Anda di halaman 1dari 18

Keberagaman Individu

Anggota Kelompok 1:

1. Adinda Natasya Maharani 15000120140350


2. Angel Gabriela Josephine 15000120140248
3. Fitra Nurdiansyah 15000120140302
4. Jasmin Putri Wiana 15000120140364
5. Mochammad Wisnu Ramandhani 15000120140244
6. Safinah Garnis Damajanti 15000120140323
7. Siti Addienda Humaerah 15000120140321
8. Sukma Regina Amalia 15000120140352
9. Tasya Hapsari Widyastuti 15000120140271
Keberagaman Individu
Setiap individu diciptakan sebagai individu yang memiliki kepribadian unik, latar
belakang yang berbeda, karakteristik, kebutuhan dan cara setiap individu
memandang dunia serta individu lainnya. Setiap individu juga memiliki respon
yang berbeda-beda terhadap suatu perintah atau tugas yang diberikan oleh atasan
dan memiliki cara bersosialisasi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Karakteristik individu harus sangat dipahami karena mereka lah aset yang paling
berharga dari berjalannya sebuah organisasi. pemimpin dari organisasi harus
memiliki kemampuan yang baik untuk memahami karakteristik individu di samping
keahliannya, demi mengantisipasi perilaku yang akan merugikan organisasi
Pembahasan

01 Pengertian Perbedaan Individu


02 Dasar-dasar Perbedaan Perilaku Individu
Keangekaragaman & Kesetaraan
03 Individu dalam Organisasi
04 Dasar-dasar perilaku Individu
dalam Kelompok

05 Kasus dan Analisa


A. Perbedaan Individu
Dalam sebuah industri atau organisasi, diketahui bahwa
kinerja tiap sumber daya manusia akan selalu memberikan efek
domino untuk performa dan eksistensi perusahaan (Widayanto,
2018).
Oleh karena itu, umumnya, supaya pekerjaan efektif dan
efisien, sebuah industri atau organisasi akan cenderung
melakukan pembagian kerja yang terbagi ke dalam beberapa
kelompok bidang kerja. Individu yang memiliki karakteristik
berbeda-beda akan terpaksa disatukan dalam sebuah kelompok
supaya mampu membentuk sebuah tim kerja.
Lalu, apa itu tim kerja?
Pada dasarnya, “tim” kerja adalah sebuah kelompok yang
terdiri atas tiga orang atau lebih yang rutin berinteraksi untuk
menghasilkan sebuah produk, rancangan, keputusan, atau program
organisasi (Devine, Clayton, Philips, Dunford, & Melner, 1999).
Donnellon (1996) mencetuskan sembilan faktor yang harus dipenuhi
sebelum membentuk sebuah tim kerja

1. Identifikasi;
2. Interdependensi;
3. Tingkat diferensiasi kemampuan;
4. Jalinan sosial;
5. Manajemen konflik;
6. Proses negosiasi;
7. Ketahanan kelompok;
8. Proximity; dan
9. Anggota jarak jauh.
Perbedaan individu dalam sebuah industri atau organisasi, menurut
Individual Robbins dan Judge (2015) dapat diidentifikasi melalui dua level
Differences keragaman, yaitu surface-level diversity dan deep-level diversity).

Surface-level adalah identifikasi pada jenis kelamin, ras, etnis umur,


Sdll, sedangkan deep-level adalah identifikasi pada nilai, kepribadian,
sikap, dan perilaku individu.
Perilaku Individu
Perilaku merupakan respons atau reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Oleh karena
itu, perbedaan individu, terutama dalam organisasi, adalah perbedaan
sikap atau perilaku tiap individu yang dipengaruhi oleh lingkungan dan
pengalaman serta bentuk reaksi terhadap apa yang terjadi di sekitarnya
atau kerap disebut kepribadian.

Notoatmodjo (2020) menerangkan bahwa ada dua faktor pembentuk perilaku individu yang menjadikan
individu unik:

1. Faktor internal: motivasi, persepi, minat, kebiasaan, dan segala hal yang datang dari dalam individu
2. Faktor eksternal: sosial, budaya, politik, dan lingkungan (tempat tinggal, kerja, sekolah, dsb.)
B. Dasar- Dasar
Perbedaan Individu

Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, paradigma psikologi yang digunakan


sebagai dasar menganalisis dan memprediksi sikap, minat jabatan, sifat, serta hal-hal
yang berkaitan dengan bidang pekerjaan individu tersebut adalah paradigma traits oleh
Cattel.
Cattel (dalam Alwisol, 2019) menyatakan bahwa traits adalah elemen dasar dari
kepribadian yang berperan vital dalam usaha meramal tingkah laku.
Beberapa faktor yang menjadi dasar perbedaan
individu melalui dinamika traits yaitu:

SIKAP

DORONGAN PEMBAWAAN
ATAU ERG

SENTIMEN
Selain dinamika traits, Cattle juga mencetuskan Law of Coercion to Biosocial Mean,
yaitu hukum pemaksaan ke arah rerata sosial. Berikut beberapa hal yang
membentuk kepribadian seorang individu sehingga timbul apa yang disebut dinamika
traits:

1. Pembentuk karakter yang disengaja: harapan dari lingkungan sosial untuk


individu bertingkah laku, bersikap, dan mengembangkan konsep diri
2. Faktor ekologi atau situasi
3. Individu bertindak untuk memenuhi, mengekspresikan, atau memuaskan
motif-motif yang dituntut oleh lingkungan
C. Keberagaman dan Kesetaraan
Individu dalam Organisasi

Menurut Wicaksana dkk. (2020) keberagaman dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai orang-orang
yang berada didalam organisasi yang memiliki perbedaan dan kesamaan satu sama lain. Keberagaman
dapat membawa hal positif atau negative bergantung pada bagaimana individu di lingungan tersebut
mengahadapi keberagaman yang ada.
Menurut Robin (dalam Wicaksana dkk., 2020) keberagaman dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Surface Level Diversity (SLD): Yaitu keragaman yang dapat diketahui secara fisik.

2. Deep Level Diversity (DLD), Pada DLD, keragaman berupa hal-hal yang tidak bias dilihat secara fisik.
Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Arbiyanti & Sudibjo, 2020) langkah
yang tepat untuk menyikapi keberagaman individu pada organisasi yaitu
dengan mengelola keberagaman (managing diversity). Managing diversity
merupakan menciptakan suatu prosedur agar para karyawan dapat
menunjukan potensi dirinya secara maksimal. Menurut Wicaksana dkk. (2020)
beberapa manfaat dari adanya Managing Diversity antara lain:

1. Manfaat dalam People Management.


2. Manfaat pada kinerja organisasi
3. Manfaat pada strategi organisasi
Tantangan dalam menghadapi Inisiatif Keberagaman di
keberagaman Lingkungan Kerja

1. Prasangka Pribadi 1. Komitmen Manajemen


Puncak
2. Langit - langit kaca (glass
ceilings) 2. Mentoring
D. Perilaku Individu Dalam Kelompok

Dalam organisasi (yang merupakan lingkungan baru), individu membawa


karakteristik yang ada dalam dirinya seperti kemampuan, kepercayaan
diri, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan sebagai
lingkungan baru bagi individu, organisasi juga memiliki karakteristik
seperti keteraturan yang diwujudkan dalam bentuk susunan hierarki,
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem
penggajian, sistem pengendalian, dan lain-lain.

Untuk dapat memahami perilaku individu dapat menggunakan


pendekatan salah satunya dengan pendekatan teori kognitif. Menurut
Littlejohn & Foss (dalam (Danandjaya, 2020) teori kognitif melihat cara
variabel terbentuknya kognitif yang menyebabkan suatu perilaku dapat
terbentuk.

Pengalaman -> Kognitif


Contoh Kasus
Alfamart Dorong Inklusi Lewat Penyandang Disabilitas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai gerai komunitas, Alfamart berusaha memberikan kontribusi bagi masyarakat
sekitar. Salah satunya memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk bergabung bersama Alfamart
dalam melayani Indonesia.

Melalui program Alfability, Alfamart dan anak perusahaan secara aktif mengajak penyandang disabilitas untuk
bergabung sebagai karyawan sejak 2016.

Presiden Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira mengatakan sampai November 2020, ada 755 orang telah
bergabung sebagai karyawan Alfamart dan anak perusahaannya. “Melalui program Affability, Alfamart percaya bahwa
setiap orang punya kemampuan (ability) termasuk kepada penyandang disabilitas. Mengajak untuk fokus pada
kemampuan yang dimiliki dan tumbuh bersama, dan bukan fokus pada hambatannya,” ujarnya dalam keterangan
resmi, Kamis (3/12).
Menurutnya Alfamart ingin menjadi perusahaan inklusi, yakni perusahaan yang mengakomodir dan menghargai
keberagaman karyawannya, untuk memungkinkan kontribusi mereka secara penuh dan tanpa diskriminasi. “Setiap
orang pasti punya kekurangan dan kelebihan, mari kita berfokus kepada kemampuan atau ability yang dimiliki,”
ucapnya.
Analisa Kasus

Kasus di atas merupakan salah satu contoh perbedaan atau


keberagaman individu dalam sebuah industri atau perusahaan. Yang
menurut Robin (dalam Wicaksana dkk., 2020) masuk ke dalam salah
satu jenis keberagaman yaitu Surface Level Diversity (SLD), yang artinya
adalah keragaman yang dapat diketahui secara fisik. Misalnya, usia,
suku bangsa, ras, etnis, dan disabilitas seseorang. Dalam kasus di atas,
Alfamart yang ingin menjadi perusahaan inklusi, berusaha memberikan
kesempatan kerja yang sama terhadap semua orang, termasuk kepada
orang dengan penyandang disabilitas.
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai