Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN K3

PENERAPAN PROGRAM K3

PADA PEKERJA PERUSAHAAN X

DI PROJECT OFFSHORE

Pembimbing:

Ir. Eka Satya Putra

disusun oleh:

Chandra Halim

NPM: 2206016081

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BALIKPAPAN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada bulan Desember tahun 2019 adalah pertama kalinya didapati kasus Covid19 di China dan
tertuang di dalam media massa. Lalu beberapa bulan berikutnya, yaitu bulan Febuari dan bulan Maret,
didapati virus SARS CoV2 ini telah mewabah ke berbagai negara. Meskipun saat itu sebagian masyarakat
awam masih berada dalam tahap penyangkalan dan sebagian lainnya panik, dan terjadi panic-buying masker.
Lalu pada bulan April, WHO resmi menyatakan dunia sedang mengalami pandemi Covid19.

Perjalanan Covid telah panjang sejak akhir tahun 2019, dan banyak perubahan protokol serta
peraturan yang dikeluarkan terkait masalah pandemi ini oleh Kemenkes. Sebagai salah satu perusahaan yang
terletak di lepas pantai dan mempunyai proses penyulingan minyak bumi, Perusahaan X memiliki area
komplek kerja dan tempat tinggal tersendiri, yang terisolasi dari wilayah sekitarnya. Hal ini memberikan sisi
positif dan negatif tersendiri dalam segi penyebaran pandemi ini. Sisi positifnya adalah pekerja Perusahaan
X terisolasi dari dunia luar atau daratan, sehingga menutup kemungkinan proses interaksi dengan orang-
orang di daratan luar. Sementara dari sisi negatifnya, dikarenakan tempat kerja dan tempat tinggal pekerja
Perusahaan X adalah dua kompleks yang tergabung menjadi satu, sehingga hal ini memberikan peluang
yang lebih mudah untuk penularan, dikarenakan para pekerja bertemu setiap harinya dalam 24 jam selama
jadwal kerja mereka untuk beberapa minggu di tempat kerja.

Oleh karena hal itulah, sejak awal pandemi Perusahaan mendesain proses screening yang ketat
untuk masuk ke area bekerja, dan protokol ketat terkait Covid19, dengan dasar referensi informasi dan
kebijakan dari Kemenkes terkait Covid19. Virus SARS CoV2 dianggap sebagai hazard biologis yang serius,
bukan hanya dari perspektif medis dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan pekerja, namun juga dari
perspektif keselamatan pekerja, sehingga semua proses dan protokol terkait Covid19 ini memberikan
perubahan dan atmosfir kerja yang baru bagi pekerja.

1.2 Permasalahan

Atmosfir lingkungan kerja yang baru ini, dengan segala proses yang ketat, dipercayai memberikan
tekanan dan permasalahan sendiri terhadap pekerja. Beberapa contohnya adalah kurang intensnya proses
komunikasi antar pekerja di saat istirahat mereka, yang dikarenakan adanya barrier yang disebabkan
protokol menjaga jarak atau jumlah orang yang dibatasi di dalam satu ruangan, atau bertambahnya
kewajiban pekerja untuk senantiasa mengisi laporan kondisi kesehatan mereka setiap hari, dilengkapi dengan
pengukuran suhu badan. Dan ini hanyalah beberapa contoh pada saat mereka berada di wilayah perusahaan.
Sementara masih ada banyak lagi hal yang harus mereka taati sebelum akan masuk ke wilayah perusahaan.
Semua ini dipercayai memberikan beban dan tekanan tanggung jawab kepada pekerja.

Berlangsungnya pandemi Covid19 yang memasuki tahun ketiga, mengharuskan semua pekerja
menjalankan kewajiban di atas secara rutin selama tiga tahun. Oleh karena adanya rasa keprihatinan terhadap
kejenuhan dan stress bagi pekerja untuk menjalankan semua kewajiban ini, maka timbul lah inisiatif untuk
mendesain salah satu indikator untuk menscreening proses internal para pekerja. Apakah pekerja merasa
jenuh dan tertekan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Penerapan program K3 terkait protocol Covid secara konsisten.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi dampak stress akibat aplikasi program K3 terkait Covid

2. Menganalisa alur dan menentukan strategi program K3 stres kerja yang akan dilakukan

3. Memberikan gambaran manfaat penerapan K3 stress kerja bagi tenaga kerja

4. Menjadikan program K3 stres kerja sebagai budaya bagi tenaga kerja

5. Memperlancar alur tatalaksana dan rujukan bagi karyawan dengan stres kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Pembuatan Business Plan K3 

Dalam Proses penyusunan model pola pikir untuk Business Plan K3 ini, saya mengacu  pada kuliah
umum yang diberikan oleh dosen saya, Ir Eka Satya Putra. Adapun langkah-langkah  pola pikir untuk
Business Plan ini memiliki beberapa tahapan sebagai berikut 

2.1.1 Tabel Hasil Budaya 

Tabel Hasil Budaya (THB) adalah suatu tabel model pola pikir yang membandingkan  Action,
Believe, dan Pengalaman sebelum adanya penerapan K3 dan setelahnya. Action adalah  kegiatan-kegiatan
penerapan K3. Belief adalah kepercayaan dari pekerja atau perusahaan terkait  K3, dan Pengalaman adalah
Presepsi pekerja terkait penerapan K3 di lingkungan kerjanya. Adapun  Tabel Hasil Budaya yang
disampaikan oleh Ir Eka Satya Putra adalah sebagai berikut :

Sebelum K3  Sesudah K3

Action

Belief

Pengalaman

Adapun pemilihan Action, Belief, dan Pengalaman ini berdasar dari aspek-aspek yang  dijelaskan
dalam gambar “The Iceberg That Sink Organizational Change” dibawah ini
Gambar 1: The Iceberg That Sink Organizational Change Cited From www.torbenrick.eu 

Kemudian cara yang diajukan oleh Ir Eka Satya Putra dalam pengisian Tabel Hasil Budaya  (THB)
tersebut menggunakan pendekatan kepada pekerja dan perusahaan. Apa saja yang perlu  dilakukan dalam
mendapatkan isi dari setiap aspek Tabel Hasil Budaya (THB) mengacu pada  emphaty map canvas oleh
Dave Grey.
Gambar 2: Empathy Map Canvas cited from gamestorming.com/empathy-map/  
2.1.2 Peta Strategi Generik 

Peta Strategi Generik adalah suatu piramida alur berfikir sebagai suatu dasar rancangan  Business
plan yang akan diambil. Adapun Peta Strategi adalah sebagai berikut  

Gambar 3 : Peta Strategy Generik  

Peta Strategi ini memiliki tiga jalur yaitu peningkatan produktivitas, pendapatan, dan  pertumbuhan
produk atau jasa baru. Ketika jalur itu kesemuanya akan meningkatkan return of  investment perusahaan
tersebut. Ada empat prespektif dalam Peta Strategi Generik ini, yaitu  Prespektif Financial, Prespektif
Pelanggan, Prespektif Proses intermal, dan Prespektif  Pembelajaran dan Pertumbuhan.
2.1.3 Balanced Score Card dan Matriks Strategi 

Balance Score Card adalah empat parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja  suatu
kebijakan/perusahaan. Ada empat parameter Balanced Scorecard yaitu: 

1. Keuangan - Ini termasuk arus kas, pendapatan, pendapatan, dan aset. 


2. Pelanggan - Ini termasuk reputasi dan citra perusahaan, loyalitas, hubungan antara nilai barang 
dan uang, dan nilai pasar. 
3. Proses bisnis - Biaya proses, tingkat produktivitas, hasil produksi, tingkat cacat produk serta 
siklus produksi lengkap. 
4. Inovasi, Pembelajaran, dan Pertumbuhan - Penelitian, pengembangan, kemauan untuk berubah, 
motivasi untuk karyawan. 
Balance Scorecard telah membantu merampingkan proses, meningkatkan pendapatan serta 
membantu menyediakan sarana untuk mengevaluasi kinerja perusahaan untuk jangka waktu  tertentu.
Kemudian bagaimana cara sebuah perusahaan menghubungkan semua hal itu. Niven  (2003) memberikan
suatu model untuk menghubungkan empat elemen tersebut dalam suatu model  dibawah ini. 

Gambar 4: Hubungan keempat elemen balanced scorecard. 


Oleh Ir Eka Satya Putra kemudian digabungkan menjadi sebuah tabel balanced scorecard  dan
matriks strategi. Adapun tabel gabungan adalah sebagai berikut. 

Gambar 5 : Tabel Gabungan Balanced Score Card dan Matriks Strategi (tulisan hanya contoh)
BAB III

BUSINESS PLAN

3.1 Profil perusahaan

3.1.1. Tahun berdiri dan usaha

PT. X sudah berdiri sejak tahun 2007 di Indonesia, yang memberdayakan sumber daya alam, berupa minyak
bumi yang kemudian diolah untuk dipergunakan dalam berbagai kepentingan.

3.1.2 Produk atau jasa yang dihasilkan

Berbagai hasil pemrosesan minyak bumi mentah untuk dipergunakan sebagai energi.

3.1.3 Jumlah pekerja

Jumlah pekerja pada September 2022 adalah 250 orang.

3.1.4 Struktur organisasi


3.1.5 Business Process

1. Proses Destilasi

Proses pengolahan minyak bumi yang pertama adalah proses destilasi. Destilasi merupakan proses
pemisahan fraksi-fraksi yang terdapat di minyak bumi, di mana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada
perbedaan titik didih.

Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara.
Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan dalam tekanan 1
atmosfer pada suhu 370 derajat celcius.

Setelah itu, hasil dari fraksi-fraksi tersebut nantinya akan dipisahkan, di mana fraksi yang memiliki
titik didih terendah akan menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi
akan menempati bagian dasar tabung.

Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas, bensin, minyak tanah, diesel, oli, lilin dan
aspal. Akan tetapi, semua hasil tersebut belum menjadi bahan siap pakai karena belum melewati tahapan
selanjutnya.

2. Proses Cracking

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah tahap cracking. Cracking merupakan
proses pengolahan minyak bumi yang memiliki tujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa
hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon yang memiliki ukuran lebih kecil. Proses cracking ini sering biasa
disebut juga dengan proses refinery.
3. Proses Reforming

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah proses reforming. Reforming merupakan
proses mengubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi molekul fraksi yang mutunya
akan lebih baik.

Proses reforming ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode katalis atau proses pemanasan.
Karena proses reforming ini bertujuan untuk mengubah struktur pada molekul fraksi maka proses ini dapat
disebut juga dengan proses isomerasi.

4. Proses polimerasi dan alkilasi

Proses pengolahan minyak bumi tahap selanjutnya adalah proses polimerasi dan alkilasi. Setelah
adanya perbaikan/perubahan struktur molekul fraksi dilanjutkan dengan proses alkilasi yaitu proses
penambahan jumlah atom pada suatu fraksi sehingga molekul fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan
bercabang. Pada proses alkilasi ini biasanya menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti
H2SO4, HCL, atau AlCl3 (asam Lewis).

Sedangkan proses polimerasi yaitu proses penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi meningkat.

Jadi pada tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih dahulu lalu kemudian melalui
tahap polimerasi sehingga membentuk sebuah molekul fraksi yang panjang dimana molekul fraksi tersebut
mutunya sudah meningkat.

5. Proses Treating

Proses pengolahan minyak bumi yang kelima adalah proses treating. Treating merupakan proses
pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses
pengolahan.

Bahan-bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain adalah bau tidak sedap yang
dihilangkan melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui
proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment, aspal yang
dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses desulfurizing.

Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses
pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah.

6. Proses Blending

Proses pengolahan minyak bumi pada tahapan terakhir adalah proses blending. Blending merupakan
proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan bahan-
bahan aktif ke dalam fraksi minyak bumi.

Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan
aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari
pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai.
3.1.6 Denah lokasi

3.1.7 Manajemen Organisasi

3.1.7.1 Bisnis Operasional

Pekerja Operator dan supervisor bekerja dalam 2 shift dalam sehari; dari jam 06.00 – 18.00 dan 18.00 –
06.00, Senin – Minggu. Untuk bagian headquarter, bekerja dari jam 07.00 – 16.00, Senin – Jumat. Sebagian
pekerja ada system kontrak dan sebagian sudah karyawan tetap.

3.1.7.2 Komposisi tenaga kerja

Pada PT. X, di field dan headquarters, terdapat 24 karyawan manajemen dan supervisor, dan 225 karyawan
operator, pemeliharaan, administrasi dan servis.

3.1.7.3. Data Kesehatan

Dilakukan pemeriksaan MCU berkala setiap tahun, dan karyawan terdaftar BPJS Ketenagakerjaan. Namun
dalam hal ini, data yang akan diambil, diperoleh dari screening terpisah, berupa kuesioner.

3.2 Business Plan


3.2.1 Analisis Strategi Sebelum dan Sesudah K3 (THB)

Sebelum K3 Sesudah K3

Action Menjalankan protokol Menjalankan protokol


Covid19 perusahaan dgn Covid19 perusahaan dengan
perasaan apa adanya/rutinitas terbiasa tanpa terbebani

Belief perasaan jenuh perasaan biasa

Experience Organisasi hanya Memberi persepsi bahwa


memperhatikan aspek Perusahaan tidak hanya
kepatuhan karyawan utk menyoroti rutinitas dan
menjalankan protokol procedural yang dilakukan
Covid19 oleh pekerja.

Perasaan jenuh dan tertekan Pekerja merasa lebih


menjadi salah satu faktor diperhatikan dan
untuk kesehatan dipertimbangkan. Aspek
kesejahteraan pekerja masuk
di dalam radar program
monitoring perusahaan.
3.2.2. Peta Strategi
Increase Return Of Investment

- Peningkatan produktivitas operasional unit

Perspektif Finansial - Penurunan angka lost-time pada produksi


krn absensi

- Peningkatan kepuasan user


Perspektif Pelanggan
- Penyelesaian proyek lebih cepat-> output
minyak lebih banyak?

- Peningkatan kualitas K3

Perspektif Internal - Mencegah PAK

- Tidak ada karyawan yang bekerja dgn stres kerja

Perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan
3.2.3 Causal Loop

Edukasi pelatihan dan Sosialisasi alur


-HSE mengadopsi dan
penanganan stress penanganan untuk hasil
melaksanakan SOP
kerja agar tercipta kuesioner stress kerja
penanganan stress
budaya kerja yang yang bermasalah
kerja.
baik:
-Bekerja sama dgn
- Edukasi karyawan
dokter perusahaan utk
mereview atau
- Edukasi pengisian
merujuk kasus dugaan
kuesioner stress jejrja
stress kerja
dgn benar
3.2.4 Matrix strategi

Vis Peta Strategi  Balanced Scorecard  Program Kerja 


    Lead   Lag Indicator  Target  Inisiatif  Mulai  Selesai  Budget


Indicator

Penurunan  Penurunan   50%  Review   Desembe Mei  -


produktivitas semangat   kinerja r 2022 2023
operational unit

Peningkatan 50% Review   Desember Mei  -


absensi kerja  alasan   2022 2023
absensi

Kepuasan   Feedback 50%  Review   Desember Mei  -


user   dari user  kinerja 2022 2023
menurun kurang
baik 

Proyek 0%  Review   Desember Mei  -


terhambat  kinerja  2022 2023

Pekerja merasa Ada 0%  Menerapkan  Desember Mei  -


stres   accident/incident K3 2022 2023
kerja saat   oleh karena stress
masuk ataupun kerja 
saat bekerja
Ada 50% Pemantauan  Desember Mei  10.000.0
penyakit hasil   2022 2023 00
akibat  kuisioner  
beban stres kerja  
psikososial  
(stres kerja)

SOP Belum ada 50% Pembuatan  Desember Mei  -


penanganan pekerja yg SOP stres   2022 2023
stres   pernah kerja  
kerja belum ada mendengar merujuk  
SOP Stress pada SOP  
kerja  user

Ada Hasil 100% Bekerja   Desember Mei  10.000.0


kuisioner   kuisioner sama   2022 2023 00
stres kerja stres  kerja di dengan  
review  oleh dokter  
dokter dan   perusahaan untuk 
diberikan saran  
review hasil 
kuisioner  
stres kerja

Edukasi dan  Dilakukan   100% Webinar   Desember Mei  10.000.


pelatihan  tent seminar/ dengan   2022 2023 000
ang stres  webinar/health  mengundang 
kerja talk tentang narasumber 
stres kerja dokter  
spesialis  
Kejiwaan

Dilakukan   100% Edukasi   Desember Mei  -


edukasi pengisian   2022 2023
pengisian   kuisioner  
kuisioner stres stress kerja 
kerja dengan baik 
dan benar
Sosialisasi   Sosialisasi   100% Sosialisasi   Mei   Juni 2023 10.000.
konsultasi   konsultasi konsultasi   2023 
000
hasil stres   hasil stres  hasil stres  
kerja kepada  kerja kepada kerja
dokter   dokter 
perusahaan  perusahaan
dan atau   dan atau 
dokter   dokter
spesialis   spesialis  
kejiwaan kejiwaan
3.2.5 Peta Jalan

Starting Desember  Januari Febuari  Maret April Mei Target  


stage 2023
2022 2023 2023 2023 2023 stage

Busines  Stres   Fase 1:   Fase 2: Fase 3: Review dan


tatalaksana
Persiapan 
s change kerja Pelaksanaan Evaluasi  kuesioner stress
kerja = 100%
- Edukasi karyawan  tentang
- Pengumpulan - Evaluasi alur  penanganan
stress kerja  melalui webinar
hasil kuisioner  stres pada karyawan dengan  hasil
- Sosialisasi cara 
kerja 6 bulan  terakhir  kuisioner stres  kerja berat 
pengisian  kuisioner Review jumlah dan
- Evaluasi  alasan  abse
stres  kerja dengan baik  dan - Evaluasi perubahan  alasan absensi =
nsi  selama absensi,dan  
benar. 100%
6  bulan  terakhir  alasannya
- Sosialisasi alur  konsultasi
- Kerjasama  dengan  d
stres  
okter  perusahaan 
- Persiapan  webinar kerja
dan  mencari  narasum kepada  dokter perusahaan/
ber,  waktu rujukan ke dokter spesialis
dan  tempat kejiwaan
- Pembuatan 
SOP  penanganan stress
kerja
3.2.6 Prevention Balance Sheet

Prevention Balance Sheet

Biaya K3 pertahun untuk setiap  pekerja Tunjangan K3 pertahun untuk setiap  pekerja

Kuisioner dan interpretasi  stres kerja akibat 3.000.000  Lost-time productivity  karyawan 25.000.000
pandemi

Konsultasi dokter  perusahaan 10.000.000  Lost-time productivity pd alat berat tertentu yang tidak beroperasi 100.000.000

Konsultasi dokter spesialis  Kejiwaan per 5 pekerja 50.000.000 Biaya transportasi rujukan pekerja ke darat bila serangan akut 200.000.000

Biaya webinar stress kerja  10.000.000

Total Biaya  73.000.000  Total Biaya  325.000.000

Return of prevention  252.000.000,-


BAB IV 

PEMBAHASAN 

4.1 Dasar Pemilihan dan Pembuatan Business Plan 

Stres kerja merupakan indikator kesehatan yang sering terlewatkan. Dan ini merupakan
bagian dari salah satu pengelolaan selama pandemic, meskipun pada kenyataan nya di
perusahaan masih terlewat alur  penanganan untuk stres kerja ini. Dengan pembuatan
business plan ini diharapkan dapat  menurunkan tingkat stres kerja dan meningkatkan
penanganan nya sehingga dalam tempat  kerja tidak ada karyawan yang bekerja dengan
stres kerja. 

4.2 SWOT Pada Pembuatan Business Plan

STRENGTH  1. Kuisioner stres kerja sudah diberlakukan pada MCU sejak  tahun lalu.
Namun komponennya tidak berkaitan dengan pandemic. Kuesioner ini akan
khusus menyoroti stress akibat regulasi selama pandemi.
2. User sudah mulai menyadari pentingnya untuk memantau  kesehatan
mental pekerja, terutama sejak pandemi.

WEAKNESS  1. Kesehatan mental masih dianggap kurang penting / sepele bagi


kebanyakan orang, serta tabu utk dibahas di tempat kerja, karena
2. Stres kerja dianggap ketidakmampuan untuk bekerja dalam  tekanan

OPPORTUNITY  1. Masa Pandemi Covid19 adalah momen yang tepat untuk menilai apakah
selama ini merasa stress, baik itu dikarenakan oleh pandemic, ataupun
lingkunga kerja.
2. Sudah tersedia dokter spesialis kejiwaan di daerah rujukan
3. Saat program K3 berjalan lancar, kesehatan secara menyeluruh diharapkan
akan meningkat sehingga meningkatkan produktivitas.

THREAT  Pandemi COVID-19 yang merupakan salah satu penyebab stres kerja  masih
ada, sehingga stress masih akan tetap berdampak.
BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN 

5.1 Kesimpulan 

PT.X belum menjalani program K3 penanganan stres kerja dengan komprehensif, terutama
sejak pandemic, karena banyak kegiatan massal seperti MCU yang dihentikan utk sementara,
sehingga business  plan ini dibuat dengan harapan dapat membantu dalam peningkatan K3,
spesifik terhadap stres di lingkungan kerja. Hal ini penting untuk dilakukan karena kondisi
pandemi Covid19 banyak mengubah kondisi lingkungan kerja yang menyebabkan perubahan
dan kontribusi terhadap stres pada karyawan PT.X yang mayoritas adalah pekerja yang berasal
dari luar kota.  
Dari business plan ini saya merencanakan hal-hal tersebut: 

1. Pengumpulan hasil data kuisioner untuk direview oleh dokter perusahaan

2. Pembuatan SOP stres kerja 

3. Pelaksanaan edukasi dan sosialisasi terkait dengan stress kerja, pengisian kuisiones stres  kerja dan
penanganan kasus stres kerja 
4. Evaluasi peningkatan produktivitas setelah dijalankan business plan tersebut 

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan business plan ini adalah membuat tempat kerja bebas ataupun
minimal dari stres kerja, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih produktif. 

5.2 Saran 

1. Mengubah stigma tentang kesehatan mental, khususnya stres kerja pada karyawan
dan  petinggi-petinggi, serta masyarakat sekitar perusahaan 
2. Melakukan evaluasi secara berkala 

3. Melakukan refresh edukasi dan sosialisasi stres kerja secara berkala


LAMPIRAN

SURVEI KEPUASAN PROTOKOL COVID19 PERUSAHAAN

1. Apakah sistem jadwal kerja saat ini dikarenakan pandemic sesuai dengan harapan Anda?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah Anda merasa nyaman dengan proses screening, karantina dan protokol terkait Covid saat ini?
a. Ya b. Tidak

3. Bagaimana tanggapan anggota keluarga di rumah selama ini dgn sistem proses screening dan karantina sebelum
bekerja?
a. Setuju b. Tidak setuju

4. Menurut pemikiran Anda apakah proses screening, karantina, dan protoko terkait Covid19 selama ini sudah sejalan
dgn nilai dan tujuan perusahaan?
a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda merasa berat/jenuh saat ini menjalankan proses screening Covid?
a. Ya b. Tidak

6. Apakah sebaiknya ditiadakan proses screening Covid19 sblm masuk kerja?


a. Ya b. Tidak Alasan:

7. Menurut pandangan Anda, apakah proses screening Covid19 selama ini adalah kebijakan perusahaan sendiri? atau
mengikuti permintaan dari kebijakan pemerintah setempat?
a. Menurut kebijakan pemerintah b. Kebijakan perusahaan sendiri

8. Apakah Anda setuju untuk pengadaan pembicara mengenai topik ‘Manajemen Stress selama pandemic’ di tempat
kerja bulan depan?
a. Ya b. Tidak
9. Menurut Anda, peraturan mana terkait Covid di tempat kerja yang sebaiknya dipertimbangkan ulang untuk
pengadaannya?
a.
b.
c.
10. Menurut Anda, apa masalah yang sering dihadapi saat bekerja selama pandemic:
a.
b.
c.

Terima kasih!
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Eka Satya, P. Penyusunan Model Business Plan K3. MATERI Kuliah Umum Management  
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Magister Kedokteran Kerja Universitas  Indonesia
Jakarta.2021.
2. Garvin DA, Edmondson AC, Gino F. Is yours a learning organization?. Harvard Bussines
Review. 2008;86 (3). 
3. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, 1996. The Strategy Focused Organization : How 
Balanced Scorecard Companies Thrive In The New Business Enviroment. Harvard 
Business School Press. 
4. Kemenkes. Stres Kerja, 22 november 2018. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic
p2ptm/stress/apa-saja-penyebab-stres-terkait-pekerjaan-bag2
5. https://www.who.int/campaigns/connecting-the-world-to-combat-coronavirus/
healthyathome/healthyathome---mental-health?
gclid=Cj0KCQiAyMKbBhD1ARIsANs7rEH8BTLhhoU0_ua2PAzUDSXyiCy1vatvR3lzH
eXUKKuBWh0KeU7GKh8aAg6CEALw_wcB
6. https://www.torbenrick.eu/blog/change-management/iceberg-that-sinks-organizational-
change/
7. https://humanscalebusiness.org/lessons/the-empathy-map-canvas/
8. https://changemanagementinsight.com/iceberg-model-of-change-management/

Anda mungkin juga menyukai