Oleh :
Afrionaldi Suparman
(NPM: 1806241583)
2. Fasilitas Umum
Home industri keramik Plered menyediakan fasilitas-fasilitas untuk para pekerjanya seperti:
Lapangan parkir
Home industri ini menyediakan lapangan parkir untuk para pekerjanya yang
membawa kendaraan.
Kamar mandi
Disediakan toilet untuk para pekerja.
Masjid
Bagi pekerja yang bergama Islam juga disediakan tempat ibadah yang selalu terjaga
kebersihannya.
3. LAYOUT DAN ALUR PRODUKSI
Persiapan Pembentukan
Quality Pengeringan I
Control
ALUR PRODUKSI
Dekorasi
Finishing
Pengeringan II
Pembakaran
1. Tahap Persiapan Bahan Baku (di tempat lain), dan bahan baku yang sudah
dipersiapkan dikirim ke Plered berupa tanah liat yang sudah diolah terlebih dahulu.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Dilakukan pembentukan keramik dengan berbagai jenis (keramik tradisional, keramik
fungsi, ekspor, dll) dari bahan baku dengan cara:
a. Tanah liat di taruh di meja berputar dan dipukul-pukul sampai hasil yang
diinginkan. Meja diputar dengan menggunakan kaki.
b. Dibentuk model keramik tersebut.
c. Diukur ketinggian dan lebar dari keramik yang dibentuk (harus simetris)
d. Dapat juga digunakan cetakan untuk membentuk pajangan / alat lain seperti asbak
dengan patung badak, dll.
4. Pengeringan pertama setelah proses pembentukkan dengan sinar matahari (di luar)
ataupun dianginkan (di dalam dan ditaruh di atas bambu-bambu yang letaknya tidak
tinggi terhadap lantai) selama kurang lebih 12-16 jam.
5. Dilakukan dekorasi keramik yang sudah dikeringkan, bisa menggunakan cutter untuk
membentuk pola dekorasi ataupun dengan menambahkan tanah liat dengan berbagai
macam bentuk yang sudah berpola.
6. Dilakukan pengeringan kedua dengan sinar matahari ataupun dianginkan kembali.
7. Dilakukan pembakaran dengan suhu 900oC dalam tungku selama 24-36 jam.
8. Dilakukan finishing (mengecat keramik tersebut) dengan cat mobil yang mengandung
benzena dan tiner.
9. Dilakukan quality control. Jika produk tidak baik, maka tidak akan dipasarkan.
Pada kegiatan Plant Survey di UMKM Keramik Tradisional ini, saya pribadi bertugas
melakukan pengamatan pada proses akhir yaitu Proses Finishing.
Bahaya Potensial Akibat Bahaya Risk Rating Minimalisasi Risiko Sisa Risiko
E P R E P R
Bakteri / Virus ISPA 2 D M Pengendalian dilakukan dengan 1 B L
Covid 19 3 C M 2 B L
a. Eliminasi : tidak dapat dieliminasi.
Pneumonia 3 C M 2 B L
b. Substitusi : idak dapat disubstitusi.
c. Rekayasa teknis
Jamur Iritasi kulit 2 C M - Ruang bersekat. 1 B L
Reaksi alergi saluran nafas 2 C M 1 B L
Binatang (kecoa, Insect bite 2 C M d. Kontrol administrasi 1 B L
tikus, kutu serangga Iritasi kulit 2 C M - Sosialisasi hasil pest control dari fasyankes tentang bahaya 1 B L
lain) Penyakit menular akibat serangga 3 B M bilogi yang dapat menimbulkan penyakit 2 B L
dan pengerat - Pengadaan tempat cuci tangan atau cairan desinfektan di
Infeksi saluran cerna 3 C M area kerja 1 B L
- Edukasi pekerja pentingnya kesehatan
Parasit Infeksi 3 C M - Shift pekerja harian. 1 B L
e. Alat Pelindung Diri (APD)
- Pemakaian masker , sarung tangan bila menangani barang
yang kotor
- Pemakaian baju kerja dengan seragam lengan panjang
dan celana panjang
- Pemakaian respirator tipe N untuk mencegah infeksi.
- Pemakaian sepatu safety shoes sehingga melindungi
kaki dari pajanan cairan tubuh dan sebagainya.
Risk
Sisa Risiko
Bahaya Potensial Akibat Bahaya Rating Minimalisasi Risiko
E P R E P R
Pengendalian dilakukan dengan :
Kerja shift Burn out 2 B L 1 B L
a. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
b. Substitusi : tidak dapat dilakukan
c. Rekayasa teknik :
- Tidak ada
Stress a. Kontrol administrasi :
Monoton 2 B L 1 B L
-Pemberian makanan ekstra atau snack di tengah shift
-Program relaksasi dan konseling pekerja
b. APD : tidak ada.
5. USAHA YANG TELAH DILAKUKAN PERUSAHAAN
Secara umum, UMKM Keramik Tradisional masih belum menerapkan beberapa program K3
antara lain sebagai berikut:
● Belum ditetapkan koordinator K3 di dalam struktural UMKM.
● Belum adanya Sosialisasi kebijakan dan program K3 kepada seluruh pekerja.
● Belum melakukan identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya.
● Belum dilakukan pendataan untuk accident/ incident termasuk near miss, serta pemetaan
kejadian berdasarkan area.
● Belum adanya SOP khusus mengenai penanganan akibat kecelakaan zat kimia.
● Belum adanya pelatihan dan Inspeksi K3.
● Belum melakukan drill/ simulasi beberapa situasi darurat (misalnya kebakaran).
● Belum disediakan APD berupa Gloves, Surgical Mask dan sudah patuh memakainya.
● Belum melakukan pengukuran stress kerja pada saat pekerja menjalani full shift dalam
sebulan.
● Belum adanya Medical Check Up untuk karyawan adalah setahun sekali.
● Belum diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai ergonomi yang baik.
● Belum diberikan sosialisasi berkala bahaya kesehatan dan pencegahan nya.
● Kurang nya safety sign dan health bulletin terkait kesehatan.
6. REKOMENDASI
Beberapa rekomendasi yang saya dapat ajukan untuk pekerja di UMKM Plered adalah sbb:
● Diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai prinsip ergonomi dan sosialisasi berkala terhadap
kesehatan.
● Diberikan edukasi dan sosialisasi secara berkala program pencegahan infeksi bagi pekerja.
● Dilakukan program konseling dan relaksasi untuk mengurangi stress akibat kerja bagi
pekerja.