Anda di halaman 1dari 45

RUANG LINGKUP UTILITAS BANGUNAN BERTINGKAT

(PERKANTORAN)

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Tugas Utilitas
Program Studi Perencanaan Perumahan dan Permukiman
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak

Disusun Oleh :

1. FAJRUL ISLAMIAWAN 4202112131


2. DENDY GILANG 4202112129
3. LAMHOT EDISON H S 4202112126
4. TETI GUSPRIANTI 4202112137
5. RINDI ANTIKA 4202112138

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “RUANG LINGKUP UTILITAS BANGUNAN BERTINGKAT
(PERKANTORAN)”. Makalah ini disusun sebagai Tugas Utilitas.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi semua pihak yang
berkepentingan pada umumnya.

Pontianak, 17 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.1.1 Menurut Beberapa Pengertian, Hotel Didefinisikan Sebagai Berikut :........................4
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.5 Tujuan.................................................................................................................................5
1.6 Manfaat..............................................................................................................................5
BAB II DASAR TEORI.....................................................................................................................7
2.1 Landasan Teori...................................................................................................................7
2.1.1 Sistem Mekanikal Elektrikal...............................................................................................7
2.1.2 Sistem Plumbing Gedung...........................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN HOTEL..................................................................................................14
3.1 Air Bersih dan Air Panas................................................................................................14
3.1.1 Sistem Jaringan Air Bersih..........................................................................................14
3.1.2 Sistem Distribusi Air Bersih.......................................................................................14
3.1.3 Hot Water System........................................................................................................16
3.1.4 Sistem Shaft.................................................................................................................17
3.2 Sistem Air Kotor dan Limbah......................................................................................19
3.2.1 Sistem Shaft.................................................................................................................20
3.3 Sistem Lift, Tangga Umum dan Darurat.......................................................................23
3.3.1 Denah peletakan tangga umum dan darurat Keterangan: kuning tangga umum; merah
tangga darurat...............................................................................................................................24
3.4 Jaringan Listrik.................................................................................................................30
3.4.1 Skema jaringan Listrik.................................................................................................30
3.4.2 Ruang Listrik dan Mesin genset..................................................................................30
3.4.3 Abrosber, GKI Solar dan Pipa Penyaluran..................................................................31
3.4.4 Diagram Panel.............................................................................................................32
3.5 HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning).....................................................32
3.6 Fire Protection..................................................................................................................35
3.7 Penangkal Petir.................................................................................................................38
3.8 Telekomunikasi.................................................................................................................39
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................42

ii
4.1 K e simpulan.....................................................................................................................42
4.2 Saran.................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................43

iii
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu gedung dikatakan berhasil apabila dibangun tidak hanya untuk


dinikmati keindahannya saja akan tetapi dilengkapi juga dengan fasilitas yang
menunjang kenyamanan dan keamanan penghuninya. Utilitas bangunan gedung
merupakan suatu kelengkapan konstruksi bangunan yang ditujukan untuk
mendukung aktifitas penghuni di dalamnya hingga penghuni dapat merasa
nyaman dan aman. Maka dari itu utilitas merupakan bagian penting dalam suatu
pembangunan selain dari keindahan dan kekuatan bangunan itu.
Utilitas bangunan adalah fasilitas kelengkapan penunjang pada sebuah
bangunan agar tercapainya keselematan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Utilitas bangunan meliputi kelistrikan, pencahyaan, penghawaan, pencegah
kebakaran, transportasi gedung, keamanan, dll. Namun pada kenyataanya masih
banyak bangunan bertingkat di Indonesia yang utilitasnya tidak efektif dan tidak
memenuhi kriteria tersebut, sehingga belum atau tidak memenuhi empat aspek
tersebut.
Gedung perkantoran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
fasilitas infrastruktur dalam meningkatan roda perekonomian yang lebih baik.
Maka dari itu hal tesebut akan menjadikan variasi ukuran kantor yang berbeda-
beda berdasarkan manajemen, struktur organisasi dan teknologinya. Sehingga
dalam merencanakan bangunan gedung perkantoran ini perlu perencanaan yang
baik dan matang ditinjau dari segi keamanan, biaya, kegunaan, bentuk,
arsitektural, struktural ataupun jasa yang tersedia. Pada umumnya ruang kerja
pada bangunan gedung perkantoran tidak dapat berpindah-pindah karena telah
dilengkapi dengan ruang-ruang fasilitas penunjang seperti ruang mesin, ruang
arsip, kantin dan ruang fasilitas penunjang lainnya. Maka dari itu keamanan dan

4
5

kenyamanan dalam bangunan gedung perkantoran ini perlu diperhatikan dengan


baik.
Demi kelancaran aktifitas didalam maupun diluar gedung maka sistem
mekanikal elektrikal dan plumbing yang direncanakan mengacu pada peraturan
dan ketentuan berdasarkan standart nasional maupun internasional diharapkan
mampu memaksimalkan kebutuhan, menjamin keamanan gedung beserta
peralatannya dan keselamatan bagi penggunanya lokasi juga dapat memengaruhi
gaya atau tema dari kantor yang akan dibangun. Bangunan kantor harus terletak
pada lokasi yang strategis keberadaanya dan berada di area yang aman dan
memiliki kemudahan akses. Kebanyakan kantor dibangun pada lokasi yang akan
mengalami kemajuan. Lokasi yang strategis, dekat dengan pusat pemerintahan,
pusat bisnis, dan fasilitas publik lainnya dapat memberikan kemudahan tamu
dalam mengakses aktivitas lain di luar kantor.

1.2. Rumusan Masalah


a. Sistem utilitas seperti apa yang diaplikasikan pada Gedung Perkantoran ?
b. Bagaimana sistem utilitas tersebut bekerja ?

1.3. Batasan Masalah


a. Sistem utilitas yang diaplikasikan pada Gedung Perkantoran
b. Sistem utilitas bekerja pada gedung perkantoran ?

1.4. Tujuan
Penulisan Makalah ini memiliki dua tujuan yang akan dicapai, adapun
tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam proses pembelajaran sebagai nilai Ulangan Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Utilitas Bangunan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

5
6

a. Dapat mengetahui sistem utilitas apa saja yang diaplikasikan dalam Gedung
Perkantoran.
b. Dapat mengetahui utilitas yang bekerja pada gedung perkantoran.

1.5. Manfaat
Berdasarkan dari Rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka manfaat
penelitian sebagai berikut:
a. Diharapkan dapat memahami sistem utilatas pada bangunan khususnya
Gedung Perkantoran
b. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi penulis,
mahasiswa untuk lebih mengetahui apa itu utilitas.
c. Bermanfaatan atau kegunaan suatu barang bagi yang menggunakannya.
Artinya, semakin bermanfaat suatu barang bagi penggunanya, maka
semakin tinggi pula utilitas barang tersebut.

6
7

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Landasan Teori


Utilitas Bangunan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
mendukung tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi
dan mobilitas dalam suatu bangunan. Jadi secara umum utilitas bangunan dapat
didefisikan sebagai suatu kelengkapan fasilitas yang melengkapi bangunan untuk
menunjang segala aktivitas baik di dalam maupun di luar bangunan.(Hartono
Purbo)

Utilitas bangunan merupakan hal yang harus diperhatikan sejak awal tahap
perencanaan dan perancangan bangunan, khususnya bangunan bertingkat. Hal ini
dikarenakan apabila utilitas bangunan dalam suatu gedung tidak lengkap maka
gedung tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Selain itu, utilitas bangunan
yang tidak memadai juga dapat membahayakan keselamatan penghuni bangunan.
Tujuan utilitas bangunan adalah untuk memperlengkap suasana suatu bangunan
supaya penghuni bisa nyaman dan aman dalam suatu bangunan dan
menjadikannya hal yang memiliki nilai kegunaan dan manfaat. (Hartono Purbo)

2.1.1 Sistem Mekanikal Elektrikal


Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting, yaitu struktur,
arsitek dan utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah ME (mekanikal dan
elektrikal) di gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur
mengedepankan kekuatan, arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka ME
(mekanikal & Elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun
bangunan atau seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan suatu
system mekanikal & elektrikal, maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya.
Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling
terkait satusama lain. Dengan demikian system mekanikal & elektrikal termasuk
8

salah satu komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang telah
dirancang oleh para arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk
itu bangunan harus dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan gedung /perkantoran itu sendiri.
Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan dikonsep dalam suatu
paradigma tersebut. Dan konsep mekanikal dan elektrikal untuk memenuhi
sesuai dengan fungsinya.

A. Sistem Mekanikal dan Elektrikal Suatu Gedung


Pada umumnya System mekanikal dan elektrikal suatu gedung terdiri dari:

1. Sistem Mekanikal
System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran); System Tata Udara
(AC / Air Conditioning); Sistem transportasi vertical (lift).

2. Sistem Elektrikal
Sistem Elektrikal / Arus Kuat; Sistem penangkal petir; Sistem telepon;
Sistem tata suara (Sound system); System fire protection (fierm alarm);
Sistem Data / Jaringan Komputer; Sistem MATV (master Television);
Sistem CCTV (Close Circuit Television).

B. Fungsi Umum Sistem

1. Sistem Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)


Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung
sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari
sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada
tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada
umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: system sprinkler, hidran dan
fire extinguisher.
9

2. Sistem Tata Udara (AC / Air Conditioning)


Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara
ruanga baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih
nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran / fungsi
gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang mulai banyak
diperhatikan di zaman modern ini.

3. Sistem transportasi vertical (lift)


Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi
diperlukan suatu alat transfortasi vertical, untuk memudahkan
transfortasi pengguna dan efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem
transportasi vertikal didalam bangunan Gedung adalah suatu sistem
peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai
bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut lift atau elevator.

4. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya
listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam
rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan
listrik (trafo/ transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan
panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel)
dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel)
dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel
Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk
power AC).

5. Sistem Penangkal Petir


Secara umum sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung dan
sekitarnya dari petir. Pekerjaan penangkal petir menyangkut meliputi
pemassangan dan penyediaan instalasi penagkal petir, grounding dan
pembuatan bak kontrol.
10

6. Sistem telepon
Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi
dalam gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai
sentral komunikasi telepon didalam gedung (pelanggan) yang terhubung
dengan Telkom.

7. Sistem Tata Suara (Sound System)


Sistem ini berfungsi sebagai publik adress, paging dan
pengumuman. Sistem ini terdiri dari peralatan untuk memenuhi
background music dan pengumuman darurat.

8. Sistem fire protection (fire alarm)


Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem
pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis
maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran
(sistem Fire fighting).

9. Sistem Data / Jaringan Komputer


Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi dalam gedung.
Sistem kabel data atau disebut juga Local Area Network (LAN)
merupakan jaringan computer yang menghubungkan computer pc
dari workstation untuk memakai Bersama sumber daya(resource,
misalnya printer, internet, dan lain-lain) dan saling bertukar informasi.

10. Sistem MATV (master Television)


Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangungan menjadi
kebutuhan di perkantoran. Sistem ini dinamakan dengan sistem master
antena TV (MATV). Sistem MATV terdiri dari beberapa perangkat
penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.
11

11. Sistem CCTV (Close Circuit Television)


Sistem CCTV merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah
pekerjaan sekuriti sistem, yang terintegrasi untuk memberikan kemudahan
dalam proses pengontrolan dan pemantauan lebih akurat dan
otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi pekerjaa untuk Mengawasi
keluar masuk orang ke gedung, mengawasi keluar masuk kendaraan dan
mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-ruangan yang
dianggap penting.

2.1.2 Sistem Plumbing Gedung


Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan
limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan
penyediaan air bersih. Jadi secara sederhana sistem plumbing dalam suatu gedung
biasanya terdiri dari:
A. Sistem Instalasi Air Kotor;
Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan
sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter:
closet dan urinoir. Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau
diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL, hingga akhirnya menuju saluran
kota.
B. Sistem Instalasi Air Bekas;
Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air
buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen
zink. Instalasi air bekas padaumumnya memiliki instalasi tersendiri yang berbeda
dengan instalasi air kotor. Pada gedung-gedung yang lebih besar, misalnya:mall,
instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri
yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap. sistem air bekas juga biasanya
dialirkan ke sistem pengolahan air limbah (IPAL), atau ada juga yang langsung
dialirkan ke saluran kota, jika tidak membahayakan.
12

C. Sistem Instalasi Venting;


Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang
terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
1. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul
apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada
akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir;
2. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan;
3. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa
pembuangan.

D. Sistem Penyediaan Air Bersih;


Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan
distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak
air / tangki, ground tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi.
1. Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep
Well.
2. Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water
tank dan clean water tank.
3. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean
water tank.Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw
water tank. Air yang berada diraw water tank ditreatment dulu di instalasi
Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak
air bersih).
4. Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya
dialirkan ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer.
5. Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster
pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
6. Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari
pemakaian air.
13

Selain sistem diatas juga karena menyangkut pembuangan air yang harus
dialirkan ke saluran, yaitu Sistem instalasi air hujan dan Instalasi drain (drain AC
dan drain sprinkler). Drain Para perencana suatu gedung biasanya ada yang
memasukan sistem air hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang
memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain biasanya dipisahkan dari
sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari system yang perlu
drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu
sendiri. Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler)
termasuk air bersih (tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya
langsung dialirkan ke saluran kota (tidak melalui pengolahan).
14

BAB III

PEMBAHASAN HOTEL

3.1 Air Bersih dan Air Panas

3.1.1 Sistem Jaringan Air Bersih

Air bersih dpat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu :


1. Air tanah
a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer)
b. Air tanah dalam (confined aquifer)
2. Air Hujan
3. Air Permukaan,
Dapat berasal dari sungai, danau waduk, telaga dan sebagainya.

3.1.2 Sistem Distribusi Air Bersih


1. Sistem Tangki

Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton atau ground tank
yang terletak di bagian basement. Tangki pada Hotel ini berbentuk seperti ruang
yang besar dengan dinding-dinding berupa beton. Ada dua tangki air yang
pertama berkapasitas 4000 liter dan yang kedua 3000 liter sehingga total kapasitas
air bersih di tangki adalah 7000 liter. Letak tangki air bersih bersebelahan dengan
ruang pompa dimana pada ruang pompa selain berisi pompa, juga terdapat filter
air bersih.
15

3.1.1 Filter air bersih

2. Up-Feed Sistem

Adalah sistem pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank)
dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih
pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa.
Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari
pipa utama tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung-gedung kecil yang rendah. Pembuatan relatif murah tetapi pompa cepat
rusak.

3. Down Feed-System

Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground
tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang
16

di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke
seluruh bangunan.

3.1.3 Hot Water System


Sistem standar pemanas air sebagai berikut:
1. Supply air bersih / tangki
2. Boiler
3. Tangki air panas
4. Pompa
5. Pemipaan
6. Sistem listrik dan panel kontrol

Air panas akan ditampung di tangki air panas terletak dibagian roof top.
Karena listrik yang dibutuhkan untuk memanasi air cukup banyak dan mahal, bisa
dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan sejumlah energi yang akan
dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk menjalankan sistem pemanas air ini
ada dua tangki air panas besar yang berkapasitas 2000 liter dan 3500 liter.
Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang menunjukan arah
aliran air dan air apa yang ada di dalamnya. Untuk air panas diberi tanda panah
dengan warna merah, sedangkan untuk air bersih biasa ditunjukan dengan tanda
panah berwarna biru.
17

3.1.2 Pompa Sirkulasi dan Heat Pump

3.1.3 Panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan


tangka air panas yang mangatur air panas tetap pada suhu
yang stabil

3.1.4 Sistem Shaft

Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya,
untuk meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada
bangunan bertingkat, baik rumah maupun gedung. Bila pipa ditanam ke dalam
dinding, akan sulit melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu
kecil untuk mengaksesnya bila akan melakukan perbaikan.
Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft, kabel
listrik pun perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu. Shaft air berisi
pipa vertikal air bersih, air kotor, dan kotoran. Sedangkan shaft listrik berisi pipa-
pipa kabel listrik.Untuk memudahkan perbaikan, pipa-pipa yang ada di dalam
shaft ini perlu identitas. Karena itu akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi
warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna biru, air kotor warna abu- abu, dan
18

pipa kotoran warna hitam.

3.1.4 Shaft Pada Bangunan Hotel

Shaft air biasanya diletakkan bersebelahan dengan kamar mandi, karena


pipa air yang menghubungkan antara kamar mandi di lantai 1 dengan lantai
lainnya melewati shaft air ini. Shaft ini dapat diletakkan pada sisi luar bangunan,
atau dimasukkan ke dalam denah kamar mandi. Namun pintu kecil lebih aman
bila diletakkan di dalam ruangan.Agar lebih mudah menghubungkan pipa secara
vertikal dari satu lantai ke lantai lainnya, maka sebaiknya area basah dijadikan
satu zona. Misalnya, kamar mandi lantai 2 berada persis di atas kamar mandi
lantai 1.

Kalau bisa, pipa utilitas hanya membentang secara vertikal, tidak secara
horizontal. Artinya, begitu pipa keluar dari dinding shaft, akan langsung bertemu
dengan kamar mandi di lantai atas.Semakin panjang pipa, semakin riskan
terjadinya kebocoran. Untuk itu gunakan pipa air sependek mungkin, tentunya
tanpa mengurangi kelancaran pergerakan air.
19

3.2 Sistem Air Kotor dan Limbah

A. Sumber air kotor dan limbah berasal dari :


1. Toilet
2. Drainase Kamar Mandi
3. Air Hujan
4. Wastafel
5. Dapur

B. Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan


1. Menurut jenisnya:
a. Sistem Pembuangan Air Tinja
b. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak
c. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
d. Sistem Pembuangan Air Khusus

2. Menurut cara pembuangannya


Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran untuk air
tinja dan air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi.
3. Menurut cara pengaliran
Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi
secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada
Amaris hotel ini ada juga yang menggunakan sistem bertekanan dimana
air buangan dikumpulkan terlebih dahulu setelah mengalami proses
pengolahan limbah lalu dipompakan ke riol kota.
4. Menurut letaknya
Pada Hotel, letak STP (sewage treatment plant) berada diujung bangunan
namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem pembuangannya
terletak di dalam bangunan.

Sistem jaringan yang digunakan pada Hotel adalah two pipe system
dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang
STP (sewage treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.
20

3.2 Skema Pembuangan Air Kotor dan Limbah

3.2.1 Sistem Shaft


Pada tiap dua kamar hotel, terdapat satu shaft yang menyalurkan air
limbah kedalam Ruang Pengolahan Limbah (STP) yang berada pada bagian
belakang gedung Hotel. Namun ada juga yang satu kamar memiliki satu shaft
namun dengan ukuran yang lebih kecil. Shaft pada Hotel dapat dibilang unik
karena pintu shaft merangkap sebagai ornament estetika dalam lorong Gedung.
Seperti dapat dilihat diatas, pintu shaft tidak berada di dalam ruang hotel, tetapi
berada di lorong hotel.

3.2.1 Skema Pembuangan Air Kotor dan Limbah


21

3.2.2 Sistem STP (Sewage Treatment Plant)

Dalam Ruangan Pengolahan Limbah (STP), terdapat dua tempat


pengolahan limbah. Yang pertama, adalah tempat pengolahan limbah air tinja.
Pada pengolahan limbah air tinja, limbah dikumpulkan ke dalam satu tangki dan
diendapkan. Air sisa endapan akan dialirkan ke riool kota dan sisa limbah padat
akan dibersihkan secara berkala setiap hari oleh petugas Hotel, dan limbah padat
akan diolah oleh pemerintah.

3.2.2 Sistem Pengolahan Limbah Air Tinja

Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol lemak
dengan dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan dapur masuk ke
dalam bak lemak. Sisa lemak akan diendapkan di bak kontrol lemak, sedangkan
air sisa pembuangan akan dialirkan masuk ke dalam pengolahan sistem air tinja,
dan akan di alirkan ke riol kota. Sisa- sisa limbah padat akan diambil setiap hari
oleh petugas dan akan ditampung oleh pemerintah.
22

3.2.3 Bak Kontrol Lemak dan Limbah Padat

3.2.3 Air Hujan


Pada hotel biasanya menggunakan roof top berupa plat beton untuk
tempat utilitas seperti sistem air panas, AC dan lainnya, maka diperlukan sistem
drainase air hujan agar tidak terjadi genangan air ketika hujan. Air hujan akan
dialirkan ke bawah menuju sumur peresapan, jika sumur peresapan tidak mampu
menampung lagi maka akan dialirkan ke riool kota.
23

3.2.4 Jalur Air Hujan dan Lubang Menuju Pipa

3.2.5 Selokan Untuk Drainase dan Bak Kontrol

3.3 Sistem Lift, Tangga Umum dan Darurat

3.3.1 Tangga Umum


Pada hotel , terdapat 5 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya .
Kelima jenis tangga tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan
penempatan yang berbeda pula. Fungsi tangga – tangga tersebut diantaranya:

1. Tangga depan atau atau tangga akses menuju ke dalam bangunan


2. Tangga penghubung tiap lantai
3. Tangga untuk maintenance peralatan
4. Tangga akses pada roof top
5. Tangga yang menghubungkan ruang staff dengan basement
24

3.3.1 Denah peletakan tangga umum dan darurat Keterangan: kuning


tangga umum; merah tangga darurat.
25

3.3.2 Tangga Darurat

3.3.2 Komponen Tangga

No Nama Gambar Keterangan


1 Penerangan Penerangan sangat diperlukan
didalam kenyamanan akses
tangga. Penerangan di buat
untuk mempermudah pengguna
hotel melihat pijakan tangga
yang ada. Hotel amaris ini
menggunakan penerangan
alami pada siang hari dengan
memanfaatkan
sifat glass block yang tembus
cahaya
2 Railing Railing merupakan bagian
tangga yang berfungsi sebagai
pegangan untuk user saat
menaiki ataupun menuruni
tangga
3 Step nose Step nose berfungsi untuk
menghindari pengguna dari
licinnya lantai. Selain itu
untuk menghindari
pengguna dari ujung
26

anakan tangga yang tajam


4 Keramik Plin Keramik Plin berfungsi untuk
menghindari tembok dari
kotoran akibat alas kaki
pengguna

Ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga umum Hotel Amaris


yang mengacu pada standar:

Bagian Standar Analisis pada Hotel


No
1 Antrede Antrede = min. 23cm Antrade = 30 cm
2 Optrede Optrede = max. 19cm Optrede = 19 cm
3 Kemiringan Kemiringan sudutnya Arc tan 19/30 = 33 derajat
tangga tidak diperbolehkan
lebih dari 38˚
4 Bordes Jika jumlah anak Jumlah anak tangga = 18
tangga lebih dari dua buah Terdapat bodres pada
belas anak tangga, anak tangga 9
maka harus
Memakai bordes
5 Lebar Tangga Lebar anak tangga Lebar anak tangga pada
untuk satu orang hotel amaris adalah 90
cukup 90 cm, cm, oleh karena itu hanya
sedangkan untuk tangga untuk
dua satu orang.
orang 110-120cm.
6 Tinggi Tinggi balustrade Tinggi balustrade 150 cm
balustrade sekitar
80-90 cm.
27

3.3.3 Tangga Depan


Tangga depan merupakan tangga entrance / masuk untuk para tamu hotel.
Pada umumnya untuk menghindari dari bahaya banjir, lantai dasar bangunan
biasanya ditinggikan. Selain itu peninggian lantai juga untuk memberikan ruang
pada semi basement yang ingin dibuat. Dengan adanya ketinggian lantai tersebut
maka diperlukan akses berupa tangga untuk ke lantai dasar bangunan hotel.
Tangga entrance pada Hotel Amaris ini didesain semenarik mungkin pada kiri
dan kanannya agar menarik pengunjung untuk masuk kedalam hotel.

3.3.3 Tangga Loby

3.3.4 Tangga Untuk Maintenance Peralatan dan Akses Roof Top


Tangga akses untuk maintenance peralatan Hotel yang ada diatasnya.
Tangga ini dibuat khusus agar memudahkan staff ataupun mekanis memperbaiki
alat – alat hotel yang rusak dan perlu dilakukan perawatan.
Tangga akses pada roof top berfungsi untuk memberikan kemudahan
karyawan dalam melakukan pengecekan terhadap alat – alat atau mesin – mesin
Hotel yang ada di roof top tersebut.
28

3.3.4 Gambar : Tangga Maintenance dan Roof Top

3.3.5 Ramps
Ramps pada bangunan Hotel dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu:
1. Ramps akses kedalam basement
2. Ramps akses dari luar menuju kedalam bangunan
3. Ramps pada koridor Hotel sebagai

Ramps tersebut terdapat pada


Ramps pada Basement
muka gedung atau bangunan
merupakan sarana
hotel. Ramps ini digunakan untuk
untuklalu lalang
akses disable dan akses barang
kendaraan bermotor
kelobby
29

3.3.6 LIFT
Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya untuk
pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel telah
mengatur ketika service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu hotel.
Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang
bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan
ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay,
dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway, dan panel
diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah menggunakan
tarikan kabel baja dari atas.

3.3.6 Spektek Lift Pada Hotel

3.3.6 Skema Lift Pada Hotel


30

3.4 Jaringan Listrik


Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan
peralatan listrik, yang terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga listrik.
Ada tiga sumber listrik yang dapat digunakan yaitu PLN, genset, atau baterai.
Hotel ini menggunakan dua sumber listrik yaitu PLN dan genset.

3.4.1 Skema jaringan Listrik

Ruang listrik terletak pada lantai basemen. Sumber listrik dari PLN
disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang memiliki
peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan
didistribusikan keseluruh bangunan. Listrik yang diperoleh dari PLN sebesar 390
volt, sedangkan listrik yang bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180
kVa, dengan input 147 kVa. Genset yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400
x 130 x 190 cm. Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari
PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis menyala
dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau mengalami gangguan.
31

3.4.2 Ruang Listrik dan Mesin genset

Ruang listrik yang terletak pada lantai basemen ini dilengkapi absorber
suara pada dindingnya. Adanya absorber ini dimaksudkan agar suara dari mesin
genset yang sedang beroperasi tidak terdengar keluar ruangan ini sehingga tidak
mengganggu aktivitas lainnya. Lapisan absorber ini melapisi seluruh bagian
dinding dan langit-langit ruangan. Mesin genset bergerak dengan bantuan solar,
sehingga ruangan ini terhubung langsung dengan tangki solar yang terletak di luar
ruangan. Tempat pengisian solar terletak diluar gedung yang terhubung dengan
pipa berwarna kuning menuju tangki penampung solar untuk kemudian dialirkan
pada mesin genset. Selain memiliki saluran untuk pengisian solar, ruangan ini juga
memiliki pipa yang fungsinya untuk mengeluarkan panas dan limbah dari genset

ketika beroperasi.

3.4.3 Abrosber, GKI Solar dan Pipa Penyaluran

Pemasangan panel dilakukan dengan menggunakan Surface type.


Penggunaan surface type ini ditandai dengan pemasangan komponen listrik pada
permukaan dinding atau kolom dengan menggunakan bantuan sekrup. Cara
pemasangan seperti ini disebut juga dengan system pemasangan out-bow.
Listrik dari PLN dan dari genset ditampung pada Panel Distribusi Tegangan
Rendah (PDTR) yang juga disebut dengna MDP ( Main Distribution Panel) yang terletak
pada ruang panel lantai basemen. Listrik dari PDTR kemudian didistribusikan menuju 5
SDP (Sub Distribution Panel) diantaranya panel lantai basemen, panel lantai 1, panel
lantai atap, panel utama kebakaran, dan panel utama pompa. Untuk selanjutnya SDP yang
32

sudah dibagi 5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan, misalnya pada panel lantai 1
didistribusikan lagi menuju panel lantai 2 dan panel lantai 3, atau pada sub panel utama
kebakaran didistribusikan lagi menuju panel elektronik dan panel penerangan luar. Untuk
lebih jelasnya, skema pendistribusuan listrik pada Hotel Amaris Yogyakarta dapat dilihat
pada gambar dibawah.

3.4.4 Diagram Panel

3.5 HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning)

3.5.1 AC (Air Conditioning)

Sistem penghawaan buatan yang diterapkan oleh Hotel menggunakan


sistem penghawaan buatan yaitu AC Split. Pemilihan AC Split sangat tepat
mengingat jenis bangunan Hotel yang membutuhkan ke efektifan harga
( ekonomis ) dari segi pemakaian ( operasionalnya ) dan dari maintenancenya.
Hotel ini meletakkan AC disetiap lantainya. AC digunakan untuk
memberikan penghawaan pada setiap kamar hotel.
33

1. Lantai 1 : Terdapat 19 buah kamar tidur, dan resepsionis sehingga


membutuhkan 20 buah AC Split;
2. Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26 buah
AC Split;
3. Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26 buah
AC Split.

3.5.1 Peletakan Komponen Ac Pada Denah Lantai

Komponen AC diletakkan dengan sistem blok, dimana:

1. Untuk lantai basement dan lantai 1, kondensor diletakkan di basement


dan dibagian samping bangunan;
2. Untuk lantai 2 dan 3, kondensor diletakkan di rooftop dan di bagian
samping bangunan.
34

3.5.2 Prinsip Kerja Air Conditioner Split Pada Hotel


35

3.5.2 Sistem Penghawaan dengan Exhaust Fan


Selain Air Conditioning, bangunan Hotel juga menggunakan exhaust fan
untuk mengontrol udara pada ruang bangnan. Exhaust fan berfungsi untuk
menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan
menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa
mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang.

3.5.3 Perletakan Exhaust Fan Pada Hotel

Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan Hotel
dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan diteruskan dan dikeluarkan
lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang pengeluaran tersebut terletak di
rooftop bangunan.

3.5.4 Lubang Pengeluaran di Rooftop

3.6 Fire Protection


3.6.1 Preservatif Treatment

1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan,
Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah beton bertulang.
Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika terjadi
36

kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup lambat dibandingkan


material lainnya.

3.6.2 Represif Treatment


Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran
serta penunjang lainnya, seperti :

A. Smoke Detector

Smoke detector terdapat di lorong- lorong bangunan, lobi, dan pada kamar
hotel dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi
asap yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut
dan alat akan bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung
Hotel Amaris.

3.6.1 Smoke Detector


B. Speaker

Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi- informasi


penting kepada pengguna Hotel saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya
speaker pada lorong-lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat
terdengar pengguna dari seluruh sudut Hotel sehingga proses evakuasi dapat
dilaksanakan dengan cepat.
37

3.6.2 Speaker

C. Fire Alarm System

Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran.


Kronologisnya adalah sebagai berikut, ketika terdapat kebakaran asap akan
dideteksi oleh smoke detector. Smoke detector kemudian aktif secara otomatis.
Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa hidupnya alarm/sirine kebakaran,
automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.

3.6.3 Alat Deteksi Api Manual

Terdapat juga deteksi api manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi yang
dapat ditarik oleh pengguna bangunan jika meliat adanya api pada bangunan
sehingga akan menghidupkan alarm pada seluruh Hotel. Tuas tersebut berada
pada kotak berwarna merah cerah dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah
untuk dicari.

3.6.4 Skema Fire Alarm System

D. Fire Extinguisher
Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya
berwarna merah ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan
38

secara manual. Biasanya diletakkan di tempat publik dan selasar yang mudah
dilihat dan dijangkau.

Pada Hotel, Fire extuingisher terdapat di tempat- tempat strategis yang


dapat dilihat dan dijangkau dengan mudah. Fire Extenguisher pada bangunan
Hotel ditempatkan pada kotak merah (warna mencolok) agar dapat dilokasikan
bila terdapat kebakaran.
Pada Hotel Amaris, tidak terdapat sistem sprinkle, tetapi terdapat sistem
CCTV untuk keamanan dan untuk mengontrol keadaan berbahaya seperti
kebakaran

3.6.5 Fire Extenguisher

3.7 Penangkal Petir


Hotel memiliki 1 penangkal petir yang mampu menaungi seluruh
bangunan dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran petir. Tinggi
tiang penagkal petir adalah 7,5 meter dengan radius jangkauan 100 m. Aliran Petir
pada batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabel coaxial 35mm
menuju ke bak kontrol sebagai grounding sistem di lantai 1.
39

3.7.1 Detail Penangkal Petir

3.8 Telekomunikasi

3.8.1 Telepon

Jaringan telepon pada Hotel terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom dan
dari PABX internal bangunan. Di setiap unit kamar hotel terdapat 1 unit telepon
sedangkan di lobby terdapat unit telepon dan faksmile.

Jaringan dari PT. Telkom merupakan jenis gelombang dengan kabel


(wired) yang biasa dipakai pada bangunan-bangunan lain. Gelombang ini
ditangkap oleh terminal box PT. Telkom yang terdapat di hotel lalu disalurkan ke
MDF-TP (Main Distribution Frame Telephone System) yang terletak di basement
hotel.

Begitu juga dengan jaringan PABX hotel, jaringan berasal dari mesin
PABX yang terhubung dengan operator lalu juga disalurkan melewati MDF-TP
sebelum akhirnya disalurkan ke setiap unit atau ruangan di hotel. Setiap
komunikasi yang dilakukan di dalam bangunan melalui jaringan PABX harus
melalui operator terlebih dahulu, selain itu mesin PABX harus selalu terhubung
dengan listrik, sehingga jaringan PABX sangat tergantung dengan ketersediaan
listrik di bangunan.

Setelah kedua jaringan (PT. Telkom line dan PABX) sampai di Main
Distribution Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction
Box Telephone System yang berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang
nantinya akan melanjutkan penyaluran gelombang ke setiap unit telepon didalam
kamar dan ruangan per lantai.
40

3.8.1 Skema jaringan telepon

3.8.2 Sound System


Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah
distribusi informasi serta aktivitas di dalam bangunan hotel. Sound System
merupakan salah satu bentuk komunikasi internal dalam bangunan, yang
gelombangnya di salurkan melalu kabel (wired).

Jaringan sound system mempunyai 2 sumber, yaitu dari Mixerdan


Microphone di ruang kontrol. Suara yang berasal dari mixer merupakan suara
yang berasal dari kaset rekaman atau sirene, suara itu lalu di salurkan terlebih
dahulu keequalizer, lalu di gabungkan dengan sumber suara dari Microphone
ruang kontrol di Main Distributin Frame Sound System (MDF-SS). Setelah
sampai di MDF – SS suara didistribusikan ke Junction Box Sound System yang
berada di setiap lantai sebelum akhirnya didistribusikan ke Ceiling Speaker
(speaker di langit – langit).

3.8.2 Skema sound system dan celling system

3.8.3 Jaringan Televisi


Jaringan televisi pada Hotel berasal dari dua sumber, yaitu parabola dan
antena. Gelombang TV yang didapat pada parabole berupa siaran televisi
41

internasional sedangkan siaran televisi nasional diterima oleh antena. Kedua


benda ini berada di roof top agar mendapatkan sinyal yang baik.

3.8.3 Antena TV dan Parabola

3.8.4 Wifi
WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak
menggunakan kabel (wireless) melainkan menggunakan kabel (wireless)
melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada Hotel, jaringan WiFi
selain berada di lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel sehingga
pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar.

Sistem kerja WiFi pertama dimulai di alat acces point berupa modem/DSL
yang mengirimkan gelombang elektromagnetik ke EAP (Extensible
Authentication Protocol). Gelombang elektromagnetik yang dikirimkan berisi
identitas dari acces point itu sendiri, lalu EAP merespon dengan memberitahu
boleh atau tidaknya acces point itu menggunakan jaringan WLAN yang dimiliki
oleh ISP. Setelah diperbolehkan, acces point akan mengirimkan gelombang
elektromagnetik ke sebuah wireless router yang berada di sekitar tempat
pemancar WiFi diletakan yang disebut wireless router.
42

3.8.4 Skema Jaringan Wifi dan Wireless Router

BAB IV

PENUTUP
4.1 K e simpulan
Utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat digunakan atau
berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital pada
suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat
maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya,
apabila penerapan sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan
terhambat. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa pengetahuan mengenai
penerapan sistem dan jaringan utilitas sangatlah penting.
Penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan berlantai banyak
(lebih dari 3 lantai), meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan jaringan air
kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum, dan tangga
darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), sistem
penerangan, sistem pencegahan kebakaran, jaringan listrik, penangkal petir, dan
jaringan telekomunikasi.
43

4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dianjurkan saran sebagai
berikut:
1. Untuk pihak Hotel harus merancang sistem utilitas pada tingkat
kenyamanan ruang, semakin baik sistem utilitasnya maka semakin nyaman
ruang tersebut untuk ditempati.
2. Adapun banyak bangunan-bangunan dilapangan yang banyak tidak
memperhatikan sistem utilitasnya. Sehingga bangunan tersebut tidak dapat
menunjang kenyamanan penggunanya
.
DAFTAR PUSTAKA

SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.

SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan PencahayaanDarurat, Tanda Arah


dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.

SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada


Bangunan.

SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat

SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.

KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis Pengaman


Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang


Telekomunikasi Indonesia.

SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara

SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan


Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.

Anda mungkin juga menyukai