Disusun Oleh :
1. Idham Said Maulana (12118001)
2. Mahesa Salman (12118016)
Disusun Oleh :
1. Idham Said Maulana (12118001)
2. Mahesa Salman (12118016)
Disusun Oleh :
1. Idham Said Maulana (12118001)
2. Mahesa Salman (12118016)
………………………………….
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam atas berkat rahmat, taufiq,
dan Inayah-NYA penulis mampu menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terkait yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Adapun pihak- pihak yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
1. Bapak Iing Rustandi, ST., Selaku Dosen Pembimbing yang membimbing
kami dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak Hendrix Saputra Erik selaku Supervisor lapangan yang bersedia
memberikan bimbingan selama kerja praktik di proyek Penataan Kawasan
Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten Garut
3. Orangtua penulis yang dengan ikhlas memberikan bantuan doa dan motivasi
sehingga penulis lebih giat dalam menyelesaikan laporan.
4. Teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang
dengan rela meluangkan waktu untuk sharing bersama.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, kami berharap
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun, agar laporan ini dapat lebih
baik lagi, guna terciptanya penulisan yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I ............................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................... 9
2.4 Sistem Tender Pada Proyek Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit
Kabupaten Garut...................................................................................................... 19
iv
3.3 Fungsi Manajemen Proyek ........................................................................... 23
BAB IV ....................................................................................................................... 31
BAB V......................................................................................................................... 35
BAB VI ....................................................................................................................... 48
v
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengalaman dari lapangan yang dapat di gunakan untuk bekal dalam memasuki dunia
kerja. Seluruh kegiatan kerja praktik di lakukan di bawah bimbingan dari kontraktor
pembangunan proyek.
2
5. Memperoleh pengetahuan mengenai pengembangan system pengajaran
dalam rangka menyelaraskan korelasi antara dunia pendidikan dan dunia
kerja.
6. Menjalin hubungan dan kerja sama saling menguntungkan antara pihak
Program Studi Teknik SIpil Fakultas Sains dan Teknik dan pihak kontraktor
atau penyedia lapangan kerja, PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
1.3 MANFAAT
Secara Rinci, Manfaat dari kerja praktik di Proyek Penataan Kawasan
Pariwisata Situ Bagendit PT.Tribuana Rekayasa adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan system
struktur dalam pelaksanaanya, mencakup bidang konstruksi bangunan air dan
manajemen ilmu nya yang dapat di gunakan oleh civitas akademika
Perguruan Tinggi
2. Bagi perusahaan
Hasil analisa perhitungan kebutuhan material yang di lakukan selama kerja
praktik dapat menjadi bahan masukan untuk perusahaan di masa yang akan
datang serta dalam upaya membentuk jaringan hubungan kerja antara
perguruan tinggi dan perusahaan
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang dunia kerja
cabang teknik sipil dan kenyataan yang ada sehingga nanti nya di harapkan
mampu menerapkan ilmu yang telah di dapat dalam pembangunan bagian
konstruksi.
3
1.4 WAKTU DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
Adapun waktu dan tanggal pelaksanaan Kerja Praktik pada Pekerjaan Penataan
Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kab. Garut.
Waktu : 18 Oktober 2021–18 Desember 2021
Lokasi : Jalan KH. Hasan Arief, Banyuresmi, Kecamatan Banyuresmi
Kabupaten Garut
Jadwal Kerja : Senin – Jum’at (08.00 – 16.00)
Sabtu – Minggu (09.00-14.00)
Pembimbing : Riki Aria Cipta, ST., MT. (Project Engineer Manager)
Hendrix Saputra Erik (Supervisor)
4
5
6
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika penulisan laporan kerja praktik adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latarbelakang kerja praktik, maksud dan tujuan kerja
praktik, waktu dan pelaksanaan kerja praktik, sistematika pelaporan,
dan data– data proyek.
BAB II : PROSES TENDER
Meliputi pengertian proses tender, dasar penilaian pada tahap
prakualifikasi, acara tender, hasil tender, masa sanggah, jaminan,
pengertian dan tujuan pelelangan, prosedur pelelangan pada proyek.
BAB III : MANAJEMEN PROYEK
Meliputi definisi manajemen proyek, organisasi proyek, uraian
lingkup pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak (kontrak,
persyaratan umum, spesifikasi, daftar, dan volume pekerjaan),cara
menentukan macam, volume, dan harga satuan, pengendalian jadwal
pekerjaan, analisis pengadaan bahan, peralatan, dan tenaga kerja,
prosedur pembayaran atas hasil pekerjaan yang telah dicapai,
prosedur perubaha lingkup (kontrak).
BAB IV : MANAJEMEN PERENCANAAN
Meliputi pengertian secara umum, perencanaan arsitektur, konsep
perencanaan struktur, termasuk survai data pendukung perencanaan
pembebanan, perencanaan mekanikal dan elektrikal.
BAB V : MANAJEMEN PELAKSANAAN
Meliputi pengertian secara umum, struktur organisasi termasuk tugas
dan tanggung jawabnya masing – masing, metoda (tata cara dan
operasi) pelaksanaan pekerjaan untuk bagian – bagian pekerjaan yang
diamati selama mahasiswa melakukan kerja praktik, metoda
pengukuran (setting out).
7
BAB VI : MANAJEMEN PENGAWASAN
Meliputi pengertian secara umum, tugas dan tanggung jawabnya
masing - masing, pengendalian mutu (bahan, hasil pekerjaan, dan
operasi pekerjaan)
BAB VII : TUGAS KHUSUS
Meliputi tugas yang diberikan oleh pembimbing di lapangan atau
pembimbing dikampus.
BAB VIII : KESIMPULAN DAN SARAN
Meliputi kesimpulan berdasarkan bab – bab diatas, saran dalam
pelaksanaan pekerjaan maupun untuk perbaikan pelaksanaan kerja
praktik.
8
BAB II
PROSES TENDER
9
Dalam undangan untuk tender terbuka yang diiklankan, disebutkan antara lain apa
hakekat pekerjaannya, siapa pemiliknya dan siapa pemberi dananya (misalnya dana
proyek yang dipinjam dari bank luar negeri). Para peminat dapat mengambil
dokumen tender dari proyek yang akan dilelang dan setelah mempelajarinya
sampailah pada tahapan yang ketiga yaitu Rapat Penjelasan Pekerjaan.
2. Terder tertutup
Tender tertutup merupakan kebalikan dari tender terbuka, dimana pekerjaan yang
akan dilelangkan hanya dapat dikerjakan oleh beberapa badan yang sudah dikenal dan
memiliki kekhususan tersendiri (keahlian khusus yang belum dimiliki badan lain).
Pemberitahuannya lewat surat undangan atau secara lisan, lewat telepon dsbnya.
Proyek konstruksi dengan cara tender tertutup ini banyak dilakukan oleh pihak swasta
dan pemerintah yang membangun proyek yang sifatnya rahasia.
3. Pemilihan langsung
Sistem ini digunakan karena pemakaian sistem lelang yang sulit dilaksanakan atau
tidak akan mencapai sasaran. Prosesnya adalah dengan membandingkan penawaran
dari beberapa penyedia yang memenuhi syarat. Selanjutnya dilakukan negosiasi
teknis dan harga secara bersaing.
Kriteria pemilihan dari pemilihan langsung biasanya digunakan oleh pekerjaan yang
nilainya kurang dari Rp 100.000.000,-.
4. Penunjukan langsung
Pekerjaan di berikan secara penunjukan langsung ke 1 penyedia barang atau jasa,
dan dilakukan negosiasi teknis dan harga. Kriteria dari penunjukan langsung dibagi
kedalam 2 keadaan sebagai berikut :
a) Keadaan tertentu, dengan faktor diantaranya :
- Darurat yang tidak bisa ditunda.
- Pekerjaan rahasia seijin Presiden.
- Pekerjaan dengan nilai kurang dari Rp 50.000.000,-.
b) Keadaan khusus, dengan faktor diantaranya :
- Tarif resmi pemerintah.
10
- Pekerjaan kompleks yang penyedia mampu mengerjakan hanya satu.
Penilaian yang biasa dipakai untuk menentukan yang terbaik adalah : harga, kualitas
pekerjaan, waktu pekerjaan dan prestasi yang pernah didapatkan dalam waktu
tertentu.
Beberapa ketentuan-ketentuan yang dilakukan dalam suatu proses tender adalah
sebagai berikut :
I. Prakualifikasi
Dokumen Prakualifikasi
Pengumuman Prakualifikasi
Penjelasan Prakualifikasi
Pemasukan Dokumen Prakualifikasi
Evaluasi Prakualifikasi
Daftar Rencana Terseleksi (DRT)
II. Proses Pelelangan
Undangan DRT
Pengambilan Dokumen Pelelangan
Rapat penjelasan pekerjaan / Aanwijzing
Kunjungan dan penjelasan Lapangan/Aanwijzing lapangan.
Addendum Dokumen Pelelangan
Pemasukan Penawaran
III. Hasil tender terdiri dari :
Pengumuman pemenang tender
Masa sanggah
Pemberian pekerjaan
Surat perjanjian pemborongan
Surat Perintah Kerja (SPK)
IV. Jaminan yang terdiri dari :
Jaminan Penawaran/Jaminan Pelelangan (Tender bond/bid bond)
11
Jaminan Pelaksanaan (performance bond)
Jaminan Uang Muka (Prepayment bond/Advance payment bond)
Dalam pelaksanaan suatu tender, panitia penyedia barang atau jasa akan menyiapkan
dokumen pekerjaan yang akan dilelang :
a) Gambar pelaksanaan Secara detail
b) BQ (Bill of Quantity)
c) Spesifikasi teknis
- Ketentuan bahan yang akan dipakai (Merk / Speck)
- Ketentuan pekerjaan (Schedule)
d) Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
12
Tabel 1 Kualifikasi Jasa Pemborongan
2. Pengumuman Pelelangan
Cara yang dipakai untuk mengumumkan pelelangan sebuah proyek biasanya
memakai iklan di media massa yang ditujukan kepada publik seperti misalnya
lewat surat kabar, majalah teknis profesi dsbnya.
Bila proyeknya bersifat internasional, maka iklannya dibuat dalam bahasa
inggris dan juga lewat bantuan kedutaan asing yang ada.
3. Pengambilan Dokumen Lelang
Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya
dengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang, hal ini penting agar dapat
dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.
4. Membaca dan Mempelajari Dokumen Lelang
Dalam proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya mempelajari dan
memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang
perlu dikonfirmasikan saat mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor atau lapangan
berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :
a. Bill of Quantity (BQ)
13
b. Technical Spesification (Spek Teknis)
c. Drawing (Gambar)
d. Aggrement, General & Spesial Condition of Contract (Surat Perjanjian,
Spesifikasi Umum & Khusus)
e. Attachement (Lampiran)
f. Addendum
g. Peraturan Terkait
5. Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting untuk mendapatkan
kejelasan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi
b. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar ada persamaan presepsi dengan pihak
panitia/Owner
c. Usulan-usulan perubahan terhadap spesifikasi, waktu pelaksanaan sehingga
proyek dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu
d. Memahami secara akurat kondisi lapangan yang akan dibangun, yang berkaitan
dengan:
Kondisi lingkungan proyek (sosial budaya, medan kerja, dan lainnya)
Akses jalan masuk area proyek
Kelayakan jalan logistik dan upaya maintenance/memperbaikinya
Keamanan lokasi
Kondisi Tanah, dll
Pertemuan ini diadakan untuk tatap muka antara para peminat pekerjaan atau calon
kontraktor dengan pihak pemilik. Dalam hal ini pemilik diwakili oleh konsultan
perencana. Biasanya untuk proyek-proyek pemerintah rapat ini diselenggarakan
oleh panitia pelelangan. Pembicaraan berkisar kepada dua bidang yaitu bidang
administratif dan bidang teknis proyek.
14
Hasil dari pertemuan ini dibuatkan Berita Acara Penjelasan (aanwijzing) dan
ditanda tangani oleh dua wakil dari calon peserta pekerjaan, tergantung dari
peraturan pelelangan setempat. Dokumen Berita Acara ini kemudian menjadi
bagian yang mengikat sebagai dokumen tender tambahan (addendum).
Seandainya pada rapat penjelasan pekerjaan yang pertama ini dirasakan belum
menyelesaikan semua masalah pelelangan dengan tuntas, maka dapat diadakan
pertemuan yang kedua. Biasanya hal itu dapat terjadi setelah diadakan peninjauan
ke lapangan oleh calon peserta. Peninjauan ke lapangan oleh calon kontraktor
sebelum mereka membuat penawarannya amat penting. Banyak hal-hal yang tidak
dapat dilihat dengan jelas di lapangan.
6. Pembukaan Tender
Pada hari yang telah ditentukan, semua calon peserta membawa penawarannya dan
dimasukkan ke dalam kotak pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan
sebelum tender dibuka. Pada jam yang telah ditentukan dimana pemasukan surat-
surat penawaran dinyatakan ditutup, baru masing-masing amplop penawaran
dibuka satu persatu dihadapan yang hadir.
Rekanan yang ikut dalam penawaran pekerjaan pemborongan ini diharuskan untuk
memberikan jaminan tender kepada pemilik. Pada dasarnya jaminan ini
merupakan pernyataan bahwa mereka sungguh-sungguh dalam melakukan
pekerjaan ini dan bilamana mereka mengundurkan diri, maka jaminan tender
tersebut akan masuk ke kantong Pemilik. Besarnya jaminan berkisar 1% - 3% dari
biaya total pekerjaan fisik proyek.
7. Proses Evaluasi Tender
Pada proyek-proyek yang besar, kadang-kadang terdapat data penawaran yang
meragukan dan umumnya calon kontraktor dimintai keterangan secara tertulis
(clarification letters). Jangka waktu evaluasi bisa memakan waktu beberapa hari
atau lebih. Sistem evaluasi bisa bermacam-macam caranya dan umumnya cara
yang banyak dipakai, yaitu dengan cara sistem bobot/sistem skoring.
15
Masing-masing aspek dari calon kontraktor diberi nilai misalnya: metode kerjanya,
peralatan yang dipakai, kualifikasi personil yang akan dipakai, bonafiditas
perusahaan, harga penawarannya, kelengkapan administrasinya dan lain-lain.
Calon kontraktor yang paling banyak mengum-pulkan angka biasanya yang
ditunjuk sebagai calon pemenang.
8. Penyususn, Pengecekkan dan Pemasukan Penawaran
Tahapan yang penting dalam penyusunan dokumen penawaran pemenuhan
dokumen dan lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti
peraturan yang berlaku dan menjadi persyaratan administrasi. Pengendalian dan
kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekkan berupa
check list yang ditandatangani oleh team leader sebagai bukti telah dilakukan
control baik isi dokumen dan kelengkapannya.
9. Penetapan dan Penunjukan Pemenang
Untuk proyek pemerintah, berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka Panitia
pelelangan menetapkan calon-calon pemenang yang diusulkan kepada instansi
yang berwenang yang kemudian menetapkan pemenangnya. Dari hasil keputusan
pemenang tadi, panitia Pelelangan mengumumkan hasilnya. Bila tidak ada
sanggahan atau penolakan atau apabila semua sanggahan telah dijawab maka tugas
panitia Pelelangan telah selesai.
Untuk proyek non pemerintah, calon peserta yang telah diputuskan untuk
memenangkan tender ini oleh panitia evaluasi kemudian diberitahu secara tertulis
dan sifat pemberitahuannya dapat terdiri dari dua hal yaitu:
- Dengan memakai SPK (Surat Perintah Kerja).
- Dengan memakai Surat Pemberitahuan (Let-ter of Award) yang isinya
menjelaskan bahwa calon kontraktor telah menang.
16
1. Pengguna Anggaran (PA), yang bertugas:
- Menetapkan Rencana Umum Pengadaan/Pelelangan
- Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di
website K/L/D/I
- Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
- menetapkan Panitia Pengadaan/Pelelangan
- Mengawasi pelaksanaan anggaran
- Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
- Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam
hal terjadi perbedaan pendapat
- Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa.
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dengan tugas pokok dan kewenangan sesuai
dengan pelimpahan dari PA
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), bertugas sebagai:
- Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:
spesifikasi teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan rancangan
Kontrak.
- Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
- Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah
Kerja (SPK)/surat perjanjian
- Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa
- melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA
- Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan
Berita Acara Penyerahan
- Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
- Menetapkan tim pendukung
17
- Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk
membantu pelaksanaan tugas Panitia Pengadaan
4. Tim Swakelola:
- Tim Perencana, mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam menyusun
KAK, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi teknis.
- Tim Pelaksana, mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta
membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Tim Pengawas, mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun
administrasi pekerjaan Swakelola.
5. Pokja ULP/ Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pejabat Pengadaan, bertugas:
- Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa
- Menetapkan Dokumen Lelang
- Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran
- Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi masing-masing dan papan
pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk
diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional
- Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi
- Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang
masuk
- Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, mempunyai tugas:
- Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
- Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/ pengujian
18
- Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
19
a.2. Pengalaman peserta tender dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis untuk 5
tahun terakhir.
a.3. Pengalaman dari personil-personil yang akan menangani proyek.
a.4. Jumlah, status dan kondisi peralatan yang dimiliki peserta tender untuk
melaksanakan pekerjaan yang ditenderkan.
b. Penilaian selanjutnya adalah dengan penelitian harga penawaran
Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar, dan dalam batas ketentuan
mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan, maka Panitia
Lelang menetapkan 3 (tiga) peserta lelang yang telah memasukan penawaran dan
memenuhi persyaratan berdasarkan prinsip paling menguntungkan bagi negara
dalam arti:
b.1. Penawaran secara teknis dan schedule dapat di pertanggungjawabkan.
b.2. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat di pertanggung jawabkan.
b.3. Penawaran-penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran-
penawaran yang memenuhi syarat menurut butir b.1 dan b.2 dari pasal ini.
b.4. Telah menggunakan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri.
Keputusan pejabat yang berwenang tentang Penetapan pemenang pelelangan
diumumkan oleh Panitia lelang kepada para peserta di LPSE (Layanan Pengadaan
Secara Elektronik) dari hasil tender didapat pemenang tender sebagai berikut :
Pemenang Pekerjaan Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten Garut
ini adalah dengan metoda Tender Terbuka : PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK
20
Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan Surat
Perjanjian Kontrak (SPK) Nomor ; HK.0201/Cb12.2/PKP/188/2020 tanggal 26
Oktober 2020 adalah sebesar Rp. 81.172.754.000,- (Delapan puluh satu milyar seratus
tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh empat satu rupiah).
21
BAB III
MANAJEMEN PROYEK
22
3.3 Fungsi Manajemen Proyek
Dalam penerapan manajemen proyek terdapat lima fungsi manajemen yang telah
dikenal, yaitu :
1. Perencanaan yang meliputi peramalan, sasaran, kebijakan, program, jadwal
proyek, prosedur dan anggaran.
2. Pengorganisasian yang meliputi identifikasi, pengelompokkan kerja, batasan
kerja, wewenang, tanggung jawab, dan penciptaan hubungan kerja.
3. Koordinasi yang meliputi keseimbangan, keselarasan dan keterpaduan.
4. Motivasi yang meliputi pemilihan pelaksanaan, penilaian, penghargaan, pelatihan,
pengarahan, konsultasi, sanksi dan penghentian.
5. Pengawasan / pengendalian yang meliputi standar karya, pengukuran, penilaian
dan tindakkan koreksi.
Fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian merupakan dua fungsi pokok dalam
mewujudkan sasaran proyek tersebut.
23
berupa alat-alat berat, akan sangat dibutuhkan dalam mengerjakan proyek
konstruksi, seperti peningkatan jalan Peningkatan Jalan Bts. Pakenjeng –
Nangkaruka Kabupaten Garut ini.
4. Metode (methods), adalah cara-cara yang dipakai untuk mengatur /
mengendalikan seluruh unsur yang terkait dalam pengerjaan suatu proyek
sehingga mencapai target waktu, biaya dan kualitas yang diinginkan.
5. Uang (money), adalah suatu alat yang dipakai untuk membiayai berbagai
pekerjaan proyek, mengupah pekerja, membayar denda, dan lain sebagainya,
sehingga proyek dapat berlangsung dengan lancer.
24
Pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil kerja yang telah dilakukan. Jika perlu
dapat dilakukan perbaikan maupun perubahan cara kerja atau metoda yang harus
dilakukan. Untuk itu diperlukan pengawasan dalam proses pekerjaan, sehingga
proyek bisa berlangsung sesuai jadwal.
25
Adapun yang menjadi perbedaan antara hubungan pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu proyek adalah hubungan fungsional, yaitu hubungan yang berkaitan
dengan fungsi dari tiap pihak tersebut. Ada juga hubungan kerja (formal), yaitu
hubungan kerja sama yang dikukuhkan dengan kontrak antara pihak-pihak yang
terlibat.
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatas adalah sebagai berikut :
1. Pemberi tugas (owner) Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II
Jawa Baratdengan Kontraktor Utama PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
a. Terjadi ikatan kontrak (surat perjanjian pekerjaan perencanaan).
b. Pemberi tugas (owner) Satker Pelaksanan Prasarana Permukiman Wilayah II
Jawa Barat Kementrian PUPR menyediakan biaya.
c. Perencana memberikan imbalan berupa jasa perencanaan atau gambar kerja
spesifikasi, dan lain-lain.
2. Pemberi tugas (owner) Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II
Jawa Baratdengan kontraktor .
a. Terjadi ikatan kontrak ( surat perjanjian pekerjaan pemborongan ).
b. Pemberi tugas (owner ) menyediakan dana atau anggaran pelaksanaan.
c. Kontraktor memberikan jasa berupa bangunan.
3. Kontraktor Utama PT ADHI KARYA (Persero) Tbk dan Konsultan Manajemen
Konstruksi PT.Intimulya Multikencana.
a. Terjadi ikatan dasar dalam melaksanakan peraturan pelaksanaan.
b. Kontraktor melaksanakan peraturan pelaksanaan.
c. Konsultan Manajemen Konstruksi PT.Intimulya Multikencana bertugas sebagai
pengawas dan pengendali mutu pada pelaksanaan pekerjaan sesuai persyaratan.
3.6.1 Pemilik Proyek (Owner)
Owner adalah seorang atau badan usaha pemerintah/ swasta ataupun pihak
tertentu yang mempunyai gagasan, dana, dan menghendaki suatu pekerjaan
dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan denagan kepentingannya atau hasil
pekerjaan. Kewajiban yang harus dijalankan Satker Pelaksanaan Prasarana
26
Permukiman Wilayah II Jawa Barat selaku owner sesuai dengan kontrak adalah
sebagai berikut :
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Memproses tagihan dan membayar biaya pelaksaan sesuai dengan yang tertera
pada kontrak.
3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk mendapat rekomendasi izin yang
diperlukan.
4. Membantu kontraktor untuk berkoordinasi antar berbagai pihak yang terlibat
dalam konstruksi.
5. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas.
Sedangkan hak yang diperoleh oleh owner adalah sebagai berikut :
1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
2. Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis desain yang telah
disetujui .
3. Menolak hasil pekerjaan yang diserahkan kontrkator apabila tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis dokumen penawaran.
4. Menerima as built drawing saat serah terima pekerjaan.
5. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
6. Meminta pertanggung jawaban kepada kontraktor atas hasil pekerjaan kontruksi.
7. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak kontraktor yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
27
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang
telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak perjanjian pemborongan.
2. Memberikan laporan progres proyek yang meliputi laporan harian, mingguan,
serta bulanan kepada owner.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, peralatan, dan alat pendukung lain
yang digunakan mengacu dari gambar yang telah dientukan dengan
memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
5. Melindungi semua peralatan dan bahan dari kehilangan dan kerusakan sampai
pada penyerahan pekerjaan.
6. Menjamin keselamatan dan keamanan pekerja di lapangan.
Sedangkan hak yang didapat kontraktor adalah :
1. Mendapat kepastian pakerjaan konstruksi dari owner
2. Mendapat kepastian pembayaran stelah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
kontrak
3. Mendapat jaminan asuransi untuk tenaga kerja yang melaksanakan konstruksi
28
5. Mengoreksi dan mnyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai
pedoman pelaksanaan konstruksi
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merk material yang
diusulkan kontraktor
29
2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
peningkatan jalan.
30
BAB IV
MANAJEMEN PERENCANAAN
4.1 Umum
Pekerjaan pada Kontrak ini meliputi pelaksanaan pekerjaan jalan. Pada ruas jalan
tertentu dalam sistem jalan Negara dan atau Provinsi. Pekerjaan-pekerjaan yang di
cakup dalam spesifikasi ini di bagi tiga kelompok, Pekerjaan “Utama”, Pekerjaan
“Pengembalian Kondisi dan Minor”,dan Pekerjaan “Pemeliharaaan Rutin”. Kegiatan
pemeliharaan rutin harus segera dimulai segera setelah periode Kontrak dan
dimaksudkan untuk mencegah setiap kerusakan lebih lanjut pada jalan minor.
Kegiatan-kegiatan ini meliputi pekerjaan yang bersifat minor dan tidak dimaksudkan
untuk mengembalikan kondisi jalan ke kondisi semula yang lebih baik dan juga
bukan memperbaiki kondisi jalan ke kondisi yang lebih baik dari semula.
31
4.3 Konsultan Perencana
Pada umumnya perencanaan jalan dan seluruh kelengkapan jalan dilakukan oleh
konsultan perencana yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner). Design Bangunan
dan perhitungan struktur pada bangunan serta design lansekap Pekerjaan semacam ini
akan menata dan memperbaiki bangunan-bangunan pada kawasan pariwisata Situ
Bagendit tersebut direncanakan oleh konsultan perencana.
Konsultan perencana akan menjabarkan gambarannya yang masih bersifat abstrak
kedalam bentuk perencanaan yang nyata. Baik dari segi bentuk, manfaat, maupun
biaya dengan memperhatikan syarat-syarat keteknikan dan keindahan
perencanaannya. Dari Proyek Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten
Garut di tentukan Konsultan Perencana Perencana Perorangan . untuk perencanaan
proyek penataan kawasan pariwisata situ bagendit terdapat beberapa zona. Yaitu zona
1 sampai zona 6, untuk konsultan perencana perorangan yaitu Prana Arintoraya, ST.,
IAI.
1. Membuat gambar arsitektur yang kemudian dibuat desainnya, baik struktur bawah
maupun struktur atas, berikut penyelidikan tanah dasar dilokasi proyek dan
menentukan jenis-jenis bahan yang diperlukan untuk penataan lansekap dan
bangunan pada proyek tersebut.
2. Mempersiapkan dokumen tender / kontrak yang merupakan seperangkat dokumen
terdiri dari :
a. Gambar kerja berikut detailnya dari pekerjaan yang dilakukan.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) untuk pelaksanaan pekerjaanyang
mencakup :
Syarat-syarat umum
32
Spesifikasi teknis
Daftar volume pekerjaan
3. Membuat gambar-gambar penjelasan apabila pihak kontraktor pelaksana
menemui kesulitan dalam menginterprestasikan gambar kerja yang sebelumnya
telah didapat.
33
laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi Pekerjaan, tidak
lebih dari tanggal yang ditentukan dalam Pasal 1.1.4 dari Spesifikasi ini. Tanggal
penyerahan ini akan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya
pekerjaan dalam Kontrak dengan lebih dini dan berhasil.
34
BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN
5.1 Umum
Tahapan pelaksanaan merupakan tahapan yang sangat menentukan dalam suatu
proyek overlay jalan. Untuk mewujudkan suatu overlay jalan tersebut, berdasarkan
persyaratan kualitas, biaya, dan waktu yang telah ditetapkan didalam dokumen
tender, diperlukan suatu organisasi pelaksana (kontraktor) yang bertanggung jawab
penuh terhadap terealisasinya overlay jalan yang telah direncanakan itu. Kontraktor
adalah suatu organisasi atau badan yang ditunjuk oleh pihak owner untuk
melaksanakan proyek berdasarkan gambar , rencana kerja dan syarat-syarat, serta
dokumen kontrak.
Pemilihan kontraktor yang berkualitas mutlak sangat diperlukan dan pemilihan ini
dilakukan secara sistem pelelangan terbuka / umum oleh pihak pemilik proyek
(owner) yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Bina Marga
Kabupaten Sumedang kepada pihak pelaksana/ kontraktor yaitu PT. Karya Muda
Prakarsa’.
35
Menganalisis dan mengevaluasi gambar untuk menentukan jadwal dan waktu
pelaksanaan, jadwal peralatan, jadwal tenaga kerja, analisa teknis, membantu
mengatur rencana anggaran dan analisa biaya serta cash flow pelakasanaan.
Mempelajari permasalahan dengan seksama dan kemudian menentukan
metode pelaksanaan yang sesuai agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
Menentukan target prestasi berdasarkan pengalaman serta merumuskan
prestasi yang telah dicapai untuk keperluan mengetahui kemajuan pekerjaan
dan target pencapaian yang diinginkan.
Mengadakan koordinasi dengan konsultan pengawas serta pihak pemilik
untuk pemantauan serta membuat kesepakatan guna keperluan berikutnya.
Membuat laporan harian, mingguan, dan lain-lain.
Memimpin rapat kemajuan pekerjaan kontraktor.
2. Pelaksana Teknis/Site Manager
Adalah seorang yang memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan baik segi waktu, mutu, dan biaya.
Memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Memberi atau membuat metode pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan
dilapangan.
Melaporkan kepada pimpinan proyek bahwa perencanaan sesuai dengan apa
yang diinginkan.
Mengawasi dan memonitor pekerjaan yang sedang dilakukan dilapangan.
Memberitahu pekerja bila terjadi kesalahan dalam pekerjaan dan
memperbaikinya.
Mengadakan pertemuan mandor-mandor dan menjaga ketertiban dalam
melaksanakan pekerjaan.
Membuat rencana kerja mingguan berikut kebutuhan bahan, peralatan dan
tenaga kerja.
36
3. Kasie Keuangan & Administrasi
Mengendalikan kelancaran operasional proyek berkaitan dengan masalah
administrasi dan umum.
Mengendalikan dan mengelola penyimpanan data- data operasional proyek
37
7. Bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan, pembuatan dan kelalaian
pegawai, pekerja maupun orang-orang yang mempunyai hubungan kerja.
8. Menyediakan peralatan keselamatan seperti diharuskan oleh hukum, yang
diperlukan untuk keselamatan pegawai dan masyarakat serta bertanggung jawab
atas pembersihan kembali perlengkapan keselamatan tanpa harus diberi perintah
untuk itu.
9. Menyerahkan rencana kerja dan jadwal waktu (time schedule) kepada pihak
pemilik proyek (owner) yang meliputi seluruh pekerjaan dalam dokumen kontrak
dengan mencantumkan saat mulai dan selesainya tiap-tiap pekerjaan yang
dikemudian hari hanya dapat diubah sesuai dengan keadaan dan sepengetahuan
pihak pemilk. Jadwal rencana kerja ini meliputi :
a. Jadwal waktu pelaksanaan, dalam bentuk Barchart / Kurva S, yang memuat :
Uraian jenis pekerjaan selengkapnya
Volume pekerjaan
Nilai bobot (%) masing-masing jenis pekerjaan terhadap harga biaya
langsung.
b. Jadwal pemakaian peralatan.
c. Jadwal penggunaan bahan.
d. Jadwal pemakaian tenaga kerja.
10. Secara periodik menyerahkan kepada pihak pemilik, rencana kerja dan jadwal
waktunya untuk jangka waktu dua mingguan.
11. Wajib membuat laporan atau agenda harian yang kemudian akan diperiksa
kebenarannya dan disetujui oleh konsultan pengawas, kemudian diserahkan
kepada pihak pemilik proyek (owner), yang sekurang-kurangnya memuat jumlah
tenaga menurut jenis keahliannya/jabatannya, jumlah dan bahan jenis yang masuk
ke proyek, jumlah dan jenis bahan yang disetujui atau dengan keterangan
terperinci, keadaan cuaca/hujan serta kejadian-kejadian lainnya yang dianggap
penting oleh pihak pemilik.
38
12. Laporan atau agenda harian ini dibuat dalam rangkap tiga, asli dan satu tembusan
masing-masing diserahkan kepada pihak pemilik proyek (owner), konsultan
pengawas dan sebagai arsip bagi kontraktor.
13. Selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar-
gambar dan spesifikasi teknis gambar-gambar. Berita acara perubahan dan
gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan dalam
keadaan terawat baik dan tersusun serta diberi tanda-tanda dimana terjadinya
perubahan rencana selama pelaksanaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat
dilihat setiap saat oleh pihak pemilik proyek (owner), konsultan pengawas atau
yang berkepentingan dalam proyek ini sampai dengan serah terima pertama yang
kemudian dijadikan dokumen pihak pemilik proyek (owner).
14. Hanya dapat menggunakan daerah-daerah yang telah ditentukan bagi kepentingan
proyek. Untuk penggunaan diluar daerah itu harus dengan persetujuan tertulis
pihak pemilik proyek (owner) dan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.
Selalu menjaga area pekerjaan sekitarnya, bebas dari timbunan sampah-sampah,
barang-barang bekas dan barang-barang yang tidak berguna yang dapat
menggangu pekerjaan, lingkungan, keamanan atau kesehatan. Pada waktu serah
terima pertama, seluruh area yang terkait dengan pekerjaannya harus sudah bersih
dari bahan-bahan bekas atau sisa sampah-sampah, alat-alat perlengkapan atau
mesin-mesin. Apabila pihak kontraktor melalaikan ini maka pihak pemilik proyek
(owner) dapat memelakukan sendiri dan biaya nya dibebankan pada pihak
kontraktor.
15. Menyediakan contoh-contoh atau benda-benda untuk menunjukan bahan
kelengkapan dan kualitas kerja yang akan dipakai pihak pemilik proyek (owner)
untuk menilai pekerjaan setelah disetujui terlebih dahulu.
16. Membuat foto-foto berwarna dokumentasi proyek (visual foto) yang menjelaskan
kemajuan tahapan pekerjaan, detail-detail bagian pekerjaan yang akan ditutupi
serta bagian-bagian lainnya atas permintaan pihak pemilik proyek (owner)
39
sebanyak dua set setia jangka waktu empat minggu dan setiap set minimal terdiri
dari 8 gambar ukuran besar.
40
41
44
a. Lingkup Pekerjaan Persiapan
Tabel 3 Lingkup Pekerjaan Persiapan
I PEKERJAAN PERSIAPAN
45
Tabel 4 Lingkup Pekerjaan Zona 1
46
Tabel 5 Lingkup Pekerjaan Zona 2-6
47
BAB VI
MANAJEMEN PENGAWASAN
6.1 Umum
Terlaksananya suatu proyek yang lancar dan tidak menemui kendala serta
memenuhi kriteria ketepatan waktu, biaya dan ramah lingkunagn, merupakan tujuan
dan harapan yang ingin dicapai oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut.
Tetapi pada kenyataannya, terkadang muncul beberapa hal yang tidak terduga dan
memerlukan penanganan yang tepat dan serius supaya kendala tersebut tidak
mengganggu aktivitas proyek yang sedang berjalan.
Peran penting dari pengawasan dan pengendalian suatu proyek menjadi suatu
aspek yang sangat dibutuhkan. Pengawasan dan pengendalian akan menjasikan
proyek stabil dan tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan dan tidak menyalahi
ketentuan dari spesifikasi teknis, rencana kerja dan syarat-syarat maupun dokumen-
dokumen lainnya yang berkaitan. Dari Proyek Penataan Kawasan Pariwisata Situ
Bagendit Kabupaten Garut di tentukan Konsultan Pengawasan yaitu PT. Intimulya
Multi Kencana
48
5. Menyetujui atau menolak bahan yang masuk ke proyek dan juga dalam
pelaksanaan pekerjaan.
6. Memimpin rapat mingguan yang membahas kemajuan pekerjaan antara
kontraktor, pihak pemilik proyek (owner) dan konsultan pengawas.
49
50
6.3 Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten Garut
Ahli K3
Ahli Arsitek Ahli Sipil Ahli Mekanikal Ahli Elektrikal
Konstruksi
Inspektur /
CAD / CAM
Pengawas Surveyor Sekretaris
Operator
Lapangan
51
Begitu pula material yang dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah disetujui)
akan diperiksa secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim
tersebut sesuai dengan contoh yang ada.
Melakukan pengawasan terhadap metoda/ cara kerja di lapangan agar
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan Kontraktor baik
dengan test lapangan maupun dengan test laboratorium.
Membuat Trial Mix dan Job Mix Design untuk pekerjaan beton
Pentingnya mutu pekerjaan merupakan aspek penting yang akan
menjadi perhatian Konsultan dalam melakukan pengawasan agar mutu
hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam
spesifikasi. Pada dasarnya pengawasan mutu akan meliputi :
Mengawasan mutu bahan yang dipakai.
Pengawasan terhadap metoda pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan test terhadap hasil pekerjaan.
Konsultan menerapkan pola spesifikasi pengendalian mutu yang baku yaitu pola
Bertahap Tiga, Berlingkup Dua dan Berstruktur Lima Hal sebagai berikut :
Pola bertahap tiga yaitu pengendalian mutu untuk bahan dan pekerjaan
jadi yang meliputi :
Tahap 1 adalah pengendalian mutu untuk bahan baku
sebelum dipakai.
Tahap 2 adalah pengendalian mutu untuk bahan olahan yaitu
hasil olahan sebelum menjadi hasil pekerjaan (pekerjaan
jadi).
Tahap 3 adalah pengendalian mutu untuk pekerjaan jadi.
Pengendalian mutu untuk ketiga tahap tersebut akan dilakukan agar semua bahan
dan pekerjaan jadi sesuai dengan semua persyaratan pada spesifikasi.
52
Pola berlingkup dua yaitu pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
Pengendalian kualitas untuk metoda pelaksanaan agar metoda pelaksanaan
dapat dilaksanakan dengan benar sehingga hasil pekerjaan dapat diharapkan
sesuai dengan spesifikasi.
Pengendalian dimensi untuk memenuhi semua persyaratan dalam gambar
rencana.
Pola berstruktur lima, yaitu pengendalian mutu sehubungan dengan :
Jenis pemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan spesifikasi
Metoda pemeriksaan yaitu tata cara pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan
Frekwensi pemeriksaan yaitu banyaknya pemeriksaan yang diperlukan sesuai
dengan persyaratan yang ada
Spesifikasi pemeriksaan yaitu batasan-batasan yang harus dipenuhi dari hasil
pemeriksaan untuk menentukan dapat diterima atau tidak bahan atau hasil
pekerjaan (pekerjaan jadi) tersebut.
Toleransi hasil suatu kondisi dari hasil pemeriksaan yang masih dapat diterima
terhadap spesifikasi pemeriksaan.
Bagan Alir Pengendalian Mutu (Quality Control) dengan pola tersebut di atas
disajikan pada gambar.3.3 sebagai berikut ini :
Pengawasan mutu akan dilakukan dengan kegiatan - kegiatan sebagai berikut:
Konsultan akan melakukan semua test material secara rutin dengan test
laboratorium maupun lapangan.
Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diperiksa
mutunya agar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi.
Program pengawasan ini akan dilaksanakan untuk menjamin bahwa semua
opersi/kegiatan kontraktor dapat dimonitor dan di awasi dengan baik oleh
Team Pengawas lapangan agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang
53
ada dan hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat akan segera diberitahukan
kepada Kontraktor untuk segera diperbaiki.
Konsultan akan mempersiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam
setiap aktifitas lapangan yang meliputi prosedur pembuatan laporan, prosedur untuk
mengeluarkan instruksi tertulis kepada Kontraktor, prosedur ijin melakukan pekerjaan
dan lain-lain.
Konsultan akan minta kepada Kontraktor untuk mempersiapkan metoda
pelaksanaan yang menjelaskan bagaimana Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk peralatan yang diperlukan (jumlah dan jenisnya serta test yang
harus dilakukan). Konsultan akan mengevaluasi kemudian menyetujui metoda
pelaksanaan tersebut yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pengawasan.
Konsultan juga akan membuat laporan harian yang berisi kegiatan pekerjaan,
masalah yang timbul dan rekomendasi jalan keluarnya, lokasi pekerjaan, kondisi
iklim, jumlah personil yang terlibat, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas
yang telah dikerjakan.
Konsultan akan mengarahkan Kontraktor tentang kebutuhan tenaga kerja dan
peralatan untuk menunjang operasi pekerjaan dan secara periodik Konsultan akan
memeriksa peralatan Kontraktor dan memberitahukan Kontraktor bila terdapat
peralatan yang rusak untuk segera diperbaiki/diganti. Hasil kerja Kontraktor akan
dibandingkan dengan progress yang diharapkan sehingga dapat diketahui apakah
progress tersebut dapat dicapai atau tidak.
Untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor, konsultan akan
segera melakukan pemeriksaan, bila hasil pekerjaan tersebut telah sesuai dengan
spesifikasi yang ada, maka Konsultan akan membuat rekomendasi kepada Pemberi
Tugas untuk dapat diterima.
Hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan ditolak dan Kontraktor
akan diberi alasan penolakan secara tertulis dengan tembusan kepada Pihak Pemberi
Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki pekerjaan tersbut.
54
2. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Kontraktor dapat dijabarkan sebagai berikut :
Konsultan akan mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, melakukan
penyempurnaan dan akhirnya menyetujui Rencana Kerja tersebut
sebelum pekerjaan dimulai.
Evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor akan dilakukan untuk
tiap item kegiatan pekerjaan dengan mempersiapkan :
Waktu yang dialokasikan untuk tiap item pekerjaan adalah
sudah sesuai dengan volume pekerjaan yang ada.
Alat yang di pakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai
kapasitas yang sesuai agar waktu yang dialokasikan dapat
terpenuhi.
Berapa kebutuhan personil Kontraktor.
Membantu Kontraktor dalam mengatasi masalah yang timbul
agar tidak menjadi keterlambatan.
Memberi peringatan kepada Kontraktor bila terjadi
keterlambatan berikut usulan penanganannya.
Memonitor progress yang telah dicapai oleh Kontraktor dan
membandingkan dengan progress rencana untuk mengetahui
apakah terjadi keterlambatan atau tidak.
Banyaknya faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
menjadikan pengawasan kemajuan pekerjaan merupakan hal yang penting agar
pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.
Konsultan akan melakukan pengawasan kemajuan pekerjaan dengan
menggunakan metoda tertentu untuk menjadwalkan pekerjaan dan akan meng-update
55
secara periodik (satu bulan sekali) untuk mengetahui progress yang dicapai
Kontraktor, Pengendalian waktu akan dilakukan dengan :
56
Realisasi kemajuan pekerjaan Kontraktor akan dimonitoring dari waktu ke waktu
oleh Konsultan untuk mengetahui apakah Realisasi Kemajuan Pekerjaan yang dicapai
sesuai dengan rencana kemajuan pekerjaan pada jadwal pelaksanaan.
Monitoring kemajuan pekerjaan akan dilakukan secara harian, mingguan dan
bulanan berdasarkan prestasi kerja Kontraktor yang dituangkan dalam laporan harian,
mingguan dan bulanan.
Dengan adanya monitoring harian, mingguan dan bulanan akan dapat diketahui
terjadinya hambatan pekerjaan beserta penyebabnya dan dapat segera diatasi sebelum
menyebabkan terjadinya keterlambatan seperti dituangkan pada gambar. Bagan Alir
Pengendalian Waktu berikut ini :
57
3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya akan dilakukan oleh Konsultan agar Biaya Konstruksi yang
ada tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan Harga Kontrak yang ada. Dari
waktu ke waktu Konsultan akan mencatat volume pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh Kontraktor. Apabila diperlukan akan dilakukan Change Order untuk
mempertahankan harga kontrak pekerjaan.
Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan oleh Konsultan agar harga
kontrak tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah - langkah
tertentu, yaitu antara lain melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan dan
perubahan - perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga sebelumnya.
Monitoring Kualitas Pekerjaan
Kualitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah perkiraan yang
dapat berubah, oleh karena itu perlu dilakukan monitoring terhadap kuantitas
pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak dan langkah - langkah apa yang harus
diambil bila kuantitas tersebut tidak mencukupi untuk mempertahankan harga kontrak
seperti dituangkan pada Bagan Alir Pengendalian Biaya seperti pada dibawah ini.
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi dilakukan dengan cara melaksanakan laporan yang
sebaik - baiknya. Konsultan akan menyiapkan dan melaporkan seluruh kegiatan yang
ada melalui dokumen-dokumen sebagai berikut :
Buku Harian
Laporan Harian
Laporan Mingguan
Laporan Teknis/ Justifikasi Tecknic
58
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
Laporan Hasil Rapat Lapangan
Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan
Disamping dokumen - dokumen tersebut di atas, Konsultan juga akan
menyerahkan Surat Perintah Perubahan Pekerjaan beserta Berita Acaranya bila hal ini
perlu dilakukan. Selain itu guna membantu kelancaran administrasi kegiatan,
Konsultan akan membantu membuat As Built Drawing dan Penyiapan Dokumen –
Dokumen yang diperlukan guna kelancaran kegiatan.
5. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan Team Pengawas Lapangan akan membantu dan
mengarahkan Kontraktor Untuk melakukan inventarisasi terhadap semua hasil
pekerjaan Kontraktor yang kurang sempurna. Inventarisasi akan meliputi jenis dan
lokasi pekerjaan yang perlu disempurnakan serta rekomendasi terhadap perbaikannya.
Semua perbaikan dari hasil pekerjaan yang tidak sempurna harus sudah diselesaikan
oleh Kontraktor selama Masa Pemeliharaan. Keterlibatan Team Pengawas Lapangan
selain hal-hal tersebut di atas adalah penyelesaian administrasi dan dokumentasi hasil
pengawasan Konsultan serta keikut sertaan untuk persiapan Serah Terima II
Pekerjaan (Akhir).
6. Pelaporan
Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah pembuatan laporan dan kegiatan
komunikasi antara Konsultan dengan pihak Pemberi Tugas, Tim Teknis dan
Kontraktor.
Sistem pelaporan dari pengawas lapangan ke atasan masing - masing akan
dilakukan sedemikian rupa sehingga terdapat kontinuitas laporan. Pengiriman
59
Informasi ke Pemberi Tugas maupun instruksi kepada Kontraktor tidak akan
dilakukan secara lisan,
hal ini penting karena instruksi tersebut harus mempunyai kekuatan yang
mengikat dan merupakan bagian dari Dokumen Kontrak.
60
Data asli sebelum dilakukan review design atau sesuai dengan data pada
waktu lelang;
Data design yang dipakai untuk review design
Data dari As Built Drawings pada lokasi yang akan di design ulang,
Copy dari Surat Perintah Perubahan Pekerjaan yang sudah disetujui;
Copy penawaran Kontraktor termasuk harga satuan lelang dan analisa harga
satuan;
Gambar design asli (sebelum dirubah) dan gambar design perubahannya/ shop
drawing yang dibuat oleh kontraktor.
11. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi dari Laporan Akhir Umum dan Laporan Akhir Teknis.
Laporan Akhir Umum maupun Teknis akan dibuat pada akhir masa layanan
Konsultan untuk masing-masing paket segera setelah dilakukannya Penyerahan
Pertama Pekerjaan. Draft Laporan Akhir Teknis akan diserahkan kepada Pemberi
Tugas untuk dilakukan penyempurnaan dan koreksi.
12. Laporan Dokumentasi
Konsultan juga harus menyiapkan dan mendokumentasikan selama kegiatan
berlangsung, yaitu foto - foto mengenai lokasi, proses pengujian maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan.
61
BAB VII
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
62
B. Zona 2
C. Zona 3
63
D. Zona 4
64
7.2 Pelaksanaan Proyek pada saat kerja praktek
Kegiatan selama pelaksanaan Kerja Praktek meliputi pengawasan di lapangan
dan engineering sehingga ada kalanya pekerjaan kontraktor dilimpahkan ke kami
agar mampu menambah wawasan tentang bagaimana pekerjaan proyek yang ada di
lapangan. Adapun penugasan tersebut antara lain:
A. Pengawasan Pada Pekerjaan deck Pedestrian Air
B. Menghitung Kebutuhan Volume Bekisting, Pembesian, dan Beton pada
pekerjaan Deck Pedestrian Air.
Untuk Pekerjaan Pedestrian terdapat pada zona 2 untuk penataan kawasan
pariwisata Situ Bagendit.
65
66
7.2.1 Pengawasan pada Pekerjaan Deck Pedestrian Air Zona 2
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
67
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan
tiang yang lancar dan bermutu tinggi.
- Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan
dari waktu ke waktu apabila dianggap perlu.
- Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus
dan tidak terganggu.
- Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang
telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus
mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai
pemancangan. Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai
dengan urutan kerja yang telah direncanakan.
- Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk
menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
- Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang sudah
terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena
fasilitas-fasilitas lainnya.
- Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar posisi
sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
B. Pemancangan Tiang
- Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang.
- Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis disel (a
diesel hammer type). Dalam pemilihan "driving diesel hammer" haruslah
dari berat yang memadai agar tidak merusak tiang.
"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram 3500 kg
(Kobe - 35 type).
68
- Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui
dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.
- Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada
garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti
ditunjukkan pada gambar.
- Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak
kelurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus diarahkan selama
pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk dapat menjaga
posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk atau bengkok,
maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan
persetujuan tertulis dari pengawas yang ditunjuk.
C. Test untuk mutu tiang.
Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat tinggi
(lebih dari 2000) atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P.I.T. (Pile
Integrated Test) atau test sejenis yang disetujui oleh Engineer harus
dilakukan.
D. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang
didekatnya (heave check).
Lakukan suatu "heave check" pada pemancangan kelompok tiang yang
pertama, dan pada kelompok yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.
- Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi
pada masing-masing tiang segera setelah selesai pemancangan.
- Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu
kelompok selesai dipancang.
- Bila ujung (tip) tiang mengalami "heave" lebih dari 6 mm dari posisi asli,
tiang tersebut harus dipukul lagi.
Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan
69
pemancangan sampai pengawas yang ditunjuk menyatakan bahwa pile
heave teratasi.
- Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan
oleh pengawas yang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound
harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang
disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua
percobaan. Nilai konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus
akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang
dan setelah grafik rebound/set diperoleh.
- Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya
pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan oleh pengawas yang ditunjuk
dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang.
Sampai persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh
dipindahkan; kecuali atas resiko Kontraktor sendiri.
- Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh
sebab lain atau salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban,
Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan penambahan tiang pada posisi
yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan
daya dukung yang sama.
- Pendataan pemancangan tiang.
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan
dilengkapi parap pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data,
setiap hari. Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus
70
mengikuti persetujuan Engineer. Data pemancangan setiap tiang harus
diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan (copy)nya
harus disimpan oleh Kontraktor.
Data-data laporan harus meliputi hal-hal berikut :
1. Nama proyek
2. Nomor tiang
3. Tanggal pemancangan
4. Cuaca
5. Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada 10 pukulan terakhir
(last ten blow)
6. Dalamnya pemancangan dari level tanah
7. Level tanah
8. Panjang tiang
9. Jenis alat pukul (Hammer Type)
10. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada
sambungan).
11. Waktu/saat mulai dan waktu selesainya pemancangan
12. Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 m
13. Tinggi jatuh yang sebenarnya (actual ram stroke)
14. Semua informasi lain seperti disyaratkan oleh Engineer.
Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer.
Record diatas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh
proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka
harus dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan
(kecuali waktu penyambungan).
H. Kepala Tiang
1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk
memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga
panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40
71
diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile
cap).
Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan
dengan memeriksa level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan
akurat serta membandingkan dengan posisi yang dicantumkan pada
gambar denah tiang.
Kontraktor harus menyediakan surveyor dilapangan untuk pekerjaan
tersebut.
2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang
minimum 40 diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus dan baik.
3. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan
petunjuk/gambar.
I. Sambungan tiang dan pengelasan :
1. Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim
sambungan tiang untuk disetujui Engineer sebelum pemasangan di
lapangan.
2. Detail dari sambungan harus terdiri dari :
a. Sistim sambungan yang akan dipakai
b. Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
c. Prosedur pengelasan
d. Kwalifikasi/kecakapan tukang las.
72
Dookumentasi Pemasangan Tiang Pancang
73
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Umum
Bab ini merupakan bahasan terakhir dari keseluruhan rangkaian Laporan Kerja
Praktek di Proyek Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten
Garut. Banyak sekali hal-hal yang terjadi didalam proyek ini yang dapat menjadi
masukan ilmu di bidang Teknik Sipil bagi mahasiswa.
Mengingat waktu yang relatif singkat dalam kerja praktek ini, penyusun
menyadari masih banyak sekali hal-hal yang belum diketahui. Meskipun demikian
hal ini tidak mengurangi arti dari kerja praktek itu sendiri dan yang lebih penting
adalah dapat memberikan konstribusi serta pengalaman yang sangat berharga bagi
penyusun.
8.2KESIMPULAN
Dari kerja praktek yang dilakukan pada Penataan Kawasan Pariwisata Situ
Bagendit Kabupaten Garut ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kerja praktek yang kami lakukan yaitu Proyek Penataan Kawasan Pariwisata
Situ Bagendit Kabupaten Garut yang bertempat di Kecamatan Pakenjeng
Kabupaten Garut
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh :
- Pemenang Lelang Proyek : PT. Adhikarya (Persero)Tbk.
- Konsultan Manajemen Konstruksi : PT. Intimulya Multi Kencana
- Kontraktor Utama : PT. Adhikarya (Persero)Tbk.
74
3. Sistem tender yang terjadi dalam Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit
Kabupaten Garut ini adalah dengan metoda Tender Terbuka.
Pelelangan ini bersifat pelelangan umum dan yang diundang adalah rekanan
kualifikasi “B” pekerjaan Penataan Kawasan Pariwisata Situ Bagendit Kabupaten
Garut yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Panitia Tender.
4. Pemberi tugas ini Satker Pelaksanan Prasarana Permukiman Wilayah II Jawa
Barat Kementrian PUPR. Pemenang Pekerjaan ini adalah PT. Adhikarya
(Persero), Tbk. sebagai Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi dari
75
9.1 SARAN
Berdasarkan hasil dari selama kami melaksanakan kerja praktek ada beberapa
saran untuk proyek dan kampus.
A. Kepada Pimpinan Proyek
Agar lebih di perhatikan sistem keselamatan para pekerja.
Dalam perencanaan diperlukan kecermatan dan ketelitian supaya tidak terlalu
banyak perubahan gambar yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian
proyek
B. Kepada ST-INTEN
Memberikan informasi mengenai proyek yang sedang berlangsung, agar
mahasiswa tidak kesulitan mencari tempat kerja praktek dan jika perlu apabila di
suatu proyek ada kenalan para dosen mohon di usahakan supaya mahasiswa bisa
melaksanakan KP di tempat tersebut.
76