Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN K2

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KONSTRUKSI PROYEK NDC


HOTEL & RESORT

Program Studi Sarjana Terapan Konstruksi Bangunan Gedung


Tahun Akademik 2023 - 2024

Disusun oleh:
Gian Jeisar Sabentar
20012024

DOSEN PEMBIMBING PKL

(Merci Freki Hosang, SST.,MT) (Hendrie Joudi Palar,SST.,MPSDA)


NIP 197803022003121000 NIP 197310152003121000

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2023
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya sehingga laporan Penerapan K2 dengan judul
“Perlengkapan keselamatan konstruksi Pada Proyek Pembangunan NDC Hotel
dan Resort Manado” bisa diselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu
syarat mahasiswa semester VII D IV KBG selama melakukan PKL.
Dalam penyusunan Laporan Pengawasan ini atas bantuan dari pihak,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Maryke Alelo, MBA selaku Direktur Politeknik Negeri Manado
2. Dosen-dosen jurusan teknik sipil mulai dari ketua jurusan teknik sipil,
ketua program studi konstruksi bangunan gedung, ketua dan sekertaris
panitia pkl 2022, terutama dosen pembimbing saya Bapak Merci Freki
Hosang, SST.,MT dan Bapak Hendrie Joudi Palar,SST.,MPSDA. Serta
seluruh staff pengajar dan administrasi jurusan teknik sipil.
3. Pimpinan perusahaan PT.SSK (Sungai dan Samudera Konstruksi) dan
pelaksana yang sudah memberikan ilmu selama Praktek Kerja Lapangan.
4. Orang tua beserta keluarga yang selalu setia memberikan dukungan baik
secara materi ataupun moral.
5. Teman-teman seangkatan dan senior-senior yang selalu memberikan
masukan serta dukungan kepada penulis dalam penulisn laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Manado, November 2023


Penulis,

Gian Jeisar Sabentar


DAFTAR ISI

LEMBAR ASISTENSI............................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1
1.3 Sistematika Penulisan................................................................................2
BAB 2 DASAR TEORI.....................................................................................3
2.1 Keselamatan Konstruksi............................................................................3
2.2 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi............................................3
2.3 Penerapan Keselamatan Konstruksi oleh Penyedia Jasa...........................3
2.4 Penerapan Keselamatan Konstruksi oleh Pengguna Jasa..........................4
2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................4
2.5.1 Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................5
2.5.2 Manfaat Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.....................5
2.6 Kecelakaan Kerja......................................................................................8
2.6.1 Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja........................................................8
2.6.2 Jenis-jenis kecelakaan kerja.............................................................10
2.6.3 Dampak kecelakaan kerja................................................................11
BAB 3 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA.........................................12
3.1 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri........................................12
3.2 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas.....................................................14
3.3 Dokumentasi Rambu dan Perlengkapan Lalu lintas................................15
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................18
4.1 Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo K3..................................................................................................4


Gambar 2 Rambu Rambu APD PT.SSK................................................................13
Gambar 3 Rambu lintas Proyek Konstruksi (PT.SSK)..........................................14
Gambar 4 Situasi jalan Keluar Proyek...................................................................15
Gambar 5 Situasi Jalan masuk Proyek...................................................................15
Gambar 6 Rambu-rambu lintas proyek konstruksi................................................16
Gambar 7 Tanda Peringatan area jalan raya..........................................................16
Gambar 8 Gambar 9 Helm Proyek.........................................................................17
Gambar 10 Situasi Lapangan Proyek.....................................................................17
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya dunia industri, maka semakin banyak potensi


bahaya dan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja, seperti berbagai bahan kimia
yang merupakan bahan baku, produk samping, maupun berbagai faktor bahaya
lainnya yang dapat menimbulkan risiko kepada tenaga kerja.
Diantara perkembangan-perkembangan pesat yang ditujukan untuk
memajukan kehidupan manusia, pertumbuhan dan perluasan industri dapat
dikatakan memegang peran yang paling menonjol.
Pemerintah menyadari, dalam era globalisasi dan era perdagangan bebas
yang ditandai persaingan ketat dalam seluruh aspek kehidupan, implementasi
Kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian dari upaya peningkatan
pengetahuan pekerja merupakan langkah yang sangat strategis untuk
mengantisipasi trend perubahan yang terus-menerus berkembang, terutama untuk
merespon tuntutan global yang mengaitkan isu hak asasi manusia dengan produk
yang dihasilkan oleh suatu negara.salah satu indikator pelaksanaan hak asasi
manusia di tempat kerja/sektor usaha adalah pelaksanaan program Kesehatan dan
keselamatan kerja yang sesuai standar internasional. Untuk menjalankan
perusahaan secara produktif dan efisien sangat tergantung pada manajemen
perusahaan tersebut. Salah satu bidang yang harus dikelolah dengan baik adalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kerja yang sehat dan sarana kerja yang
terpelihara dengan baik merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung
produktivitas perusahaan. Dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Tenaga
Kerja mengeluarkan peraturan Menteri tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini adalah untuk memperoleh
perlengkapan keselematan konstruksi apa saja yang digunakan pada proyek
pembangunan Hotel dan Resort NDC Manado.
Sedangkan untuk manfaatnya, kita dapat mengetahui perlengkapan
keselamatan kosntruksi yang digunakan di proyek pembangunan dalam
menunjang program K3.

1.3 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penyusunan Laporan Perencanaan ini adalah :


BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Pada bab ini memuat mengenai pembahasan umum dan landasan teori
yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan penulisan laporan
penerapa K2.
BAB III: PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini memuat tentang perlengkapan konstruksi yang digunakan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup dari laporan penerapan K2 ini
dimana di dalamnya memuat kesimpulan dan saran yang menjadi
jawaban dari permasalahan yang ada dan hal–hal yang perlu dilakukan
dalam mengatasi masalah yang terjadi pada proyek yang ditinjau.
BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Keselamatan Konstruksi

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk


mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar
keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja, keselamatan publik dan lingkungan. (Permen PUPR No.10 pasal 7
Thn 2021)

2.2 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut


SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
(Permen PUPR No.10 pasal 2 Thn 2021)

2.3 Penerapan Keselamatan Konstruksi oleh Penyedia Jasa

Untuk penerapan K2 oleh Penyedia jasa adalah sebagai berikut. (Permen


PUPR No.10 Thn 2021)
1. Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud wajib menerapkan operasi
keselamatan konstruksi.
2. Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud wajib melakukan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko/peluang (Hazard
Identification Risk Assesment Opportunity) pekerjaan konstruksi, sasaran
dan program keselamatan konstruksi, yang dibuat berdasarkan tahapan
pekerjaan (Work Breakdown Structure).

Penerapan SMKK oleh Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Lampiran huruf A
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2.4 Penerapan Keselamatan Konstruksi oleh Pengguna Jasa

Penerapan SMKK oleh Pengguna Jasa Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (Permen PUPR No.10 Thn
2021)

2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Depkes (2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala


daya upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah,
menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak melalui
langkah-langkah identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan
menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan
perundang- undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Logo 3
diperlihatkan pada Gambar berikut

Gambar 1 Logo K3

Menurut Bangun Wilson (2012), secara khusus system manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja terdapat pada peraturan menteri tenaga
kerja, system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah
bagian dari system manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan guna
tercapainya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Faktor-faktor
yang menyebabkan antara lain:
a. Alat pengaman yang tidak sempurna.
b. Peralatan yang rusak.
c. Prosedur yang berbahaya didalam, di atas atau disekitar peralatan dan
mesin.
d. Tempat penyimpanan yang tidak aman.
e. Kurangnya pencahayaan.
f. Tidak berfungsinya ventilasi udara

2.5.1 Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan


menggungkapkan kelemahan yang mingkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara dan A.A. Anwar Prabu (2004) bahwa tujuan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selekif mungkin.
2. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
3. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
4. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
5. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atas kondisi kerja.
6. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.5.2 Manfaat Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Suardi (2005) dalam buku Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja memaparkan beberapa manfaat yang diperoleh dalam penerapan
K3 di lingkungan kerja, diantaranya :
1. Perlindungan Karyawan
Tujuan inti sistem keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberi
perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset
perusahaan yang harus di pelihara dan dijaga kesehatan nya. Pengaruh
positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan
kerja. Kita tentu menyadari, karyawan yang terjamin keselamatan dan
kesehatannya akan bekerja lebih optimal di banding karyawan yang
terancam K3-nya. Dengan adanya keselamatan, keamanan dan kesehatan
selama bekerja, mereka tentu akan memberikan kepuasan dan
meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
2. Memperlihatkan Kepatuhan Pada Peraturan dan Undang-Undang
Banyak organisasi yang telah mematuhi peraturan menunjukan
eksistensinya dalam beberapa tahun. Kita bisa saksikan bagaimana
pengaruh buruk yang didapat bagi perusahaan yang melakukan
pembangkangan terhadap peraturan dan undang-undang , seperti citra yang
buruk., tuntutan hukum dari badan pemerintah, seringnya menghadapi
permasalahan dengan tenaga kerjanya semuanya itu tentu akan
mengakibatkan kebangkrutan. Dengan menerapkan sistem manajemen K3,
setidaknya sebuah perusahaan telah menunjukan itikad baiknya dalam
mematuhi peraturan dan perundang-undangan sehingga mereka dapat
beroperasi normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan.
3. Mengurangi biaya
Sistem manajemen K3 juga melakukan pencegahan terhadap
ketidaksesuaian. Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah
terjadinya kecelakaan , kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian
kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian
tersebut. Memang dalam jangka pendek kita akan mengeluarkan biaya
yang cukup besar dalam menerapkan sebuas sistem manajemen K3.
Apalagi jika kita juga melakukan proses sertifikasi dimana setiap enam
bulannya akan dilakukan audit yang tentunya juga merupakan biaya yang
harus di bayar. Akan tetapi jika penerapan sistem manajemen K3
dilaksanakan secara efektif dan penuh komitmen, nilai uang yang keluar
tersebut jauh lebih kecil disbanding biaya yang di timbulkan akibat
kecelakaan kerja. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan
sistem manajemen K3 adalah biaya premi asuransi.
4. Membuat sistem manajemen yang efektif
Tujuan perusahaan beroperasi adalah mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Hal ini akan dapat di capai dengan adanya sistem
manajemen perusahaan yang efektif. Banyak variable yang ikut membantu
pencapaian sebuah sistem manajemen yang efektif, disamping mutu,
lingkungan ,keuangan, teknologi informasi dan K3. Salah satu bentuk
nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem manajemen K3 adanya
prosedur terdokumentasi.dengan adanya prosedur, maka segala aktivitas
dan kegiatan yang terjadi akan teroganisir,terarah dan berada didalam
koridor yang teratur. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem
disimpan untuk mempermudah pembuktian dan identifikasi akar masalah
ketidaksesuaian. Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tindak lanjut
merupakan bentuk bagaimana sistem manajemen yang efektif.
Pengendalian dan pemantauan aspek penting menjadi penekanan dan ikut
memberi nilai tambah bagi organisasi.Penerapan sistem manajemen K3
akan mengurangi rapat-rapat yang membahas ketidaksesuaian. Dengan
adanya sistem maka hal itu dapat dicegah sebelumnya disamping
kompetensi personel yang semangkin meningkat dalam mengetahui
potensi ketidaksesuaian. Dengan demikian organisasi dapat berkonsentrasi
melakukan peningkatan terhadap sistem manajemennya dibandingkan
melakukan perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi.
5. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja
lebih optimal dan ini tentu akan berdampak pada produk yang dihasilkan.
Pada giliranya ini akan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan ketimbang sebelum melakukan penerapan. Di samping itu
dengan adanya pengakuan penerapan sistem manajemen K3, citra
organisasi terhadap kinerjanya akan semangkin meningkat, dan tentu ini
akan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
2.6 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan


kerja dimana memiliki imbas buruk bagi karyawan maupun perusahaan, termasuk
penyakit yang timbul yang sehubungan dengan pekerjaan, demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan kerja dan dari tempat kerja (Buntarto,
2015).

2.6.1 Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja

International Labour Organization atau ILO (1989) mengemukakan


bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya di sebabkan oleh tiga faktor yaitu
faktor manusia, pekerjaan, faktor lingkungan di tempat kerja (Triwibowo dan
Pusphandani, 2013) :
1. Faktor manusia
a. Umur
Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakan
akibat kerja.golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih
tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja di bandingkan dengan
golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan
yang lebih tinggi.
Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan akibat
kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa.
Dari hasil penelitian di Amerika Serikat di ungkapkan bahwa pekerja
muda usia lebihbanyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan
pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia biasanya kurang pengalaman
dengan pekerjanya.

b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam
menghadapi pekerjaan yang di percayakan padanya, selain itu pendidikan
juga mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan
dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.
Hubungan tingkat Pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa
pekerjaan dengan tingkat Pendidikan rendah, seperti Sekolah Dasar atau
bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan yang
mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan
kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan
akibat kerja.
c. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan
meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan
penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap
kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia
dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan.
Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk-
beluk pekerjaan nya. Penelitian dengan studi restripektif di Hongkong
dengan 383 kasus membuktikan bahwa kecelakaan akibat kerja karena
Mesin terutama terjadi pada buruh yang mempunyai pengalaman kerja
dibawah 1 tahun.
2. Faktor Pekeerjaan
a. Giliran Kerja (Shift)
Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam
(Andrauler P, 1989). terdapat dua masalah utama pada pekerja yang
bekerja secara bergiliran, yaitu ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi
dengan sistem shift ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan
kerja pada malam hari dan tidur pada siang hari. Pergeseran waktu kerja
dari pagi, siang dan malam hari dapat mempengarunhi terjadinya
peningkatan kecelakaan akibat kerja.

b. Jenis (unit) pekerjaan


Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko terjadinya
kecelakaan akibat kerja.jumlah dan macam kecelakaan akibat kerja
berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses.
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
1. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting
bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan pekerjaan akan dapat
menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi terjadinya
kecelakaan akibat kerja.
2. Kebisingan
Kebisingan ditempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena
kebisingan dapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga
menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang di berikan, hal
ini dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja disamping itu juga
kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau
menetap. Nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja
sehari atau 40 jam dalam seminggu.

2.6.2 Jenis-jenis kecelakaan kerja


Menurut International Labour Organization atau ILO (1989) jenis kecelakaan
akibat kerja ini di klasifikasikan berdasarkan empat macam penggolongan
(Buntarto, 2015), yaitu:
a. Menurut jenis kecelakaan, seperti terjatuh, tertimpa benda tertumbuk atau
terkena benda-benda, terjepit oleh benda gerakan-gerakan melebihi
kemampuan , pengaruh suhu tinggi, tekanan arus listrik, dan sebagainya.
b. Menurut penyebab, seperti akibat dari mesin, bahan-bahan/zat-zat
berbahaya dan lingkungan kerja.
c. Menurut sifat luka atau Kelainan, seperti patah tulang dislokasi (keseleo),
regang otot (urat), memar dan luka dalam yang lain, amputasi, luka di
permukaan, luka bakar dan sebagainya.
d. Menurut letak kelainan atau luka di tubuh, misalnya kepala, leher, perut,
dan sebagainya.
2.6.3 Dampak kecelakaan kerja

Menurut Burtarto (2015) juga menggolongkan beberapa dampak dari


kecelakaan kerja, diantaranya:
a. Meninggal dunia, merupakan akibat kecelakaan yang paling fatal yang
menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan
pertolongan dan perawatan sebelumnya.
b. Cacat permanen total, yaitu cacat yang mengakibatkan penderita secara
permanen tidak mampu lagi melakukan pekerjaan produktif karena
kehilangan atau tidak berfungsinya lagi salah satu bagianbagian tubuh,
seperti kedua mata, satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu
kaki.
c. Cacat permanen sebagian, yaiyu cacat yang mengakibatkan satu bagian
tubuh hilang atau terpaksa di amputasi atau sama sekali tidak berfungsi.
d. Tidak mampu bekerja sementara ketika dalam masa pengobatan maupun
karena harus beristirahat menunggu kesembuhan.

Selain dampat langsung diatas, ada juga dampak kecelakaan secara tidak
langsung, seperti dampak psikologi dan psikososial berupa ketakutan dan
kegelisahan. Hal ini dapat meningkatkan gejala penhyakit dan gejala medis non-
spesifik. Contoh lainnya adalah dampak sosial, sperti halnya orang-orang
kehilangan rumah, tempat usaha dan sumber ekonomi laiinya.
BAB 3 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) termasuk
barang habis pakai.
a. Alat Pelindung Kerja (APK), antara lain namun tidak terbatas pada:
1. Jaring pengaman (Safety Net)
2. Tali keselamatan (Life Line)
3. Penahan jatuh (Safety Deck)
4. Pagar pengaman (Guard Railling)
5. Pembatas area (Restricted Area)
6. Pelindung jatuh (Fall Arrester)
7. Perlengkapan keselamatan bencana Perlengkapan keselamatan
bencana paling tidak mencakup: tandu; lampu darurat; sirene; dan
kantong jenazah.
b. Alat Pelindung Diri (APD), antara lain namun tidak terbatas pada:
1. Topi pelindung (safety helmet)
2. Pelindung mata (goggles, spectacles)
3. Tameng muka (face shield)
4. Masker selam (breathing apparatus)
5. Pelindung telinga (ear plug, ear muff)
6. Pelindung pernafasan dan mulut (masker, masker respirator)
7. Sarung tangan (safety gloves)
8. Sepatu keselamatan (safety shoes, rubber safety shoes dan toe cap);
9. Penunjang seluruh tubuh (full body harness)
10. Jaket pelampung (life vest)
11. Rompi keselamatan (safety vest)
12. Celemek (apron/coveralls)
13. Pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh
(harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety
rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat
penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
Seperti yang bisa dilihat pada Gambar berikut, itu merupakan rambu-
rambu penggunaan APD di dalam lokasi proyek.

Gambar 2 Rambu Rambu APD PT.SSK

Standar penggunaan APD, antara lain sebagai berikut :


1. Untuk tamu, wajib menggunakan sepatu safety, rompi safety dan helm
safety putih yang berlogokan PT.SSK tanpa ada garis baret
2. Untuk pekerja, wajib menggunakan sepatu safety, rompi safety dan helm
safety yang tidak berlogokan PT.SSK tanpa ada garis baret dan berwarna
kuning, biru, dll.
3. Untuk karyawan atau pelaksana lapangan, wajib menggunakan sepatu
safety, rompi safety dan helm safety yang berlogokan PT.SSK dan ada
garis baret sesuai dengan jabatannya.
3.2 Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas
Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu
lintas termasuk barang habis pakai, antara lain namun tidak terbatas pada:
1. Rambu petunjuk
2. Rambu larangan
3. Rambu peringatan
4. Rambu kewajiban (rambu mandatory K3, antara lain: rambu
pemakaian APD, masker)
5. Rambu informasi (informasi terkait K3, antara lain: lokasi kotak P3K,
rambu lokasi APAR, area berbahaya, bahan berbahaya)
6. Rambu pekerjaan sementara
7. Jalur Evakuasi (petunjuk escape route)
8. Tongkat pengatur lalu lintas (warning lights stick)
9. Kerucut lalu lintas (traffic cone)
10. Lampu putar (rotary lamp)
11. Pembatas Jalan (water tank barrier)
12. Beton pembatas jalan (concrete barrier)
13. Lampu/alat penerangan sementara
14. Lampu darurat (emergency lamp)
15. Rambu/alat pemberi isyarat lalu lintas sementara
16. Marka jalan sementara
17. Alat pengendali pemakaian jalan sementara antara lain: alat pembatas
kecepatan, alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan
18. Pengaman pemakai jalan sementara, antara lain: penghalang lalu lintas,
cermin tikungan, patok pengarah/delineator, pulau-pulau lalu lintas
sementara, pita penggaduh/rumble strip

Gambar 3 Rambu lintas Proyek Konstruksi (PT.SSK)


3.3 Dokumentasi Rambu dan Perlengkapan Lalu lintas

Gambar 4 Situasi jalan Keluar Proyek

Gambar 5 Situasi Jalan masuk Proyek


Gambar 6 Rambu-rambu lintas proyek konstruksi

Gambar 7 Tanda Peringatan area jalan raya


Gambar 8 Gambar 9 Helm Proyek

Gambar 10 Situasi Lapangan Proyek


BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulannya untuk pada proyek Hotel dan Resort NDC Manado sudah
menerapkan keselamatan konstuksi yang sesuai dengan anturan, antara lain
sebagai berikut :
1. APD/APK
a. Jaring pengaman (Safety Net), Tali keselamatan (Life Line),
Penahan jatuh (Safety Deck), dll.
b. Topi pelindung (safety helmet), Sepatu keselamatan (safety shoes,
rubber safety shoes dan toe cap), Rompi keselamatan (safety vest),
dll.
2. Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas
Rambu petunjuk, Rambu larangan, Rambu peringatan, Rambu kewajiban
(rambu mandatory K3, antara lain: rambu pemakaian APD, masker), Jalur
Evakuasi (petunjuk escape route), Tongkat pengatur lalu lintas (warning
lights stick), Kerucut lalu lintas (traffic cone), dll.
DAFTAR PUSTAKA

Andrauler P. Pencegahan Kecelakaan . Jakarta. PT. Pustaka Binaman Pressindo;


1989.
Bangun Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Buntarto. 2015. Panduan Praktis Keselamatan & Kesehatan Kerja untuk Industri.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Depkes RI, 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005
Tentang Kesehatan; Jakarta; Hal 1. Fisioterapi Indonesia; Jakarta; Hal.5.
ILO. 1989. Encylopedia of Occupational Health and Safety:
Geneva.
Mangkunegara dan A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
PT. PP (Persero) Tbk. 2022. HSE Plan, RKP Project Planning. PT.PP (Persero)
Tbk. Manado.
PUPR. 2021. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peraturan Rakyat
Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2022.
Suardi. 2005. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Jakarta :
penerbit PPM.
Triwibowo dan Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai