(PERKANTORAN)
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “RUANG LINGKUP UTILITAS BANGUNAN BERTINGKAT
(PERKANTORAN)”. Makalah ini disusun sebagai Tugas Utilitas.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi semua pihak yang
berkepentingan pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.1.1 Menurut Beberapa Pengertian, Hotel Didefinisikan Sebagai Berikut :........................4
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.5 Tujuan.................................................................................................................................5
1.6 Manfaat..............................................................................................................................5
BAB II DASAR TEORI.....................................................................................................................7
2.1 Landasan Teori...................................................................................................................7
2.1.1 Sistem Mekanikal Elektrikal...............................................................................................7
2.1.2 Sistem Plumbing Gedung...........................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN HOTEL..................................................................................................14
3.1 Air Bersih dan Air Panas................................................................................................14
3.1.1 Sistem Jaringan Air Bersih..........................................................................................14
3.1.2 Sistem Distribusi Air Bersih.......................................................................................14
3.1.3 Hot Water System........................................................................................................16
3.1.4 Sistem Shaft.................................................................................................................17
3.2 Sistem Air Kotor dan Limbah......................................................................................19
3.2.1 Sistem Shaft.................................................................................................................20
3.3 Sistem Lift, Tangga Umum dan Darurat.......................................................................23
3.3.1 Denah peletakan tangga umum dan darurat Keterangan: kuning tangga umum; merah
tangga darurat...............................................................................................................................24
3.4 Jaringan Listrik.................................................................................................................30
3.4.1 Skema jaringan Listrik.................................................................................................30
3.4.2 Ruang Listrik dan Mesin genset..................................................................................30
3.4.3 Abrosber, GKI Solar dan Pipa Penyaluran..................................................................31
3.4.4 Diagram Panel.............................................................................................................32
3.5 HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning).....................................................32
3.6 Fire Protection..................................................................................................................35
3.7 Penangkal Petir.................................................................................................................38
3.8 Telekomunikasi.................................................................................................................39
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................42
ii
4.1 K e simpulan.....................................................................................................................42
4.2 Saran.................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................43
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
1.4. Tujuan
Penulisan Makalah ini memiliki dua tujuan yang akan dicapai, adapun
tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam proses pembelajaran sebagai nilai Ulangan Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Utilitas Bangunan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
5
6
a. Dapat mengetahui sistem utilitas apa saja yang diaplikasikan dalam Gedung
Perkantoran.
b. Dapat mengetahui utilitas yang bekerja pada gedung perkantoran.
1.5. Manfaat
Berdasarkan dari Rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka manfaat
penelitian sebagai berikut:
a. Diharapkan dapat memahami sistem utilatas pada bangunan khususnya
Gedung Perkantoran
b. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi penulis,
mahasiswa untuk lebih mengetahui apa itu utilitas.
c. Bermanfaatan atau kegunaan suatu barang bagi yang menggunakannya.
Artinya, semakin bermanfaat suatu barang bagi penggunanya, maka
semakin tinggi pula utilitas barang tersebut.
6
7
BAB II
DASAR TEORI
Utilitas bangunan merupakan hal yang harus diperhatikan sejak awal tahap
perencanaan dan perancangan bangunan, khususnya bangunan bertingkat. Hal ini
dikarenakan apabila utilitas bangunan dalam suatu gedung tidak lengkap maka
gedung tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Selain itu, utilitas bangunan
yang tidak memadai juga dapat membahayakan keselamatan penghuni bangunan.
Tujuan utilitas bangunan adalah untuk memperlengkap suasana suatu bangunan
supaya penghuni bisa nyaman dan aman dalam suatu bangunan dan
menjadikannya hal yang memiliki nilai kegunaan dan manfaat. (Hartono Purbo)
salah satu komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang telah
dirancang oleh para arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk
itu bangunan harus dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan gedung /perkantoran itu sendiri.
Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan dikonsep dalam suatu
paradigma tersebut. Dan konsep mekanikal dan elektrikal untuk memenuhi
sesuai dengan fungsinya.
1. Sistem Mekanikal
System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran); System Tata Udara
(AC / Air Conditioning); Sistem transportasi vertical (lift).
2. Sistem Elektrikal
Sistem Elektrikal / Arus Kuat; Sistem penangkal petir; Sistem telepon;
Sistem tata suara (Sound system); System fire protection (fierm alarm);
Sistem Data / Jaringan Komputer; Sistem MATV (master Television);
Sistem CCTV (Close Circuit Television).
4. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya
listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam
rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan
listrik (trafo/ transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan
panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel)
dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel
Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk
power AC).
6. Sistem telepon
Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi
dalam gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai
sentral komunikasi telepon didalam gedung (pelanggan) yang terhubung
dengan Telkom.
Selain sistem diatas juga karena menyangkut pembuangan air yang harus
dialirkan ke saluran, yaitu Sistem instalasi air hujan dan Instalasi drain (drain AC
dan drain sprinkler). Drain Para perencana suatu gedung biasanya ada yang
memasukan sistem air hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang
memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain biasanya dipisahkan dari
sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari system yang perlu
drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu
sendiri. Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler)
termasuk air bersih (tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya
langsung dialirkan ke saluran kota (tidak melalui pengolahan).
14
BAB III
PEMBAHASAN HOTEL
Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton atau ground tank
yang terletak di bagian basement. Tangki pada Hotel ini berbentuk seperti ruang
yang besar dengan dinding-dinding berupa beton. Ada dua tangki air yang
pertama berkapasitas 4000 liter dan yang kedua 3000 liter sehingga total kapasitas
air bersih di tangki adalah 7000 liter. Letak tangki air bersih bersebelahan dengan
ruang pompa dimana pada ruang pompa selain berisi pompa, juga terdapat filter
air bersih.
15
2. Up-Feed Sistem
Adalah sistem pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank)
dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih
pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa.
Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari
pipa utama tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung-gedung kecil yang rendah. Pembuatan relatif murah tetapi pompa cepat
rusak.
3. Down Feed-System
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground
tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang
16
di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke
seluruh bangunan.
Air panas akan ditampung di tangki air panas terletak dibagian roof top.
Karena listrik yang dibutuhkan untuk memanasi air cukup banyak dan mahal, bisa
dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan sejumlah energi yang akan
dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk menjalankan sistem pemanas air ini
ada dua tangki air panas besar yang berkapasitas 2000 liter dan 3500 liter.
Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang menunjukan arah
aliran air dan air apa yang ada di dalamnya. Untuk air panas diberi tanda panah
dengan warna merah, sedangkan untuk air bersih biasa ditunjukan dengan tanda
panah berwarna biru.
17
Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya,
untuk meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada
bangunan bertingkat, baik rumah maupun gedung. Bila pipa ditanam ke dalam
dinding, akan sulit melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu
kecil untuk mengaksesnya bila akan melakukan perbaikan.
Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft, kabel
listrik pun perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu. Shaft air berisi
pipa vertikal air bersih, air kotor, dan kotoran. Sedangkan shaft listrik berisi pipa-
pipa kabel listrik.Untuk memudahkan perbaikan, pipa-pipa yang ada di dalam
shaft ini perlu identitas. Karena itu akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi
warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna biru, air kotor warna abu- abu, dan
18
Kalau bisa, pipa utilitas hanya membentang secara vertikal, tidak secara
horizontal. Artinya, begitu pipa keluar dari dinding shaft, akan langsung bertemu
dengan kamar mandi di lantai atas.Semakin panjang pipa, semakin riskan
terjadinya kebocoran. Untuk itu gunakan pipa air sependek mungkin, tentunya
tanpa mengurangi kelancaran pergerakan air.
19
Sistem jaringan yang digunakan pada Hotel adalah two pipe system
dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang
STP (sewage treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.
20
Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol lemak
dengan dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan dapur masuk ke
dalam bak lemak. Sisa lemak akan diendapkan di bak kontrol lemak, sedangkan
air sisa pembuangan akan dialirkan masuk ke dalam pengolahan sistem air tinja,
dan akan di alirkan ke riol kota. Sisa- sisa limbah padat akan diambil setiap hari
oleh petugas dan akan ditampung oleh pemerintah.
22
3.3.5 Ramps
Ramps pada bangunan Hotel dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu:
1. Ramps akses kedalam basement
2. Ramps akses dari luar menuju kedalam bangunan
3. Ramps pada koridor Hotel sebagai
3.3.6 LIFT
Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya untuk
pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel telah
mengatur ketika service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu hotel.
Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang
bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan
ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay,
dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway, dan panel
diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah menggunakan
tarikan kabel baja dari atas.
Ruang listrik terletak pada lantai basemen. Sumber listrik dari PLN
disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang memiliki
peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan
didistribusikan keseluruh bangunan. Listrik yang diperoleh dari PLN sebesar 390
volt, sedangkan listrik yang bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180
kVa, dengan input 147 kVa. Genset yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400
x 130 x 190 cm. Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari
PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis menyala
dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau mengalami gangguan.
31
Ruang listrik yang terletak pada lantai basemen ini dilengkapi absorber
suara pada dindingnya. Adanya absorber ini dimaksudkan agar suara dari mesin
genset yang sedang beroperasi tidak terdengar keluar ruangan ini sehingga tidak
mengganggu aktivitas lainnya. Lapisan absorber ini melapisi seluruh bagian
dinding dan langit-langit ruangan. Mesin genset bergerak dengan bantuan solar,
sehingga ruangan ini terhubung langsung dengan tangki solar yang terletak di luar
ruangan. Tempat pengisian solar terletak diluar gedung yang terhubung dengan
pipa berwarna kuning menuju tangki penampung solar untuk kemudian dialirkan
pada mesin genset. Selain memiliki saluran untuk pengisian solar, ruangan ini juga
memiliki pipa yang fungsinya untuk mengeluarkan panas dan limbah dari genset
ketika beroperasi.
sudah dibagi 5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan, misalnya pada panel lantai 1
didistribusikan lagi menuju panel lantai 2 dan panel lantai 3, atau pada sub panel utama
kebakaran didistribusikan lagi menuju panel elektronik dan panel penerangan luar. Untuk
lebih jelasnya, skema pendistribusuan listrik pada Hotel Amaris Yogyakarta dapat dilihat
pada gambar dibawah.
Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan Hotel
dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan diteruskan dan dikeluarkan
lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang pengeluaran tersebut terletak di
rooftop bangunan.
1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan,
Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah beton bertulang.
Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika terjadi
36
A. Smoke Detector
Smoke detector terdapat di lorong- lorong bangunan, lobi, dan pada kamar
hotel dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi
asap yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut
dan alat akan bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung
Hotel Amaris.
3.6.2 Speaker
Terdapat juga deteksi api manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi yang
dapat ditarik oleh pengguna bangunan jika meliat adanya api pada bangunan
sehingga akan menghidupkan alarm pada seluruh Hotel. Tuas tersebut berada
pada kotak berwarna merah cerah dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah
untuk dicari.
D. Fire Extinguisher
Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya
berwarna merah ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan
38
secara manual. Biasanya diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah
dilihat dan dijangkau.
3.8 Telekomunikasi
3.8.1 Telepon
Jaringan telepon pada Hotel terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom dan
dari PABX internal bangunan. Di setiap unit kamar hotel terdapat 1 unit telepon
sedangkan di lobby terdapat unit telepon dan faksmile.
Begitu juga dengan jaringan PABX hotel, jaringan berasal dari mesin
PABX yang terhubung dengan operator lalu juga disalurkan melewati MDF-TP
sebelum akhirnya disalurkan ke setiap unit atau ruangan di hotel. Setiap
komunikasi yang dilakukan di dalam bangunan melalui jaringan PABX harus
melalui operator terlebih dahulu, selain itu mesin PABX harus selalu terhubung
dengan listrik, sehingga jaringan PABX sangat tergantung dengan ketersediaan
listrik di bangunan.
Setelah kedua jaringan (PT. Telkom line dan PABX) sampai di Main
Distribution Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction
Box Telephone System yang berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang
nantinya akan melanjutkan penyaluran gelombang ke setiap unit telepon didalam
kamar dan ruangan per lantai.
40
3.8.4 Wifi
WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak
menggunakan kabel (wireless) melainkan menggunakan kabel (wireless)
melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada Hotel, jaringan WiFi
selain berada di lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel sehingga
pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar.
Sistem kerja WiFi pertama dimulai di alat acces point berupa modem/DSL
yang mengirimkan gelombang elektromagnetik ke EAP (Extensible
Authentication Protocol). Gelombang elektromagnetik yang dikirimkan berisi
identitas dari acces point itu sendiri, lalu EAP merespon dengan memberitahu
boleh atau tidaknya acces point itu menggunakan jaringan WLAN yang dimiliki
oleh ISP. Setelah diperbolehkan, acces point akan mengirimkan gelombang
elektromagnetik ke sebuah wireless router yang berada di sekitar tempat
pemancar WiFi diletakan yang disebut wireless router.
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 K e simpulan
Utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat digunakan atau
berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital pada
suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat
maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya,
apabila penerapan sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan
terhambat. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa pengetahuan mengenai
penerapan sistem dan jaringan utilitas sangatlah penting.
Penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan berlantai banyak
(lebih dari 3 lantai), meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan jaringan air
kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum, dan tangga
darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), sistem
penerangan, sistem pencegahan kebakaran, jaringan listrik, penangkal petir, dan
jaringan telekomunikasi.
43
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dianjurkan saran sebagai
berikut:
1. Untuk pihak Hotel harus merancang sistem utilitas pada tingkat
kenyamanan ruang, semakin baik sistem utilitasnya maka semakin nyaman
ruang tersebut untuk ditempati.
2. Adapun banyak bangunan-bangunan dilapangan yang banyak tidak
memperhatikan sistem utilitasnya. Sehingga bangunan tersebut tidak dapat
menunjang kenyamanan penggunanya
.
DAFTAR PUSTAKA