Oleh
Okki Oktaviano
1806273862
Pembimbing
Ambar Wahyuningsih Roestam SKM., MOH
1
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. i
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………………... 1
Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
Permasalahan……………………………………………………………………………. 2
Tujuan Penulisan………………………………………………………………………. 2
Manfaat Penulisan……………………………………………………………………… 2
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………. 13
i
ii
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160
juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal
akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari
produksi terlalu tinggi.
Dalam istilah ekonomi, diperkirakan bahwa kerugia tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan di beberapa negara dapat mencapai 4 persen dari produk
nasional bruto (PNB). Biaya langsung dan tidak langsung dari dampaknya meliputi :
- Biaya medis;
- Kehilangan hari kerja;
- Mengurangi produksi;
- Hilangnya kompensasi bagi pekerja;
- Biaya waktu / uang dari pelatihan dan pelatihan ulang pekerja;
- Kerusakan dan perbaikan peralatan;
- Rendahnya moral staf;
- Publisitas buruk;
- Kehilangan kontrak karena kelalaian.
Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang sebagai bagian
tak terhindarkan dari produksi. Sekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar
tersebut mencerminkan kesepakatan luas antara pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah
bahwa biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus
diturunkan.
Sekarang dipahami bahwa semua biaya ini memperlamban daya saing bisnis, mengurangi
kesejahteraan ekonomi negara dan dapat dihindari melalui tindakan di tempat kerja yang
sederhana tetapi konsisten
1
Permasalahan
Pada saat survey dan melalukan pengamatan pada industri kecil sapu lidi “Kharisma” terdapat
beberapa hal yang masih membutuhkan penerapan program K3 dengan lebih baik. Penulis
memperhatikan ada kegiatan yang tidak memperhatikan aspek bahaya dan resiko di area
produksi.
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Bagi Pekerja
- Dapat melakukan identifikasi bahaya di tempat kerjanya
- Dapat mengetahui potensi bahaya yang akan dihadapinya selama melakukan
pekerjaannya
- Dapat mengusulkan perbaikan cara dan prosedur kerja untuk menghindari terjadinya
kecelakaan atau penyakit akibat kerja
- Mengetahui bagaimana cara kerja yang baik adan alat pelindung diri apa yang diperlukan,
serta menggunakannya dengan baik dan benar agar terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Bagi Perusahaan
- Dapat mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi kepada pekerja atau properti perusahaan
- Dapat mengevaluasi serta memperbaiki cara dan prosedur kerja untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja
- Dapat mencegah penyakit dan kecelakan akibat kerja, meningkatkan produktifitas dan
kenyamanan bekerja pada tenaga kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat
dan biaya untuk kesehatan dapat dioptimalkan.
2
Bagi Penulis
- Dapat menerapkan ilmu yang didapat.
- Mendapat pengalaman berharga dari mempraktekan ilmu kedokteran kerja
3
Bab 2
Organisasi Industri Kecil Sapu Lidi “ Kharisma”
4
Industri kecil sapu lidi “Kharisma”
5
Modal untuk usaha ini sekitar 300 juta rupiah rupiah dan pendapatan sebulan mencapai 150 juta
rupiah serta produksi sapu lidi minimal 1000 ikat dalam sehari. Pelanggan meliputi pedagang
pasar sampai dengan instansi pemerintah.
Pimpinan
Usaha
Pekerja Produksi
Sapu lidi
2.1.6 Denah
Lokasi industri sapu lidi berada di Jl. Bukit Duri Utara, Jakarta Timur
6
Denah Tempat Produksi
Saat ini industri kecil sapu lidi “Kharisma” ini menempati lahan dengan luas 5 x 20 meter
persegi. Tampak gambar dibawah ini menunjukkan denah ruangan penyimpanan bahan baku
dan pembuatan sapu lidi.
7
Alur produksi sapu lidi
8
2.2.3 Data kesehatan
Industri kecil sapu lidi “Kharisma” sebagai usaha kecil tidak mempunyai fasilitas
kesehatan sendiri. Apabila ada pekerja yang mengalami gangguan kesehatan bisa diperiksakan
ke Klinik Garuda Bukit Duri yang berlokasi dekat dengan industri kecil sapu lidi “Kharisma”. Dari
hasil wawancara dengan bapak Maulana selaku pimpinan usaha dan pekerja diperoleh
keterangan bahwa keluhan yang ada yaitu batuk, pilek dan nyeri pinggang.
9
Bab 3
Analisis Bahaya
Kegiatan Bahaya Potensial Gangguan Kesehatan Yang Sudah Dilakukan Resiko Jumlah
yang mungkin terjadi Kecelakaan Kerja Pekerja
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikososial ALAT PP APD
9
Cahaya Debu Lidi Jamur Perbedaan Pekerjaan Ketajaman penglihatan Tidak Tidak Tidak Perbedaan kontras 2
Pengambilan bahan didalam area
Kutu Lidi kontras monoton berkurang tersedia tersedia tersedia cahaya bisa
Kuman cahaya bisa Gangguan beresiko
penyimpanan Lidi
10
Debu Lidi Terpotong. Pekerjaan Gangguan otot dan Tidak Tidak Tidak Terpotong. 2
Benda asing monoton rangka tersedia tersedia tersedia Benda asing pada
pada mata Nyeri pinggang bawah mata
Pemotongan sapu lidi
Debu Lidi Tergelincir Pekerjaan Gangguan Tidak Tidak Tidak Tergelincir ditempat 3
Perapihan produk jadi sapu
ditempat monoton pernapasan, Batuk, tersedia tersedia tersedia kerja Cedera benda
kerja Cedera Asthma, radang paru asing pada mata.
benda asing Iritasi pada mata. Tertusuk
lidi
11
Bab 4
Job Risk Assessment
12
No. Bahaya Potensial Akibat bahaya
1 Cahaya kurang adekuat Tersandung
Tertusuk
Terjepit
2 Sirkulasi udara tidak baik dan panas Dehidrasi
3 Benda tajam (Golok dan Pisau) Tersayat
Tertusuk
Kehilangan anggota tubuh
Perdarahan
4 Debu Lidi Benda asing pada mata
Gangguan pernapasan
Tergelincir
5 Sapu lidi yang berserakan Tersandung
Cedera tulang dan sendi
Tertusuk
Terjepit
6 Lantai tidak rata Cedera tulang dan sendi
7 Penyimpanan melebihi tinggi kepala Benda jatuh
Cedera kepala
Cedera tulang dan sendi
13
4 = Kecelakaan menimbulkan luka yang serius, kecacatan sementara atau permanen,
menyebabkan tenaga kerja absen atau tidak bekerja dalam waktu lebih dari 1 minggu
sampai 1 bulan.
3 = Kecelakaan menimbulkan luka yang cukup serius, menyebabkan tenaga kerja absen
atau tidak bekerja dalam waktu 2 hari sampai 1 minggu
2 = Kecelakaan hanya menimbulkan memar, luka lecet dan pekerja absen kurang dari 2 hari
dan proses kerja tidak terganggu
1 = Kecelakaan hanya menimbulkan memar, luka lecet dan pekerja tidak perlu absen
bekerja dan proses kerja tidak terganggu
E. Probability (P)
Probability dalam pengertian penaksiran risiko adalah keseringan munculnya situasi tidak
aman yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi. Probability situasi tidak aman
dalam industri sapu lidi ini dapat dikategorikan ke dalam klasifikasi yaitu :
A = Tidak pernah terjadi
B = Jarang terjadi. kejadian yang dalam 1 tahun atau lebih tidak pernah terjadi
C = Sering terjadi, kejadian yang dalam 1 bulan sering dilaporkan jarang terjadi
D = Hampir selalu terjadi, kejadian yang dalam satu minggu sering terjadi
E = Selalu terjadi, kejadian yang kurang dalam satu minggu terjadi
EFEK
1 2 3 4 5
Luka
Luka Kematian,
ringan, memerlukan Luka, butuh Luka serius bth butuh
langsung perawatan <3 perawatan 3-7 perawatan perawatan >1
bekerja hari hari s/d1 bln bln
A
Tidak pernah terjadi
L L L M M
B
L L M M H
Probability
1x dlm 12 bulan
C
1x dalam sebulan
L M M H H
D
1x dalam seminggu
M M M H H
E M M H H H
>1 x dlm seminggu
14
Keterangan Risiko (R):
H : High risk : 15 - 25
M : Moderate risk : 8 - 15
L : Low risk :1–7
2 B L
Sapu lidi yang berserakan Tersandung 1 B L
Cedera tulang dan sendi 1 B L
Tertusuk 2 C M
Terjepit 1 B L
15
B. Meminimalisasi risiko
Setelah dilakukan penilaian terhadap risiko, maka perlu dilakukan adanya upaya untuk
meminimalkan risiko.
Bahaya Sisa
No. Minimalisasi Risiko
Risiko
1 Cahaya kurang adekuat Menambah lampu di dalam ruangan NIL
penyimpanan sapu lidi
2 Sirkulasi udara tidak baik dan Memasang blower/exhaust di L
panas ruangan penyimpanan sapu lidi
3 Benda tajam (Golok dan Pisau) Memakai alat potong sapu lidi yang L
lebih modern tanpa kontak langsung
16
C. Report dan implementasi
Setelah dilakukan tahapan tersebut maka perlu dibuat suatu rencana dalam
implementasinya melalui:
a) Melakukan upaya-upaya minimalisasi risiko secara berkelanjutan
b) Melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pengendalian untuk program
pencegahan kecelakaan kerja.
Dalam penilaian terhadap risiko kesehatan, pada proses pembuatan sapu lidi pada pekerja
industri sapu lidi Kharisma memiliki potensi bahaya kimia dan ergonomi yang dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Bahaya potensial kimia akibat paparan debu lidi yang dihasilkan dari kegiatan
• Pengambilan bahan baku
• Perakitan sapu lidi
• Pemotongan sapu lidi
• Pengelompokkan sapu lidi
Ada empat alternatif pengaruh fisik dari partikel debu yang mengendap5
a. Debu berukuran 5 mikron yang mengendap pada saluran pernapasan bagian
atas dapat menimbulkan efek berupa iritasi yang ditandai dengan gejala
faringitis.
b. Debu berukuran 2-3 mikron yang mengendap lebih dalam pada
bronkus/bronkiolus dapat menimbulkan efek berupa bronchitis, alergi, atau
asma.
c. Debu yang berukuran 1-3 mikron yang mengendap di alveoli, dimana
gerakannya sejalan dengan kecepatan konstan.
17
d. Debu yang berukuran 0.1-1 mikron karena terlalu ringan tidak dapat
menempel pada saluran napas tetapi mengikuti gerak brown dan berada
dalam bentuk suspensi (Fume atau Smoke).
Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakan adalah berukuran 0,1
– 5 atau 10 mikron. Kemenkes mengisaratkan bahwa ukuran debu yang
membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.
Sedangkan faktor ergonomi berupa posisi tubuh saat bekerja, seperti membungkuk,
postur janggal, jongkok dalam waktu yang lama dan gerakan pada sendi tangan.
Pada industri sapu lidi ini dapat ditentukan yang terkena pajanan debu lidi
adalah saat
• Pengambilan bahan baku
• Perakitan sapu lidi
• Pemotongan sapu lidi
18
• Pengelompokkan sapu lidi
Waktu pajanan terhadap debu lidi ini sekitar 11 jam sehari atau 77 jam
seminggu.
b. Identifikasi bahan kimia
Tidak ada bahan kimia yang digunakan selama proses produksi sapu lidi
ini
Permenakertrans 13/Men/X/2011
Keterangan :
RR = Risk Rating
C = Consequence
PrE = Probability of exposure
PeE = Period of Exposure
L/U = Likelihood/Uncertainty
19
Mula-mula dilakukan kategori terhadap pajanan Untuk menentukan
penilaian paparan untuk setiap potensi bahaya digunakan parameter
sebagai berikut:
Category Description
1 No exposure No contact with agent
2 Low exposure Infrequent contact with agent at low
concentrations.
3 Moderate exposure Frequent contact with agent at low
concentrations or infrequent contact with agent
at high concentrations.
4 High exposure Frequent contact with agent at high
concentrations.
5 Very high exposure Frequent contact with agent at very high
concentrations
Category Description
1 (L) Reversible effects of little concern or no known or suspected
adverse health effects.
2 (L) Reversible health effects of concerns
3 (L) Severe, reversible health effects of concern.
4 (M) Irreversible health effects of concerns.
5 (H) Life threatening or disabling injury or illness.
20
Sehingga dengan begitu dapat kita buat matriks pajanan terhadap efek
kesehatan adalah sebagai berikut:
Asthma 4 3 12 (M)
Alergi 5 3 15 (H)
Iritasi Mata 3 3 9 (M)
Probability x Likelihood (P x L)
Risiko
L M H
Consequences H M H H
x M M M H
Exposures
(E x C) L L M M
21
Selanjutnya untuk keseluruhan resiko kesehatan, dapat dibuatkan matriks
hasil penilaian sebagai berikut:
No. Bahaya Efek pada Kesehatan ExC PxL R
Potensial
1 Debu lidi Faringitis L H M
Bronchitis M M M
Asthma M L M
Alergi H L M
Iritasi Mata M M M
22
c. Penilaian risiko kesehatan
Secara kualitatif juga dapat diukur dengan menggunakan tabel seperti di
bawah ini
CATEGORY
HAZARD
5 4 3 2 1
ERGONOMICS :
Muscular force - x - - -
Duration of force - x - - -
Lifting - x - - -
Pulling / Pushing - - - - -
Repetition - x - - -
Fixed posture - - x - -
Constrained posture - x - - -
Static Position - - x - -
Twisting action - - x - -
Heavy tools - - x - -
Tools requiring force - x - - -
23
No. Bahaya Potensial Efek pada Kesehatan E P ExP
Ergonomi (R)
1. Kekuatan otot Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Nyeri otot 4 2 8 (M)
2. Durasi kekuatan otot Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Nyeri otot 4 2 8 (M)
3. Mengangkat Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Hernia Nukleus Pulposus 4 3 12 (M)
4. Gerakan berulang Nyeri otot 4 2 8 (M)
5. Posisi statis Carpal Tunnel Syndrome 3 3 9 (M)
6. Posture janggal Nyeri otot 4 2 8 (M)
Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
7. Gerakan berputar Nyeri otot 3 2 6 (L)
Nyeri punggung bawah 3 3 9 (M)
8. Penggunaan alat Terkilir (sprain) 3 2 6 (L)
yang berat Nyeri otot 3 2 6 (L)
9. Kekuatan pada alat Nyeri otot 4 2 8 (M)
24
D. Minimalisasi risiko
BAHAYA/HAZARD AKIBAT BAGI KESEHATAN R MINIMALISASI RISIKO SISA RISIKO
Debu lidi Faringitis M Memasang exhaust fan dan kipas. L
Bronchitis M Menyediakan masker bagi pekerja. L
Asthma M Menambah ventilasi udara diruang penyimpanan sapu lidi. L
Alergi M Membersihkan ruangan 3 kali sehari (terjadwal) L
Iritasi Mata M Menyediakan kaca mata pelindung bagi pekerja L
Kekuatan otot Nyeri punggung bawah M Menyediakan alat bantu angkat, menyediakan alat potong L
Nyeri otot M sapu lidi otomatis. L
Durasi kekuatan otot Nyeri punggung bawah M Melakukan peregangan sebelum memulai bekerja L
Nyeri otot M Melakukan “minor break”. Menambah rak atau bangku untuk L
Mengangkat Nyeri punggung bawah M pekerja. L
Hernia Nukleus Pulposus M L
Gerakan berulang Nyeri otot M L
Posisi statis Carpal Tunnel Syndrome M L
Posture janggal Nyeri otot M L
Nyeri punggung bawah M L
Gerakan berputar Nyeri otot L Nil
Nyeri punggung bawah M L
Penggunaan alat yang berat Terkilir (sprain) L Nil
Kekuatan pada alat Nyeri otot L Nil
Nyeri otot M L
Penilaian akhir Risiko keseluruhan L
25
E. Report dan implementasi
Menjalankan upaya meminimalkan risiko secara kontinu dan sesuai dengan prinsip-
prinsip pencegahan tersebut diatas.
Membuat evaluasi untuk laporan dan acuan dalam pengembangan program
pencegahan ini.
25
Bab 5
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Dari wawancara dan pengamatan yang sudah dilakukan di industri sapu lidi “Kharisma”,
maka dapat diambil kesimpulan
1. Penerapan K3 di industri sapu lidi “Kharisma” masih perlu perbaikan
a. Pekerja melakukan perakitan lidi dengan posisi tubuh yang tidak ergonomi.
b. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja merakit sapu lidi
26
4.2 Saran
Bagi perusahaan
a. Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja di industri sapu lidi “Kharisma”, seperti
masker, sarung tangan, sepatu, kaca mata
b. Sosialisasi cara kerja yang ergonomi
c. Penyediaan meja potong atau potong khusus sapu lidi
d. Penempelan poster kesehatan dari puskesmas setempat
Bagi pekerja
a. Melaporkan kondisi kesehatan ke atasan, terkait dengan cedera atau penyakit
b. Menerapkan cara kerja yang aman , tanpa “short cut”
c. Apabila disediakan alat pelindung diri dari atasan, dengan segera bisa digunakan
untuk pencegahan cedera.
27
Daftar Pustaka
28