Disusun oleh :
Bintang Rezki Andesya Putra
2021210025
Dosen Pengampu :
Arman A, S.ST., MT
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
dengan judul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi pada mata kuliah
Pengantar Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini guna untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengantar Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi yang
diampu oleh Bapak Arman A, S.ST., M.T.
Padang, 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Pemerintah Republik
Indonesia, 2012). Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting bagi
produktivitas dan peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya
manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih
produktivitas yang baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja
tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi prima.
Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat (Pemerintah Republik Indonesia, 2012). Pekerja
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain (Pemerintah Republik Indonesia, 2012).
1
7. Apa saja tantangan dan hambatan dalam penerapan K3 dan RKK konstruksi
dan bagaiamana cara mengatasi tantangan tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Peraturan
Konstruksi K3 dan RKK diatur dalam beberapa aturan peraturan dan
regulasi, seperti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, Peraturan
Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2014, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Dengan menerapkan K3 dan RKK,
perusahaan konstruksi dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan
tersebut.
4. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Penerapan K3 dan RKK dapat membantu meningkatkan reputasi
perusahaan konstruksi di mata karyawan, mitra bisnis, dan
masyarakat. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan
citra perusahaan, serta membuka peluang bisnis yang lebih luas di masa
depan.
5. Meningkatkan Keberlanjutan
Dengan penerapan K3 dan RKK, perusahaan konstruksi dapat
memastikan keinginan proyek konstruksi dan meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat
membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan
bagi generasi mendatang.
Dengan memperhatikan pentingnya penerapan K3 dan RKK dalam
konstruksi, perusahaan konstruksi dapat menciptakan lingkungan kerja yang
aman, sehat, dan produktif bagi para pekerja, serta memastikan keinginan
proyek konstruksi dan meningkatkan reputasi perusahaan.
4
1. Berguna untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan berbagai
risiko kecelakaan, kebakaran, bahkan hingga peledakan.
2. Memberikan petunjuk atau kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri
sewaktu terjadi keadaan darurat.
3. Mampu memberikan sebuah pertolongan dan sebagai alat perlindungan
saat terjadi sebuah kecelakaan atau keadaan darurat lainnya.
4. Mengendalikan sebuah penyebarluasan suhu, debu, kotoran, angin,
suara, getaran, dan masih banyak faktor atau benda lainnya.
5. Mampu mengendalikan timbulnya sebuah penyakit akibat kerja, entah
fisik hingga psikis.
6. Dapat digunakan sebagai penyelenggara penyegaran udara, suhu, dan
kelembaban.
7. Mampu memperoleh sebuah penerangan yang sangat cukup saat
keadaan darurat.
8. Berguna untuk mengamankan dan memberikan kelancaran untuk proses
evakuasi keadaan darurat, bahkan dapat digunakan untuk memelihara
bangunan.
9. Mendapatkan sebuah keserasian antara pekerja dengan lingkungannya
dan memelihara kebersihan yang ada.
10. Dapat menyesuaikan dan menyempurnakan berbagai pengaman kerja.
5
3. Pencegahan Kecelakaan : Melakukan upaya pencegahan agar
pekerja tidak mengalami kecelakaan atau penyakit akibat kerja,
seperti memberikan alat perlindungan yang sesuai dan mengikuti
pelatihan K3.
6
2.3 Elemen yang Terdapat dalam RKK
Rencana Keselamatan Konstruksi ( RKK ) adalah dokumen telaah
tentang Keselamatan Konstruksi yang memuat elemen SMKK yang merupakan
satu kesatuan dengan dokumen Kontrak.
1. Bahaya Fisik : Bahaya fisik adalah bahaya yang dapat menyebabkan cedera
atau kerusakan fisik pada tubuh pekerja. Contohnya adalah jatuh dari
ketinggian, tertimpa benda berat, terkena ledakan, terkena listrik, dan
terjepit mesin.
2. Bahaya Kimia : Bahaya kimia adalah bahaya yang dapat menyebabkan
keracunan atau iritasi pada tubuh pekerja akibat paparan bahan kimia
berbahaya. Contohnya adalah paparan asap, gas beracun, bahan kimia
korosif, dan bahan kimia yang mudah terbakar.
3. Bahaya Biologis : Bahaya biologis adalah bahaya yang dapat menyebabkan
infeksi atau penyakit pada tubuh pekerja akibat paparan mikroorganisme
berbahaya. Contohnya adalah paparan virus, bakteri, jamur, dan parasit.
4. Bahaya Ergonomi : Bahaya ergonomi adalah bahaya yang dapat
menyebabkan cedera atau kerusakan pada tubuh pekerja akibat posisi kerja
7
yang tidak ergonomis. Contohnya adalah posisi duduk atau berdiri yang
tidak nyaman, gerakan yang berulang-ulang, dan pengangkatan beban yang
berat.
5. Bahaya Psikososial : Bahaya psikososial adalah bahaya yang dapat
menyebabkan stres atau gangguan mental pada tubuh pekerja akibat
tekanan kerja yang berlebihan atau lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Contohnya adalah tekanan kerja yang tinggi, pelecehan verbal atau fisik,
dan diskriminasi.
8
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : Para pekerja di sektor konstruksi
harus menggunakan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan risiko yang
ada di lingkungan kerja
2. Pelatihan dan Pendidikan : Para pekerja di sektor konstruksi harus dibor dan
diberikan pendidikan terkait K3 dan RKK, termasuk cara mengidentifikasi
bahaya dan risiko, serta cara mengendalikannya
3. Pengawasan dan Inspeksi : Para pengawas dan inspektur harus melakukan
pengawasan dan inspeksi secara berkala terhadap kondisi lingkungan kerja
konstruksi, serta memberikan masukan terkait perencanaan, koordinasi, dan
lingkungan kerja
4. Partisipasi Pekerja : Para pekerja harus dilibatkan dalam upaya pencegahan
kecelakaan konstruksi, termasuk dalam melakukan identifikasi potensi
bahaya yang ada
9
Kerja Bidang Konstruksi APD terdiri dari berbagai komponen untuk melindungi
bagian tubuh yang berbeda, seperti Alat Pelindung Kepala, Alat Pelindung Mata,
Alat Pelindung Telinga, Alat Pelindung Pernafasan, Alat Pelindung Tangan,
Pakaian Pelindung, dan Alat Pelindung Kaki. Ilustrasi lengkap dapat dilihat dari
Gambar 1.
10
Gambar 2 : Alat Pelindung Kepala (ahmad suparjo 2017)
2. Alat Pelindung Mata dan Wajah
Alat pelindung mata dan wajah diperlukan oleh setiap orang pada proyek
konstruksi untuk melindungi dari lemparan benda kecil, pengaruh cahaya,
pengaruh radiasi tertentu dan percikan cairan. Contoh alat pelindung mata
adalah google, dan kacamata (Gambar 3 a dan b). Sedangkan, contoh alat
pelindung wajah adalah visor, masker full face, topeng las (Gambar 3 c dan
d).
Gambar 3: (a) Kacamata (b) Googles (c) Masker Fullface (d) Topeng Las
(Febrian 2018)
11
Alat pelindung telinga terkadang dibutuhkan di lokasi proyek konstruksi ketika
terdapat suara bising yang dapat menganggu kesehatan telinga. Sumbat telinga
atau ear plug dapat mengurangi intensitas suara 10 sampai dengan 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 sampai dengan 30
dB. Ear plug yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Contoh dari ear
muff dan ear plug dapat dilihat pada Gambar 4.
12
Gambar 5 (alat pelindung pernapasan)(nurdianto 2016)
13
6. Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja merupakan alat pelindung kaki yang melindungi kaki
dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, tertusuk oleh benda-
benda tajam atau resiko terpleset. Contoh alat pelindung kaki antara lain boot,
sepatu anti listrik, sepatu anti licin, dan Steel Toe Boots (sepatu khusus yang
diberi pelat besi untuk melindungi jari-jari kaki dari kejatuhan dan benturan
benda-benda bahan bangunan).
14
Gambar 8: Pakaian Pelindung (Pusat Info Pelatihan K3, 2018)
15
RKK, sehingga kurang terlibat dalam upaya pencegahan kecelakaan dan
cedera kerja.
2. Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, seperti anggaran
dan tenaga kerja, dapat menjadi kendala dalam penerapan K3 dan RKK
secara efektif.
3. Kondisi Lingkungan Kerja yang Berubah: Kondisi lingkungan kerja yang
berubah-ubah, seperti cuaca yang tidak berubah atau perubahan desain
proyek, dapat mempengaruhi penerapan K3 dan RKK.
4. Kurangnya Penegakan Hukum: Kurangnya penegakan hukum terhadap
pelanggaran K3 dan RKK dapat mengurangi efektivitas upaya pencegahan
kecelakaan dan cedera kerja.
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam penerapan K3 dan RKK
konstruksi, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Pelatihan dan Pendidikan: Memberikan pelatihan dan pendidikan terkait K3
dan RKK kepada para pekerja dan manajemen, sehingga mereka memiliki
kesadaran yang cukup tentang pentingnya K3 dan RKK.
2. Pengawasan dan Inspeksi: Melakukan pengawasan dan inspeksi secara
berkala terhadap kondisi lingkungan kerja konstruksi, serta memberikan
masukan terkait perencanaan, koordinasi, dan lingkungan kerja.
3. Partisipasi Pekerja: Melibatkan para pekerja dalam upaya pencegahan
kecelakaan dan cedera kerja, termasuk dalam melakukan identifikasi
bahaya potensial yang ada.
4. Penegakan Hukum: Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran
K3 dan RKK, sehingga dapat meningkatkan efektivitas upaya pencegahan
kecelakaan dan cedera kerja.
Dengan memperhatikan tantangan dan hambatan dalam penerapan K3 dan RKK
konstruksi, serta menerapkan langkah-langkah tersebut dengan baik, dapat
membantu menciptakan lingkungan kerja konstruksi yang aman, sehat, dan
produktif bagi para pekerja.
16
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSAKA
Anonim, 2013. Modul K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan
Hukum. Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.
https://kiscerti.co.id/artikel/rencana-keselamatan-konstruksi-rkk
https://www.ojs.unr.ac.id/index.php/teknikgradien/article/view/755
https://core.ac.uk/reader/296265694
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/fc523_Modul_3_Pengetahuan_Dasar_Kesela
matan_Konstruksi.pdf
https://setda.kulonprogokab.go.id/bpbj/download/F%20TENDER/MATERI%20
WORKSHOP%20PBJ/11.RKK%20Penawaran%20dan%20RK3K%20Pelaks%2
02019.pdf
https://www.pamungkas.id/2019/06/rencana-keselamatan-konstruksi-rkk-
bag1.html?m=0
https://lpse.kemenag.go.id/eproc4/dl/03e36e66be5cd8fbb80d6c75895476f71b54c
7fbc905518773343dd0fb87f7e1cfc465db09dacc7e4d547e76a35788b51ab53581e
c120ef07c091d6e910d7ba6627f43956e8cd979fa2af11ccba97ac896833bcebd7f1
9f983b831bae6d82b05
https://itjen.pu.go.id/welcome/kolom_read/107
18