Anda di halaman 1dari 7

Laporan Perorangan Plant Walkthrough Survey

UKMK Keramik Tradisional


Plered Purwakarta

Oleh :

Afrionaldi Suparman
(NPM: 1806241583)

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
April 2021
1. IDENTITAS PERUSAHAAN

● Nama Pemilik : Pak Yusuf


● Alamat Usaha : Babakan Karawang, Desa Anjun, Kec. Plered – Purwakarta
● Tahun Berdiri : 2000, pemilik merupakan generasi keempat dari keluarganya
sebagai pengrajin keramik
● Jumlah Usaha : 10 orang, 4 perempuan dan 6 laki-laki
● Bidang Kegiatan : Membuat kerajinan keramik
● Produk : Keramik Tradisional, Hias dan Fungsi.
Keramik fungsi merupakan produk utamanya.
● Hasil Produksi : Tergantung pesanan, jumlah produksi dilebihkan dari jumlah
pesanan. Rata-rata 2-3 kuintal/ hari/ orang
● Hari kerja : Senin – Kamis dan Sabtu (Libur Jum’at dan Minggu)
● Jam kerja : Pukul 06.00-16.00 WIB
● Shift Kerja : Tidak ada
● Waktu istirahat : Ishoma
● Status Pekerja : Pekerja lepas
● APD :-
● Sampah hasil produksi : Dibakar 1 minggu 2 kali
● Pos UKK : Tidak ada, jika ada yang sakit diobati ke klinik
● Pelatihan Keterampilan dan K3 : -
● Data Kecelakaan/ PAK : -

2. Fasilitas Umum
Home industri keramik Plered menyediakan fasilitas-fasilitas untuk para pekerjanya seperti:
 Lapangan parkir
Home industri ini menyediakan lapangan parkir untuk para pekerjanya yang
membawa kendaraan.
 Kamar mandi
Disediakan toilet untuk para pekerja.
 Masjid
Bagi pekerja yang bergama Islam juga disediakan tempat ibadah yang selalu terjaga
kebersihannya.
3. LAYOUT DAN ALUR PRODUKSI

Persiapan Pembentukan

Quality Pengeringan I
Control
ALUR PRODUKSI
Dekorasi

Finishing

Pengeringan II

Pembakaran

1. Tahap Persiapan Bahan Baku (di tempat lain), dan bahan baku yang sudah
dipersiapkan dikirim ke Plered berupa tanah liat yang sudah diolah terlebih dahulu.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Dilakukan pembentukan keramik dengan berbagai jenis (keramik tradisional, keramik
fungsi, ekspor, dll) dari bahan baku dengan cara:
a. Tanah liat di taruh di meja berputar dan dipukul-pukul sampai hasil yang
diinginkan. Meja diputar dengan menggunakan kaki.
b. Dibentuk model keramik tersebut.
c. Diukur ketinggian dan lebar dari keramik yang dibentuk (harus simetris)
d. Dapat juga digunakan cetakan untuk membentuk pajangan / alat lain seperti asbak
dengan patung badak, dll.
4. Pengeringan pertama setelah proses pembentukkan dengan sinar matahari (di luar)
ataupun dianginkan (di dalam dan ditaruh di atas bambu-bambu yang letaknya tidak
tinggi terhadap lantai) selama kurang lebih 12-16 jam.
5. Dilakukan dekorasi keramik yang sudah dikeringkan, bisa menggunakan cutter untuk
membentuk pola dekorasi ataupun dengan menambahkan tanah liat dengan berbagai
macam bentuk yang sudah berpola.
6. Dilakukan pengeringan kedua dengan sinar matahari ataupun dianginkan kembali.
7. Dilakukan pembakaran dengan suhu 900oC dalam tungku selama 24-36 jam.
8. Dilakukan finishing (mengecat keramik tersebut) dengan cat mobil yang mengandung
benzena dan tiner.
9. Dilakukan quality control. Jika produk tidak baik, maka tidak akan dipasarkan.

4. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA


Dari hasil pengamatan yang saya lakukan pada saat Plant Survey ke tempat UMKM
Keramik Tradisional, berikut adalah potensi bahaya yang dapat ditemukan:
1. Tidak tersedianya APD untuk para pekerja di UMKM ini.
2. Tidak tersedianya kotak P3K yang standart.
3. Tidak terpasangnya safety sign atau himbauan K3 pada area UMKM
4. Tidak adanya pemeriksaan kesehatan berkala.
5. Tidak adanya promosi kesehatan berkala.
6. Tidak disediakannya sistim pembiayaan kesehatan bagi pekerja (contoh: BPJS
Kesehatanan dan Ketenagakerjaan).

Pada kegiatan Plant Survey di UMKM Keramik Tradisional ini, saya pribadi bertugas
melakukan pengamatan pada proses akhir yaitu Proses Finishing.

Proses Bahaya Potensial Gangguan Kecelakaan


operasional kesehatan yang yang mungkin
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial mungkin terjadi terjadi
Finishing Keramik Fungsi

Memindahk Debu - - Angkat - LBP, MSDs Terjatuh,


an keramik angkut Terpeleset
yang sudah yang tidak
dingin ke baik
lapangan
terbuka
Pemolesan Debu, Mikroorga Zat kimia Bau tidak Pekerjaan Infeksi penyakit, Terkilir, zat
zat kimia panas nisme untuk sedap, monoton, penyakit dari kimia terhirup,
matahari, patogen, proses kurangnya posisi yang vektor, paparan tertelan atau
kehujanan vektor finishing APD tidak zat kimia, MSDs terkena mata/
pembawa ergonomi kulit
penyakit
dari sungai
yang tepat
disebelah
proses
finishing

4. HEALTH AND SAFETY RISK ASSESSMENT


4.1 Safety Risk Assessment
Bahaya Potensial Akibat Bahaya Risk Minimalisasi Risiko Sisa
Rating Risiko
E P R E P R
Terjatuh Memar 2 C M Pengendalian dilakukan dengan : 2 B L
Luka 3 B M a. Eliminasi : tidak dapat dieliminasi. 2 A L
Fraktur 4 B L b. Substitusi : tidak dapat disubstitusi. 3 A L
c. Rekayasa teknik:
- Dibuatkan alur aman memindahkan keramik
d. Kontrol administrasi
- Dibuatkan pegangan saat menuruni tempat curam
- Edukasi bahaya atau safety training salah satunya untuk tidak
bekerja terburu – buru dan mengangkat sesuai dengan kemampuan
e. Alat Pelindung Diri (APD)
- Pekerja wajib menggunakan masker, safety shoes, gloves
Zat Kimia terhirup, Bahaya toksik 3 E H Pengendalian dilakukan dengan : 3 C M
tertelan, kena f. Eliminasi : tidak dapat dieliminasi.
mata/ kulit g. Substitusi : tidak dapat disubstitusi.
h. Rekayasa teknik:
- Membuat ruang khusus penyemprotan cairan Propan
- Membuat posisi pekerja dalam posisi duduk sejajar dengan
keramik
i. Kontrol administrasi
- Edukasi bahaya atau safety training salah satunya untuk bahaya zat
kimia
j. Alat Pelindung Diri (APD)
- Pekerja wajib menggunakan masker/ respiratoar, safety shoes,
gloves, face shield, baju dan celana panjang

4.2 Job Risk Assessment Faktor Biologi


Bahaya faktor biologi akibat bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya di proses IPAL :

Bahaya Potensial Akibat Bahaya Risk Rating Minimalisasi Risiko Sisa Risiko
E P R E P R
Bakteri / Virus ISPA 2 D M Pengendalian dilakukan dengan 1 B L
Covid 19 3 C M 2 B L
a. Eliminasi : tidak dapat dieliminasi.
Pneumonia 3 C M 2 B L
b. Substitusi : idak dapat disubstitusi.
c. Rekayasa teknis
Jamur Iritasi kulit 2 C M - Ruang bersekat. 1 B L
Reaksi alergi saluran nafas 2 C M 1 B L
Binatang (kecoa, Insect bite 2 C M d. Kontrol administrasi 1 B L
tikus, kutu serangga Iritasi kulit 2 C M - Sosialisasi hasil pest control dari fasyankes tentang bahaya 1 B L
lain) Penyakit menular akibat serangga 3 B M bilogi yang dapat menimbulkan penyakit 2 B L
dan pengerat - Pengadaan tempat cuci tangan atau cairan desinfektan di
Infeksi saluran cerna 3 C M area kerja 1 B L
- Edukasi pekerja pentingnya kesehatan
Parasit Infeksi 3 C M - Shift pekerja harian. 1 B L
e. Alat Pelindung Diri (APD)
- Pemakaian masker , sarung tangan bila menangani barang
yang kotor
- Pemakaian baju kerja dengan seragam lengan panjang
dan celana panjang
- Pemakaian respirator tipe N untuk mencegah infeksi.
- Pemakaian sepatu safety shoes sehingga melindungi
kaki dari pajanan cairan tubuh dan sebagainya.

4.3 Job Risk Assessment Faktor Ergonomi


Bahaya faktor ergonomi di proses IPAL:

Bahaya Potensial Akibat Bahaya Risk Rating Minimalisasi Risiko Sisa


Risiko
E P R E P R
Manual handling LBP 3 C M Pengendalian dilakukan dengan 2 B L
HNP 4 B M a. Eliminasi : tidak dapat dieliminasi. 3 A L
Awkward posture LBP 3 D M b. Substitusi : tidak dapat disubstitusi. 2 B L
Myalgia 2 C M c. Rekayasa teknis: 1 B L
- Hand rails saat menuruni tempat curam
Forceful excertion LBP 3 D M 2 B L
d. Kontrol administrasi
Myalgia 2 C M 1 B L
- Melakukan stretching setiap 2 jam sekali selama 15
HNP 4 B M 3 A L
menit.
Repetitive Carpal tunnel syndrome 4 C H - Edukasi ergonomi (bahaya dan dan cara pencegahannya). 2 B L
movement Myalgia 2 C M e. Alat Pelindung Diri (APD) : Tidak diperlukan alat 1 B L
Static position LBP 3 C M pelindung diri untuk mengurangi bahaya potensial dari 2 B L
Myalgia 2 C M ergonomic. 1 B L

4.4 Job Risk Assessment Faktor Psikososial

Risk
Sisa Risiko
Bahaya Potensial Akibat Bahaya Rating Minimalisasi Risiko
E P R E P R
Pengendalian dilakukan dengan :
Kerja shift Burn out 2 B L 1 B L
a. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
b. Substitusi : tidak dapat dilakukan
c. Rekayasa teknik :
- Tidak ada
Stress a. Kontrol administrasi :
Monoton 2 B L 1 B L
-Pemberian makanan ekstra atau snack di tengah shift
-Program relaksasi dan konseling pekerja
b. APD : tidak ada.
5. USAHA YANG TELAH DILAKUKAN PERUSAHAAN

Secara umum, UMKM Keramik Tradisional masih belum menerapkan beberapa program K3
antara lain sebagai berikut:
● Belum ditetapkan koordinator K3 di dalam struktural UMKM.
● Belum adanya Sosialisasi kebijakan dan program K3 kepada seluruh pekerja.
● Belum melakukan identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya.
● Belum dilakukan pendataan untuk accident/ incident termasuk near miss, serta pemetaan
kejadian berdasarkan area.
● Belum adanya SOP khusus mengenai penanganan akibat kecelakaan zat kimia.
● Belum adanya pelatihan dan Inspeksi K3.
● Belum melakukan drill/ simulasi beberapa situasi darurat (misalnya kebakaran).
● Belum disediakan APD berupa Gloves, Surgical Mask dan sudah patuh memakainya.
● Belum melakukan pengukuran stress kerja pada saat pekerja menjalani full shift dalam
sebulan.
● Belum adanya Medical Check Up untuk karyawan adalah setahun sekali.
● Belum diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai ergonomi yang baik.
● Belum diberikan sosialisasi berkala bahaya kesehatan dan pencegahan nya.
● Kurang nya safety sign dan health bulletin terkait kesehatan.

6. REKOMENDASI

Beberapa rekomendasi yang saya dapat ajukan untuk pekerja di UMKM Plered adalah sbb:

● Diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai prinsip ergonomi dan sosialisasi berkala terhadap
kesehatan.
● Diberikan edukasi dan sosialisasi secara berkala program pencegahan infeksi bagi pekerja.

● Dilakukan program konseling dan relaksasi untuk mengurangi stress akibat kerja bagi
pekerja.

Anda mungkin juga menyukai