Ergonomi : Di tinjau dari asal kata, berarti bidang studi yang mempelajari tentang hukum- hukum pekerjaan (dalam bahasa yunani, ergos = pekerjaan, nomos = hukum)
Definisi secara bebas
Ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang mempelajari prinsip- prinsip dalam mendesain peralatan, mesin, proses dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang menggunakannya. di USA dikenal dengan istilah hukum faktor Engineering / engineering psychology ergonomi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan baik dalam hal mempernyaman penggunaan, mengurangi kesalahan dan meningkatkan produktivitas. ILO membuat definisi tujuan ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkait erat dengan produksi dan kesejahteraan pekerja berada pada satu keseimbangan. Contoh upaya untuk mencapai titik temu tersebut adalah: Beban kerja yang diberikan adalah demi efisiensi dan tidak boleh menimbulkan stress Mesin dan alat kerja disesuaikan dengan kapasitas tubuh manusia, Ruang kerja di desain sedemikian rupa sehingga posisi tubuh selama bekerja dapat disesuaikan. Kekuatan cahaya, kebisingan, panas di tempat kerja diusahakan senyaman mungkin bagi mereka. Dan lain-lain. Pendekatan Ergonomi mengacu pada konse total sistem manusia, mesin dan lingkungan dengan menggunakan beberapa disiplin ilmu. dengan pendekatan itu diharapkan: Beban kerja fisik dapat dikurangi, Perbaikan sikap kerja, Tersedianya sarana psiko sensorial pada pemakaian instrumen. Pekerja tidak perlu mengingat tll banyak informasi yang tidak diperlukan. Pekerja ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai. Pengorganisasian pekerjaan adalah cara mengorganisasikan tugas atau pekerjaan, yaitu penjabaran dan pembagian tugas dalam organisasi kepada pekerjaannya. Semua dipertimbangkan dari beban kerja sesuai kapasitas pekerja baik fisik, mental maupun intelektual. Budaya kerja Adalah seperangkat nilai dan norma yang dianut bersama dalam organisasi, serta pendukungnya dalam bekerja, untuk mencapai nilai yang dihargai bersama.
Budaya kerja merupakan refleksi sistem
nilao pokok yang diadopsi oleh perusahaan tertentu. Budaya yg demikian itu diwujudkan dalam praktek sebagai sistem manajemen, kebijakan personalia, prinsip partisipasi, kebijakan pelatihan dan manajemen mutu dari perusahaan. Pengorganisasian kerja dan budaya kerja bertujuan untuk pengembangan pergorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Juga meningkatkan kondisi sosial yang positif dan oprasi yang lancar dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Ergonomi dapat dibagi menjadi 3 kelompok spesialisasi ilmu yaitu : 1. Ergonomi fisik, meliputi sikap kerja, aktivitas mengangkat beban, gerakan repetitif, penyakit muskuloskeletal akibat kerja, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Ergonomi kognitif, meliputi beban mental akibat kerja, pengambilan keputusan, penampilan keterampilan kerja, interaksi manusia-mesin, pelatihan yang berhubungan dengan sistem perencanaan pekerja. 3. Ergonomi organisasi, meliputi komunikasi, manajemen sumber daya pekerja, perencanaan tugas, perencanaan waktu kerja, perencanaan partisipasi kerja, ergonomi komunitas, paradigma kerja yang baru, pola kerja jarak jauh dan manajemen kualitas kerja. ANTROPOMETRI Antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat gravitasi, dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran-ukuran bagian tubuh manusia sangat bervariasi, bergantung pada : 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Ras 4. Pekerjaan 5. Periode dari masa ke masa BAHAYA PSIKOLOGI DI TEMPAT KERJA
RIDWAN RUSWENDI, S.Pd,
M.Si PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan, pekerjaan dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui juga telah pula di pahami bahwa desain dan organisasi kerja yang tidak memadai, seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan merupakan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan tersebut tidak murni faktor fisik saja, tetapi juga disertai unsur psikologis. Kemajuan teknologi yang mengurangi porsi pekerjaan manual, meningkatnya pekerjaan- pekerjaan disektor jasa, bertambahnya pekerja wanita, merupakan beberapa faktor yang mendorong peningkatan kasus-kasus stres akibat kerja saat ini.hasil penelitian labour force survey pada tahun 1990 menemukan adanya 182.700 kasus stres akibat kerja di inggris. Sedangkan pada tahun 1995 menurut survey of self reported work related III health (SWI) di inggris menyatakan bahwa terdapat kurang lebih 500.000 individu yang percaya bahwa dirinya menderita gangguan kesehatan akibat stres ditempat kerjanya. Tetapi dari jumlah ini di duga hanya 216.000 orang yang sesungguhnya benar- benar sakit. Dengan mempertimbangkan adanya perbedaan dalam metode penelitian, diperkirakan dari tahun 1990 sampai tahun 1995 terjadi peningkatan kasus stres akibat kerja kira- kira sebesar 30%. Patogenesis Setiap aktivitas normal akan membuahkan stres, dan stres tak dapat di hindari. Stres dapat di toleransi dalam waktu yang terbatas. Oleh kerna tidak ada dua individu yang benar-benar identik, maka stres yang sama tidak akan memiliki pengaruh yang serupa pada masing- masing individu, dan intensitasnya juga sangat bervariasi. Hubungan antara masing-masing perubahan patologis seorang individu tidak banyak diketahui secara mendetail, tetapi kebanyakan peneliti mengakui bhwa rangsangan psikologis (stresor) termasuk stres akibat pekerjaan merupakan faktor pemicu yang penting untuk timbulnya suatu penyakit tertentu seperti penyakit jantung iskemik, hipertensi esensial, gangguan saluran pencernaan, dan beberapa penyakit neuropsikistris. Peranan faktor psikologispun menjadi jelas setelah mendapat penelitian lain membuktikan adanya beberapa stresor psikologis yang bermakna sebagai penyebab terjadinya penyakit penyumbatan pembuluh jantung seperti : 1. Perubahan jenis pekerjaan 2. Perubahan besar-besaran pada jadwal kerja 3. Perubahan tingkat tanggung jawab 4. Ketidaksesuaian dengan atasan 5. Ketidaksesuaian dengan teman-teman sekerja. Tahapan reaksi tubuh Dalam menghadapi stressor, manusia mengalami 3 tahap reaksi tubuh yaitu reaksi alarm, tahap kebal dan tahap kelelahan. • Tahap alarm (tanda bahaya) reaksi merupakan respon yang datang dengan cepat ketika manusia menghadapi suatu tantangan atau ancaman. Pada hal ini tubuh belum dapat beradaptasi terhadap pajanan suatu bahaya. Terjadi mobilisasi dari sistem saraf otonom yang mencetuskan respon stres dalam bentuk respon perlawanan (fight) atau respon menghindar (flight). Bermacam-macam sistem tubuh turut mengordinasi kesiapsiagaan untuk bereaksi, mempengaruhi kejiwaan (sistem limbik) pengaturan sistem kardiovaskuler, pernapasan, ketegangan otot, dan aktivitas motorik yang halus. • Tahap kebal (resisten) reksi alarm tidak dapat dijaga untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Pajanan yang berkepanjangan terhadap stresor akan menyebabkan individu menjadi kebal. Pada tahap ini sesungguhnya tubuh sudah dapat beradaptasi, ketika individu mengembangkan suatu strategi perjuangan untuk bertahan hidup dan membina daya perlawanan justru untuk meredam respon stresor yang telah dimulai pada tahap sebelumnya. Mekanisme penanggulangan ini nternyata dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan bagi perkembangan mental individu. Cara yang memadai Cara yang tidak memadai
Strategi penanggulangan : membicarakan pokok mulai minum alko
persoalan secara tegas
Pengaruh jangka pendek : negatif-perasaan kurang positif-tim
nyaman
Pengaruh jangka panjang : positif-peningkatan rasa negatif-m
percaya diri sekunder penyalahgunaan alkohol menurunkan penampilan
berupa pekerjaan mengangkat beban oleh perawat tua Tahap Kelelahan Respon terhadap stres pada dasarnya sehat dan penting untuk menimbulkan daya motivasi dan adaptasi seseorang. Bila beban mental terlalu berat atau tidak dapat menemukan solusi yang memadai, individu tersebut akan menanggung banyak kesukaran. Stress yang lama dan berkelanjutan dapat menimbulkan masalah- masalah yang menahun, sehingga individu akan menderita suatu kelelahan yang berat seakan-akan semua cadangan energi menghilang dan menimbulkan depresi. Gejala fisik dari tahap awal kelelahan tampak sebagai perasaan lelah yang berlebihan, lemah, dan tidak memiliki daya. Tanda-tanda non spesifik lainnya biasanya dalam bentuk penglihatan yang kabur, rasa pusing, vertigo, tangan tremor, nyeri otot, palpitasi, nafas terasa berat, nyri dada, sesak nafas atau gangguan pernafasan yang lain. Gejala saluran pencernaan seperti rasa kering di mulut, rasa leher tercekik, mual atau muntah, konstipasi yang menahun, diare atau sakit perut yang melilit. Berat badan bertambah atau bahkan menjadi kurus. Perubahan pola makan dalam bentuk berkurangnya nafsu makan atau malah nafsu makan menjadi lebih besar atau menurutkan hati untuk makan cokelat secara berlebihan, dll. Individu yang berada dalam tahap kelelahan biasanya dapat menyembunyikan gejalanya jika berada di tempat kerja, kecuali kalau terasa sangat lelah maka individu tersebut cenderung akan bolos kerja. Namun sayangnya gejala ini tidak hanya timbul di tempat kerja, dapat juga muncul saat individu berada di rumah atau dimana saja, sehingga individu menjadi sangat menderita. Gejala emosi saat stress pada tahap kelelahan berhubungan dengan sindrom depresi dan frustasi, menifestasinya dalam bentuk tangisan yang tak terkontrol, perasaan takut mati, tidak berani bicara di depan publik, mudah terkejut, tidak suka berteman atau bertemu keluarga, atau menylaurkan hobinya, kurang perhatian pada hal- hal personal seperti olahraga, pakaian, dan makan. Pada kasus-kasus yang ekstrim, individu dapat merusak diri atau percoban bunuh diri, mudah marah, dingin dan kaku pada orang lain, serta diiringi perasaan bersalah yang berlebihan. Serangan panik dan gelisah dapat mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga akan menambah stress di tempat kerja karena gejala tersebut terlihat oleh teman-teman kerjanya. Disfungsi mental pada saat kelelahan tampak sebagai gangguan tidur, bangun tidur terlalu diniyang disertai dengan mimpi buruk, hilangnya daya konsentrasi dan koordinasi. Hal ini mendorong timbulnya gangguan penampilan di tempat kerja dan kemampuan untuk mempertimbangkan suatu masalah, sehingga tidak jarang timbul perilaku negatif dalam melaksanakan pekerjaan atau sering kali timbul keragu-raguan dalam memutuskan suatu masalah. Sterssor dan Hubungannya dengan Spesifikasi Pekerjaan
Stressor sering kali berhubungan
langsung dengan sistem tugas, volume pekerjaan, lingkungan kerja, atau sebagai akibat ketidak harmonisan hubungan dengan individu lain di tempat kerja dan faktor-faktor budaya organisasi tempat kerja, beberapa stressor juga berhubungan pada identifikasi peranan seseorang di organisasi tempat kerja. Sistem Tugas Terdapat beberapa macam sistem tugas yang menjadi stressor, yaitu : 1. Kerja lembur, menurut beberapa penelitian, kerja lembur yang terlalu sering, apa lagi jika jumlah jam kerja menjadi berlebih, ternyata tidak hanya mengurangi kuantitas dan kualitas hasil kerja, tetapi juga sering meningkatkan jumlah absensi dengan alasan sakit atau kecelakaan kerja. Hal ini biasanya terjadi pada pekerja industri pengalengan buah yang biasanya banyak berhubungan dengan musim buah. 2.Tugas kerja malam. Kerja malam merupakan kerja yang berat bagi pekerja, dan sering mengakibatkan timbulnya gangguan fisik akibat kurang tidur serta perubahan tingkah laku yang dapat mendorong individu untuk penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang serta perubahan kebiasaan mkan. Pekerjan yang memiliki stressor tersebut, misalnya polisi, perawat, satpam, anggota pemadam kebakaran, dan pekerja di industri jasa (hotel, transportasi, dll). 3. Kecepatan mesin. Kecepatan kerja yang hanya berdasarkan pada kapasitas kecepatan mesin, sangat menguras energi fisik dan psikologis pekerja karena harus terpaku untuk menyesuaikan kecepatan mesin, dan berjalan atau proses produksi sehingga pekerja tidak mungkin meninggalkan tempatnya sedetikpun tanpa digantikan atau di tolong temannya. Hal ini terjadi pada pekerja di tempat yang produknya di kontrol oleh mesin-mesin yang berkecepatan tinggi atau produksi produk berdasarkan jadwal yang ketat. 4. Gerakan tangan yang berulang secara monoton. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan menggerakkan anggota badan secara berulang dan monoton, terkadang juga disertai posisi kerja yang janggal, atau sambil membawa atau menahan beban sering kali sangat memberatkan pekerja. Hal ini biasanya terjadi pada pekerjaan di industri penggergajian kayu, pengemasan, pemilihan, dan perakitan yang menggunakan ban berjalan. 5. kekangan. Kekangan menyebabkan tidak adanya kebebasan bekerja, misalnya tahapan pekerjaan yang mempunyai jadwal tugas yang ketat dan mendetail. Pekerjaan yang memiliki siresor tersebut,misalnya pemeliharaan/perawatan/pengujian mesin kapal terbang yang harus bekerja berdasarkan checklist yang ketat, pekerjaan menocokkan/memasang/merakit elemen- elemen jadi bangunan rumah/mesin, dan pekerjaan akunting. 6. Komunikasi yang menjemukan/membebankan. Pekerjaan yang memerlukan kontak yang memberatkan karena harus bernegosiasi untuk prihal yang sulit diterima atau tidak selaras dengan kehendak lawan bicara. Pekerjaan yang memiliki stressor tersebut, misalnya menejer pemasaran, personil promosi obat-obatan. Volume Pekerjaan Volume kerja juga dapat menjadi stressor yaitu : 1. Volume pekerjaan yang berlebihan, volume pekerjaan yang terlalu banyak dan dibatasi oleh waktu antara lain : a. pekerjaan yang dilakukan dengan etrgesa-gesa karena waktu yang terbatas, misalnya petugas costemer service yang harus melayani pelanggan dengan antrian yang panjang untuk menunggu pelayanan, sekretaris dengan tugas yang setumpuk. b. Permintaan untuk pengambilan keputusan yang rumit, misalnya petugas kendali mutu atau pekerjaan yang membutuhkan banyak masukan informasi. 2. Volume pekerjaan yang sangat kurang. Volume pekerjaan yang sangat kurang menyebabkan kurangnya rangsangan untuk bekerja, kurangnya variasi, tidak ada kreativitas atau tuntutan untuk mengatasi masalah. Termasuk jenis pekerjaan misalnya : a. Tuntutan pekerjaan yang memerlukan perhatian penuh tetapi kurang rangsangan untuk bekerja. b. Pekerjaan yang menuntut kejelian biasanya membutuhkan konsentrasi, perasaan, dan penglihatan yang intens. Tanggung Jawab Tanggung jawab untuk keselamatan dan kesejahteraan diri sendiri mencakup tanggung jawab untuk bekerja dengan aman merupakan faktor stres psikis pada pekerja karena harus bekerja dengan hati-hati agar tidak membahayakan orang disekitarnya ataupun membahayakn diri sendiri. Pekerjaan dengan stressor semacam ini, misalnya operator mesin derek, pekerja yang menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya atau mudah meledak dan pilot. Tanggung jawab pekerjaan terhadapkesejahteraan masyarakat misalnya pekerja di sektor kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan lainnya. Tanggung jawab terhadap organisasi tempat kerja misalnya tanggung jawab terhadap peralatan dan bahan- bahan kerja yang bernilai tinggi. Kondisi Fisik / Lingkungan Kerja Adanya ancaman terpajan kondisi fisik tempat kerja yang kurang menyenangkan atau kontak dengan bahan-bahan beracun, misalnya : 1. Bekerja pada tempat yang sunyi / terpencil, seperti pekerjan yang membutuhkan kesendirian dan tak memiliki kesempatan berkomunikasi dengan orang lain atau bekerja pada situasi yang sulit atau terancam bahaya sehingga tak memungkinkan pekerja untuk mencari pertolongan dari teman kerja atau siapapun. 2. Tempat kerja yang jauh atau sulit terjangkau 3. Pajanan di tempat. Pajanan di tempat kerja umumnya dalam bentuk pajanan fisik dan kimiawi, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, tempat kerja yang sempit dan berdesakan, ventilasi buruk, penerangan yang kurang baik, vibrasi, masalah-masalah ergonomi, tempat kerja yang bising, bau yang tidak enak, debu kerja, dan substansi kimia yang berbahaya. Organisasi Tempat Kerja 1. Perubahan perubahan yang terjadi di tempat kerja merupakan salah satu penyebab utama dari stress. Perubahan sering kali berarti terjadi suatu kehilangan, seperti diberlakukannya teknik baru di tempat kerja, penggantian supervisor, restrukturisasi organisasi, pemberian tugas baru yang sukar dilaksanakan, pindah bagian, atau di bebastugaskan sebagai pimpinan. 2. Manajemen yang otokratis pada perusahaan dengan manajemen yang otokratis, biasanya komunikasi atasan dan bawahan tidak berjalan dengan baik. Sering kali para pekerjadibebankan oleh 2 perasaan yang berlawanan sehingga mendorong timbulnya stress. Perasaan tersebut biasanya timbul bila para pekerja mengerti apa yang mereka harus perbuat, padahal kenyataannya hal itu tak dapat dilaksanakan. Kerja Dokter perusahaan sering kali sukar mendiagnosis atau menggambarkan dengan jelas perkembangannya stress seorang individu di tempat kerja karena gejala yang timbul, terutama dapat mempengaruhi kondisi fisik. Oleh sebab itu, pada awal diagnosis, sering kali penyakit-penyakit organik dipertimbangkan sebagai penyebabnya, misalnya gejala sakit kepala biasanya di anggap sebagai akibat penyakit tekanan darah tinggi, nafsu makan berlebihan sebagai akibat riwayat obesitas dalam keluarga, sakit pinggang akibat pengapuran tulang belakang atau akibat skoliosis, dsb. Pelaksanaan diagnosis menjadi lebih sulit jika para pasien itu sendiri menolak untuk menghubungkan gejala yang timbul akibat stress di tempat kerja. Perubahan perilaku di tempat kerja sering kali mendapat cemoohan dari orang- orang di sekitarnya, sehingga perubahan perilaku tersebut biasanya tidak di ceritakan oleh pasien. Jika seseorang memiliki gejala stress yang berkepanjangan dan sukar untuk dicari akar masalahnya atau pencetus timbulnya gejala- gejala tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gejala dini (reaksi alarm) dapat menolong untuk mengidentifikasi masalah tersebut, seperti restukturisasi yang baru terjadi di lingkungan kerja, kesulitan khusus terutama dalam hubungan interpersonal, saat timbulnya gejala dalam hubungannya terhadap stressor, deskripsi menyeluruh tentang tempat kerja, serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Guna mendorong terjadinya perubahan perilaku kerja dan persepsi terhadap respons biologis, pasien dinasehatkan untuk datang diam-diam secara reguler, biasanya 1 jam dalam seminggu. Untuk bimbingan dan konseling oleh dokter perusahaan terutama untuk kasus-ksus dengan akar masalah psikologis seperti kesulitan interpersonal atau perilaku ketergantungan alkohol/ obat-obatan terlarang. Istilah “konseling” harus dibedakan dengan “memberi nasehat” suatu nasehat terbatas pada satu paket solusi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi masalah, sedangkan seorang konselor, yang memberikan konseling, membantu pasien dengan memberikan sejumlah pilihan terbaik dan selanjtnya melaksanakannya dengan usaha dari pasien itu sendiri. Pelatihan manajemen stress dapat dilaksanakan secara berkelompok pada 6 sampai 12 pekerja yang memiliki indikasi adanya gejala stress akibat kerja. Materi-materi pelatihan yang perlu di ajarkan, seperti teknik fisiologis untuk mengurangi serangan stress , misalnya teknik relaksasi, biofeedback, meditasi atau latihan pernafasan, dan teknik-teknik psikologis serta kognitif, pembentukan diri kembali dan macam- macam keterampilan kerja (mis. Manajemen waktu, skala prioritas, dll), serta keterampilan interpersonal (mis. Pelatihan berpidato, presentasi, tat cara mengikuti rapat, dll). Pasien perlu dianjurkan untuk menciptakan keseimbangan stress ditempat kerja, sehingga gaya hidup yang sehat dan aktivitas relaksasi di tempat kerja sangat di butuhkan. Beberapa teknik relaksasi di tempat kerja dapat disarankan, seperti istirahat pendek tetapi sering, misalnya 5 menit setiap jam kerja lebih berguna daripada istirahat panjang tetapi jarang, sedikit latihan fisik secara reguler sangat berguna pada pekerja komputer, olah pernafasan yang rutin bermanfaat untuk mencegah serangan stress yang datangnya mendadak atau serangan panik. Gaya hidup yang sehat di luar tempat kerja yang harus di sarankan, seperti olahraga rutin, makanan sehat, berhenti merokok dan minum alkohol, penyaluran hobi dan pasien di anjurkan untuk memperbanyak komunikasi dengan keluarga dan teman-temannya. TERIMA KASIH SELESAI