orang (terpisah dari orang lain). Organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologis bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya). (Eko Sujatmiko 2014. ) Individu Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan intervensi di RS, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. TUJUAN PENKES Tujuan penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah 1. Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2. Terbentuknya prilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian 3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah prilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Sasaran Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Metode Penyuluhan pada Individu Dalam penyuluhan/pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan pada individu berupa : 1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Dengan cara ini kontak antara petugas dan klien lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dengan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbinan dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan
memungkinkan konseli (peserta didik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Nurihsan, 2005). Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Konseling membantu konseli memecahkan masalah-masalah pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Menurut Cavaganh (1982) proses konseling terdiri dari 3 tahap: Tahap Awal. Meliputi pengenalan (introduction), kunjungan(invitation), dan dukungan lingkungan (environmental support) Tahap Pertengahan (Action). Berupa kegiatan penjelasan masalah klien dan membantu apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali masalah klien. Tahap Akhir (termination) ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat perubahan perilaku ke arah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang dan terjadi perubahan sikap. Proses konseling dapat menggunakan akronim berikut agar dapat diingat dengan mudah. G : Greet client warmly (menyambut klien dengan hangat) A : Ask client about themselves (menanyakan tentang keadaan mereka) T : Tell client about their problems (menanyakan masalah- masalah yang mereka hadapi) H : Help client solve their problems (membantu pemecahan masalah yang mereka hadapi) E : Explain how to prevent to have the same problem (menjelaskan bagaimana mencegah terjadinya masalah yang sama) R : Return to follow up (melakukan tindak lanjut konseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas
lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek, dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). 2. Interview Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,ia tertarik atau belum menerima perubahan,untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih dalam lagi.