Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

HEALTH AND SAFETY RISK ASSESSMENT


PADA INDUSTRI KECIL SAPU LIDI “KHARISMA”

Oleh
Okki Oktaviano
1806273862

Pembimbing
Ambar Wahyuningsih Roestam SKM., MOH

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA

1
Daftar Isi

Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. i
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………………... 1
Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
Permasalahan……………………………………………………………………………. 2
Tujuan Penulisan………………………………………………………………………. 2
Manfaat Penulisan……………………………………………………………………… 2

Bab 2 Organisasi ……….…………………………………..……....………………………. 3


2.1 Profil Organisasi…………………………………………………………….. 3
2.1.1 Visi, Misi, Nilai…….…………………………………………………………. 3
2.1.2 Tahun berdiri……………………...………………………………………….. 3
2.1.3 Produk yang dihasilkan……………………………………………………… 4
2.1.4 Jumlah Pekerja……………………………………………………………….. 5
2.1.5 Struktur Organisasi…………………………………………………………… 5
2.1.6 Denah………………………………………………………………………….. 5
2.2 Manajemen Organisasi……………………………………………………….. 6
2.2.1 Orperasional Bisnis…………………………………………………………… 7
2.2.2 Komposisi tenaga kerja….…………………………………………………… 7
2.2.3 Data kesehatan…………..…………………………………………………... 7

Bab 3 Analisis Bahaya……..………………………………………………………............... 9

Bab 4 Job Risk Assessment.………………………………………………………............... 9


Safety Risk Assessment……………………………………………………………….

Health Risk Assessment……………………………………………………………….

Bab 5 Kesimpulan dan Saran………………………………………………………...............


4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
4.2 Saran…………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………. 13

i
ii
Bab 1
Pendahuluan

Latar Belakang

Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160
juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal
akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari
produksi terlalu tinggi.
Dalam istilah ekonomi, diperkirakan bahwa kerugia tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan di beberapa negara dapat mencapai 4 persen dari produk
nasional bruto (PNB). Biaya langsung dan tidak langsung dari dampaknya meliputi :

- Biaya medis;
- Kehilangan hari kerja;
- Mengurangi produksi;
- Hilangnya kompensasi bagi pekerja;
- Biaya waktu / uang dari pelatihan dan pelatihan ulang pekerja;
- Kerusakan dan perbaikan peralatan;
- Rendahnya moral staf;
- Publisitas buruk;
- Kehilangan kontrak karena kelalaian.

Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang sebagai bagian
tak terhindarkan dari produksi. Sekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar
tersebut mencerminkan kesepakatan luas antara pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah
bahwa biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus
diturunkan.
Sekarang dipahami bahwa semua biaya ini memperlamban daya saing bisnis, mengurangi
kesejahteraan ekonomi negara dan dapat dihindari melalui tindakan di tempat kerja yang
sederhana tetapi konsisten

1
Permasalahan

Pada saat survey dan melalukan pengamatan pada industri kecil sapu lidi “Kharisma” terdapat
beberapa hal yang masih membutuhkan penerapan program K3 dengan lebih baik. Penulis
memperhatikan ada kegiatan yang tidak memperhatikan aspek bahaya dan resiko di area
produksi.

Tujuan Penulisan

- Mengetahui dan memahami cara melakukan assesmen terhadap risiko terjadinya


kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja di “Kharisma”.
- Mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam menilai risiko bahaya di pekerjaan.
- Mengetahui dan memahami cara menilai risiko tiap langkah kerja

Manfaat Penulisan
Bagi Pekerja
- Dapat melakukan identifikasi bahaya di tempat kerjanya
- Dapat mengetahui potensi bahaya yang akan dihadapinya selama melakukan
pekerjaannya
- Dapat mengusulkan perbaikan cara dan prosedur kerja untuk menghindari terjadinya
kecelakaan atau penyakit akibat kerja
- Mengetahui bagaimana cara kerja yang baik adan alat pelindung diri apa yang diperlukan,
serta menggunakannya dengan baik dan benar agar terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

Bagi Perusahaan
- Dapat mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi kepada pekerja atau properti perusahaan
- Dapat mengevaluasi serta memperbaiki cara dan prosedur kerja untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja
- Dapat mencegah penyakit dan kecelakan akibat kerja, meningkatkan produktifitas dan
kenyamanan bekerja pada tenaga kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat
dan biaya untuk kesehatan dapat dioptimalkan.

2
Bagi Penulis
- Dapat menerapkan ilmu yang didapat.
- Mendapat pengalaman berharga dari mempraktekan ilmu kedokteran kerja

3
Bab 2
Organisasi Industri Kecil Sapu Lidi “ Kharisma”

2.1 Profil Organisasi


Industri kecil sapu lidi “Kharisma” adalah usaha kecil yang dirintis oleh bapak Maulana.
Industri kecil sapu lidi “Kharisma” dijalankan oleh bapak Maulana dan dibantu oleh keluarga dari
bapak Maulana.

2.1.1 Visi, Misi, Nilai


Visi industri kecil sapu lidi “Kharisma” yaitu menjadikan Industri kecil sapu lidi “Kharisma”
ini sebagai produsen sapu lidi yang lebih meluas menjangkau pasaran perabot rumah tangga di
Jakarta.
Misi Industri kecil sapu lidi “Kharisma” yaitu memproduksi sapu lidi yang dapat bersaing dengan
peningkatan jumlah sapu lidi.
Berdasarkan wawancara dengan bapak Maulana, belum terdapat nilai nilai dari Industri kecil sapu
lidi “Kharisma” yang beliau jalani.

2.1.2 Tahun berdiri


Industri kecil sapu lidi “Kharisma” berdiri sejak tahun 1970, usaha yang awalnya dibangun
oleh sang ayah dari bapak Maulana di daerah Bukit Duri, Jakarta Timur. Tempat usaha ini pernah
mengalami musibah kebakaran sebelumnya pada tahun 2015. Industri kecil sapu lidi “Kharisma”
ini mendapatkan pasokan lidi dari daerah Pandegelang, Banten.

4
Industri kecil sapu lidi “Kharisma”

2.1.3 Produk yang dihasilkan


Sapu lidi adalah produk utama di Industri kecil “Kharisma”. Terdapat beberapa tipe sapu
lidi yang dihasilkan dari kegiatan industri ini.

Produksi industri sapu lidi “Kharisma”

5
Modal untuk usaha ini sekitar 300 juta rupiah rupiah dan pendapatan sebulan mencapai 150 juta
rupiah serta produksi sapu lidi minimal 1000 ikat dalam sehari. Pelanggan meliputi pedagang
pasar sampai dengan instansi pemerintah.

2.1.4 Jumlah pekerja


Jumlah pekerja saat ini sebanyak 10 pekerja yang semuanya laki-laki.

2.1.5 Struktur organisasi

Pimpinan
Usaha

Pekerja Produksi
Sapu lidi

2.1.6 Denah
Lokasi industri sapu lidi berada di Jl. Bukit Duri Utara, Jakarta Timur

6
Denah Tempat Produksi
Saat ini industri kecil sapu lidi “Kharisma” ini menempati lahan dengan luas 5 x 20 meter
persegi. Tampak gambar dibawah ini menunjukkan denah ruangan penyimpanan bahan baku
dan pembuatan sapu lidi.

2.2 Manajemen organisasi

2.2.1 Operasional bisnis


Industri kecil sapu lidi “Kharisma” mulai beroperasi setiap hari dari senin sampai dengan
minggu dari pukul 06.00 WIB dan selesai pada pukul 18.00 WIB dengan diselingi waktu istirahat
pada pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Tidak ada cuti khusus yang diberikan, hanya
sistem libur berdasarkan kesepakatan antara pimpinan usaha dan pekerja.

7
Alur produksi sapu lidi

Pengambilan bahan baku


Pengambilan bahan baku di area bahan baku, dilakukan secara manual, tanpa bantuan alat
angkut ataupun alat pelindung diri

Perakitan sapu lidi


Perakitan dilakukan di area depan , tanpa menggunakan alat khusus, atau alat pelindung diri.
Sapu lidi disusun menjadi satu. Pembuatan ini dilakukan oleh 10 orang pekerja.

Pemotongan sapu lidi


Ujung sapu lidi yang sudah dirakit , dirapihkan dengan dipotong menggunakan golok

Pengelompokkan sapu lidi


Sapu lidi yang sudah dirapihkan dikelompokkan sesua desain sapu lidi yang akan dipasarkan.

2.2.2 Komposisi tenaga kerja


Jumlah total pekerja pada industri sapu lidi “Kharisma” sebanyak 10 pekerja, semua
pekerja laki-laki. Rentang usia pekerja berada pada usia 30 sampai 50 tahun. Dengan lulusan
pendidikan yang bekerja pada tamatan SD dan SMP.

8
2.2.3 Data kesehatan
Industri kecil sapu lidi “Kharisma” sebagai usaha kecil tidak mempunyai fasilitas
kesehatan sendiri. Apabila ada pekerja yang mengalami gangguan kesehatan bisa diperiksakan
ke Klinik Garuda Bukit Duri yang berlokasi dekat dengan industri kecil sapu lidi “Kharisma”. Dari
hasil wawancara dengan bapak Maulana selaku pimpinan usaha dan pekerja diperoleh
keterangan bahwa keluhan yang ada yaitu batuk, pilek dan nyeri pinggang.

9
Bab 3
Analisis Bahaya

3.1 Analisis Bahaya

Kegiatan Bahaya Potensial Gangguan Kesehatan Yang Sudah Dilakukan Resiko Jumlah
yang mungkin terjadi Kecelakaan Kerja Pekerja
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikososial ALAT PP APD

9
Cahaya Debu Lidi Jamur Perbedaan Pekerjaan Ketajaman penglihatan Tidak Tidak Tidak Perbedaan kontras 2
Pengambilan bahan didalam area

Kutu Lidi kontras monoton berkurang tersedia tersedia tersedia cahaya bisa
Kuman cahaya bisa Gangguan beresiko
penyimpanan Lidi

Tetanus beresiko pernapasan, Batuk, tersandung,


tersandung, Asthma, radang paru tertusuk atau
tertusuk atau Iritasi pada mata. terjepit
terjepit Infeksi Tetanus.
Gangguan otot dan
rangka. Stress atau
gangguan psikososial
Panas Debu Lidi Jamur Dehidrasi Pekerjaan Dehidrasi. Gangguan Tidak Tidak Tidak Dehidrasi dapat 3
dapat monoton pernapasan, Batuk, tersedia tersedia tersedia memicu hilang
memicu Asthma, radang paru konsentrasi dan
hilang Iritasi pada mata. pingsan yang
Pembuatan sapu Lidi

konsentrasi Infeksi Tetanus. mempunyai resiko


dan pingsan Gangguan sendi terpotong, terjepit,
yang pergelangan tangan tersandun, tertusuk.
mempunyai Gangguan otot dan
resiko rangka
terpotong, Nyeri pinggang bawah.
terjepit, Stress atau gangguan
tersandun, psikososial
tertusuk.

10
Debu Lidi Terpotong. Pekerjaan Gangguan otot dan Tidak Tidak Tidak Terpotong. 2
Benda asing monoton rangka tersedia tersedia tersedia Benda asing pada
pada mata Nyeri pinggang bawah mata
Pemotongan sapu lidi

Tertusuk Gangguan Tertusuk


Cedera otot pernapasan, Batuk, Cedera otot dan
dan sendi Asthma, radang paru sendi
Iritasi pada
mata.Perdarahan.
Stress atau gangguan
psikososial.

Debu Lidi Tergelincir Pekerjaan Gangguan Tidak Tidak Tidak Tergelincir ditempat 3
Perapihan produk jadi sapu

ditempat monoton pernapasan, Batuk, tersedia tersedia tersedia kerja Cedera benda
kerja Cedera Asthma, radang paru asing pada mata.
benda asing Iritasi pada mata. Tertusuk
lidi

pada mata. Dermatitis kontak iritan


Tertusuk pada kulit. Stress atau
gangguan psikososial.
Nyeri pinggang bawah

11
Bab 4
Job Risk Assessment

I. Safety Risk Assessment

A. Identifikasi bahaya potensial


Untuk mendapatkan data potensi bahaya secara lengkap maka perlu dibuat insiden skenario
masing-masing langkah kerja, sebagai berikut:

Pengambilan bahan baku


- Perbedaan kontras cahaya bisa beresiko tersandung, tertusuk atau terjepit
Perakitan sapu lidi
- Dehidrasi dapat memicu hilang konsentrasi dan pingsan yang mempunyai resiko
terpotong, terjepit, tersandung, tertusuk.

Pemotongan sapu lidi


- Terpotong.
- Benda asing pada mata
- Tertusuk
Pengelompokkan sapu lidi
- Tergelincir ditempat kerja
- Cedera benda asing pada mata.
- Tertusuk

B. Bahaya potensial dan akibat bahaya


Bahaya potensial dan akibat yang ditimbulkan ini dibuat berdasarkan alur kerja dan urutan
insiden skenario.

12
No. Bahaya Potensial Akibat bahaya
1 Cahaya kurang adekuat  Tersandung
 Tertusuk
 Terjepit
2 Sirkulasi udara tidak baik dan panas  Dehidrasi
3 Benda tajam (Golok dan Pisau)  Tersayat
 Tertusuk
 Kehilangan anggota tubuh
 Perdarahan
4 Debu Lidi  Benda asing pada mata
 Gangguan pernapasan
 Tergelincir
5 Sapu lidi yang berserakan  Tersandung
 Cedera tulang dan sendi
 Tertusuk
 Terjepit
6 Lantai tidak rata  Cedera tulang dan sendi
7 Penyimpanan melebihi tinggi kepala  Benda jatuh
 Cedera kepala
 Cedera tulang dan sendi

C. Menaksir besar risiko (R)


Penentuan besar risiko dilihat dari : Berapa besar risiko ( severity hazard = effect = E ) dan
Kemungkinan terjadinya ( likelihood of accurance = probability = P ), sehingga setelah
ditentukan besarnya risiko dan kemungkian terjadinya dapat dihitung :
Estimasi Risiko (R) = E x P

D. Tingkat efek bahaya yang ditimbulkan (E)


Penentuan besar risiko tergantung dari efek yang ditimbulkan, pada industri sapu lidi ini dapat
dinyatakan dengan :
5 = Kecelakaan menimbulkan kematian, menyebabkan tenaga kerja tidak dapat bekerja
selamanya.

13
4 = Kecelakaan menimbulkan luka yang serius, kecacatan sementara atau permanen,
menyebabkan tenaga kerja absen atau tidak bekerja dalam waktu lebih dari 1 minggu
sampai 1 bulan.
3 = Kecelakaan menimbulkan luka yang cukup serius, menyebabkan tenaga kerja absen
atau tidak bekerja dalam waktu 2 hari sampai 1 minggu
2 = Kecelakaan hanya menimbulkan memar, luka lecet dan pekerja absen kurang dari 2 hari
dan proses kerja tidak terganggu
1 = Kecelakaan hanya menimbulkan memar, luka lecet dan pekerja tidak perlu absen
bekerja dan proses kerja tidak terganggu

E. Probability (P)
Probability dalam pengertian penaksiran risiko adalah keseringan munculnya situasi tidak
aman yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi. Probability situasi tidak aman
dalam industri sapu lidi ini dapat dikategorikan ke dalam klasifikasi yaitu :
A = Tidak pernah terjadi
B = Jarang terjadi. kejadian yang dalam 1 tahun atau lebih tidak pernah terjadi
C = Sering terjadi, kejadian yang dalam 1 bulan sering dilaporkan jarang terjadi
D = Hampir selalu terjadi, kejadian yang dalam satu minggu sering terjadi
E = Selalu terjadi, kejadian yang kurang dalam satu minggu terjadi

F. Penilaian risiko (R)


Risiko merupakan perkalian antara tingkat keparahan efek bahaya dengan probabilitasnya.
Penilaian risiko dapat dilihat pada tabel berikut ini :

EFEK

1 2 3 4 5

Luka
Luka Kematian,
ringan, memerlukan Luka, butuh Luka serius bth butuh
langsung perawatan <3 perawatan 3-7 perawatan perawatan >1
bekerja hari hari s/d1 bln bln

A
Tidak pernah terjadi
L L L M M
B
L L M M H
Probability

1x dlm 12 bulan
C
1x dalam sebulan
L M M H H
D
1x dalam seminggu
M M M H H
E M M H H H
>1 x dlm seminggu

14
Keterangan Risiko (R):
H : High risk : 15 - 25
M : Moderate risk : 8 - 15
L : Low risk :1–7

A. Penerapan pengukuran Efek, Probability ( P ) dan Risiko ( R )


BAHAYA / HAZARD AKIBAT BAHAYA E P R
Cahaya kurang adekuat  Tersandung 1 B L
 Tertusuk 3 B M
 Terjepit 2 B L
Sirkulasi udara tidak baik dan  Dehidrasi 1 A L
panas
Benda tajam (Golok dan Pisau)  Tersayat 2 B L
 Tertusuk 3 B M
 Kehilangan anggota tubuh 5 A M
 Perdarahan
3 B M
Debu Lidi  Benda asing pada mata 2 B L
 Gangguan pernapasan
 Tergelincir 2 C M

2 B L
Sapu lidi yang berserakan  Tersandung 1 B L
 Cedera tulang dan sendi 1 B L
 Tertusuk 2 C M
 Terjepit 1 B L

Lantai tidak rata  Cedera tulang dan sendi 1 B L


Penyimpanan melebihi tinggi  Benda jatuh 1 B L
kepala  Cedera kepala 4 A M
 Cedera tulang dan sendi 1 B L

15
B. Meminimalisasi risiko
Setelah dilakukan penilaian terhadap risiko, maka perlu dilakukan adanya upaya untuk
meminimalkan risiko.

Bahaya Sisa
No. Minimalisasi Risiko
Risiko
1 Cahaya kurang adekuat Menambah lampu di dalam ruangan NIL
penyimpanan sapu lidi
2 Sirkulasi udara tidak baik dan Memasang blower/exhaust di L
panas ruangan penyimpanan sapu lidi
3 Benda tajam (Golok dan Pisau) Memakai alat potong sapu lidi yang L
lebih modern tanpa kontak langsung

4 Debu Lidi Membersihkan debu lidi secara rutin 3 L


kali dalam sehari
Memasang exhaust L
5 Sapu lidi yang berserakan Membuat rak khusus sapu lidi NIL
6 Lantai tidak rata Meratakan lantai NIL
Membuat lantai dari papan L
7 Penyimpanan melebihi tinggi Membuat rak sesuai jangkauan L
kepala tangan
Penilaian akhir: Pada industri sapu Risiko keseluruhan L
lidi ini memiliki risiko yang rendah
terhadap keselamatan dan aman
untuk terus dilakukan sesuai
prosedur yang ada dengan
modifikasi tempat dan alat produksi.

16
C. Report dan implementasi
Setelah dilakukan tahapan tersebut maka perlu dibuat suatu rencana dalam
implementasinya melalui:
a) Melakukan upaya-upaya minimalisasi risiko secara berkelanjutan
b) Melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pengendalian untuk program
pencegahan kecelakaan kerja.

II. Health Risk Assessment

Dalam penilaian terhadap risiko kesehatan, pada proses pembuatan sapu lidi pada pekerja
industri sapu lidi Kharisma memiliki potensi bahaya kimia dan ergonomi yang dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

A. Identifikasi bahaya potensial


Identifikasi bahaya potensial bagi kesehatan pada pekerja industri sapu lidi, dibatasi
pada bahaya potensial kimia dan ergonomi yang dapat berpengaruh pada
kesehatan pekerja.

Bahaya potensial kimia akibat paparan debu lidi yang dihasilkan dari kegiatan
• Pengambilan bahan baku
• Perakitan sapu lidi
• Pemotongan sapu lidi
• Pengelompokkan sapu lidi

Ada empat alternatif pengaruh fisik dari partikel debu yang mengendap5
a. Debu berukuran 5 mikron yang mengendap pada saluran pernapasan bagian
atas dapat menimbulkan efek berupa iritasi yang ditandai dengan gejala
faringitis.
b. Debu berukuran 2-3 mikron yang mengendap lebih dalam pada
bronkus/bronkiolus dapat menimbulkan efek berupa bronchitis, alergi, atau
asma.
c. Debu yang berukuran 1-3 mikron yang mengendap di alveoli, dimana
gerakannya sejalan dengan kecepatan konstan.

17
d. Debu yang berukuran 0.1-1 mikron karena terlalu ringan tidak dapat
menempel pada saluran napas tetapi mengikuti gerak brown dan berada
dalam bentuk suspensi (Fume atau Smoke).
Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakan adalah berukuran 0,1
– 5 atau 10 mikron. Kemenkes mengisaratkan bahwa ukuran debu yang
membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.

Sedangkan faktor ergonomi berupa posisi tubuh saat bekerja, seperti membungkuk,
postur janggal, jongkok dalam waktu yang lama dan gerakan pada sendi tangan.

B. Bahaya Potensial dan Akibat Pada Kesehatan


Bahaya dan akibat pada kesehatan yang ditimbulkan antara lain :
Bahaya Potensial Akibat pada kesehatan
Posisi tubuh yang salah saat bekerja,  Low Back Pain
seperti membungkuk, postur janggal,  Neck Pain
jongkok dalam waktu yang lama dan  Carpal Tunnel Syndrome
gerakan pada sendi tangan.
Menghirup debu lidi  Faringitis
 Bronchitis
 Asthma
 Alergi
 Iritasi Mata

C. Penilaian Risiko Kesehatan


1. Pajanan Bahan Kimia
a. Tentukan aktivitas dan lokasi yang akan dinilai
Dalam menentukan aktivitas dan lokasi perlu dilakukan identifikasi grup
terpajan melalui penentuan similar exposure group, susceptibility atau
melalui identifikasi pekerja terpajan.

Pada industri sapu lidi ini dapat ditentukan yang terkena pajanan debu lidi
adalah saat
• Pengambilan bahan baku
• Perakitan sapu lidi
• Pemotongan sapu lidi

18
• Pengelompokkan sapu lidi

Waktu pajanan terhadap debu lidi ini sekitar 11 jam sehari atau 77 jam
seminggu.
b. Identifikasi bahan kimia
Tidak ada bahan kimia yang digunakan selama proses produksi sapu lidi
ini

c. Kajian tingkat pajanan bahan kimia

Permenakertrans 13/Men/X/2011

d. Untuk pajanan bahan kimia dilakukan penilaian


Dalam implementasi di industri sapu lini ini tidak dilakukan pengukuran
terhadap pajanan kimia debu lidi secara kuantitatif sehingga tidak dapat
ditentukan apakah masih dalam batas normal atau diatas nilai ambang
batas.
Secara kualitatif dapat dilakukan melalui walk through survey terhadap
paparan dan efek. Menaksir besar risiko ( RR )
Rumus :
RR = C X PrE X PeE X U

Keterangan :
RR = Risk Rating
C = Consequence
PrE = Probability of exposure
PeE = Period of Exposure
L/U = Likelihood/Uncertainty

19
Mula-mula dilakukan kategori terhadap pajanan Untuk menentukan
penilaian paparan untuk setiap potensi bahaya digunakan parameter
sebagai berikut:

Category Description
1 No exposure No contact with agent
2 Low exposure Infrequent contact with agent at low
concentrations.
3 Moderate exposure Frequent contact with agent at low
concentrations or infrequent contact with agent
at high concentrations.
4 High exposure Frequent contact with agent at high
concentrations.
5 Very high exposure Frequent contact with agent at very high
concentrations

Pajanan terhadap debu lidi 11 jam sehari, sehingga dapat dikategorikan


nilainya adalah 3.

Penilaian terhadap efek terhadap kesehatan dapat di kategorikan


berdasarkan tabel berikut ini:

Category Description
1 (L) Reversible effects of little concern or no known or suspected
adverse health effects.
2 (L) Reversible health effects of concerns
3 (L) Severe, reversible health effects of concern.
4 (M) Irreversible health effects of concerns.
5 (H) Life threatening or disabling injury or illness.

Setelah dilakukan penilaian kemudian dipetakan secara semi kuantitatif


dengan parameter sebagai berikut:
H : High Risk : 15 – 25
M : Moderate Risk : 8 - 15
L : Low Risk : 1–7

20
Sehingga dengan begitu dapat kita buat matriks pajanan terhadap efek
kesehatan adalah sebagai berikut:

No. Bahaya Efek pada Efek Paparan Nilai


Potensial Kesehatan
1 Debu lidi  Faringitis 2 3 6 (L)
 Bronchitis 3 3 9 (M)

 Asthma 4 3 12 (M)

 Alergi 5 3 15 (H)
 Iritasi Mata 3 3 9 (M)

Penilaian probability dan likelihood dinyatakan dengan nilai yang sama,


oleh karena itu dapat dinilai berdasarkan parameter kualitatif. Probabilitas
(P) dinyatakan dalam parameter kualitatif seperti berikut:
L (low) = Tidak pernah terjadi
M (medium) = Jarang terjadi
H (high) = Sering terjadi

Selanjutnya penaksiran besar risiko dilakukan dengan menggunakan


matriks penilaian kualitatif yang menggabungkan antara hasil perkalian C
dan E dengan P dan L, seperti di bawah ini:

Probability x Likelihood (P x L)
Risiko
L M H

Consequences H M H H
x M M M H
Exposures
(E x C) L L M M

21
Selanjutnya untuk keseluruhan resiko kesehatan, dapat dibuatkan matriks
hasil penilaian sebagai berikut:
No. Bahaya Efek pada Kesehatan ExC PxL R
Potensial
1 Debu lidi  Faringitis L H M
 Bronchitis M M M
 Asthma M L M
 Alergi H L M

 Iritasi Mata M M M

2. Pajanan Bahaya Ergonomi


a. Identifikasi bahaya potensial ergonomi
Bahaya potensial ergonomi di industri sapu lidi antara lain adalah angkat
angkut, posisi jongkok, gerakan berulang, posisi statis dan penggunaan
tenaga.
b. Bahaya potensial dan efek kesehatan
Efek kesehatan yang mungkin terjadi dari bahaya potensial ergonomi
antara lain:
1. Nyeri Otot
2. Nyeri punggung bawah
3. Terkilir (Sprain)
4. Carpal Tunnel Syndrome
5. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

22
c. Penilaian risiko kesehatan
Secara kualitatif juga dapat diukur dengan menggunakan tabel seperti di
bawah ini

CATEGORY
HAZARD
5 4 3 2 1

ERGONOMICS :
Muscular force - x - - -
Duration of force - x - - -
Lifting - x - - -
Pulling / Pushing - - - - -
Repetition - x - - -
Fixed posture - - x - -
Constrained posture - x - - -
Static Position - - x - -
Twisting action - - x - -
Heavy tools - - x - -
Tools requiring force - x - - -

Qualitative Health Effect Rating


Category Description
1 (L) Reversible effects of little concern or no known or
suspected adverse health effects.
2 (L) Reversible health effects of concerns
3 (L) Severe, reversible health effects of concern.
4 (M) Irreversible health effects of concerns.
5 (H) Life threatening or disabling injury or illness.

Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap pajanan dan efek dengan


indikator kualitatif dan kemudian dipetakan secara semi kuantitatif
dengan parameter sebagai berikut:
H: High Risk : 15 – 25
M: Moderate Risk : 8 - 15
L: Low Risk : 1–7

23
No. Bahaya Potensial Efek pada Kesehatan E P ExP
Ergonomi (R)
1. Kekuatan otot Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Nyeri otot 4 2 8 (M)
2. Durasi kekuatan otot Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Nyeri otot 4 2 8 (M)
3. Mengangkat Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
Hernia Nukleus Pulposus 4 3 12 (M)
4. Gerakan berulang Nyeri otot 4 2 8 (M)
5. Posisi statis Carpal Tunnel Syndrome 3 3 9 (M)
6. Posture janggal Nyeri otot 4 2 8 (M)
Nyeri punggung bawah 4 3 12 (M)
7. Gerakan berputar Nyeri otot 3 2 6 (L)
Nyeri punggung bawah 3 3 9 (M)
8. Penggunaan alat Terkilir (sprain) 3 2 6 (L)
yang berat Nyeri otot 3 2 6 (L)
9. Kekuatan pada alat Nyeri otot 4 2 8 (M)

24
D. Minimalisasi risiko
BAHAYA/HAZARD AKIBAT BAGI KESEHATAN R MINIMALISASI RISIKO SISA RISIKO
Debu lidi Faringitis M Memasang exhaust fan dan kipas. L
Bronchitis M Menyediakan masker bagi pekerja. L
Asthma M Menambah ventilasi udara diruang penyimpanan sapu lidi. L
Alergi M Membersihkan ruangan 3 kali sehari (terjadwal) L
Iritasi Mata M Menyediakan kaca mata pelindung bagi pekerja L
Kekuatan otot Nyeri punggung bawah M Menyediakan alat bantu angkat, menyediakan alat potong L
Nyeri otot M sapu lidi otomatis. L
Durasi kekuatan otot Nyeri punggung bawah M Melakukan peregangan sebelum memulai bekerja L
Nyeri otot M Melakukan “minor break”. Menambah rak atau bangku untuk L
Mengangkat Nyeri punggung bawah M pekerja. L
Hernia Nukleus Pulposus M L
Gerakan berulang Nyeri otot M L
Posisi statis Carpal Tunnel Syndrome M L
Posture janggal Nyeri otot M L
Nyeri punggung bawah M L
Gerakan berputar Nyeri otot L Nil
Nyeri punggung bawah M L
Penggunaan alat yang berat Terkilir (sprain) L Nil
Kekuatan pada alat Nyeri otot L Nil
Nyeri otot M L
Penilaian akhir Risiko keseluruhan L

Secara keseluruhan, dampak dalam ergonomi mempunyai resiko yang


moderate / sedang. Melalui modifikasi tempat kerja, substitusi alat
pemotong dan penambahan rak atau bangku dapat mengurangi dampak
pada otot dan rangka.

25
E. Report dan implementasi
 Menjalankan upaya meminimalkan risiko secara kontinu dan sesuai dengan prinsip-
prinsip pencegahan tersebut diatas.
 Membuat evaluasi untuk laporan dan acuan dalam pengembangan program
pencegahan ini.

25
Bab 5
Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan
Dari wawancara dan pengamatan yang sudah dilakukan di industri sapu lidi “Kharisma”,
maka dapat diambil kesimpulan
1. Penerapan K3 di industri sapu lidi “Kharisma” masih perlu perbaikan
a. Pekerja melakukan perakitan lidi dengan posisi tubuh yang tidak ergonomi.
b. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja merakit sapu lidi

c. Cahaya yang kurang adekuat di tempat bahan baku


d. Ventilasi yang kurang adekuat di tempat bahan baku
e. Belum ada data kesehatan pekerja.
2. Pimpinan usaha sudah menyadari kekurangan pada usahanya ini, dan belum ada
usaha mencoba mengurangi faktor resiko dan bahaya ditempat kerja melalui
3. Pimpinan usaha menanggung biaya pengobatan karyawan di Klinik Garuda Bukit Duri
Jakarta Timur.
4. Dari hasil pengamatan maka perlu dilakukan intervensi berupa pengadaan alat
pelindung diri dan pengendalian teknik di tempat kerja.

26
4.2 Saran
Bagi perusahaan
a. Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja di industri sapu lidi “Kharisma”, seperti
masker, sarung tangan, sepatu, kaca mata
b. Sosialisasi cara kerja yang ergonomi
c. Penyediaan meja potong atau potong khusus sapu lidi
d. Penempelan poster kesehatan dari puskesmas setempat

Bagi pekerja
a. Melaporkan kondisi kesehatan ke atasan, terkait dengan cedera atau penyakit
b. Menerapkan cara kerja yang aman , tanpa “short cut”
c. Apabila disediakan alat pelindung diri dari atasan, dengan segera bisa digunakan
untuk pencegahan cedera.

27
Daftar Pustaka

1. Keberlanjutan melalui perusahaan yang kompetitif dan bertanggung jawab (Score).


Modul 5,/ Internasional Labour Office. Jakarta: ILO, 2013.
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
2. Permenkes no. 70 tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri.
3. Ambar Roestam. Pengantar Manajemen Resiko Kesehatan Kerja. Bahan Kuliah
Magister Kesehatan Kerja. 2019
4. Darmawan, Armaidi. Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. Bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. JMJ, Vol.1-1,
2013;68-83.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 13/MEN/X/2011 TAHUN 2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.

28

Anda mungkin juga menyukai