Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Kelompok Pekerja”. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yaitu yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun, dengan demikian kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk kesempurnaan penulisan kami sangat berharap kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan. Dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Agar dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Bab IV Penutup
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
komprehensif dan memformulasikan tindakan intervensi yang dilakukan pada setiap tingkat
pencegahan serta terapinya, mampu melaksanakan promosi kesehatan untuk pencegahan
penyakit kecelakaan serta pemulihan sesuai renpra dan yang terakhir mampu melakukan
evaluasi berkesinambungan terhadap respon pekerja dan kemajuan yang dicapai
Di dalam kesehatan kerja pedomannya ialah penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat
dicegah, sehingga upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja, dan
pokok yang kedua adalah promosi (peningkatan) kesehatan masyarakat pekerja dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja. Sedangkan pengertian dari Upaya Kesehatan Kerja (UKK) itu
sendiri adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara maksimal tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
lingkungan, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Pelaksanaan UKK bukan saja
merupakan pemenuhan hak asasi pekerja, tetapi juga berperanan besar dalam investasi atau
pembangunan suatu bangsa.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pekerja dan upaya kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pekerja.
3. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada pekerja.
4. Untuk mengetahui indikator kesehatan pada pekerja.
5. Untuk mengetahui program kesehatan pada pekerja
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.4 Pengertian Kesehatan Kerja
4
Higiene perusahaan, merupakan spesialisasi dalam ilmu higiene beserta praktiknya
dengan mengadakan penilaian pada faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya digunakan untuk koreksi lingkungan
perusahaan, dengan menitikberatkan pada pencegahan agar pekerja dan masyarakat terhindar
dari bahaya akibat kerja.
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan
masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil produk perusahaan.
Secara filosofi, kesehatan kerja adalah upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan, yang meliputi tenaga kerja baik jasmani maupun rohani dan hasil karya dan
budaya menuju masy adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan secara keilmuan, kesehatan kerja
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,
pencemaran dan penyakit.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan
distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutaman teknologi yang sudah
maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan
kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada
umumnya (Su’mamur, 2009).
Faktor – faktor yg mempengaruhi kesehatan tenaga kerja, antara lain 1) beban kerja :
fisik, mental, 2) lingkungan kerja : fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikologi, 3) kapasitas
kerja : ketrampilan, kesegaran jasmani, status kesehatan, usia,
5
Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menciptakan
kesehatan lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2. Maintenance and increasing kesehatan tenaga kerja.
3. Care, efficiency increasing, dan productivity balance tenaga kerja.
4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja.
5. Meningkatkan semangat dalam bekerja.
6. Perlindungan masyarakat kerja dari bahaya pencemaran.
7. Perlindungan masyarakat luas.
8. Pemeliharaan dan peningkatan higiene sanitasi perusahaan.
Pelayanan Kesehatan Kerja Per Menakertrans No.03/1982 :
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan lingk kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan thd peny umum & PAK
7. P3K
8. Pelatihan Petugas P3K
9. Perencanaan tempat kerja, APD, gizi
10. Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
11. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan
12. Laporan berkala
Pemusatan perhatian terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dapat
dilakukan berbagai upaya antara lain mengenal, mencegah adanya gangguan kesehatan,
mendiagnosis, mengobati penyakit yang ada, dan merehabilitasi. Dari sisi lingkungan kerja,
disamping penerapan ergonomi dilakukan pengontrolan, membandingkan dengan standar,
pemantauan, evaluasi dan koreksi (Maurits, 1999).
Program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikelompokkan dalam dua
pokok pelaksanaan, yaitu :
a. Pelayanan terhadap manusianya
6
b. Pelayanan terhadap lingkungan kerjanya.
7
2. 160 juta PAK per tahun
Perkiraan WHO (1995) :
1. 40 – 50 % penduduk dunia mempunyai resiko kecelakaan/PAK
2. 120 juta kecelakaan kerja per tahun
Penelitian Depkes (1989) :
Penyakit/gangguan kes :
1. Gangguan visus : petani, nelayan
2. Gangguan pendengaran : penyelam, pandai besi
3. Kelainan paru : penyelam, perajin batu bata
4. Kelainan kulit : petani dan nelayan
Masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktifitas antara lain:
1.Penyakit umum pada p'ekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit jantung, kanker,
kecacatan, dan lain-lain.
2.Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumokoniosis dan dermatosis.
Pneumokoniosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh asbes, dengan gejala seperti batuk,
sesak napas, nyeri dada, dan sianosis. Pengobatan cukup sulit dan hanya bersifat
mengurangi keluhan, seperti jika infeksi diberi antibiotik, gizi ditingkatkan, juga jika
kanker diberi obat sitostatika. Upaya preventif meliputO:i skrining, promosi kesehatan,
penggunaan alat pelindung masker, kaca mata, substitusi untuk menyaring debu seperti
cerobong asap, water spray, dan exhauster.
3.Gizi buruk, Gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua kabupaten hal ini
disebabkan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi anggota keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada
8
Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam
kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan
menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya secara baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu
berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat kimia, dll) dapat merupakan
beban tambahan terhadap pekerja. Beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibatnya.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan
dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa status kesehatan kerja dari masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh
bahaya-bahaya kesehatan ditempat kerja dan lingkungan kerja tetapi juga faktor-faktor
pelayanan kesehatan. (Mikheev 1986).
9
membahayakan. Akan tetapi kondisi fisik dan mental seseorang juga turut menimbulkan
kecelakaan kerja. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan
kerja yaitu dengan menggunakan pendekatan dasar terhadap pencegahaan kecelakaan kerja
dimana bergantung pada tiga-E. Enginering dimana suatu pekerjaan harus direncanakan
terlebih dahulu, education karyawan diberikan pendidikan untuk memahami bagaimana
pentingnya keselamatan dalam bekerja, enforcement dimana para karyawan menaati
peraturan-peraturan yang ada .
Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan
unsafe condition (faktor lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80%-85% kecelakaan
disebabkan oleh unsafe action.
1. Unsafe action
Unsafe action dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut :
a. Ketidak seimbangan fisik tenaga kerja, yaitu :
b. Posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah
c. Cacat fisik
d. Cacat sementara
e. Kepekaan panca indera terhadap sesuatu
f. Kurang pendidikan
- Kurang pengalaman
- Salah pengertian terhadap suatu perintah
- Kurang terampil
- Salah mengartikan SOP (standart operational procedure) sehingga mengakibatkan
kesalahan pemakaian alat kerja.
g. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai wewenang
h. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlianya
i. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya berpura – pura
j. Mengangkut beban yang berlebihan
k. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja
2. Unsafe Condition
Unsafe Condition dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut :
10
a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai
b. Ada api di tempat bahaya
c. Pengamanan gedung yang kurang standar
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi
f. Pencahayaan dan ventilisasi yang kurang atau berlebihan
g. Kondisi suhu yang membahayakan
h. Dalam keadaaan pengamanan yang berlebihan
i. System peringatan yang berlebihan
j. Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
2.7 Indikator Kesehatan
Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab masalah keselamatan kerja adalah:
11
- Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
- Pemeriksaan berkala.
- Pemeriksaan khusus.
b. Imunisasi.
c. Kesehatan lingkungan kerja.
d. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
e. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
f. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
2. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik
danmental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada
tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja,
mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga kerja. Kegiatannya antara lain
meliputi:
a. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
c. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
d. Perbaikan status gizi.
e. Konsultasi psikologi.
f. Olah raga dan rekreasi.
3. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerjadengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan
umumnyaserta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular
dilingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperlihatkan gangguankesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya
cepat sembuh dan mencegahkomplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun
teman kerjanya. Kegiatannya antara lain meliputi:
a. Pengobatan terhadap penyakit umum.
b. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
12
4. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parahyang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja
secarapermanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu
dilakukansehari-hari. Kegiatannya antara lain meliputi:
a. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang
masihada secara maksimal.
b. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
c. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja
yangcacat akibat kerja.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
“Contoh kasus”
Kelompok pekerja bangunan “pabrik sarung tangan” merupakan salah satu kelompok
pekerja yang terdiri dari 65 orang dengan jenis kelamin laki-laki, usia bervariasi tapi lebih
dari 18 tahun. Alasan didirikan pabrik sarung tangan ini dikarenakan untuk salah
pembangunan jenis usaha dan diharapkan dapat turut meningkatkan pendapatan warga
setempat dengan memberi lapangan pekerjaan baru. Salah satu bentuk pengkajian yang
dilakukan adalah observasi dan wawancara langsung dengan pekerja. Dari hasil wawancara
para pekerja didapatkan data yakni ada 1 pekerja yang sedang menderita patah tulang pada
tangan kiri sedang di tangani di Rumah sakit, beberapa pekerja mengeluhkan lecet-lecet di
bagian kaki dan tangan dan 1 pekerja pernah terpeleset. Dari hasil observasi didapatkan
bahwa hampir semua pekerja tidak memakai pelindung tali pengikat untuk keamanan
selama bekerja, sebagian besar pekerja berumur 35 tahun, 85% pekerja tidak memakai alat
pelindung kepala, 80% tidak memakai alat pelindung kaki, dan 95% pekerja tidak
menggunakan alat pelindung tangan. Saat bekerja para pekerja terkadang tidak
memperdulikan keselamatan pribadi, seperti saat ada pekerjaan naik keatas atap bangunan,
pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri. Para pekerja mengatakan bahwa pihak
pabrik pernah menyediakan masker untuk para pekerja, akan tetapi persediaan sudah lama
habis setelah itu para pekerja tidak menggunakan masker lagi. Para pekerja mengatakan
tidak mempunyai biaya untuk membeli alat pelindung diri berupa helm sebagai pelindung
kepala atau sepatu sebagai pelindung kaki, dll. Para pekerja tidak memperdulikan
keselamatannya diri sendiri.
14
Aspek Sub Aspek Komponen Kajian Sumber Metode
Kajian Data w o a sd
Inti / 1. Histori a. Kapan mulai bekerja Pekerja
core b. Usia mulai bekerja
c. Alasan bekerja
d. Pengalaman pekerja
15
c. Penghargaan terhadap
pendidikan pekerja dan keluarga
d. Fasilitas pendidikan di
perusahaan
e. Jenis pendidikan yang diberikan
16
b. Kondisi sarana umum dan
kesehatan
c. Pemanfaatan fasilitas umum dan
kesehatan bagi pekerja dan
keluarga
d. Dampak pelayanan umum dan
kesehatan terhadap pekerja dan
keluarga
17
8. Rekreasi a. Jenis rekreasi yang diberikan Pekerja
perusahaan
b. Pemanfaatan rekreasi
perusahaan bagi pekerja dan
keluarga
c. Jenis rekreasi yang dilakukan
oleh pekerja dan keluarga selain
dari perusahaan
d. Jadwal rekreasi/frekuensi
rekreasi
e. Dampak rekreasi terhadap
motivasi bekerja
18
3.2 Analisa Data
3.3 Diagnosa
Resiko jatuh berhubungan dengan lingkungan yang tidak terorganisasi dan kurangnya alat
pelindung diri (APD) (Domain 11 kelas 2 (00155)
19
3.4 Perencanaan
No Diagnose kep. NOC NIC
DX
1 Resiko jatuh Level 1, Domain 4: Level 1, Domain 4: Keamanan
berhubungan pengetahuan tentang Level 2, Domain 4, kelas 5:
dengan lingkungan kesehatan dan perilaku. Manajemen resiko.
yang tidak Level 2, kelas T: Kontrol Level 3: Intervensi:
terorganisasi resiko dan keamanan. Manajemen
(Domain 11 kelas Level 3, outcomes: lingkungan
2 (00155) kontrol resiko. - Ciptakan
lingkungan yang
Kriteria Hasil: aman.
- Meminta - Singkirkan
bantuan. bahaya
- Menempatkan lingkungan.
penghalang Manajemen
untuk mencegah lingkungan:
jatuh. keselamatan
- Menggunakan - Modifikasi
pegangan tangan lingkungan
yang digunakan. untuk
- Menggunakan meminimalkan
alat bantu yang bahan berbahaya
benar. dan resiko.
- Monitor faktor - Gunakan
resiko peralatan
dilingkungan. perlindungan.
- Mengembangkan - Monitor
strategi yang lingkungan
efektif dalam terhadap
20
mengontrol terjadinya
resiko. peerubahan
- Menggunakan status
fasilits kesehatan keselamatan.
yang sesuai Manajemen
dengan lingkungan:
kebutuhan. keselamatan pekerja.
- Menggunakan - Tentukan
system dukungan kebugaran
personal untuk pekerja untuk
mengurangi bekerja.
resiko. - Informasikan
tentang terkait
hak dan
kewajiban
mereka dibawah
peraturan
OSHA.
- Gunakan tanda
untuk
memperingatkan
para pekerja
terkait bahaya di
tempat kerja.
- Mulai lakukan
modifikasi
lingkungan
untuk
menghilangkan
atau
21
meminimalkan
bahaya.
- Inisiasi program
peningkatan
kesehatan di
tempat kerja
berdasarkan
pengkajian
resiko
pekerjaan.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenaga kerja atau pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
atau kegiatan baik fisik maupun non fisik didalam hubungan kerja maupun diluar hubungan
kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau
kebutuhannya sendiri. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kepasitas,
beban, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekitarnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal.
B. Saran
Makalah ini membahas tentang keperawatan primer dengan berfokuskan pada
tenaga kerja. Sehingga dengan membahas ini, semestinya pekerja dapat menggunakan
APD dengan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat bekerja.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, M. Gloria. (2013) Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Bhs Indonesia.
Singapura
Hertmand, T. Heather. (2015). NANDA International Inc. diagnosis keperawatan : definisi dan
klarifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi Bhs Indonesia. Singapura
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo.2010.Etika dan Hukum Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Sugeng, B. 2005. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Haji Masagung
Sumamur. Hygine perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES). 2009. Jakarta: sugeng seto.
24