TINJAUAN TEORI
1.3.Tahapan Tidur
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan
aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu non rapid eye movement (NREM)
dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat
tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM
adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto & Wartonah, 2010)
Tahapan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu :
1. Tahapan tidur NREM
a. NREM tahap I
a) Tingkat transisi
b) Merespons cahaya
c) Berlangsung beberapa menit
d) Mudah terbangun dengan rangsangan
e) Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun
f) Bila terbangun terasa sedang bermimpi
b. NREM tahap II
a) Periode suara tidur
b) Mulai relaksasi otot
c) Berlangsung 10-20 menit
d) Fungsi tubuh berlangsung lambat
e) Dapat dibangunkan dengan mudah
c. NREM tahap III
a) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
b) Sulit dibangunkan
c) Relaksasi otot menyeluruh
d) Tekanan darah menurun
e) Berlangsung 15-30 menit
d. NREM tahap IV
a) Tidur nyenyak
b) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
c) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
d) Sekresi lambung menurun
e) Gerak bola mata cepat
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini antara lain:
riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
1. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang
maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum
ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi
sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan
tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
2. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di
daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak
fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya
kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung, dan disorientasi
tempat dan waktu, ganguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak
teratur. Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi
keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah kamu tidur
nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa kesulitan untuk
tidur mengalami bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur, dan merasa
istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya jika pasien merasa
lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen &
Lawrence, 2001):
1. Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?
2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
4. Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup di pagi hari?
5. Apakah kamu mempunyai cukup energi untuk melaksanakan tugas mu sepanjang hari?
6. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau pertemuan,
atau ketika kamu menonton TV atau film?
Evaluasi klien apakah banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan kamar tidur dan
rumah tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus tidur.
Pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):
1. Sudahkah kamu mengubah dimana kamu tidur?
2. Adakah perubahan didalam rumah tangga yang bisa mempengaruhi tidur?
3. Adakah perubahan di lingkungan kamu (tetangga, lalu lintas) yang bisa mempengaruhi
tidur? Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung
kemampuan untuk tidur. Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
tidur menurut Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu:
Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur, jumlah jam tidur,
kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering terbangun pada saat tidur, apakah
mengalami mimpi yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa yang
terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan
obat-obatan untuk membantu tidur
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu
terjadi.
Pemeriksaan fisik
a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien
b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
c. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak
stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan
kurang koordinasi.
Pemeriksaan diagnostik
Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu: a. Elektroencefalogram (EEG) adalah alat
untuk mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral (otak). b. Elektromiogram (EMG)
adalah alat untuk mengukur tonus otot. c. Elektrookulogram (EOG) adalah alat untuk
mengukur gerakan mata dan memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur.
ANALISA DATA
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No No. Dx Nursing outcame Nursing intervention
Clasification
1 Deprivasi Tujuan dan Kriteria Hasil: Klien akan mampu Nic : Peningkatan
Tidur menunjukkan tidur/Sleep dengan skala 3 pada tidur/Sleep Enhancement
bd indikator : dengan aktivitas:
halusinas Indikator I E 1. Lakukan masalah gangguan
i R R tidur pasien, karakteristik, dan
1. Perasaan segar setelah penyebab kurang tidur.
tidur 2. Lakukan Persiapan untuk
2. Pola dan kualitas tidur tidur seperti pada jam 9
3. Rutinitas tidur malam sesuai dengan pola
4. Jumlah waktu tidur yang tidur pasien.
terobservasi 3. Keadaan tempat tidur yang
5. Terjaga pada waktu yang nyaman, bersih, dan bantal
tepat yang nyaman.
4. Tingkatkan aktivitas sehari-
hari dan kurangi aktivitas
sebelum tidur.
5. Pengetahuan kesehatan:
jadwal tidur mengurangi stres,
cemas, dan latihan relaksasi.
No No. Dx Nursing outcame Nursing intervention Clasification
2 Pengabai Tujuan dan Kriteria Hasil : Dalam Manajemen perilaku/behavior
an Diri waktu 1x8 jam klien akan mampu management :
bd mempertahan kan tindakan untuk
1. Pertahankan tanggung jawab pasien atas
ketidakm meningkatkan kesehatan perilaku/ perilakunya
auan Health Promoting Behavior yang
2. Bantu menetapkan perubahan yang
untuk dibuktikan dengan skala 3 pada konsisten dalam lingkungan dan
mandi indikator : perawatan rutin
Indikator IR ER3. Gunakan nada bicara yang rendah saat
1. Klien mampu berkomunikasi dengan klien
melakukan prilaku Bantuan Perawatan Diri Mandi/ Self -
hidup sehat secara rutin Care Assistance Bathing
2. Klien akan mampu 1. Menentukan jumlah dan jenis bantuan
memonitor prilaku yang dibutuhkan.
pribadi yang dapat 2. Memfasilitasi sikat gigi pasien yang
menyebabkan faktor sesuai.
risiko 3. Mempertahankan kebersihan.