Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

K3 PADA PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG DI KOTA KUPANG

Oleh :

Kelompok 2 :
1. Dwika Putri Rosman (2023716135)
2. Elvis Nara Hida (2023716136)
3. Fenansius De Postel(2023716137)
4. Fredley Dapakuri(2023716138)
5. Hadija Rao(2023716139)

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sampai saat
ini,kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah K3 Konstruksi tepat pada waktunya.Kami
mengucapkan terimakasih atas dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan makalah, baik secari moril maupun materi.Harapan kami adalah agar nantinya
makalah ini dapat menambah wawasan,pengetahuan,serta pengalaman bagi para pembaca.
Kami juga menyadari dalam penyajian laporan ini,masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karenanya,kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah
dari pembaca sekalian sangat saya hargai,khusunya kepada Bapak dosen serta teman-teman saya
juga guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.

Kupang, 12 Juni 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II.......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3
2.1 Landasan Teori.............................................................................................................3
2.2 Pengertian pekerjaan struktur bekisting.........................................................................4
2.3 Jenis-jenis kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan Bekisting dan identifikasi
bahayanya............................................................................................................................... 4
2.4 Antisipasi/pengendalian risiko dari kecelakaan/bahaya teridentifikasi...........................5
BAB III......................................................................................................................................... 8
PENUTUP................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringnya terjadi kecelakaan kerja dalam dunia konstruksi terutama dalam
konstruksi gedung membuat keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang perlu
diperhatikan. Terjadinya kecelakaan kerja akan menjadikan masalah besar bagi suatu
proyek konstruksi dan tentunya akan merugikan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Di
Provinsi Nusa Tenggara Timur kecelakaan kerja yang terjadi dalam lima tahun terakhir
berfluktuasi. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT,
kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2009 adalah sebanyak 112 kasus, tahun
2010 sebanyak 17 kasus, tahun 2011 sebanyak 23 kasus, tahun 2012 sebanyak 10 kasus,
dan pada tahun 2013 terdapat 52 kasus kecelakaan kerja, (Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi NTT, 2014).
Kasus kecelakaan kerja di Provinsi NTT tersebut terjadi pada berbagai proyek-
proyek.Proyek tersebut bisa berupa proyek konstruksi gedung. Pada konstruksi gedung
sendiri kecelakaan kerja yang terjadi perlu diperhatikan karena pekerjaan pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan gedung merupakan pekerjaan dengan tingkat
kompleksitas dan resiko yang cukup tinggi.
Pada makalah ini , kami akan membahas apa saja kecelakaan dan bagaimana cara
mengantisipasinya terutama pada pekerjaan struktur bangunan yaitu bekisting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengidentifikasi kecelakaan kerja yang sering terjadi pada saat pelaksanaan
konstruksi
2. Mengetahui antisipasi/penanggulangan jika terjadinya kecelakaan kerja pada
saat pelaksanaan konstruksi

1
1.3 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis kecelakaan atau bahaya yang terjadi pada
pekerjaan konstruksi bekisting
2. Mengetahui jenis antisipasi atau pengendalian risiko pada suatu jenis pekerjaan
konstruksi bekisting

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
 Definisi K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
Tujuan SMK3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara konsisten
untuk:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang


terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi
2. Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk mendorong
produktifitas
 Peraturan K3 di Indonesia
1. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
2. - Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
3. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
5. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi
6. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
7. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
8. Permen PUPR02-2018.

3
2.2 Pengertian pekerjaan struktur bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang berfungsi sebagai cetakan atau
pembentuk dari bangun beton bertulang yang dikehendaki. Dari definisi di atas,
sebenarnya sudah cukup jelas untuk memut fungsi dari bekisting. Namun, berikut ini
kami berikan beberapa fungsi bekisting untuk sebuah proyek konstruksi :

1. Menentukan bentuk konstruksi beton


2. Mampu menyerap dengan baik beban yang ditimbulkan oleh spesi-beton yang belum
mengeras
3. Mempermudah struktur beton agar dapat dibongkar pasang dengan cara yang sederhana. 

Ambruknya sebuah konstruksi bekisting dapat merupakan sebuah malapetaka. Sebagian


besar merupakan kesalahan dan kelalaian manusia sendiri. Kecelakaan-kecelakaan
demikian sukar dihindarkan
Pengendalian bahaya dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya, hasil dari
identifikasi bahaya merupakan bahan masukan untuk mengetahui dan menilai risiko
bahaya tersebut kemudian tindakan selanjutnya adalah pengelolaan risiko yaitu dengan
memilih alternatif yang mungkin dapat diambil, antara lain penggantian bahan atau
proses, mendesain ulang peralatan sampai penggunaan peralatan perlindungan diri.

2.3 Jenis-jenis kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan Bekisting dan identifikasi
bahayanya
1. Bekisting jebol
= Kebanyakan disebabkan oleh material bekisting yang tidak kuat,bekisting tidak
mampu menopang beban,serta pemasangan bekisting yang tidak teliti.
2. Jatuh dari scaffolding platform

= Disebabkan karena para pekerja yang harus bekerja di ujung bangunan tidak
menggunakan alat pengaman seperti sabuk pengaman serta tidak adanya pagar
pengaman sehingga membuat pekerja jatuh dari ketinggian

4
3. Terbentur benda jatuh
= Disebabkan angin yang kencang menganggu proses pekerjaan dan menganggu
tower crane pada saat mengangkut bahan dan material, tower crane bisa goyang
dan menimpa pekerja.Selain itu,sling tower crane putus karena kelebihan muatan
material dapat menimpa pekerja yang berada dibawahnya
4. Tersengat listrik
= Biasanya disebabkan saat pemasangan scaffolding
5. Terperosok/terpeleset
= Biasanya disebabkan oleh scaffolding tidak mampu menahan beban
pekerja.Selain itu, pekerja biasanya terpeleset ke bawah waktu berada di atas
bekisting saat pemasangan dan pelepasan bekisting pada tower crane
6. Terpotong/tergores
= Disebabkan tergores sling tower crane pada saat melepas angkutan
begisting.Selain itu, Paku dan kawat yang digunakan untuk menguatkan begisting
dengan kerangka tulangan apabila tidak dirapikan dan dipasang dengan benar
dapat melukai pekerja
7. Kaki tertimpa benda
= Biasanya karena pada saat pemasangan atau pembongkaran bekisting, alat-alat
yang digunakan saat pelepasan atau pemasangan tidak dijaga sehingga dapat
mengenai para pekerja yang berada dibawahnya
8. Kepala terbentur
=Kebanyakan disebabkan kelalaian pekerja dalam menggunakan APD seperti
helm pelindung.Selain itu,faktor dari luar seperti jatuhnya benda dari ketinggian
dapat menimbulkan kecelakaan seperti ini.

2.4 Antisipasi/pengendalian risiko dari kecelakaan/bahaya teridentifikasi


A. Pencegahan Kecelakaan karena alat pengangkutan dan lalu lintas
Pengaturan lalu lintas kendaraan, orang, barang dan peralatan harus mendapat
perhatian
dan pengawasan secara teratur.Penempatan barang, material dan peralatan di
dalam

5
gedung harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu dan
membahayakan
pekerja dan penghuni pada saat pengangkutan dan pemindahannya.
Ketentuan dan persyaratan pengangkutan dan pemindahan barang, material dan
peralatan
antara lain sebagai berikut:
1) Alat harus dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
2) Data dan informasi alat harus lengkap.
3) Perlengkapan tambahan harus ada dan berfungsi dengan baik.
4) Prosedur dan cara penggunaan alat harus benar.
5) Penempatan alat dan material harus baik dan teratur.
6) Disiplin dan keahlian pekerja harus tinggi.
7) Pengamanan dalam pengangkutan dan lalulintas harus baik.
8) Cara pengangkutan material/barang harus benar.
9) Beban/muatan tidak melebihi kapasitas alat pengangkutan.
10) Tanda lalu lintas dan pengaman lainnya harus lengkap.

B. Pencegahan Kecelakaan karena kejatuhan benda


Pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh benda-benda jatuh dan bagian
bangunan
yang rubuh antara lain sebagai berikut :
1) Perlu dipasang jaring atau jala pengaman di area bawah.
2) Harus dipasang tanda “Hati-hati, ada pekerjaan di atas”.
3) Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah.
4) Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan harus pada tempatnya.
5) Pemasangan material/peralatan harus baik dan pada tempatnya.
6) Cara mengangkat material/peralatan ke atas harus benar.
7) Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan.
8) Pekerja harus mengenakan topi pelindung/safety helemt.
C. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras
Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :

6
1) Jalan kerja dan tempat injakan kaki harus tetap bersih, cukup terang dan tidak
licin.
2) Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang benar.
3) Pekerja harus tetap hati-hati, teliti dan disiplin.
4) Jangan menggunakan alat kerja sembarangan dan bukan semestinya.
D. Pencegahan kecelakaan karena jatuh dari ketinggian
Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :
1) Pastikan scaffolding atau gondola layak pakai dan beban tidak melebihi
kapasitas.
2) Injakan kaki harus kuat, bersih dan berlapis serta cukup lebar untuk posisi
pekerja.
3) Pekerja harus menggunakan semua alat pengaman dan penyelamatan antara
lain
safety belt, safety rope and safety helmet.
E. Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan
Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :
1) Aliran listrik harus ditangani oleh pekerja yang ahli.
2) Pemeliharaan dan perbaikan kabel dan panel harus dilakukan secara kontinyu.
3) Pekerja harus teliti, hati-hati dan waspada serta mengamankan aliran listrik
sebelum bekerja.
4) Pekerja dilarang merokok selama bekerja dan membuang api sekecil apapun di
tempat bahan-bahan yang mudah terbakar.
5) Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber api
dan diberi tanda dilarang merokok.
6) Tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah meledak harus dingin dan
tertutup rapat.
7) Pengamanan terhadap peralatan dan bahan material yang dapat meledak harus
sangat hati-hati dan teliti.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan,penyebab yang umum atau paling sering menimbulkan kecelakaan
diantaranya adalah struktur yang tidak stabil, kurang konsentrasi,tidak menggunakan
APD dengan baik, tidak ada jaring pengaman, tidak adanya peringatan, kurangnya
APD, lokasi kerja tidak teratur, serta peralatan kerja yang berserakan.Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa cara perusahaan dalam memberikan
prioritas solusi pencegahan untuk setiap jenis kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/keras.
a. Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang benar.
b. Pekerja harus tetap hati-hati, teliti dan disiplin.
2. Kecelakaan karena kejatuhan benda.
a. Harus dipasang tanda “Hati-hati, ada pekerjaan di atas”.
b. Perlu dipasang jaring atau jala pengaman di area bawah.
c. Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah.
d. Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan harus pada tempatnya.
e. Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan.
f. Pemasangan material/peralatan harus baik dan pada tempatnya.
g. Cara mengangkat material/peralatan ke atas harus benar

3.2 Saran
K3 harus dilaksanakan dan dibudidayakan sepenuhnya oleh para pekerja dan
pihak proyek perusahaan. Manajemen risiko K3 harus manjamin adanya tindakan
perbaikan kinerja dan budaya keselamatan secara berkesinambungan sehingga
target zero accident dapat tercapai. Selain itu juga harus diberlakukan sistem
reward and punishment yang efektif untuk sistem manajemen risiko K3.

8
DAFTAR PUSTAKA
 https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/342/sistem-manajemen-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3-konstruksi-bagian-
1#:~:text=Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja
%20Konstruksi,akibat%20kerja%20pada%20pekerjaan
%20konstruksi.
 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/viewFile/
11915/11504
 https://media.neliti.com/media/publications/143236-ID-solusi-
pencegahan-kecelakaan-kerja-dalam.pdf

Anda mungkin juga menyukai