Anda di halaman 1dari 9

NASKAH ROLE PLAY

HARGA DIRI RENDAH KRONIK


Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Mata Kuliah : Muryati S.Kp., M.Kes

Disusun :
Kelompok 2
Tiyas Drastiana P17320116009
Jihan Alya Arrahmi P17320116026
Deva Savier Wibisono P17320116029
Reyka Herdianti P17320116054
Lutvia Helmina P17320116060
Raisha Destia P17320116080
Adila Nur Aulia P17320116107
Arum Maemunah P17320116123
3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
JL.DR OTTEN NO.32 BANDUNG
TAHUN 2018
Pemeran :
Adila Nur Aulia sebagai Perawat 1
Tiyas Drastiana sebagai Perawat 2
Reyka Herdianti sebagai Perawat 3
Raisha Destia sebagai Ibu Pasien
Arum Maemunah sebagai Pasien

FASE PRA INTERAKSI


Di nurse stasion perawat Reyka dan perawat Tiyas menghampiri Karu (Raisha)
untuk menyampaikan kesiapan dirinya menemui pasien.
Perawat Adila : “Assalamualaikum Bu”
Karu (Deva) : “Waalaikum salam, silahkan masuk. Ada apa?”
Perawat Adila : “Terima kasih. Perkenalkan bu, saya Adila mahasiswa
keperawatan dari Poltekkes Kemenkes Bandung. Saya mendapat
pasien kelolaan dengan nama Nn. A 25 tahun di ruang Jiwa 1
yang sudah dirawat selama 1 minggu. Hasil pengkajian
sebelumnya kami menentukan diagnose keperawatan pasien
harga diri rendah kronis. Pertemuan kali ini kami ingin
membantu pasien meningkatkan harga dirinya. Saya harap pasien
dapat kooperatif. Saya sudah pernah melakukan roleplay
merawat pasien dengan HDRK dan telah mempelajari teknik
komunikasi terapeutik di kampus. Namun saya memiliki
kekurangan, saya khawatir lupa urutan yang ada di SOP. Untuk
mengatasinya saya akan membaca ulang SOP yang saya pelajari
sewaktu saya kuliah. Saya memiliki rencana antisipasi jika klien
tidak menepati kontrak sesuai kesepakatan , maka saya akan
membuat kontrak waktu kembali dengan pasien”
Karu (Deva) : “Baik”
Perawat Adila : “Sekarang perasaan saya cemas bu. Saya khawatir pasien tidak
dapat kooperatif nanti. Untuk mengatasinya saya akan melakukan
teknik relaksasi dan berdoa sebelum kami ke pasien. Untuk
waktunya sekitar 30 menit mulai pukul 10.00 – 10.30 . Alat yang
saya siapkan yaitu buku catatan, kertas untuk membuat daftar
rencana kegiatan dan alat tulis. Dengan setting di kamar pasien,
pintu tertutup dengan posisi berhadapan dan jarak terapeutik 45
cm .”
Karu (Deva) :”Iya silahkan lanjutkan saja.”
Perawat Adila :”Baik bu saya pamit, Assalamualaikum.”
Karu (Deva) :”Waalaikumsalam.”

FASE ORIENTASI
Perawat Adila : “Assalamualaikum, Ibu Arum.. selamat pagi”
Pasien : “Walaikumsalam..”
Perawat Adila : “Masih ingat dengan kami? Siapa hayoo?”
Pasien : “Iya masih, suster Adila.”
Perawat Adila: “Nah iya benar yaa Bu Arum, saya suster Adila yang kemarin
datang kesini menanyakan keadaan ibu. Ibu, disini saya akan
menanyakan hal yang berkaitan dengan kegiatan ibu sehari-hari,
nanti ibu jawab dengan jujur dan terbuka. Dan Insyaallahapapun
yang ibu katakan akan saya jaga kerahasiaannya. Saya dan tim
kesehatan lain hanya akan menggunakannya untuk proses
perawatan ibu selama di rumah sakit.”
Pasien : “Iya sus”
Perawat Adila : “Baik, apa posisinya sudah nyaman bu? Mau sambil duduk atau
berbaring?”
Pasien : “Sudah, duduk saja”
Perawat Tiyas : “Sebelum saya kesini, apakah tadi ada perawat yang sudah
melakukan tindakan pada ibu?”
Pasien : “Iya ada sus”
Perawat Adila : “Melakukan apa saja bu?”
Pasien : “Tadi suster memberikan saya obat”
Perawat Adila : “Ohiya, apa obatnya sudah diminum?”
Pasien : “Sudah sus”
Perawat Adila : “Baik kalau begitu. Ibu, disini saya akan membantu ibu
mengatasi perasaan tidak percaya diri agar dapat meningkatkan
kepercayaan diri. Waktunya kurang lebih selama 30 menit.
Bagaimana apa ibu bersedia?”
Pasien : “Iya sus”
Perawat Adila : “Tadi sebelum saya kesini ibu sudah sudah melakukan apa saja?”
Pasien : “Tadi jam 8 saya sudah makan dan minum obat, lalu setelah itu
saya cuman diam saja”
Perawat Adila: “Setelah makan dan minum obat, bagaimana perasaan ibu
sekarang?
Pasien : “Setelah makan saya kenyang dan setelah minum obat saya lebih
tenang.”
Perawat Adila : “Alhamdulillah ya ibu jika sudah kenyang dan lebih tenang.
Senang suster dengarnya” (perawat sambil tersenyum)

FASE KERJA
SP 1
Perawat Adila :“Setiap orang pasti memiliki sifat-sifat yang baik dan kemampuan.
Sekarang coba ibu ceritakan apa hal-hal baik dari diri ibu?”
Pasien :”Saya rajin, suka menolong,.”
Perawat Adila :”Bagus sekali, lalu kemampuan apa yang ibu miliki?”
Pasien :”Memasak, bernyanyi, dan kadang-kadang saya suka berenang”
Perawat Adila :”Ohh bagus ya ibu, kemudian apa lagi?”
Pasien :”Saya membuat kerajinan tangan, menyulam, dan membuat karpet
dari bungkus makanan.”
Perawat Adila :”Banyak sekali kemampuan yang ibu miliki, tidak semua orang
bisa bu, Ibu hebat.”
Perawat Adila :”Kalau hal-hal yang baik dari keluarga?”
Pasien :”Ibu saya perhatian sus, suka menemani saya jika di rumah.”
Perawat Adila :”Kalau yang lain bagaimana?”
Pasien :”Itu saja sus, yang lainnya sudah tidak peduli dengan saya.”
Perawat Adila :”Kalau dari lingkungan?”
Pasien :”Saya punya teman baik, dia tetangga dekat daya, dia sangat
peduli dengan saya.
Perawat Adila :”Alhamdulillah ya bu, di keluarga dan lingkungan semua masih
mendukung ibu. Nah sekarang kita buat kemampuan diri yaitu, …

SP 2
Perawat Tiyas :”Nah bu sekarang kita lihat ya bu, kemampuan mana yang dapat
dilakukan di Rumah Sakit.”
Pasien :”Iya sus.”
Perawat Tiyas :”Tadi ibu bilang ibu suka bernyanyi, nah kegiatan ini dapat ibu
lakukan di tempat rehabilitasi ya bu. Lalu yang kedua, ibu bisa
memasak ya, kegiatan ini tidak bisa dilakukan di Rumah sakit ya
bu. Ketiga ibu bisa membuat kerajinan, nah ini bisa dilakukan di
ruangan ibu yaa.. Ibu juga tadi bilang jago menyulam yah.
Nanti ibu bisa melakukannya di tempat rehab ya bu.
Pasien : (pasien mengangguk seraya menunduk)
Perawat Tiyas :”Tadi ibu bilang ibu rajin yah. Nanti kalau habis bangun tidur ibu
bisa coba rapihkan spreinya sendiri. Kalau mau makan juga nanti
ibu bisa bantu nyiapin alat makan. Abis makan ibu bisa rapihkan
lagi tempat makannya ya bu.”
SP3
Perawat Tiyas :”Ibu kan sekarang sudah jelas apa yang sudah bisa ibu lakukan,
sekarang kita buat rencana kegiatan atau jadwal kegiatan ya bu”
Pasien :”Iya suster”
Perawat Tiyas : “Ibu sudah punya jadwal kegiatan sehari-hari?”
Pasien : “ada, ini sus..”
Perawat Tiyas :“Nah, inikan masih ada jadwal yang kosong, kita tambahin yaaa
kegiatannya sama kemampuan yang bisa ibu kerjakan, nah jam 8
kita tambahin ya sama kegiatan yang bisa dilakukan misalnya
menyulam. Nah nanti jam 1 sehabis makan siang ibu bisa membuat
kerajinan di kamar ibu nanti saya siapkan alatnya”
Pasien : “Iya sus"
SP 4
Perawat Tiyas :”Nah tadikan kita sudah membuat rencana kegiatan harian, mulai
besok ibu melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
harian yang telah kita buat ya bu.”
Pasien :”Iya” (sambil mengangguk)
Keesokan harinya perawat memantau kegiatan harian pasien
Perawat Tiyas :”Ibu tadi saya sudah lihat ibu mengikuti jadwal kegiatan yang
telah kita buat. Bagus sekali ibu melakukannya dengan baik. Saya
harap ibu seterusnya hingga ibu pulang nanti ibu dapat melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat.”
Pasien :”Iya sus Insyaallah saya akan melakukan kegiatan sesuai jadwal”
Perawat Tiyas :”Bagus. Lakukan terus yaa Bu..”
Pasien :”Insyaallah sus”

SP 5
Perawat Reyka:”Nah ibu di Rumah Sakit ini ada kegiatan, namanya Terapi Akti-
vitas Kelompok Sosial. Tujuannya supaya ibu bisa berbagi
pengalaman dengan orang lain. Jadi nanti ibu berkumpul dengan
pasien lain, saling berkenalan dan saling bercerita mengenai diri
dan pengalaman masing-masing, saling membantu menyelesaikan
masalah. Bagaimana ibu, apakah ibu akan mengikuti kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok Sosial?”
Pasien :”Iya mau sus”
Perawat Reyka:”baik kalau begitu, nanti kalau sudah ada jadwal Terapi Aktivitas
Kelompok dikasih tau yaa”
Pasien :”Iya makasih sus
FASE TERMINASI
Perawat Reyka : “Ibu sesuai waktu yang telah tadi disepakati, waktunya sebentar
lagi berakhir. Sekarang bagaimana perasaan ibu setelah kegiatan
yang tadi kita lakukan?”
Pasien : “Tidak terasa ya sus waktunya sudah berakhir lagi. Saya senang
ternyata ada kemampuan positif yang bisa lakukan dan saya
banggakan.”
Perawat Reyka: “Oh alhamdulillah ya. Ibu nanti kalau ada perasaan minder ibu
muncul apa yang kira-kira ibu lakukan?
Pasien : “Oh iya kan kata suster kalo saya nanti merasa minder lagi nanti
disuruh liat kemampuan yang saya miliki, lebih baik saya
membuat kerajinan atau saya bernyanyi supaya nanti kalau
hasilnya bagus orang lain memuji saya”
Perawat Reyka: “Ohiya bagus yaa bu.. Ibu harus berpikir positif. Nah nanti setelah
ibu membuat kerajinan, ibu bisa menjualnya atau dijadikan
karpet. ”
Pasien : ”Iya juga ya sus”
Perawat Reyka: “Nah ibu nanti jam 12 kan ada jadwal makan siang. Sebelum
makan nanti kan rapi-rapi, nanti ibu lakukan yaa rapi-rapinya.
Nanti ditemani sama suster. Baik kalau begitu sampai ketemu di
jam makan siang”
Pasien : “Iya baik sus”
Sesudah suster berinteraksi dengan pasien, suster bertemu dengan keluarga yang
kebetulan keluarga dari Ibu Arum, kemudian perawat kontrak untuk pertemuan
dengan keluarga.
SP6
Perawat Reyka: “Ibu perkenalkan saya suster Reyka dan ini suster Tiyas. Saya
ingin bicara mengenai putri ibu, agar nanti pada saat putri ibu
sudah diperbolehkan pulang, ibu bisa melanjutkan perawatan
dirumah. Waktunya kira-kira 10 menit. Bagaimana apa ibu
bersedia?”
Ibu Pasien : “Oh baik sus. Boleh. Ini yang selama ini saya tunggu-tunggu,
sus. Saya sering bingung tapi mau Tanya ke siapa”
Perawat Reyka: “Baik bu”
Perawat Reyka:“Sebelumnya selama ibu merawat putra ibu di rumah ada
kesulitan atau tidak? Bisa ibu ceritakan pada saya.”
Ibu Pasien :“Iya suster, Arum itu pendiam, tapi sensitive, dia itu mudah
marah, jika dikasihtau sesuatu suka tersinggung. Saya suka
bingung. Kalau disuruh melakukan sesuatu suka agak enggan.
Dulu dia rajin, tapi sekarang suka agak enggan tapi kadang-
kadang masih suka melakukan. Cuma saya yang sabar
menghadapi dia, yang lain sudah tidak perduli dengan dia. Karena
jika dia disuruh suka salah melakukan, jadi dia suka diejekin.”
Perawat Reyka: “Baik bu, ternyata betul disini juga seperti itu apa yang dikatakan
oleh putra ibu, dia merasa dibedakan dengan kakak-kakaknya.
Dia merasa bodoh dan kakak-kakaknya pintar, sudah bekerja. Itu
mungkin yang membuat dia sensitive bu. Sebelumnya maaf ya bu,
saya sampaikan karena ini memang kenyataannya. Terus Arum
kan hanya dekat dengan ibu yang sering memperhatikan kan ibu
juga, yang lainnya tidak perduli justru malah mencela. Nah bu,
disini juga dia tidak punya teman karena malu bergaul dan tidak
pernah kemana-mana. Karena dia merasa bodoh, malu, apalagi
dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang sudah bekerja.
Perasaan itu muncul pada orang yang merasa minder. Orang yang
merasa minder itu tidak baik jika didiamkan, nanti ada cara untuk
mengatasinya. Misalnya ibu di awal ibu kenali dulu kemampuan
yang dimiliki putri ibu yang tadi disampaikan pada saya adalah
Arum bisa menyanyi, menari, menyulam, membuat kerajinan, dan
rajin orangnya serta suka menolong orang. Dia ternyata punya
kelebihan itu. Nanti kalau misalnya dia sudah pulang tolong ibu
beri kesempatan supaya dia bisa meningkatkan kemampuan tadi.
Ibu juga bisa membantu menyediakan bahan-bahan yang Arum
butuhkan, nanti kan bisa dibuat barang-barang yang berguna.
Yakinkan kalau nanti dia sudah terampil dan berhasil dia akan
merasa bangga. Nanti kalau misalnya apa yang dia lakukan tidak
berhasil jangan dicela sama ibu tapi kasih pujian, “bagus ya, kalau
boleh ibu beri saran akan lebih bagus kalau misalnya ditambahkan
ini itu.. ” intinya, jangan dicela, beri pujian dan beri saran. Kasih
dia kesempatan itu. Lalu libatkan dia dalam kegiatan sehari-hari.
Dan beri tahu keluarga yang lain jangan sampai mencela, nanti
takutnya muncul kembali gejala itu. Saya juga telah membuat
rencana kegiatan dengan putri ibu yang rencananya akan
dilakukan di rumah. Nanti tolong ya bu bantu ingatkan dia untuk
melakukan kegiatan yang sudah ada di jadwal.
Ibu Pasien : “Iya sus saya paham.”
Perawat Reyka: “Nah ibu selain itu kan nanti anak ibu minum obat, jadi nanti
usahakan minum obatnya teratur, obat itu tidak boleh putus, jadi
nanti jika dua hari sudah mau habis ibu cepat-cepat kontrol.
Atau jika belum waktunya Arum control tapi muncul gejala itu
lagi, cepat-cepat kontrol. Bagaimana bu, apa ada yang ingin
ditanyakan?”
Ibu pasien :”Tidak ada sus”
Perawat Reyka:”Baik kalau tidak ada, bagaimana perasaan ibu setelah kita
mengobrol?”
Ibu paisen :”Saya senang sus, saya sudah tidak bingung lagi untuk merawat
putri saya nanti dirumah”
Perawat Reyka:”Baik ibu jika tidak ada pertanyaan lagi, tak terasa ya kontrak
waktu kita telah berakhir. Saya harap, melanjutkan
perawatannya dirumah, sehingga diharapkan nanti putri ibu
tidak kembali lagi kesini. Ibu rencana pulang naik apa? Nanti
kalau ibu ada yang ingin ditanyakan, ibu boleh kembali lagi
kesini untuk bertanya. Baik ibu kalau begitu saya permisi.
Wassalamu’alaikum.

Anda mungkin juga menyukai