan mengurangi jangkauan atau perputaran
tubuh yang tidak perlu.

Jauh dari jangkauan Dekat dari jangkauan

o Buku-buku referensi dan file-file yang berat dapat disimpan


dan ditempatkan pada bagian kiri komputer sehingga bila
dibutuhkan, tidak memerlukan jangkauan yang menyebabkan
tubuh membungkuk ke depan. Dan sebaiknya jika dalam
postur membaca buku-buku referensi atau file-file lainnya,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
o Meja mempunyai cukup tempat untuk menata postur yang
paling nyaman untuk, monitor, keyboard, mouse, printer,
penyangga/pemegang buku, dan piranti lainnya seperti telpon
dan lain-lain.
o Buku, atau bahan cetakan lain yang dibutuhkan dalam bekerja
dengan komputer sebaiknya diletakkan di bawah atau
disamping di dekat monitor.

57
o Sebaiknya kemiringan permukaan meja dapat diatur sesuai
keperluan. Pengaturan kemiringan permukaan meja dapat
membantu memperbaiki postur kerja.
o Untuk meja tulis kemiringan yang nyaman adalah 100–150
mm, meja baca 220–450 mm.
o Bila permukaan meja kerja terlalu tinggi, bahu terpaksa sering
melakukan kompensasi dengan akibat tidak nyaman, kramp
pada bagian leher dan bahu. Sedang bila permukaan meja
terlalu rendah mengakibat badan terlalu membungkuk, maka
dapat mengakibatkan sakit pinggang (backache). Oleh sebab
itu tinggi meja harus disesuaikan dengan postur tinggi
karyawan.

b. Peralatan kerja perkantoran


1) Komputer, Video Display Terminal (VDT) / monitor,
keyboard dan mouse serta penempatan dokumen

Dalam hal penempatan computer, posisi monitor computer

58
lurus sejajar mata sehingga postur kepala netral dan keyboard
berada dekat dengan siku dengan pergelangan lurus. Jika posisi
monitor dan keyboard sulit disesuaikan karena ketinggian meja,
maka pengaturan dapat dilakukan pada kursi dengan
menyediakan ganjalan kaki sebagai suatu solusi.
Analisis untuk pemecahan masalah di area kerja sulit untuk
digeneralisir sehingga pendekatan yang dilakukan bersifat
kondisional untuk masing-masing karyawan. Sebagai contoh
standard pada karyawan yang memakai kacamata, pengaturan
posisi monitor tidak persis sama, karena dipengaruhi oleh jenis
atau kekuatan lensa sehingga lurus sejajar dengan jarak sesuai
standard yang ditetapkan. Berikut gambaran standar untuk
pengaturan posisi komputer secara umum

Video Display Terminal (VDT) / Monitor

1) Jarak Monitor dengan karyawan pengguna


Seberapa jauh jarak kita dengan monitor tergantung pada
kemampuan pandangan dan umur kita serta ukuran dan resolusi
layar monitor itu sendiri. Prinsip umum yang terbaik yaitu letakkan
monitor sejauh mungkin dan perbesar ukuran huruf (font).
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa jarak monitor

59
sebaiknya 45 – 66 cm (18 - 26 inchi). Monitor yang terlalu dekat
mengakibatkan mata tegang, cepat lelah, dan berpotensi
gangguan penglihatan .
Cara yang mudah untuk menentukan seberapa jauh jarak monitor,
adalah duduk dalam postur yang benar kemudian luruskanlah
kedua lengan kita kearah depan, apabila telapak tangan anda
dapat menyentuh monitor berarti jarak monitor itu terlalu dekat,
dan yang benar adalah bila ujung jari tangan dapat menyentuh
monitor (lihat gambar).

Jarak terlalu dekat jarak yang benar

2) Tinggi dan lokasi Monitor


 Posisi monitor diletakkan tepat lurus di depan berhadapan
langsung dengan postur tubuh pengguna, dimana kepala
menghadap arah yang sama sesuai tubuh. Hal ini agar leher
tidak dalam postur terputar (twisted).
 Untuk kenyamanan, atur monitor sehingga mata pengguna
sama tingginya dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di
bawah bagian atas casing monitor. Monitor yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi akan menyebabkan leher dan pundak nyeri.

60
Posisi monitor yang salah Posisi monitor yang benar

 Miringkanlah bagian atas monitor sekitar 15-20o kearah


kebelakang sehingga mata kita dapat tepat memandang layar
komputer tanpa harus menunduk (membengkokkan leher).
Postur seperti ini kadang membuat mata menjadi silau. Untuk
mengatasinya, coba atur kemiringan monitor sehingga silau
dapat hilang namun tetap tidak membuat kepal jadi menunduk
atau tengadah.
 Ketika mengetik, kepala harus tegak dan terpusat di atas bahu.
Postur layar monitor sedemikian rupa sehingga dapat
meminimalisir pantulan cahaya dari lampu, jendela atau
sumber cahaya lainnya. Apabila tidak memungkinkan untuk
mengatur postur layar monitor, pertimbangkan untuk
memasang filter/layar pelindung di depan kaca monitor.

61
 Atur level kecerahan dan kekontrasan monitor senyaman
mungkin. Jangan terlalu redup jangan terlalu terang. Ketika
kondisi cahaya di ruang berubah, sesuaikan lagi tingkat
kecerahan dan kekontrasan monitor .
 Apabila anda mengalami kesulitan untuk melihat
tampilan layar dengan jarak 50-60 cm, coba besarkan tampilan
atau resolusi layar. Apabila resolusi 1024 x 768 terlalu kecil,
ubah ke 800 x 600. Atur warna dan ukuran font bila perlu.

3) Kaca mata
Untuk karyawan yang memakai kacamata bifocus
(fokus jauh dan dekat ) maka monitor harus direndahkan.
Walaupun tergantung pada tingkat penglihatan dan jumlah serta
jenis pekerjaan anda pada komputer, namun biasanyakaryawan
pengguna komputer hanya fokus untuk penglihatan dekat saja
(lensa yang bagian bawah yang akan bermanfaat). Alternatifnya
adalah dapat saja kita pesan kaca mata dengan ukuran khusus
lensa bagian atas (fokus penglihatan jauh) agar mata kita dapat
melihat layar monitor dengan jelas. Dokter mata dapat
menentukan berapa ukuran lensa bagian atas yang cocok dengan
kondisi mata kita yang khusus untuk dipakai bekerja di depan
komputer

2). Keyboard
Sebagai perangkat input, keybord ini mutlak diperlukan dan
selalu kita pegang dengan jari tangan ketika kita mengetik dengan
komputer. Kegiatan pengetikan merupakan kegiatan dengan
melibatkan gerakan yang berulang dalam waktu yang cukup lama
62
tergantung bahan yang harus diketik. Penempatan keyboard /
posisi keyboard yang tidak tepat akan memaksa pengguna dalam
postur tangan yang tidak ergonomis dengan menekuk atau
membengkokkan pergelangan tangannya sewaktu mengetik. Hal
ini lambat laun sering kali menimbulkan GOTRAK seperti Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) dan Tension Neck Syndrome (TNS) dan
GOTRAK lainnya dengan keluhan rasa kebas dan nyeri pada
tangan dan pergelangan tangan.

Conventional keyboard Fixed Split Keyboard

Split Keyboard Carpal Tunnel Syndrome

 Letakkan keyboard tepat di depan badan pengguna sehingga


pergelangan tangan dan lengan dalam postur lurus (segaris) dan
untuk mencegah berputarnya leher dan badan.

63
Keyboard juga harus diletakkan persis di depan monitor dengan
huruf G dan H berada dekat dengan pusar kita. Jarak keyboard di
depan badan pengguna maksimal sejauh jarak ketika lengan
bawah kita diluruskan. Pada saat menggunakan keyboard dan
mouse, lengan atas harus dalam postur relaks disamping badan,
bengkokkan siku tegak lurus dengan sudut yang benar (90o) dan
pergelangan tangan dalam postur lurus dari lengan bawah.

Posisi Pergelangan Tangan Yang Netral

Posisi Pergelangan Tangan Yang Salah

Posisi Pergelangan Tangan Yang Benar

Bila anda mengetik dalam postur pergelangan tangan


membengkok dan membentuk sudut dengan lengan bawah maka
saraf yang melewati pergelangan tangan tersebut akan
mengalami penekanan sehingga dapat menimbulkan nyeri.
Jagalah postur siku agar tetap berada disamping badan sejajar
dengan bahu dan jagalah kebengkokan siku agar tetap dalam
sudut yang benar ( 900). Bila anda mengetik dengan postur siku
yang menjauh dari badan dalam waktu yang lama maka akan
menimbulkan beban statik pada pundak dan lengan atas sehingga
akan dapat menimbulkan nyeri pada punggung atas, pundak dan

64
lengan atas.
Untuk dapat mengetik dalam postur yang benar (Good Posture)
maka pakailah kursi dan meja yang ergonomis. Namun apabila
kursi atau mejanya tidak dapat diatur ketinggiannya maka
gunakanlah baki untuk keyboard, tentunya yang dapat diatur
ketinggiannya dan lebarnya cukup untuk sandaran tangan dan
tempat keyboard serta mouse.

 Pertimbangkan untuk memanfaatkan keyboard ergonomis


yang dirancang untuk dapat diatur sesuai ukuran jari dan
postur lengan.
Pilihlah jenis keyboard yang sesuai dengan anda. Saat ini
sudah banyak terdapat jenis keyboard yang dirancang agar postur
tangan dapat lebih ergonomis sehingga mengurangi risiko cidera
otot dan tulang rangka. Efektifitasnya tergantung
padakaryawannya sendiri dan jenis pekerjaannya dengan
komputer.
Secara umum terdapat 2 jenis keyboard, yaitu Fixed split dan
adjustable split. Fixed Split adalah jenis keyboard yang terdiri dari
dua atau tiga group tombol-tombol namun tidak dapat dipisah,
yaitu menyatu dalam sebuah papan keyboard, sehingga ketika
mengetik tidak dapat dihindari akan terbentuk sudut menyamping
pada pergelangan tangan. Sedangkan adjustable split adalah
jenis keyboard yang terdiri dari dua atau tiga group tombol-tombol
dan masing-masing dapat dipisahkan untuk disusun sesuai
dengan postur pergelangan tangan sehingga dapat dihindari
terbentuknya sudut menyamping pada pergelangan tangan.

65
Fixed Split keyboard adjustable split keyboard

TIPs untuk pemakaian keyboard yang nyaman usahakan hal-hal


sebagai berikut :
 Posisikan keyboard sehingga lengan anda dalam postur
relaks dan nyaman dan lengan bagian depan dalam postur
horisontal.
 Pundak anda dalam postur relaks tidak tegang dan terangkat
ke atas.
 Postur pergelangan tangan harus lurus/netral, tidak menekuk
ke atas atau ke bawah.
 Ketika mengetik tangan harus ikut bergeser kekiri kanan
sehingga jari tidak dipaksa meraih tombol-tombol yang
dimaksud.
 Jangan memukul tombol, tekan tombol secara halus
sehingga tangan dan jari anda tetap relaks.
 Manfaatkan fitur shortcut dan macro untuk melakukan
suatu aktivitas di komputer. Misal ; Ctrl+C untuk
menyimpan.
 Shortcut /macro akan mampu mengurangi aktivitas penekanan
tombol.
 Seperti penjelasan di atas, postur yang salah dalam
pemakaian keyboard maupun mouse berpotensi menyebabkan

66
gangguan Carpal Tunnel Syndrome.
 Posisi papan tombol haruslah di bawah tingginya siku.
 Cobalah penempatan keyboard yang berbeda untuk
menemukan postur keyboard yang terbaik dalam melakukan
pengetikan.
 Sebuah alat untuk istirahat pergelangan tangan diperlukan
untuk mendukung pergelangan tangan dan melindunginya.
 Posisi keyboard sebaiknya berhadapan langsung. Dan pada
saat pengetikan ada tempat untuk istirahat bagi siku.
 Sesuaikan tinggi keyboard dan pergelangan tangan agar
sejajar terhadap lantai dan lurus terhadap keyboard. Cara
yang paling mudah untuk memenuhi ini adalah bagian kaki
keyboard dapat disetel naik/turun sehingga efektif dalam
membantu untuk mencapai postur keyboard yang tepat bagi
pengguna.

Salah Benar

67
Postur tangan yang salah Postur tangan yang benar

3). Mouse

Postur yang tidak benar (Poor Posture) dalam penggunaan mouse


juga dapat menyebabkan GOTRAK. Pemilihan dan penempatan
mouse adalah kunci pengaturan cara kerja menggunakan
computer yang ergonomis. Saat ini mouse sudah banyak tersedia
dalam berbagai bentuk, ukuran dan kelengkungannya.

68
Prinsip ergonomis pemakaian mouse tidak jauh berbeda dengan
keyboard.
 Pilihlah ukuran dan kelengkungan mouse yang cocok dengan
ukuran tangan pengguna untuk menghindari penekanan yang
tidak perlu pada otot jari–jari dan pergelangan tangan.
 Pastikan ukuran mouse tidak terlalu besar sehingga
pergelangan tangan berada dalam postur netral pada saat
menggunakannya.
 Letakkan mouse di atas mouse pad di dekat dan di permukaan
yang sama dengan keyboard sehingga mudah dijangkau.
Biasanya di sebelah kanan keyboard, sehingga tidak terjadi
gerakan menjangkau dan menyilang bila tangan kanan
menggunakan mouse yang diletakkan disebelah kiri.
 Pegang mouse dengan relaks (jangan terlalu kuat
menggenggamnya) pada saat menggunakannya. Jangan
tegangkan jari-jari yang digunakan untuk menekan tombol
mouse dan angkat tangan anda dari mouse bila sedang tidak
menggunakannya.
 Pegang mouse secara ringan dan klik dengan tegas.
Gerakkan mouse dengan lengan, jangan hanya dengan
pergelangan anda. Jangan tumpukan pergelangan atau
lengan bagian depan di meja ketika anda menggerakkan
mouse.
 Ujung atas mouse pad sejajar dengan ujung atas keyboard,
hal ini dapat menjaga gerakan mouse dan agar tetap di atas
pad-nya. Selain itu, jaga kebersihan mouse pad agar mouse
dapat berfungsi dengan lancar sehingga kita tidak perlu terlalu
lama memegangnya.

69
Letakan mouse dalam jangkauan yang nyaman

 Untuk jenis rolling-ball mouse, bersihkan mouse secara


periodic, mouse yang kotor akan mengganggu pergerakan
kursor dan menyebabkan pergelangan menjadi tegang.
 Pertimbangkan untuk menggunakan scroll-point mouse,
sehingga gerakan scrolling di layar dapat lebih mudah
dilakukan
 Gunakan optical mouse untuk memperoleh gerakan kursor
yang lebih presisi. Pekerjaan di bidang grafis sebaiknya
menggunakan mouse jenis ini. Usaha untuk mengarahkan
kursor secara presisi akan cenderung meningkatkan
ketegangan di otot lengan dan bahu.
 Dapatkan peralatan input alternatif misalnya “roller ball”
yang mungkin lebih nyaman dari pada mouse.

Postur mouse yang salah

70
Postur mouse yang salah

Postur mouse yang benar

Sebaiknya kita berlatih menggunakan tangan kiri untuk


mengoperasikan mouse (direkomendasikan), dan meletakkan
mouse di sisi sebelah kiri keyboard. Dengan mengoperasikan
mouse secara bergantian tangan, sekarang tangan kanan
kemudian diseling pakai tangan kiri, kemudian tangan kanan lagi
dan seterusnya, biasanya dapat mengurangi risiko cidera otot
tangan kanan akibat sering mengetik dan menggunakan mouse
dalam waktu lama. Memang sebagian besar kita biasa bekerja
dengan tangan kanan sehingga akan membutuhkan waktu dan
kesabaran agar kita bisa menggunakan tangan kiri dalam
mengoperasikan mouse.
Selain dengan cara tersebut, kita dapat mengurangi cidera otot
tangan akibat penggunaan mouse dengan cara meminimalisir
penggunaannya yaitu dengan cara mengganti fungsi mouse

71
dengan menggunakan rumus-rumus control panel pada keyboard,
seperti pada tabel dibawah ini.

4) Penyangga telapak tangan (Palm Rest/ Wrist Rest)


Palm rest adalah sandaran telapak tangan yang digunakan
untuk meninggikan telapak tangan (palm support) sehingga
pergelangan tangan berada dalam postur lurus / netral. Postur
palm rest jangan sampai berada di bawah pergelangan tangan
sehingga menjadi wrist support karena akan menyebabkan
terjadinya penekanan pada bagian bawah pergelangan tangan
yang berakibat terganggunya aliran darah. Selain itu akan
menekan juga carpal tunnel yang dapat menyebabkan kesemutan

72
dan mati rasa dalam jangka pendek serta cidera (carpal tunnel
syndrome) dalam jangka panjang.
Ketika sedang mengetik, tangan kita seharusnya berada dalam
postur mengambang diatas keyboard. Hal ini akan membuat rasa
tidak nyaman dan cidera pada pergelangan dan jari tangan.
Prinsip ini berlaku juga untuk pemakaian mouse pad.

5) Penyangga dokumen (Document ramp / Holder)


 Ketika kita menggunakan document holder untuk meletakkan
dokumen yang akan kita ketik, sebaiknya diletakkan diantara
monitor dan keyboard atau setinggi monitor. Hal ini akan
mengurangi gerakan kepala berulang menunduk dan menoleh
untuk melihat dokumen yang biasanya diletakkan di sebelah
keyboard. Namun dengan alasan tertentu, misalnya karena
dokumennya terlalu panjang, maka document holder terpaksa
harus diletakkan di sebelah monitor. Bahkan apabilakaryawan
pengguna lebih banyak menghabiskan waktu membaca
dokumennya daripada mengetik maka document holder sebaiknya
diletakkan di depan pengguna dan monitor

73
 Document Holder harus stabil dan dapat diatur tingginya,
jaraknya, dan sudut pandangnya.
 Tempatkan pemegang dokumen pada jarak dan tinggi yang
sepadan dengan monitor, dan lokasi yang memudahkan mata
untuk melihatnya. Monitor yang disertai dengan pemegang
dokumen adalah yang terbaik
 Kuat menyangga dokumen yang digunakan,
 Dapat digunakan dari dua sisi, sehingga dapat dipindah ke kiri
dan ke kanan
 Jarak dokumen holder ke mata harus sama dengan jarak
VDT dengan mata. Hal ini untuk menjaga tetap fokus pada
mata.

6). Laptop

Laptop adalah sebuah peralatan yang praktis dan memudahkan


orang yang bekerja dengan komputer untuk bisa membawa
pekerjaannya keluar kantor. Laptop memang dirancang agar

74
mudah dibawa namun kita harus waspada terhadap efek negatif
penggunaaan laptop sebagaimana kita khawatir terhadap
komputer di kantor.

Pada saat ini tidak satupun dari disain laptop mencukupi


kebutuhan dasar ergonomi, karena perancangan laptop melanggar
suatu persyaratan laptop ergonomik secara mendasar, yakni
keyboard tidak dipisahkan dengan layar.
Pada mulanya peralatan komputer pribadi mengintegrasikan
layar dan keyboard ke dalam satu unit, dan hal ini menimbulkan
keluhan yang banyak dari segi gangguan ergonomik. Seperti yang
dinyatakan oleh beberapa perusahaan yang bergerak di bidang
riset bahwa di akhir tahun 70-an ditulis sejumlah petunjuk desain
computer yang ergonomis dan semua menuntut pemisahan layar
dengan keyboard. Tapi pada saat ini kebanyakan laptop dirancang
menyatu antara layar dengan keyboard dan sebagian dirancang
“portable” yakni mudah di bawa dan praktis, bukan karena alasan
keselamatan penggunanya. Dengan adanya penyatuan ini maka
laptop tidak baik untuk digunakan secara rutin karena memaksa
para pemakai laptop untuk bersandar atau condong
membungkukkan badan kearah depan, dan menjauh dari
sandaran kursi, seringkali postur bahu yang terangkat, sehingga
penopang untuk punggung tidak digunakan secara optimal,
akibatnya risiko ergonomi akan timbul, terutama pada pemakai
yang duduk lama menggunakan laptop dibanding dengan pemakai
dengan frekuensi jarang.
Cara efektif untuk mengeliminasi timbulnya risiko ergonomi ini
adalah dengan penempatan laptop yang posturnya dapat
disesuaikan, dan menggunakan keyboard dan mouse eksternal.

75
Penyesuaian terhadap pemakaian laptop ini cukup sederhana,
sehingga para pengguna laptop berada dalam postur kerja yang
benar (Good Posture) sehingga risiko jadi berkurang, misalnya
kedudukan punggung jadi tertopang penuh dengan sandaran
kursi, bahu leher dan pergelangan tangan dalam postur netral.

Postur salah Postur benar

76
Bila menggunakan laptop tanpa perangkat pendukung diatas,
termasuk ketika sedang dalam perjalanan, maka usahakanlah
agar kita dapat tetap duduk dalam postur yang benar (Good
Posture), yaitu dengan mendekatkan keyboard laptop kearah
badan dan mengatur kemiringan layar serta mengatur besar
tampilan hurufnya. Dalam hal ini pengguna leptop harus lebih
sering beristirahat, berhenti sejenak menggunakan laptop dengan
melakukan aktifitas lain seperti berdiri atau berjalan.
d. Peralatan Kantor lainnya
1) Telepon:
 Letakkanlah telepon kantor ditempat yang mudah diraih yaitu
di area primer bila sering digunakan dan di area sekunder bila
jarang digunakan. Apabila anda menggunakan telepon sambil
mengetik maka gunakanlah headset untuk menghindari menjepit
telepon antara pundak dan telinga yang dapat membuat cidera
pada leher dan pundak.

77
 Orang yang bertangan kanan seharusnya menempatkan
telepon pada sisi kiri meja. Cara ini, bila orang yang bertangan
kanan menjawab telepon dengan tangan kirinya, maka tangan
yang dapat menulis bebas untuk mencatat pesan-pesan.
 menjangkau telepon dan memelintir kan tubuh seharusnya
dikurangi/ dihilangkan

Salah Benar

Pengetahuan terhadap VDT sudah mengubah metode kerja, yang


mana operator VDT mampu mengerjakan sesuatu dengan cepat
dan berkesinambungan hanya dengan penggunaan sejumlah kecil
otot. Akan tetapi, penggunaan VDT sebagai sebuah sarana bagi
penyelesaian pekerjaan, menimbulkan permasalahan kesehatan
bagi para operatornya.
Para peneliti menyimpulkan, permasalahan kesehatan tersebut,
dapat dikurangi melalui pemeliharaan postur yang baik, perubahan
fokus mata, berhenti untuk beristirhat sejenak, berlatih/latihan, dan
konfigurasi ulang stasiun-kerja. Operator VDT bisa
memaksimalkan kenyamanannya dan memelihara postur yang
baik dengan tetap menjaga stasiun kerja terorganisir baik, melalui
ruang kerja yang terbebas dari risiko yang tidak diinginkan serta

78
penanganan peralatan dalam postur yang mudah terjangkau oleh
anggota tubuh (tangan).

Gambar : Rancangan area kerja komputer yang tidak direkomendasikan

GOTRAK/WMSDs bisa diakibatkan oleh karena terlalu seringnya


dan terlalu lama duduk dengan postur yang tidak normal, tekanan
yang berlebih pada tulang belakang, otot-otot belakang, dan
pergelangan kaki. Postur yang buruk juga berperan untuk
timbulnya tekanan.

Untuk memelihara postur yang tepat dan terhindar dari risiko atau
permasalahan, yang berkaitan VDT, beberapa referensi yang ada
telah menyarankan, agar operator komputer mengadopsi
rancangan area kerja komputer yang di rekomendasikan seperti
gambar berikut ini :

79
Gambar : Rancangan area kerja komputer yang direkomendasikan
Diagram diadaptasi dari: Keys to Healthy Computing: an AFSCME Safety and
Health Guide. Washington D.C. 2000 American National Standard for Human
Factors

D. Lingkungan kerja perkantoran:

a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan

Suhu atau temperatur ruang kerja juga berpengaruh terhadap


kenyamanan dan produktifitas kerja. Ketidaknyamanan lingkungan
kerja akan menyebabkan kelelahan sehingga memicu postur
janggal seperti duduk membungkuk atau duduk merosot.
Sebagian besar pekerjaan kantor dilakukan dalam postur duduk
80
dan berarti aktifitas fisikkaryawan sangat minim sehingga
peningkatan suhu tubuh juga tidak terjadi seperti halnya
padakaryawan yang banyak melakukan aktifitas fisik. Namun
bagaimanapun juga, ruangan kantor dapat terasa agak panas bila
jumlahkaryawan dan peralatan kerja yang menghasilkan panas
tidak seimbang dengan kapasitas ventilasi udaranya.
Permasalahan temperatur ruang kantor dapat juga terjadi karena
dibuatnya sistem partisi atau sekat-sekat ruangan kecil yang akan
menghambat aliran udara normal di dalam ruangan tersebut.
Kelembaban dianjurkan sekitar 30 - 50%, maksimum 60%
0
Udara untuk AC diruangan kantor biasanya dipakai 27 C, untuk
mencapainya lakukan usaha-usaha sebagai berikut:
• Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan alat AC atau
kipas angin.
• Mengusahakan sebanyak mungkin peredaran udara dalam
ruangan kerja.
• Mengatur pemakaian peralatan kerja yang dipakai oleh
parakaryawan.

Tujuan penggunaan sistem ventilasi di perkantoran, agar udara


• Tidak terlalu dingin atau panas
• Tidak terlalu lembab atau kering
• Tidak ada arus udara yang kencang
• Tidak berbau
Persepsi kenyamanan suhu tergantung pada
• Tingkat aktifitas, Umur karyawan, dan status kesehatan

81
Udara di perkantoran harus dijaga agar bebas polutan
Sumber polusi udara:
• Sistem ventilasi : 52%
• Kontaminasi dari dalam gedung : 25%
• Kontaminasi dari luar gedung : 10%
• Tidak diketahui : 13%

b. Warna
Dalam menetukan warna di area kerja, maka perlu
mempertimbangkan pantulan warna. Warna di area kerja
mempunyai fungsi sebagai berikut :
 Menciptakan ketertiban.
 Sebagai salah satu tanda pengaman.
 Menciptakan perbedaan yang akan membuat kerja lebih
mudah.
 Warna lingkungan kerja dapat mempengaruhikaryawan secara
psikologis.
 Kadang-kadang efek tidak sama tergantung pada
pengalamankaryawan sebelumnya.
 Pengaruh warna pada umumnya :
- Biru, coklat : menenangkan
- Hijau : sangat menenangkan
- Jingga, kuning : exciting
- Merah : menstimulasi, tidak tenang
- Ungu : agresif, melelahkan

Warna merupakan faktor yang penting untuk mempengaruhi

82
keadaan jiwa karyawan. Menurut ahli ada 3 warna pokok yaitu :
merah, kuning dan biru.
 Merah yaitu menggambarkan panas dan kegemparan
karyawan, dapat menimbulkan emosi
 Kuning yaitu menggambarkan kehangatan matahari,
merangsang mata dan syaraf, dapat menimbulkan perasaan
riang gembira
 Biru yaitu menggambarkan kelembutan langit dan samudra,
menyejukkan, keleluasaan, dan ketentraman. Pengaruh warna
biru dapat mengurang ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan
darah.

Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung


perkantoran yaitu :
 88% warna putih
 88% campuran warna putih dan hijau
 83 % warna abu-abu
 81 % warna gading

Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam


dan sifatnya pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika
pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna
biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan
produktivitas diperlukan warna putih.

83
c. Pencahayaan dan silau

Pencahayaan ruang kantor memiliki pengaruh yang besar


terhadap kenyamanan dan performa seorangkaryawan. Cahaya
yang tajam dan terlalu terang dapat membuat ketegangan pada
mata yaitu mata mudah lelah, terutama ketika cahaya tersebut
menyebabkan kesilauan pada layar monitor komputer.
Pencahayaan ruang kantor yang kurang terang dapat juga
menyebabkan ketegangan mata yaitu karena bekerja dengan
dokumen-dokumen di dalam ruangan kantor yang redup. Secara
individual, terdapat perbedaan yang besar terkait pemilihan tingkat
pencahayaan di dalam ruang kerja. Hal ini akan membuat
penyetelan tingkat pencahayaan ruang kerja pada suatu tingkat
tertentu menjadi sulit. Paling tidak, dapat dibuat dua jenis
penyetelan yaitu tingkat pencahayaan yang rendah untuk para
manajer dan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi lagi untuk
parakaryawan.

84
Pencahayaan ruang kantor merupakan suatu permasalahan
yang tidak mudah diselesaikan. Sebelum kita mencoba
mengidentifikasi apakah pencahayaan sebuah ruang kantor sudah
cocok atau belum dengan parakaryawannya maka dibutuhkan
pengenalan terlebih dahulu terhadap jenis pekerjaan yang
dihadapi olehkaryawan tersebut. Pertama kita harus membedakan
antara pekerjaan dengan komputer dan pekerjaan yang
berhubungan dengan dokumen-dokumen, kemudian barulah kita
tentukan tingkat pencahayaan yang tepat untuk masing-masing
jenis pekerjaan tersebut agar mereka dapat bekerja dengan
pencahayaan yang nyaman dan mendapatkan hasil kerja yang
memuaskan.
Selanjutnya perlu juga dibedakan antara tingkat pencahayaan
yang tepat dan tingkat pencahayaan yang disukai olehkaryawan
tersebut. Hal ini karena tingkat pencahayaan yang tepat belum
tentu disukai olehkaryawan tersebut. Dengan demikian, yang
harus dicapai adalah bagaimana mengatur tingkat pencahayaan
yang tepat tetapi juga disukai olehkaryawannya.
Pada saat kita membahas tentang pencahayaan, ada
beberapa istilah yang sering digunakan yaitu luminance,
illuminance, luminous intensity dan luminous flux.
Luminance adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh sebuah permukaan benda menuju ke mata.
Satuan yang dipakai adalah cd/m2 ( cd = candela).
Illuminance adalah jumlah cahaya yang menyinari permukaan
suatu benda, biasanya secara horizontal dan dinyatakan dalam
satuan Lux.

85
Illuminance dalam tingkat yang berlebihan akan menyebabkan
kesilauan. Perbandingan antara luminance dan illuminance
disebut dengan Reflectance. Apabila sebuah objek kerja memiliki
nilai reflectance yang tinggi maka akan menimbulkan kesilauan.

Selanjutnya istilah Luminous Intensity yaitu banyaknya cahaya


yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya dengan satuan
ukurannya yaitu candela. Sedangkan luminous flux adalah
kecepatan pancaran energy cahaya.
Luminance pada suatu lapang pandang harus dipastikan
terdistribusi secara merata sehingga kesilauan dapat dihindari dan
komunikasi visual dapat meningkat serta pekerjaan dapat
terselesaikan dengan prinsip safety.
Jika kita ingin mengukur tingkat pencahayaan di dalam ruang
kantor maka dapat digunakan sebuah photografer’s light meter,
yaitu sebuah alat sederhana untuk menentukan apakah
pencahayaan di ruangan tersebut terlalu terang atau kurang
terang atau sudah sesuai. Selain itu, cara yang paling cepat untuk
mengetahui tingkat pencahayaan yaitu dengan cara meletakkan
telapak tangan diatas alis, seperti kita sedang melihat sesuatu
yang jauh. Hasilnya yaitu apabila mata kita terasa lebih relaks
(tidak tegang) berarti pencahayaan di ruang tersebut terlalu terang
atau terlalu tajam.

Sinar cahaya dapat langsung mengarah ke mata, contohnya


seperti sinar matahari yang langsung melalui jendela atau
dipantulkan oleh permukaan layar monitor atau permukaan meja
kerja. Menurut penelitian, cahaya matahari mampu menembus 5 -
7.5 m ke dalam ruangan.

86
Kesilauan yang disebabkan oleh cahaya langsung atau
melalui pantulan dapat menyebabkan ketegangan mata sehingga
akan menurunkan performa kerja. Pencahayaan pada area yang
umum bagi karyawan dapat dari cahaya yang abadi/permanen
seperti matahari dan cahaya buatan seperti lampu-lampu.

TIPs Pencahayan Kantor:

 Setiap pekerjaan membutuhkan pencahayaan yang berbeda


 Pencahayaan perlu diubah dari waktu ke waktu dan pada
orang yang berbeda Dinding, langit-langit, lantai dan letak
jendela dipilih agar mengurangi ‘silau’
 Khusus dalam penggunaan computer, perlu tingkat
pencahayaan yang sesuai, Pencahayaan yang tidak tepat
merupakan salah satu sebab utama keluhankaryawan
 Untuk pencahayan ruangan yang kurang dapat menggunakan
pencahayaan tambahan misalnya lampu yang bisa dipindah
atau diatur sesuai kebutuhan
 Tempatkan monitor tegak-lurus dari jendela ruang kerja.
 Periksa layar dari adanya "bintik cahaya" yang berasal dari
pencahayaan tak langsung.
 Jauhkan posisi layar dari adanya “bintik cahaya” atau
sebaiknya menggunakan peralatan anti silau.
 Menguji tingkat pencahayaan
 Mengoptimalkan tingkat pencahayaan
 Melaksanakan pencegahan kesilauan

87
Persyaratan pencahayaan, bervariasi tergantung dari tugas
yang dilakukan. Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan dengan komputer seharusnya lebih rendah
dibandingkan dengan kebutuhan sewaktu membaca dokumen-
dokumen. Perbedaan ini berdasarkan kenyataan bahwa layar
monitor memiliki cahaya sendiri dan cahaya tersebut memancar
ke dokumen yang berada di dekatnya sehingga dokumen
tersebut menjadi dapat terbaca. Untuk mencegah terjadinya
ketegangan pada mata seharusnya antara monitor dan area di
dekat monitor memiliki tingkat pencahayaan yang sama.
Pencahayaan ruang sebaiknya secerah mungkin bila tugas
dilakukan di dalam ruangan.

Ada 3 faktor dasar pencahayaan yang bisa dikontrol untuk


mendapatkan pencahayaan kantor yang tepat dan pas yakni;
jumlah, kontras, dan silau (langsung dan dipantulkan).

Jumlah
Di dalam pedoman Video Display Terminal (VDT) menyatakan
bahwa pencahayaan di ruangan sebaiknya antara 200-700 lux
yang diukur pada permukaan lantai yang horizontal di area
komputer. Lebih dari 500 lux mungkin diperlukan untuk membaca
dokumen lebih jelas; dan bila tidak ada “hard copy” di gunakan,
biasanya kurang dari 500 lux dimungkinkan dengan sesuai
ketentuan. Cahaya sinar dapat mengaburkan gambar-gambar
pada monitor.

88
Gambar : Arah sumber cahaya yang baik bagi area kerja computer

Kontras
Kontras adalah perbedaan terang pada monitor komputer dan
area sekelilingnya. Untuk mencegah kelelahan dan kepedihan
pada mata, perbedaan kekuatan penerangan antara monitor
dengan area kerja sebaiknya dikurangi.
Cara-cara untuk meningkatkan kontras yaitu diataranya :
 Penyetelan terang dan tingkat kontras komputer untuk
mengurangi kontras antara komputer dengan area
sekitarnya.

 Tombol Terang dan kontras dapat di temukan di bagian depan

89
panel monitor komputer.
 Pindahkan monitor jauh dari jendela atau sumber penerangan
lain. Jangan tempatkan monitor dimana layarnya diarahkan ke
jendela.
 Sesuaikan penutup jendela untuk mengontrol sejumlah cahaya
memasuki ruangan.

Silau
Sebenarnya mata manusia secara alami memiliki
kemampuan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata yaitu dengan mekanisme membesar dan mengecilnya
pupil secara otomatis. Bila cahaya terlalu banyak maka pupil akan
mengecil dengan sendirinya sehingga cahaya yang masuk ke
dalam retina mata akan menjadi lebih sedikit. Demikian pula
sebaliknya apabila cahaya yang ada terlalu sedikit maka pupil
akan membesar sehingga cahaya dapat masuk ke dalam retina
secara maksimal. Tujuan mekanisme ini adalah agar sebuah
objek dapat terlihat secara jelas. Namun apabila cahaya yang
masuk ke dalam mata sudah terlalu banyak (tingkat illuminance
terlalu tinggi atau luminance tidak merata atau nilai reflectance
yang tinggi) maka mekanisme tersebut tidak dapat lagi berfungsi
secara baik sehingga cahaya yang masuk ke dalam retina mata
tetap dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi inilah yang
mengakibatkan terjadinya kesilauan, yaitu objek yang akan dilihat
menjadi tidak jelas.
Kesilauan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
kesilauan langsung (direct glare), yaitu kesilauan yang langsung
berasal dari sumber cahaya dan kesilauan tidak langsung (indirect

90
glare) yaitu kesilauan yang berasal dari pantulan cahaya sebuah
benda, misalnya pantulan dari layar monitor computer, permukaan
meja yang licin atau dinding, besi dan lain sebagainya. Direct
glare dapat berasal dari cahaya lampu di dalam ruang kantor,
namun dapat juga berasal dari sinar matahari yang masuk melalui
jendela. Kesilauan dapat juga terjadi apabila terdapat perbedaan
tingkat pencahayaan yang terlalu jauh, misalnya bekerja dengan
monitor komputer yang terlalu terang di dalam ruang kantor yang
gelap.

Silau tak langsung


Silau langsung

Jenis kesilauan yang disebabkan oleh illuminance dalam


tingkat yang tinggi akan menyebabkan kesilauan yang membuat
kita tidak mampu melihat objek tersebut. Kesilauan semacam ini
disebut dengan Disability Glare. Selain itu ada juga kesilauan
yang hanya membuat pandangan kita tidak nyaman yaitu disebut
dengan Discomfort Glare.

91
Contoh “Disability Glare” Contoh “Discomfort Glare”

Kesilauan yang sangat berhubungan dengan pekerjaan


kantor yaitu kesilauan pada saat pekerjaan bekerja dengan
komputer. Selain itu dapat juga terjadi kesilauan pada saat
membaca dokumen-dokumen kantor di dalam ruangan yang
tidak tepat pengaturan tingkat pencahayaannya

Jendela ruang kantor dapat menimbulkan masalah


pencahayaan dan kesilauan, padahal parakaryawan lebih memilih
ruangan yang ada jendelanya agar mendapatkan cahaya alami
dan juga pemandangan keluar kantor. Cahaya matahari langsung
dapat menyebabkan tingkat pencahayaan yang terlalu terang
dibandingkan dengan kebutuhan dalam sebuah ruang kantor.
Sebuah jendela atau sumber cahaya lain yang berada di belakang
atau di samping monitor dapat membuat kesilauan yang
menjengkelkan pada layar monitor.
Cahaya langsung dan cahaya yang dipantulkan dapat
menghasilkan bintik cahaya pada layar komputer, yang akan
memberikan ketidaknyamanan pada mata atau kinerja atau
penglihatan mata menjadi terganggu. Di bawah ini merupakan
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan

92
mengeliminasi silau pada komputer :

 Sesuaikan area kerja dengan display komputer yang tegak


lurus terhadap jendela. Hindari penempatan display di depan
atau di belakang jendela, jangan duduk berhadapan atau
membelakangi jendela.
 Atur pencahayaan ruang kerja anda secara optimal, cahaya
yang terlalu kuat mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam,
cahaya rendah potensi menyebabkan gangguan pada mata
anda.
 Lampu kerja menyinari langsung ke arah dokumen, bukan
kearah layar monitor atau mata. Sesuaikan kecerahan lampu
kerja untuk meningkatkan kekontrasan dan menghindari
silau.
 Semua jendela seharusnya disesuaikan untuk memblok
cahaya langsung mengenai layar monitor.
 Dinding seharusnya tidak dicat dengan cat yang mengkilap
untuk menghindari pantulan sinar/cahaya.
 Gunakan sebuah layar anti silau jika metode di atas tidak dapat
mengurangi kesilauan.
 Secara umum operator komputer melaporkan kelelahan mata,

93
iritasi dan ketegangan mata setelah bekerja dalam jangka
lama di depan monitor komputer. Gejala yang tampak ini hasil
dari pencahayaan yang kurang, silau dari monitor, postur
monitor yang salah dan dokumen yang sulit di baca. Masalah-
masalah ini dapat dikurangi dengan melakukan penyesuaian
terhadap layout sarana kerja dan setting lingkungan area
kerja.
 Untuk mencegah kelelahan mata, biasakanlah mata anda
diistirahatkan secara berkala yaitu dengan cara melihat kearah
selain monitor komputer setiap beberapa menit, sebaiknya
pandangan yang jauh dan relakskanlah mata anda. Selain itu
anda dapat juga menggerakkan mata ke atas dan ke bawah,
lalu samping kiri dan samping kanan, tanpa menggerakkan
kepala anda dan ulangi lagi beberapa kali.

d. Kebisingan dan radiasi

Ruang tempat karyawan bekerja sebaiknya tenang tidak gaduh


atau bising akibat sumber – sumber bising tertentu, karena suara
gaduh dapat mengganggu konsenterasi dan efisiensi kerja. Suara
gaduh dapat dikurangi dengan adanya lubang-lubang ventilasi
agar suara terbawa angin keluar.
Perangkat komputer merupakan perangkat elektronik yang
telah didesain untuk digunakan di lingkungan perkantoran yang
tenang (quiet office environtment). Standar kebisingan yang aman
untuk pemakaian perangkat elektronik adalah 40-45 dB di jarak 1
m dari sumber. Untuk perangkat komputer saat ini, sumber
kebisingan utama lebih pada Computer Processor Unit (CPU). Di

94
waktu lalu, monitor Cathode Ray Tubes (CRT) memegang peran
penting sebagai sumber kebisingan, tetapi saat ini monitor Liquid
Crystal Display (LCD) hadir dengan sweep rate frekeuensi tinggi
(30 khz atau lebih) hingga monitor lebih tenang dan ramah.
Kebisingan dari CPU sebagian besar disebabkan suara colling
fan, baik cooling fan power unit, processor, display adapter dan
piringan hard disk.
Langkah antisipasi tentunya adalah pemilihan perangkat yang
memenuhi standar kebisingan yang ditetapkan. Khususnya untuk
perangkat CPU rakitan, perlu dicermati aspek ini. Untuk perangkat
yang telah kita miliki, dapat dipertimbangkan untuk menata letak
CPU sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingannya.
Radiasi dari perangkat komputer mengarah pada komponen
Visual Display Terminal (VDT) dalam hal ini monitor. Seperti
halnya televisi, radiasi berupa gelombang elektromagnetik
dihasilkan dari monitor, dari bagian Cathode Ray Tubes (CRT)
dan komponen elektronis lainnya.Tetapi berdasarkan riset,
kontribusi radiasi baik jenis ionizing maupun non-ionizing dari
pemakaian perangkat VDT (monitor) selama rata-rata 8 jam/hari
sangatlah kecil dibandingkan dengan kontribusi radiasi dari
produk-produk elektronik lainnya.
Karena telah ditetapkannya standar internasional untuk emisi
radiasi yang aman, maka pemilihan perangkat komputer harus
memperhatikan apakah telah mengikuti dan sesuai dengan
standar radiasi yang berlaku, khususnya untuk perangkat monitor.
Risiko terbesar dari komputer adalah listrik. Kejutan elektrik dari
voltase induk sering fatal. Pastikan bahwa kabel disisipkan secara
benar dan dicek secara teratur. Komputer dan peralatan yang

95
dihubungkan menghasilkan medan elektromagnetis yang sangat
kecil. Tidak ada bukti ada resiko dalam hal ini. Dan juga tak ada
risiko terhadap bayi di dalam kandungan bagi pengguna komputer
yang hamil.
Sekali lagi, masalah kesehatan berkomputer saat ini masih
kurang atau belum mendapat perhatian dari para pengguna
komputer. Kita masih terlalu asyik pada tahapan bagaimana
memiliki perangkat komputer,bagaimana memanfaatkan komputer
apa teknologi tercanggih yang harus dimiliki dan lain-lain. Apabila
kesadaran ini tidak segera digugah dan dimunculkan, maka di
kurun waktu 3–5 tahun ke depan dampaknya pasti akan dirasakan
oleh para pengguna komputer termasuk kita. Dan yang perlu kita
beri perhatian khusus adalah anak-anak dan para remaja yang
saat ini semakin akrab dengan komputer. Kesadaran berkomputer
secara sehat akan menghindarkan mereka dari keharusan
menggunakan kacamata secara dini, kelainan pada postur tubuh,
cidera berkepanjangan dan lain-lain.

Tingkat kebisingan yang diharapkan di perkantoran, seperti


terlihat di tabel berikut:

Jenis Perkantoran Tingkat rata-rata


(dB)
kebisingan
Perkantoran kecil, sangat tenang, kantor 40 – 45
perencanaan
Perkantoran besar, tenang 46 – 52
Perkantoran besar, kantor yang ramai 53 – 60

96
e. Penangana
n beban/barang secara manual (PBM/manual handling)
Pengertian: Segala kegiatan mengangkut, mengangkat,
meletakkan, mendorong, menarik, membawa atau memindahkan
barang/beban dengan tangan atau menggunakan tubuh manusia /
pekerja /karyawan
PBM adalah aktivitas umum di semua tempat kerja yg paling
sering dilakukan, termasuk di lingkungan perkantoran
PBM selalu berbahaya, namun tingkat bahaya tergantung empat
prinsip universal yg diterapkan dlm setiap situasi PBM untuk
mengurangi risiko cidera,selalu perhatikan kondisi LITE
(Load,Individual,Task,Environment)
- beban apa yg Anda tangani ?,
- bagaimana kondisi Anda?
- apa tugas anda, dan
- bagaimana kondisi

Laporan angka absen dan kehilangan waktu kerja di Inggris/


eropa lebih dari 1/3 disebabkan cidera akibat Penanganan Beban
secara Manual (PBM). Biasanya kalau tidak hati2, PBM dpt
menyebabkan pekerja mengalami Cidera dan GOTRAK pada
daerah punggung, leher, bahu, lengan dan tangan
Hal ini dapat dicegah melalui pendekatan sistemik:
- identifikasi;
- penilaian; dan
- pengendalian risiko yang terkait dengan PBM

Risiko Bahaya PBM akan meningkat tergantung kondisi barang /

97
beban yang diangkat karyawan tersebut, misalnya antara lain
seperti; Apakah barang/beban yang diangkat tersebut:

- Barang yang diangkat berat untukPBM misalnya > 25 kg


- Barang yang diangkat besar, sehingga menutupi pandangan
- Barang yang diangkat dari lantai
- Barang yang sering diangkat
- Barang yang diangkat tidak ada pegangannya

Barang yg diangkat Barang diangkat


besar dari lantai

Barang yg diangkat
Tidak ada pegangannya

98
Yang perlu diperhatikan saat mengangkat, mendorong, membawa
dan menyimpan barang/beban adalah
 Tidak dianjurkan menjinjing barang yang terlalu berat, max.23
kg (NIOSH) berulang ulang, karena otot bahu dan lengan
menjadi tegang, lelah dan akhirnya bisa cidera
 Pegangan harus tepat dengan tangan penuh.
 Posisikan beban sedekat mungkin dengan tubuh dan tubuh
dalam posisi lurus.
 Pinggang harus diluruskan.
 Dagu ditarik setelah kepala ditegakkan.
 Postur kaki saat mengangkat, satu kaki ditempatkan pada
jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua mendorong tubuh pada
gerakan pertama.

Menuju kearah kiri;


maka kaki kiri didepan

 Jangan coba coba, pastikan mampu mengangkat.


 Hindarkan mengangkat beban dengan sentakan atau tiba-tiba.
 Pastikan cukup ruang untuk bergerak.
 Hindarikan mengangkat beban di bawah lutut atau diatas
bahu.
 Hindarkan perputaran tulang belakang
 Pegang beban supaya seimbang dengan kedua tangan.
 Beban terbagi rata bila diangkat berdua atau lebih.

99
 Imbangkan beban dengan tubuh anda dan lengan anda;
dan angkat atau bergerak dengan menggunakan otot kaki.
 Bersihkan atau lapangkan jalur perjalanan untuk anda
mengangkat barang.
 Minimalkan gerakan tulang belakang, baik membungkuk
kedepan/kesamping atau berputar

Cara mengangkat yang baik


 Tidak ada barang/sesuatu yg menghalangi
 Tinggi maksimum tempat pemegangan beban dari lantai adalah
35 cm
 Jika beban diangkat dari lantai, dianjurkan memakai peralatan
seperti kait atau katrol
 Punggung harus lurus dan mula-mula lutut harus bengkok

E. Faktor pekerjaan:

100
a. Lama Kerja

Jam Kerja, waktu Istirahat kerja, waktu lembur telah diatur


dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003, pasal 77 sampai pasal
85 tentang Ketenagakerjaan. Di beberapa perusahaan, jam kerja,
waktu istirahat dan lembur dicantumkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)
Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem yaitu:

 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu


untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau
 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam
kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila
melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja
biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga
karyawan / pekerja berhak atas upah lembur.

Untuk pengguna komputer, disarankan untuk menyelingi


pekerjaan menggunakan komputer tersebut dengan tugas lain
seperti melakukan membereskan dokumen (filing), telepon, ikut
rapat kantor, dibantu juga dengan istirahat singkat, dan
peregangan.
Istirahat singkat dilakukan dengan metode 20 – 20 – 20 yaitu:
- Setiap 20 menit bekerja menggunakan komputer
- Diselingi 20 detik mata memandang kearah jauh ( langit biru
atau tanaman hijau)

101
- Termasuk istirahat singkat sekitar 20 detik dengan melakukan
Peregangan jari dan pergelangan tangan,leher, bahu dan
pinggang.

b. Pengorganisasian

Setiap karyawan di kantor diharapkan dapat melakukan


perbaikan lingkungan tempat kerjanya sendiri agar nyaman dan
ergonomis sesuai dengan kondisinya. Bila ada permasalahan
menetap dan memerlukan peralatan atau keahlian tambahan
maka karyawan dapat menyampaikan permasalahan nya kepada
supervisor atau penanggung jawab ergonomi di unit tersebut.
Agar ergonomi di perkantoran dapat diterapkan dengan baik
perlu adanya komitmen dari pimpinan unit dengan membentuk sub
bagian ergonomi yang terdiri minimal 2 karyawan, sebagai
bagian dari Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
sudah ada. Karyawan yang ditunjuk sebagai petugas erginomi
bertanggung jawab melakukan pemantauan penerapan ergonomik
di perkantoran oleh pimpinan unit.

Tugas dan tanggung jawab karyawan penanggung jawab


ergonomi adalah antara lain::
 M
embuat jadwal pemantuan yang dilakukan secara berkala.
 Menunjuk dan melatih karyawan di setiap unit untuk membantu
melakukan pemantauan area tempat kerja dan melaporkan
kepada petugas penanggung jawab bila didapatkan masalah
atau keluhan GOTRAK pada sesame karyawan.
 Membuat catatan pemantuan dan melaporkan serta

102
merekomendasikan hal-hal yang perlu diperbaiki kepada unit
yang bertanggung jawab.
 Melaporkan kepada pimpinan untuk mendapatkan perubahan
perbaikan yang ergonomis di unit tersebut.

4. Kantor hijau (Green Building/ Office)

Mengapa harus hijau?


Disiplin ergonomi mempromosikan pendekatan holistik untuk
desain sistem kerja dengan memperhatikan faktor yang relevan
fisik, kognitif, psikososial, lingkungan, dan organisasi, untuk
meningkatkan keamanan dan kenyamanan kerja serta terhindar
dari gangguan penyakit akibat kerja di perkantoran
Gerakan kantor hijau (GO GREEN) akan membuat
perkantoran menjadi suatu tempat kerja yang nyaman, ramah
lingkungan, hemat energi, mengurangi polusi udara dan air,
membuat lebih banyak pohon dan tanaman hijau dilingkungan
kantor dengan melibatkan seluruh karyawan dan pimpinan untuk
melakukan sesuatu yang baik khususnya bagi lingkungan kerja
perkantoran maupun kesehatan global secara umum.
Pada tahun 2000, World Green Building Council (WGBC)
telah merilis laporan yang menunjukkan "bukti bahwa desain
kantor berdampak signifikan pada kesehatan, kesejahteraan dan
produktivitas staf." Pada dasarnya telah terbukti "Green design”
secara drastis dapat meningkatkan hubungan pimpinan dengan
staf, dimana hal ini merupakan kekuatan pendorong organisasi
untuk maju.

103
Beberapa tujuan yang paling penting dari green building /office
dalam hal meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan
meliputi:

 Penurunan absensi dan biaya kesehatan karyawan


 Peningkatan kepuasan dan rasa nyaman karyawan terhadap
pekerjaan dan kondisi lingkungan tempat kerjanya
 Peningkatan produktivitas termasuk kemampuan untuk
memenuhi tenggat waktu dan kuota tugas/penjualan.
 Peningkatan pendapatan perusahaan secara keseluruhan

Berikut adalah lima dari delapan elemen desain yang terdaftar


dari laporan WorldGBC: Kualitas udara dalam ruangan,
pencahayaan, tata Letak dan desain Interior kantor,
penghematan air bersih dan biophilia. Masing-masing elemen ini
dapat diukur untuk bukti mempengaruhi kesehatan,
kesejahteraan, dan produktivitas manusia.

a. Kualitas udara dalam Ruangan

Polutan udara yang utama dalam lingkungan kantor adalah


senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic
Compound= VOC), yang biasanya berasal dari produk cat, tonner
fotocopy , laminating, dan perekat yang dipakai di kantor,
diperberat dengan ventilasi ruang kantor yang kurang baik.
Karyawan yang bekerja di bangunan yang mengandung polutan
berpotensi untuk mengiritasi mata, kulit dan tenggorokan, hingga
menderita penyakit pernapasan dan kondisi kronis lainnya.

104
Kualitas udara dalam ruangan di gedung perkantoran dapat
dinilai dengan mengukur tingkat polusi debu, bahan kimia dan
biologi:

1) Persyaratan Fisik:
- Kadar maksimal debu yang diperbolehkan di dalam ruangan
adalah 35 microgram/m2 dalam waktu 24 jam untuk pm 10
dan pm 2.5.

2) Persyaratan Kimia:
- Racun( VOC), kadar maksimal yang diperbolehkan adalah 3
ppm dalam waktu 8 jam
- Kadar maksimal CO2, tidak melebihi 1000 ppm dalam waktu 8
jam
- Kadar maksimal CO, tidak melebihi 9.00 ppm dalam 8 jam
- Kadar maksimal serat Asbes dalam ruangan 5 serat/ml
- Kadar maksimal Formaldehida, tidak melebihi 0.1 ppm dalam
waktu 30 menit

3) Persyaratan Biologi:
- Kadar maksimal jamur dalam ruangan: 0 CFU/m3
- Kadar maksimal bakteri pathogen(legionella, clostridium,
lainnya): 0 CFU/m3
- Kadar maksimal Angka kuman dalam ruangan: < 700 CFU/ m3

Untuk memenuhi persyaratan gedung kantor, pengelola kantor


harus memilih bahan bangunan yang aman untuk digunakan
dalam gedung perkantoran dengan bersertifikat lokal maupun

105
internasional. Tidakan yang bisa diambil adalah dengan
melakukan hal sebagai berikut:

- mengurangi jumlah dan jenis VOC yang keluar dari bahan yang
digunakan untuk bangunan kantor
- Menggunakan produk interior dengan emisi formaldehida
rendah
- Tidak menggunakan material bangunan yang mengandung
racun seperti mercuri dalam lampu, asbes atau styrene untuk
insulasi

Menurut WGBC secara keseluruhan, dengan meningkatkan


kualitas udara dalam ruangan, karyawan kantor terbukti dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya antara 8-11%.

b. Penghematan Pencahayaan / penerangan

Pencahayan di ruang kantor harus diatur sedemikian rupa agar


karyawan merasa nyaman saat melihat obyek yang
dikerjakannya sehingga bisa bekerja dengan baik. Dibawah ini
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan di perkantoran.

1). System penerangan alami


Bangunan kantor yang sehat harus memposisikan ruang kerja
agar terkena tingkat maksimum cahaya matahari di siang hari.
Dengan mengurangi tingkat pencahayaan buatan dan
meningkatkan pencahayaan alami, karyawan dapat memiliki

106
tingkat kenyamanan mata yang lebih besar, kewaspadaan mental,
dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Perkantoran modern di luar negeri sudah memanfaatkan sinar
matahari untuk pencahayaan di kantor dengan membuat jendela
kantor yang tinggi dan lebar menggunakan kaca dan tanpa
gordiyn. Hal ini dapat dicontoh oleh kantor di Indonesia untuk
menghemat listrik, apalagi setiap hari selama setahun penuh
matahari bersinar di negeri kita.

Jendela kantor Zappos Headquarters di Las Vegas adalah sebuah “green


building” ygn menggunakan pencahayaan alami.
(Photo by Bruce Damonte)

Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan adalah


intensitas cahaya dan spektrum ketika menginstal perlengkapan
pencahayaan. Pencahayaan dari lampu Ligth-Emitting Diode
(LED) mempunyai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan
pencahayaan konvensional, karena meskipun biaya awal LED
lebih besar, namun penggunaan lampu LED lebih tahan lama
hingga mencapai 100 ribu jam, oleh karena itu merupakan

107
investasi yang lebih baik. Dengan menggunakan Lampu LED,
efisiensi energi lebih tinggi dan jauh lebih baik dibandingkan
lampu lainnya, dimana Lampu LED lebih hemat energi 80 % -
90% dibandingkan lampu lain, sehingga sesuai dengan gerakan
Green office.

Lampu Planel atap LED Bola lampu LED LED Tube Lamps

2) Tata cahaya dalam ruangan kantor


Daya listrik maksimum untuk pencahayaan harus diatur agar
sesuai dengan kebutuhan penerangan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan/ aktifitas karyawan yang dilaksanakan di
masing masing ruangan kantor, sesuai dengan Peraturan Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral RI,no.13, 14, 15 Tahun 2012
Contoh pencahayaan untuk fungsi ruangan pada perkantoran:
- Ruang Kerja 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 350 Lux
- Ruang Rapat 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 300 Lux
- Ruang Arsip 6 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 150 Lux
- Ruang Resepsionis 13 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal
300 lux
- Ruang Makan 7 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 250 Lux
- Ruang Tangga darurat 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan
minimal150 Lux
- Ruang Parkir 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 100 Lux

108
c. Tata Letak dan desain Interior kantor,

Tata letak ruang kerja juga dapat mempengaruhi kesehatan,


kesejahteraan, dan produktivitas karyawan. Karyawan yang
berdesakan dalam ruang kerja cenderung untuk tidak dapat
berkonsentrasi. Gangguan dan kebisingan membuat sulit untuk
fokus, sehingga menurunkan tingkat produktivitas dan kepuasan
kerja. Konfigurasi Ruang kerja sangat mempengaruhi kemampuan
karyawan untuk fokus, kreatif, dan di atas semua karyawan
merasa percaya diri dalam tingkat kinerja mereka.
Pastikan ada pengaturan alur kegiatan kerja yang baik antara
area sosial, tempat kerja perorangan dan ruang istirahat,dikantor.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengukur/menilai efektivitas


tata letak kantor:
- kepadatan tempat bekerja (Workstation)
- luas ruangan kerja berdasarkan kegiatan tugas
- ruangan istirahat dan sosial (breakout spaces and social
features)

d. Penghematan energy

Ada beberapa alasan yang sangat baik untuk menjadikan kantor


sebagai suatu tempat hemat energi dan ramah lingkungan,contoh:
- Menggunakan kertas daur ulang akan menghemat pohon.
Setiap 100 rim kertas kantor daur ulang yang dicetak dua sisi bisa
menghemat dua pohon, lebih dari satu ton gas rumah kaca dan
hampir satu meter kubik ruang tempat pebuangan akhir (TPA)

109
dibandingkan dengan 100 rim kertas yang tidak didaur ulang atau
dicetak dua sisi.
- Membeli dan menggunakan peralatan hemat energi akan
menghemat uang, dan bermanfaat bagi lingkungan dari
menggunakan peralatan hemat energi yang luar biasa. Dengan
mengurangi listrik yang Anda gunakan Anda mengurangi polusi
udara dan air dari pembangkit listrik dan menyimpan ton gas
rumah kaca untuk setiap 1.000 kilowatt-jam listrik Anda
menyimpan
Contoh kegiatan yang menghemat energy:

- Utamakan penggunaan penghawaan alami


- Gunakan AC yang hemat
energy(berteknologi inverter) dengan daya sesuai
dengan besarnya ruangan;
- Pada ruang ber AC upayakan pintu selalu ditutup lagi dengan
rapat bila keluar masuk ruangan ber AC tersebut
- Matikan AC begitu ruangan tidak digunakan lagi
- Gunakan perangkat elektronik dan peralatan penunjang
perkantoran yang hemat energi.
- Mematikan komputer dan printer bila tidak digunakan dan
hanya dinyalakan bila hendak digunakan
- Menggunakan mesin fotocopy yang memiliki mode standby
dengan konsumsi listrik rendah
- Memasang kaca film atau pelapis dinding yang menghadap
ke timur dan barat untuk mengurangi panas sinar matahari
yang masuk gedung
- Penerapan teknologi tepat guna untuk mematikan air,
lampu dan peralatan elektronik secara otomatis bila tidak

110
dipakai atau tidak ada orang/karyawan.
e. Penghematan air

Pada kegiatan perkantoran dibutuhkan air bersih yang cukup


untuk kebutuhan air minum karyawan, toilet, membersihkan lantai
dan lain lain.
Berhubung air merupakan sumber alam yang tidak
terbarukan maka pemakaiannya perlu dihemat seperti dalam
penggunaan energi listrik. Aktivitas penghematan air dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara sebagai berikut:
- Seluruh kepala bagian/ pimpinan mengumpulkan seluruh
- anak buahnya / staf untuk membahas tentang pentingnya air
untuk kehidupan, bagaimana cara menggunakan air dengan
effisien dengan cara tidak membuka kran secara penuh agar air
keluar tidak berlebihan dan jangan lupa menutup kran dengan
baik sesudah menggunakannya.
- Segera memperbaiki pipa air yang bocor, jangan biarkan ada
air yang menetes dari pipa air bocor atau kran yang rusak.

f. Biophilia
Biophilia adalah kecenderungan manusia untuk menyukai dan
mempercayai segala hal tentang objek hidup yang alami.
Dalam bukunya tahun 1984, The Biophilia Hipotesis, Edward O.
Wilson seorang ahli biologi dan naturalis dari Harvard University
menyatakan bahwa ada ikatan naluriah antara manusia dan
sistem hidup lainnya, kerinduan untuk menjadi lebih dekat dengan
alam, bukan hanya dengan menghabiskan waktu di luar, tapi
membawa alam ke dalam ruangan. Menurut teori ini, desain ruang

111
kerja yang mengambil inspirasi dari simpati alamiah antara
manusia dan alam akan membantu meningkatkan kesehatan dan
kebahagiaan pekerja, pada gilirannya menyebabkan
pekerja/karyawan jadi lebih produktif. Menurut Ekonomi Biophilia,
pengeluaran biaya untuk menciptakan lingkungan kerja kantor
biophilic di New York City telah diganti dengan meningkatnya
produktivitas pekerja senilai lebih dari $ 470.000.000
Para ahli peneliti psikologis menyatakan manusia secara
naluriah terhubung dengan alam dan perlu untuk
mempertahankan hubungan ini agar bahagia dan sehat.
Kurangnya unsur-unsur alam di kantor dari waktu ke waktu, dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
karyawan yang pada akhirnya menyebabkan penurunan
produktivitas. Penempatan meja dekat jendela memungkinkan
karyawan punya kesempatan untuk mengistirahatkan mata
mereka, dan mengamati alam di luar ruangan. Selain itu, halaman
dan taman-taman di atap, atau teras pilihan bagus untuk
mempromosikan manfaat Biophilia
Dengan meningkatkan kehadiran alam seperti tanaman hijau,
bunga, fitur air dan representasi alam lainnya di dalam ruangan
kantor, maka karyawan akan mulai merasa lebih nyaman dan
santai. Selain itu, penempatan tanaman organik dan alami di
ruang kerja dapat mereduksi paparan polutan kimia yang mungkin
ada di ruang kerja kantor. Pilihlah tanaman yang tidak
membutuhkan air dan perawatan yang terlalu banyak. Beberapa
contoh tanaman dalam ruangan yang efektif menghilangkan
berbagai polutan udara adalah sebagai berikut:

112
1) Sansevieria (lidah mertua)
2) Lidah buaya (Aloe vera)
3) Spider Plant (Chlorophytum comosum)
4) Gerber daisy (Gerbera jamesonii)
5) Jade plant (Crassula ovata)
6) Peace Lily (Spathiphyllum)

113
Biophilia dapat diukur dengan cara menilai tingkat alamiah di dalam
dan diluar lingkungan gedung perkantoran seperti:
- Tempat untuk bekerja (workstation) memiliki pandangan ke luar
Ruangan/ halaman yang mempunyai tanaman hijau
- Adanya unsur alami di setiap ruangan
- Ada area alam dan sosial baik di luar atau di dalam ruangan

Contoh Ruang kerja kantor hijau ( Green Office/GreenBuilding ) :

114
5. Kiat singkat ergonomi

A. Penyimpanan dan penanganan barang/material


 Upayakan gang dan koridor bebas dari penghalang
 Untuk mencegah menaruh barang di gang dan koridor,
sediakan ruangan dan rak–rak penyimpanan
 Sediakan landaian jalur dengan kemiringan 5% - 8%,
hindari konstruksi tangga kecil atau penurunan yang
mendadak antara dua tempat kerja.
 Sediakan penyangga lengan bila menggunakan perkakas yang
memerulakjn ketelitian tinggi.
 Pastikan agarkaryawan dapat melihat dan menjangkau
semua alat-alat kontrol dengan mudah dan nyaman.
 Belilah mesin yang aman dan nyaman dalam penggunaan.

115
 Lakukan pemeriksaan, pembersihan dan perawatan
mesin-mesin secara berkala termasuk kabel listrik.
 Buat jadwal pemeriksaan, pembersihan dan perawatan.
 Buat catatan pemeriksaan dan perawatan setiap peralatan
yang dipantau.
 Tunjuk seorang petugas khusus yang bertanggungjawab atas
pemeriksaan di setiap area kerja
 Latihkaryawan untuk melakukan pemeriksaan area tempat
kerjanya dan melaporkan pada petugas penanggung jawab
bila didapatkan kekurangan.

B. Penyempurnaan rancangan meja kerja


 Pastikan bahwakaryawan yang bertubuh besar
mempunyai ruang yang cukup untuk dapat
menggerakan kaki dan tubuh dengan mudah.
 Sdiakan kursi dan meja tempatkaryawan melaksanakan tugas
yang memerlukan ketelitian atau pemeriksaan rinci terhadap
beban kerja.
 Gunakan tempat kerja VDT dengan monitor dan papan
ketik yang dapat diatur olehkaryawan.
 Lakukan pemeriksan mata secara berkala bagikaryawan
yang menggunakan VDT dan anjurkan memakai kacamata
yang sesuai untuk bekerja.

C. Pencahayaan di tempat kerja


 Sediakan penerangan yang cukup bagikaryawan, sehingga
mereka dapat bekerja efisien dan nyaman sepanjang
waktu kerja.
116
 Bersihkan jendela dan peliharalah sumber cahaya.

D. Bangunan dan lingkungan


 Isoliasi dan insulasi sumber bising dan getaran.
 Pastikan hubungan kabel listrik dalam kondisi aman.

E. Fasilitas umum
 Sediakan dan pelihara fasilitas sanitasi (cuci, toilet, locker)
agar terciptanya kerapihan dan kebersihan ruang kerja.
 Sediakan fasilitas tempat makan, minum, ruang istirahat
dan pelihara sanitasi fasilitas cuci, toilet.

F. Cara berkomputer
 Bervariasilah dalam bekerja dan istirahat pendek (break)
secara periodik. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan
kelelahan dan ketidaknyamanan. Ikuti aturan 20/20/20, yaitu
setiap 20 menit bekerja, istirahat pendek selama 20 detik,
dengan alihkan pandangan ke jarak ± 6 m.
 Mengambil napas merupakan fungsi yang otomatis, tetapi
ketika kita berkonsentrasi di depan layar monitor cenderung
sering menahan napas, terlebih apabila pekerjaan kita diburu
waktu.
 Ambil beberapa detik untuk menarik napas panjang.
 Jangan lupa kedipkan mata anda saat memandang layar
komputer. Ketika memandang layar monitor, kita
cenderung akan lebih jarang berkedip daripada ketika kita
bekerja dalam jarak dekat lainnya, misalnya menulis surat
di kertas, dan lain-lain. Berkediplah dengan dengan penuh
117
dan sering. Bisa dipertimbangkan juga untuk memasang
reminder atau pengingat di layar.
 Jangan lupa untuk memeriksakan mata anda secara rutin,
ukurlah jarak pandang anda dan lakukan konsultasi ke
dokter mata anda

118
Penutup

Pendekatan ergonomi seharusnya tidak sekedar sebagai


sebuah program; tapi pendekatan ergonomi adalah sebuah
proses yang terus-menerus dan sebuah proses yang
berkesinambungan, dan proses ergonomi itu perlu dimonitor
dan ada kalanya perlu dilakukan langkah koreksi.

Permasalahan ergonomi yang ada diperkantoran, tanpa


disadari sering muncul ketika parakaryawan/karyawati
mengalami kesulitan melakukan proses pekerjaan berikutnya,
misalnya mengalami kesulitan dalam memulihkan kondisi atau
keadaan ke situasi yang normal. Contoh yang mungkin untuk ini
adalah dari postur membungkuk ke postur normal atau berdiri.
Kadang-kadang situasi ini terus berlanjut tanpa adanya
perubahan dalam proses pekerjaan yang dilakukan, sehingga
tidak dapat dipungkiri bahwa angka GOTRAK/WMSDs cukup
tinggi di kalangankaryawan/karyawati di perkantoran.

Sebuah tantangan bagi kita semua untuk membuat


parakaryawan/karyawati lebih sehat dan nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah pedoman yang
dihasilkan ini dapat menjadi sebuah solusi awal dalam menambah
khasanah ilmu dan pengetahuan serta wawasan
parakaryawan/karyawati dalam bekerja yang sesuai dengan
prinsip-prinsip yang sehat dan ergonomis

119
Daftar Kepustakaan

1. Worksafe NB Travail Securitaire (2010). Office Ergonomics,


Guidelines For Preventing Musculoskeletal Injuries.
2. OSHA ( 2008 ). Guidelines on Ergonomics Workstation
3. National Occupational Health and Safety Commision ( 1991 ).
Ergonomics Principles and Checklist For The Selection Of
Office Furniture And Equipment. Canberra, Australia
Government Publishing Services.
4. TDI DWC (2010). Office Ergonomics. Texas Departemen Of
Insurance Division Of Workers Compensation. Staples
Technology Solution ( 2010 ). The Ergonomics Office In 2010
and Beyond . A Staples Inc, White Paper.
5. EHS Worksafe ( 2006 ). A Guide To Safe And Healthy In The
Office
6. Office Ergonomics, Developing a Safety Culture Within Your
Office Environtment
7. Ronda Crenshaw ( 2004 ). Creating A Healthy Workstation.
www.isdesignet.com
8. WISHA, Services Division ( 2002 ). Office Ergonomics,
Practical Solutions For A Safer Workplace. Washington State
Departemen Of Labor and Industries.
9. Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan RI
(2007) Pedoman Ergonomi Perkantoran

120

Anda mungkin juga menyukai