Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH

PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PADA INDUSTRI PEMBUATAN BATAKO

Dosen Pengampu : Asih Puji Utami, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :

Aprilia Dwi Intan Maeri (2010505004)

Vebrita Arya Cantika (2010505006)

Aditya Warman (2010505015)

PRODI D3 RADIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA


2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Project 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Yogyakarta, 19 Juni 2022


3

DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi3
BAB I Pendahuluan 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah5
Tujuan 5
BAB II Isi 6
Gambaran Umum Industri 6
Proses Produksi 6
Potensi Bahaya 7
Analisa Hazard Control 8
Rekomendasi 9

BAB III Penutup 10


Kesimpulan 10

Daftar Pustaka11
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh seluruh


pegawai haruslah berorientasi meminimalkan kecelakaan kerja. Menurut Wirawan
(2015:543) mengemukakan bahwa “Keselamatan kerja adalah kondisi dimana para
pekerja selamat, tidak mengalami kecelakaan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. Sedangkan menurut Anwar
Batako merupakan bahan/material bangunan yang paling banyak digunakan
khususnya di Indonesia. Sebenarnya batako termasuk dalam jenis beton. Hanya saja
masyarakat Indonesia lebih familiar dengan sebutan batako. Pengunaan beton sebagai
material bangunan saat ini sudah sangat umum dan telah dibuktikan oleh waktu
sebagai bahan dinding yang tahan gempa. Beton dapat diproduksi dengan tangan dan
mesin. Penggunaan khusus beton ditentukan oleh ukuran dan mutunya. Salah satu
jenis beton yang cukup familiar dikalangan masyarakat adalah batako.
Batako adalah campuran antara semen, agregat, dan air dengan atau tanpa
bahan tambahan. Batako yang dihasilkan oleh industri kecil padau mumnya adalah
batako padat. Batako tersebut dilihat secara langsung menunjukkan kualitas yang
cukup baik dengan permukaan yang mulus.Batako mempunyai sifat-sifat panas dan
ketebalan total yang lebih baik daripada beton padat. Jika dibandingkan dengan batu
bata, batako memiliki keuntungan tertentu seperti, beratnya hanya 1/3 dari batu bata
untuk jumlahyang sama. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat
untuksemua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Dinding yangdibuat
dari batako mempunyai keunggulan dalam hal meredam panas dansuara. Semakin
banyak produksi beton semakin ramah lingkungan dari pada produksi bata tanah liat
karena tidak harus dibakar.
Pencetak batako menghadapi bahaya pada setiap tahap pekerjaannya. Risiko
terjatuh, terpeleset, tersandung, dan tenggelam dapat terjadi. Bahaya tersebut dapat
terjadi jika pekerja sedang mengalami kelelahan sehingga kehilangan konsentrasi dan
keseimbangan dan akhirnya terjadi kecelakaan kerja. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka perlu adanya identifikasi dan penilaian risiko kerja pada pekerja
industry batako.
5

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana gambaran umum dari industri ?

1.2.2 Bagaimana proses produksi pembuatan batako ?

1.2.3 Apa saja potensi bahaya dan resiko dalam produksi pembuatan batako ?

1.2.4 Bagaimana analisa hazard controlnya ?

1.2.5 Bagaimana rekomendasinya saran/tindak lanjutannya dari segi Kesehatan Dan


Keselamatan Kerja (K3) ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Dapat memahami gambaran umum dari industry.

1.3.2 Dapat mengetahui proses produksi pembuatan batako.

1.3.3 Dapat mengetahu potensi bahaya dari produksi pembuatan batako.

1.3.4 Dapat menganalisa hazard controlnya.

1.3.5 Dapat mengetahui rekomendasi/tindak lanjutannya.


6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Industri


Usaha pembuatan Batako yang dikunjungi berlokasi di Betokan,
RT.03/RW.32, Jetis, Tirtoadi, Kec Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pembuatan sampai pengiriman Batako dilakukan di pekarangan rumah
yang sering juga digunakan untuk aktivitas orang sekitar dan anak-anak bermain .
Usaha ini memiliki 2 orang pekerja yang membuat Batako. Pembuatan Batako
dilakukan dari pagi hingga sore. Dalam proses produksi, pekerja tidak menggunakan
alat APD apapun sehingga sangat rawan bagi pekerja terkena kecelakaan akibat kerja.
Kemudian Batako akan dikirim ke toko-toko bagunan atau tempat pembeli
menggunakan mobil pick up.
2.2 Proses Produksi
2.2.1Penyaringan Pasir
Proses pertama adalah penyaringan pasir. Untuk membuat batako diperlukan
pasir yang halus. Proses penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan batu-
batu yang tercampur dengan pasir.
2.2.2Pencampuran
Setelah pasir dipisahkan dari batu-batu selanjutnya adalah proses
pencampuran. Bahan yang digunakan adalah pasir, semen, dan air. Bahan
tersebut kemudian diaduk dengan sekop sampai tercampur rata.
7

2.2.3Pencetakan dan penjemuran


Setelah bahan tercampur rata, kemudian dimasukan ke dalam cetakan batako
dan dipadatkan menggunakan linggis. Setelah itu batako dilepaskan dari
cetakan lalu dijemur sampai kering.

2.2.4Pengiriman
Setelah kering batako siap dikirim ke toko-toko bangunan. Proses pengiriman
menggunakan mobil pick up.
2.3 Potensi Bahaya
Potensi Bahaya
NO Proses Hazard Resiko

Dalam proses penyaringan pasir,


1 Proses Penyaringan Chemical Hazards
debu dapat bertebaran dan terhirup.

2 Proses Pencampuran Ergonomic Hazard Proses pencampuran dilakukan


dengan proses manual, pekerja terlalu
sering membungkuk sehingga dapat
menimbulkan resiko cedera.
3 Proses Pencetakan Physical Hazards Proses pencetakan menggunakan alat
dan Penjemuran seperti linggis untuk memadatkan
pasir yang dapat mengakibatkan kaki
pekerja cedera.
4 Proses Pengiriman  Ergonomic Mengangkat batako yang berat dapat
Hazard menimbulkan cedera.
8

 Mechanical Proses pengiriman menggunakan


Hazard mobil pick up di pekarangan rumah
yang sering dilewati masyarakat dan
anak-anak sehingga dapat
mengakibatkan kecelakaan.
2.4 Analisa Hazards Control
2.4.1 Eliminasi
Eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk mengeliminir atau
menghilangkan suatu bahaya. Dalam pembuatan proses pembuatan batako
sebagian pekerjaan adalah mengangkat benda berat seperti pasir, semen dan
batako. Mengangkat beban berat dalam jangka waktu yang lama dapt
menyebabkan penyakit LBP (Lower Back Pain), patah tulang dan lain-lain.
Hal yang dapat dilakukan adalah mengetahui dan memperbaiki postur saat
mengangkat beban berat.

2.4.2 Subsitusi
Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian
suatu alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak
memiliki bahaya.
Linggis yang digunakan untuk memadatkan campuran pasir dan semen bisa
diganti agar tidak melukai kaki pekerja. Linggis bisa diganti dengan alat press
paving block, meskipun harga lebih mahal tetapi fungsi dan manfaat dari
mesin tersebut dapat membantu para pekerja dalam menjaga keamanan,
keselamatan, dan lebih efisien dalam bekerja.
2.4.3 Kontrol Teknik
9

Buat perubahan struktural pada lingkungan kerja, sistem kerja, peralatan atau
peralatan untuk membuat lebih aman.
a. Dalam proses pembuatan dan pengiriman dibuatkan tempat tersendiri.
Usaha ini berada di pekarangan rumah bila memungkinkan buat tempat
tersendiri agar warga sekitar atau anak-anak terhindar dari bahaya.
b. Merapihkan tempat kerja
2.4.4 Kontrol administrasi
Tetapkan Prosedur administratif yang sesuai misalnya kebijakan, pedoman,
SOP, daftar, izin kerja, papan nama, rotasi pekerjaan, waktu kerja,
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan rumah, pelatihan, supervisi untuk
kepatuhan dengan standar yang ditetapkan.
a. Dilakukan pembersihan tempat kerja.
b. Istirahat yang cukup bagi pekerja.
2.4.5 Personal Protective Equipment (APD)
Sediakan APD dan atau pakaian pelindung yang dipasang dengan benar dan
dirawat dengan baik dan training dalam penggunaannya.
a. Masker, mencegah hidung menghirup dedu atau pasir yang berterbangan.
b. Sepatu bot, melindungi kaki dari tertusuk benda tajam.
c. Safety Gloves (Sarung tangan), melindungi tangan dari pasir atau zat
kimia dari semen.
d. Safety google (Kacamata), melindungi mata dari bedu dan pasir.
2.5 Rekomendasi
Untuk mencegah atau mengurangi human error yang tidak disengaja. Saran atau
tindak lanjut yang didapat yaitu agar pekerja lebih berhati-hati dan fokus dalam
bekerja. Para pekerja wajib menggunakan APD yang digunakan untuk melindungi diri
dari ancaman-ancaman serta kecelakaan kerja. Contoh APD yang harus dipakai yaitu
masker, safety shoes, safety gloves, safety google, dll. Selain itu dibutuhkan juga
label (tanda/symbol) hati-hati karena proses pickup yang masih berada dipekarangan
rumah yang sering dilewati masyarakat dan anak-anak.
10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan batako, melalui beberapa proses produksi antara lain;penyaringan
pasir, pencampuran, pencetakan dan penjemuran serta pengiriman. Adapun potensi
bahaya dalam produksi batako ini yaitu dalam proses penyaringan pasir, debu dapat
bertebaran dan terhirup, kemudian ada beberapa proses produksi yang dapat
menyebabkan para pekerja mengalami cedera. Untuk itu, para pekerja harus
menggunakan APD yang baik seperti masker, safety gloves, safety google, dan
sepatu.
11

DAFTAR PUSTAKA
Nugraha.H & Yulia.L,2019,"Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja pada Pegawai PT. Kereta
Api Indonesia (Persero)", Vol. 10, No. 2, Hal.93-102
Ihya H.N, Ratna. S, & Muhammad A. M, 2018' Penilaian Resiko Kerja Pada Pekerja
Pencetak Batu Bata Di Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabu Kabupaten
Banjar' Vol 13,No. 2, Hal 167-172

Anda mungkin juga menyukai