Dosen :
Mahasiswa :
JURUSAN ARSITEKTUR
2020
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat -Nya, sehingga Saya
dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek. Laporan ini merupakan salah satu bagian untuk
melengkapi mata kuliah Kerja Praktek.
Adapun maksud penulisan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran secara garis
besar mengenai ruang lingkup proyek yang akan dikerjakan, serta strategi penyelesaian selama
proses kerja praktek berlangsung.
Menyadari tulisan ini masih banyak kekurangan, saya membuka diri untuk menerima kritik
serta saran yang membangun dari pembaca guna adanya perbaikan dalam penyempurnaan
penulisan laporan pendahuluan ini.
Akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut memberikan
sumbangan pemikiran dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, semoga dokumen ini
bermanfaat bagi yang berkepentingan.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................ 14
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 14
BAB II........................................................................................................................................... 18
5
3.5.4 Perencanaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing .................................................. 66
BAB IV ......................................................................................................................................... 71
4.1.2. Semen...................................................................................................................... 74
4.1.1. Paku......................................................................................................................... 81
BAB V .......................................................................................................................................... 85
6
5.3.2 Pekerjaan Tie Beam / Sloof .................................................................................... 90
PENUTUP................................................................................................................................... 113
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta lokasi proyek pembangunan Gedung Telkom Group Kupang .........................11
Gambar 2.5 Struktur organisasi PT. Multi Reka Indonesia Telkomsel Kupang ........................24
Gambar 3.4 Potongan A-A dan B-B Gedung Telkom Group Kupang ........................................50
Gambar 3.5 Tampak depan dan belakang Gedung Telkom Group Kupang ................................51
Gambar 3.6 Tampak samping kanan dan kiri Gedung Telkom Group Kupang ..........................51
Gambar 3.7 Denah plat pondasi Gedung Telkom Group Kupang ...............................................53
Gambar 3.9 Denah kolom LT. 1 Gedung Telkom Group Kupang ..............................................55
Gambar 3.10 Denah kolom LT. 2 Gedung Telkom Group Kupang ............................................55
Gambar 3.11 Denah kolom lantai roof Gedung Telkom Group Kupang ....................................56
8
Gambar 3.14 Denah balok LT.2 Gedung Telkom Group Kupang ..............................................57
Gambar 3.15 Denah balok atap Gedung Telkom Group Kupang ................................................58
Gamabr 3.18 Denah plat LT.dasar Gedung Telkom Group Kupang ...........................................61
Gambar 3.19 Denah pemipaan air kotor LT.1 Gedung Telkom Group Kupang .........................62
Gambar 3.20 Denah pemipaan air koto LT.2 Gedung Telkom Group Kupang ..........................62
Gambar 3.21 Rencana penempatan titik roof deraian Gedung Telkom Group Kupang ..............63
Gamabr 3.22 Denah pemipaan air hujan Gedung Telkom Group Kupang..................................63
Gambar 3.24 IPAL sumur & Resapan Gedung Telkom Group Kupang .....................................64
9
Gambar 5.2 Pekerjaan prakitan kolom pedestal ..........................................................................83
10
Gambar 5.25 Pekerjaan pemasangan bekisting kolom struktur ...................................................98
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Perbandingan kekuatan beton pada berbagai benda uji ...............................................32
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan ijin kerja praktek dari kampus ke PT. Jaya Makmur Selaras
2. Surat balasan dari PT. Jaya Makmur Selaras ke Kampus Undana
3. Absen kerja praktek
4. Surat keterangan selesai kerja praktek
5. Lembar penilaian kerja praktek dari pembimbing
6. Kurva S
7. Lampiran laporan kegiatan kerja praktek
8. Lampiran gambar kerja
13
BAB I
PENDAHULUAN
Agar pemenuhan persyaratan teknis setiap fungsi bangunan gedung lebih efektif
dan efisien, fungsi bangunan gedung tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat resiko kebakaran, zonasi gempa, lokasi,
ketinggian, dan kepemilikan. Pengklasifikasian bangunan gedung ini diatur dalam Pasal 5
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung. Fungsi dan
klasifikasi bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan (RDTRKP), dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL). Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung diusulkan oleh pemilik bangunan dalam
pengajuan permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
14
Perencanaan gedung bertingkat harus dipikirkan dengan matang karena
menyangkut investasi dana yang jumlahnya tidak sedikit. Berbagai hal perlu 2 ditinjau
yang meliputi beberapa kriteria, yaitu 3S: strength, stiffness, dan serviceability. Analisis
struktur gedung bertingkat dapat dilakukan dengan computer berbasis elemen hingga
(finite element) dengan sofware yang telah umum digunakan oleh para perencana,
misalnya: SAP (Structure Analysis Program) atau ETABS (Extended 3D Analysis
Building Systems).
Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-
strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai peraturan
yang berlaku. Berbagai macam kombinasi pembebanan yang meliputi beban mati, beban
hidup, beban angin, dan beban gempa dihitung dengan pemodelan struktur 3-D (space-
frame).
15
3) Mempelajari dan mengaplikasikan managemen proyek.
4) Mengaplikasikan dan membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat di kuliah
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
LOKASI PROYEK
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang
16
1.6 Metode Penulisan Laporan
Metode penyusunan Laporan ini berdasarkan pada :
1) Pengamatan dan peninjauan langsung dilapangan dengan cara ini diharapkan
mendapatkan secara langsung dan cara-cara pelaksanaan secara nyata.
2) Tanya jawab dan penjelasan dari pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan proyek
tersebut, antara lain :
a. Pimpinan Proyek
b. Pelaksana Proyek
c. Pengawas Proyek
d. Literatur, gambar- gambar kerja, dokumentasi, dan sumber lain berupa buku
pendukung.
17
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
18
2.1.1 Administrasi Proyek
Administrasi merupakan kegiatan penunjang proyek dan sangat diperlukan.
Tugas administrasi proyek ini adalah mengurus dan menyelesaikan kegiatan proyek
yang bersifat administratif, keuangan, dan umum, menyiapkan berita acara lapangan,
menyusun dokumentasi.
A. Surat Perjanjian Pemborong
Apabila penawaran pemborong telah dinyatakan benar, maka pemborong
wajib menandatangani surat perjanjian pemborong sesuai dengan bentuk yang
telah ditetapkan dengan perubahan-perubahan yang dianggap perlu dan
disetujui oleh kedua belah pihak. Surat perjanjian tersebut memuat tiga
halaman,yaitu:
1. Sanksi keterlambatan dan kontrak kerja.
2. Masa pemeliharaan setelah selesai pekerjaan.
3. Pekerjaan yang bertambah atau berkurang.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam waktu kurang lebih satu minggu sejak ditandatangani surat perintah
kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, kontraktor menyerahkan kepada pemilik
proyek antara lain:
1. Rencana kerja yang terdiri dari rencana waktu peiaksanaan, rencana
pengadaan bahan dan peralatan, rencana pemakaian tenaga kerja.
2. Metode pelaksanaan proyek yang terinci.
C. Perubahan-perubahan pekerjaan
Apabila dianggap perlu, atas persetujuan pemilik proyek, kontraktor dapat
melakukan perubahan bentuk, kualitas maupun kuantitas pekerjaan.
Perubahan-perubahan tersebut tidak membatalkan kontrak, akan tetapi akan
diperhitungkan dalam pembavaran nilai kontrak.
19
D. Prosedur pembayaran nilai kontrak
Pembayaran-pembayaran kepada kontraktor berdasarkan kemajuan pekerjaan
dalam bentuk prosentase terhadap nilai kontrak yang telah mengikat. Apabila
pelaksanaan pekerjaan telah mencapai prosentase tertentu sesuai perjanjian
kontrak, maka pihak kontraktor biasa mendapatkan pembayaran dari nilai
kontraknya. Biasanya pembayaran dari nilai kontrak ini dilakukan tiap tahapan
pekerjaan tertentu.
20
perancangan, aspek ekonomi maupun aspek lingkungan. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Menyusun analisa kelayakan proyek, baik ekonomis maupun finansial.
c. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek
tersebut dilaksanakan.
21
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.
d. Mempersiapkan rancangan skema termasuk taksiran biaya, rancangan
terinci, gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, daftar kuantitas, taksiran
biaya akhir dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal
waktu.
22
c. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan.
d. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/mingguan/bulanan, melaporkan prestasi kerja ke kepala proyek.
e. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub
kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain.
f. Menyelenggarakan pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik
kualitatif maupun kuantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan
mengenai: pemakaian bahan, mesin dan alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, penggunaan persekot karya yang dipercayakan, ihktisar upah
perkerjaan, kemajuan pekerjaan, mengumpulkan bukti tertulis akibat
bahan/material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek.
23
Kebutuhan (Need)
Kelayakan
(Feasibility Study)
Penjelasan (Briefing)
Perancangan
(Design)
Pengadaan/
Pelelangan (Tender)
Pelaksanaan
(Construction)
Pemeliharaan dan
Pengoperasian
24
2.1.3 Perbandingan Antara Proyek Swasta Dan Pemerintah
25
2.2 Data Teknis Proyek
26
2.2.2 Metode Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang terdiri dari satu
tahap pelaksanaan pembangunan.
27
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Main Building Telkomsel Kupang
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Jaya Makmur Selaras Telkomsel Kupang
28
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Multi Reka Indonesia Telkomsel Kupang
Sebagai pemilik proyek yaitu Telkom Group memiliki tugas dan kewajiban pemilik
proyek yaitu ;
a. Membuat Term of Reference (TOR), yaitu kerangka acuan perencanaan / dasar
perencanaan yang berkaitan dengan tujuan proyek, persyaratan proyek yang bersifat
teknis dan administrasi, biaya, maupun personil yang disediakan.
b. Menunjuk perencana dengan Surat Perintah Kerja.
c. Memilih konsultan atau Badan pengawas dan mengambil keputusan atas rencana-
rencana dan konstruksi- konstruksi yang diusulkan serta memberikan informasi proyek
yang diperlukan.
29
d. Menetapkan kontraktor / pelaksana proyek.
e. Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk terwujudnya
pekerjaan proyek.
f. Menerima hasil pekerjaan apabila sudah selayaknya dan tidak keberatan untuk
menyetujui atau mensahkannya.
g. Menetapkan denda kepada kontraktor jika terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan
pekerjaan.
a. Perencana Struktur
Perencana struktur merupakan pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk
membuat perencanaan dan perhitungan struktur. Perencana struktur bertugas
merencanakan struktur dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan
pemilik proyek. Baik struktur atas maupun struktur bawah dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain : Kondisi tanah, fungsi bangunan,
bentuk bangunan, kondisi bahan serta kondisi alamnya.
b. Perencana Arsitektur
Perencana Arsitektur merupakan pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk
merancang bangunan dari segi arsitektur dan estetika ruangan agar bangunan tampak
lebih indah dan harmonis. Peranan dari perencana Arsitektur antara lain :
✓ Membuat perencanaan (desain) yang lengkap dan menyeluruh pada segi arsitektur
dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada yaitu : lokasi, keamanan,
estetika, ekonomis, fungsi dan lain-lain.
30
✓ Menjelaskan rancangan-rancangan dalam perincian yang tepat kepada pemilik
proyek agar mempermudah dalam pelaksanaan proyek maupun penggunaan.
d. Perencanaan biaya
Perencanaan biaya merupakan pihak yang dipercaya dan bertanggung jawab
mengurusi masalah anggaran dan mengatur arus dana dari pemilik kepada para
kontraktor dan para penyuplai bahan bangunan. Bertugas menyusun berbagai
kebutuhan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dan juga bertanggung jawab pada
laporan-laporan pembiayaan tungga tertentu dan menyampaikan hasil kepada
manajemen.
31
b. Menguji, mengawas dan mengadakan perubahan-perubahan yang dipandang perlu atas
rencana kerja dan rencana operasi yang disusun pihak kontraktor.
c. Melaksanakan pengawasan anggaran konstruksi dalam hubungan dengan pencapaian
prestasi kerja, alternatif dan modifikasi rancangan yang terpaksa harus dilaksanakan
serta kenyataan adanya kuantitas yang berbeda dengan yang diperkirakan dalam
kontrak maupun adanya tambahan jeni pekerjaan baru yang harus dilaksanakan.
d. Mengawasi serta mengkaji standar-standar teknis pelaksanaan termasuk material yang
digunakan yaitu meliputi pengawasan dan pengkajian di lapangan.
e. Menyiapkan dan menyusun laporan kemajuan bulanan, sertifikat pembayaran bulanan
maupun laporan lain yang diminta pemilik proyek.
f. Menyelenggarakan suatu tertib administrasi sehingga dapat menghindari
kemungkinan kontraktor mengajukan tuntutan.
g. Melaksanakan pengujian yang seksama atas keberatan maupun tuntutan yang diajukan
oleh pihak kontraktor serta memberikan saran-saran penyelesaian dan pemecahannya
kepada pemilik proyek.
Sebagai kontraktor atau pelaksana yaitu : PT. Grara Sarana Duta dengan sub
kontraktor pelaksana Struktur dan arsitekturnya yaitu PT. jaya Makmur Selaras memiliki
mempunyai tugas dan wewenang antara lain :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati,
b. Mematuhi segala petunjuk yang diberikan oleh pemilik,konsultan supervisi,
c. Menyerahkan gambar – gambar kerja dan metode kerja sebelum pekerjaan dimulai,
d. Mengadakan perubahan – perubahan yang diperlukan apabila dikehendaki oleh
pemilik proyek,
e. Melaporkan rencana kerja dan hasil kegiatan serta sumber dana,
f. Bertanggung jawab atas kebenaran dan kesempurnaan proyek,
32
g. Membuat laporan harian,mingguan,dan bulanan,
Membayar ganti rugi akibat kecelakaan kerja,kecuali disebabkan oleh kelalaian
pemilik proyek atau diluar jam kerja.
1. Pengendalian mutu.
2. Pengendalian biaya.
3. Pengendalian waktu.
4. Pengendalian dokumen.
1. Metode pelaksanaan sesuai dengan tender atau rencana yang telah dibuat.
Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan dengan
kesepakatan bersama, sehingga pihak-pihak yang terkait dalam proyek tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
33
2.4.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang mengendalikan metode kerja dan hasil
akhir dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang diterapkan pada proyek pembangunan
Proyek Gedung Telkom Group meliputi:
1. Pengendalian material yang datang
Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan material yang
sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah dilakukan inspeksi hanya
material-material yang memenuhi syarat yang akan berada dilokasi proyek, sedangkan
yang tidak memenuhi syarat dikembalikan atau ditukar
34
berukurn panjang 60 cm dan diameter 16 mm sebanak 25 kali tusukan secara
merata.
4) Setelah cetakan diisi penuh maka bidang atasnya diratakan kemudian dibiarkan
selama ½ menit dan dalam jangka waktu itu semua adukan beton yang jatuh
disekitar kerucut harus dibersihkan.
5) Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas. Balikkan cetakan
dan diletakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
6) Ukurlah nilai slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
2) Isilah cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri dari 3 lapis.
Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
35
4) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan beton direndam dalam air untuk memenuhi
persyaratan perawatan beton selama waktu yang dikehendaki.
5) Ambilah beton yang akan diuji kekuatannya dari bak perendam kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain.
6) Lapislah permukaan atas dan bawah benda uji dengan dengan mortal belerang,
agar didapat permukaan yang rata.
8) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban konstan berkisar antara 2-4
kg/cm2 per detik.
9) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
10) Pengetesan benda uji dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari. Untuk beton
yang berumur dibawah 28 hari harus dilakukan konversi terhadap kekuatan 28 hari.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2 Perbandingan Kekuatan Tekan
Beton pada Berbagai Umur, Tabel 2.3 Perbandingan Kekuatan Beton pada
Berbagai Benda Uji. Pengetesan beton untuk uji tekan diambil sample dengan
jumlah 6 silinder yang dapat dilihat pada Gambar 2.7 Sample Uji Tekan Beton dan
Lampiran 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton.
36
Benda Uji Perbandingan Kekuatan
Tekan
Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00
Silinder 10 x 20 cm 0,95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
37
umum lapangan, biaya langsung, dan biaya tidak langsung. Bila terdapat perbedaan yang
sangat jauh antara rencana dan realisasi maka diadakan pengkajian, lalu
memperhitungakan apa penyebabnya, setelah itu dicari solusinya agar tidak terulang lagi
pada masa yang akan datang.
Pengendalian biaya biasanya dilakukan oleh:
1. Pengendalian biaya proyek secara detail dilaksanakan oleh kontraktor sendiri.
2. Pengendalian biaya proyek secara keseluruhan dilaksanakan oleh manajer
proyek sebagai wakil dari owner dibantu oleh konsultan.
Pengendalian biaya oleh kontraktor merupakan hal yang penting, karena Biaya
yang diterima dari pemilik tidak langsung diberikan pada awal proyek melainkan diberikan
menurut presentase kemajuan pekerjaan. Semua biaya untuk kebutuhan pelaksanaan
proyek tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung
jawab pelaksana pekerjaan yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang diambil kontraktor, yaitu:
1. Memilih keseluruhan pekerjaan menjadi item-item pekerjaan tersebut dengan
batasan yang jelas sehingga lebih mudah diawasi.
2. Memilih biaya pekerjaan yang dikeluarkan menurut item-item pekerjaan
tersebut.
3. Menentukan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan harus dibayar oleh pemilik.
Dengan pemilihan pekerjaan ini, kontraktor dapat mengetahui dengan jelas item
bagian pekerjaan mana yang tidak efisien dan terlalu banyak menyerap dana, sehingga
kontraktor maupun sub kontraktor dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan efisiensi
kerja.
38
tumpang tindih. Salah satu macam dari time schedule adalah master schedule yang akan
dijelaskan dibawah ini.
1. Master schedule
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang
jumlahnya banyak, harus dijadwalkan sedemikian rupa agar tidak terjadi saling tunggu
antar suatu pekerjaan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan proyek. Tujuan
dibuatnya master schedule adalah untuk mencapai hasil fisik yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Adapun pemecahan
master schedule, yaitu:
a. Contruction schedule
Rencana waktu pekerjaan struktur dalam suatu proyek baik struktur atas maupun
bawah.
b. Weekly schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu minggu oleh pekerjaan
lapangan.
c. Monthly schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu bulan.
Fungsi Master Schedule, yaitu:
a. Sebagai sarana pengaturan waktu.
b. Sebagai pedoman kerja bagi kontraktor.
c. Sebagai sarana control bagi pencapai prestasi pekerjaan.
d. Sebagi dasar perhitungan dan penentuan sanksi-sanksi perpanjangan pekerjaan,
denda dan lain sebagainya.
39
e. Sewaktu-waktu dapat meneliti apakah pelasksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk memberi peringatan kepada kontraktor.
g. Lebih menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik dan teratur.
h. Memudahkan perhitungan hari-hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun master schedule adalah:
a. Biaya pelaksanaan
Dalam penyusunan masing-masing jenis pekerjaan yang pelaksanaannya harus
mempertimbangkan biaya pelaksanaan untuk masing-masing item pekerjaan, dengan
demikian kontraktor dapat memperkirakan waktu pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
a. Laporan harian
Laporan harian merupakan laporan pekerjaan yang dibuat setiap hari secara tertulis oleh
pihak pelaksana proyek dalam melakukan pekerjaannya dan mempertanggung jawabkan terhadap
a pa saja yang telah dikerjakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaan apakah sesuai
dengan target atau tidak. Laporan ini digunakan untuk memberikan informasi kepada manajemen
konstruksi dan pemilik proyek melalui direksi tentang perkembangan proyek.
Laporan harian berisi tentang:
1) Kemajuan pekerjaan proyek.
2) Kejadian penting pada hari tersebut seperti: kesepakatan tambah atau kurang
pekerjaan, perubahan desain, penambahan tenaga kerja.
6) Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan.
40
2) Mencegah keterlambatan waktu pelaksanaan.
5) Lebih menjamin tercapainya hal fisik yang lebih baik dan sesuai dengan kecepatan
syarat-syarat teknis.
41
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian selama satu minggu mulai
dari hari senin sampai hari sabtu. Laporan ini juga ditandatangani oleh kontraktor, manjemen
konstruksi dan pemilik. Laporan mingguan berisi tentang:
1) Jumlah tenaga kerja dan staff.
2) Jumlah dan macam alat yang dioperasikan.
3) Pengadaan dan pemakaian bahan/material.
4) Kegiatan proyek yang dilaksanakan.
5) Data keadaan cuaca.
6) Pengujian yang dilaksanakan.
Kemajuan tiap kegiatan dapat dinilai secara kumulatif berdasarkan kemajuan
pekerjaan tiap minggu, Manajemen Konstruksi dapat memberi catatan/komentar.
c. Laporan bulanan
Laporan bulanan merupakan kumulatif dari laporan-laporan harian yang dibuat sebagai
laporan kemajuan dari pekerjaan yang dilakukan dengan mengacu pada time schedule.. Laporan
bulanan berisi tentang:
1) Rencana dan realisasi kerja.
2) Jumlah tenaga kerja dan staff
3) Jumlah dan macam alat yang dioperasikan.
4) Pengadaan dan pemakaian bahan/material.
5) Persetujuan gambar kerja yang diajukan.
6) Data keadaan cuaca.
7) Dokumentasi kegiatan proyek.
d. Laporan kemajuan proyek
Laporan ini dibuat oleh kontraktor setiap minggu. Digunakan sebagai dasar didalam rapat
progress (rapat mengenai kemajuan pekerjaan yang diadakan setiap minggu) untuk menentukan
seberapa jauh kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Laporan kemajuan proyek berisi tentang:
a. Uraian pekerjaan (dalam %)
b. Rencana kerja mingguan
c. Realisasi pekerjaan.
d. Kondisi pelaksanaan.
e. Tahap penyelesaian.
42
3. Rapat koordinasi
Rapat diadakan seminggu sekali, dan dihadiri oleh semua pihak yang terlibat didalam
pelaksanaan proyek. Rapat ini berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang timbul didalam
pelaksanaan proyek dan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Rapat koordinasi membahas
tentang:
a. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan.
b. Ketidakjelasan dan ketidak cocokan gambar-gambar pelaksanaan pada pekerjaan
dilapangan.
c. Pengadaan dan pemakaian material.
d. Sasaran yang harus dicapai untuk waktu yang akan datang.
4. Rapat perencanaan
Rapat perencanaan diadakan setiap satu atau dua minggu sekali, dihadiri oleh pemilik,
konsultan perencana, dan konsultan manajemen konstruksi. Setiap selesai rapat kemudian
dilanjutkan dengan peninjauan ke lapangan, sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan perencanaan dan mengetahui hal-hal yang mungkin tidak dapat
mempengaruhi kurva S atau harus dilakukan perencanaan untuk mengganti pekerjaan yang tidak
sesuai dengan jadwal.
43
1. Tenaga ahli
Tenaga ahli dalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam bidang
konstruksi bangunan, yang sesuai dengan pendidikannya. Jenis tenaga kerja ini antara lain: Kepala
Proyek, Manager Proyek.
2. Tenaga menengah
Tenaga menengah adalah tenaga kerja yang mendapat pendidikan rata-rata setingkat SMK
dan diploma. Tenaga kerja ini antara lain bekerja pada bidang administrasi, tenaga mekanik dan
pelaksana Lapangan.
3. Tenaga mandor
Tenaga mandor adalah kepala pekerja yang memberi perintah langsung kepada
bawahannya (tenaga kasar/buruh) pada bidang pekerjaan tertentu. Mandor membawahi beberapa
bidang pekerjaan khusus yaitu pekerjaan galian pada tiang pancang, pekerjaan bekisting, pekerjaan
pembesian dan pekerjaan beton.
4. Tenaga tukang
Tenaga tukang dalah tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman
kerja, misalnya tukang kayu, tukang besi, tukang batu, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.8 Tukang Besi.
5. Tenaga kasar
44
Tenaga kasar dalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan badan dalam
pekerjaannya. Biasanya tenaga ini membantu atau melayani tenaga tukang, misalnya dalam
pengangkutan material. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap harinya bervariasi
tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Jumlah tenaga kerja yang dipergunakan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab mandor, karena sistem yang digunakan adalah sistem borongan yaitu
mandor melakukan suatu pekerjaan tertentu dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut
dibayar oleh mandor.
Mandor harus cermat dalam menentukan jumlah tenaga kerja, karena jika volume
pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja yang dipakai, maka mandor bisa mengalami kerugian.
Walaupun diberi kebebasan dalam menggunakan tenaga kerja, tetapi hal ini tetap harus dilaporkan
kepada kontraktor utama. Dalam hal ini kepada Kepala Proyek.
6. Tenaga K3L
Tenaga K3L adalah tenaga tentang keselamatan kerja di lapangan, dengan adanya K3
dilapangan mampu memberikan pengawasan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di
lapangan, seperti mengingatkan jika ada pekerja yang tidak memakai helm atau safety project lain
di lapangan, dan juga melakukan pengawasan langsung.
Waktu kerja pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Telkom Group sudah
ditetapkan berdasarkan hari kalender kerja adalah sebagai berikut:
1. Hari kerja
Hari kerja dari Senin sampai Sabtu, sedangkan selain hari tersebut dipakai sebagai hari
lembur. Hal ini dilakukan untuk mengejar keterlambatan pekerjaan di lapangan.
2. Jam kerja
Jumlah jam kerja yang berlaku dalam satu hari kerja adalah tujuh jam kerja dengan satu
jam istirahat. Apabila ada kelebihan jam kerja diluar jam kerja tersebut dianggap jam lembur.
Waktu kerja untuk pekerja pada Proyek Pembangunan Gedung Telkom Kupang adalah:
1. Waktu kerja biasa
Hari Senin sampai hari Minggu pukul 08.00 s/d pukul 17.00 WIB.
2. Waktu istirahat kerja
Hari Senin sampai Minggu pukul 12.00 s/d pukul 13.00 WIB.
3. Waktu lembur
45
Waktu lembur dimulai pukkul 18.00 s/d pukul 22.00 WIB.
Sistem pembayaran gaji pada tenaga kerja yang bekerja di Proyek Pembangunan Gedung
Telkom Group Kupang adalah sebagai berikut:
1. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap akhir bulan.
2. Upah mandor dibayarkan setiap volume pekerjaan yang telah diselesaikan melalui
administrasi proyek.
3. Upah tenaga kerja/tukang dibayarkan setiap bulan melalui mandor.
Pengendalian Alat dan Material
Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur dan teliti supaya
bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan di gudang dan di tempat penyimpanan
barang. Alat dan bahan yang masuk atau keluar harus dicatat secara teliti berikut ukuran, merek,
dan jumlah atau volumenya. Catatan barang- barang diperlukan untuk pengontrolan stok dan untuk
kalkulasi.
Pengontrolan alat dan bahan bangunan di gudang sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Bukti penerimaan barang
Bukti penerimaan barang dipakai jika barang diterima di dalam gudang dan diisi sesuai
dengan banyaknya barang yang diterima, bukti ini diberikan untuk supplier dari bagian gudang
sebagai bukti bahwa supplier telah mengirimkan barang sesuai dengan pesanan. Bukti ini
ditandatangani oleh yang menyerahkan (supplier), yang mengetahui dalam penerimaan barang,
dan yang menerima barang.
2. Bon penerimaan barang
Bon ini dipakai untuk meminta barang dari bagian gudang, diisi sesuai dengan jumlah dan
jenis barang tersebut. Surat ini ditandatangani oleh bagian gudang dan penerimaan barang.
3. Surat permintaan barang
Surat permintaan barang ini digunakan untuk meminta barang. Surat ini ada dua jenis,
untuk meminta barang ke kantor pusat dan untuk meminta ke bagian logistik. Surat ini
ditandatangani oleh pihak manager lapangan, ketua bagian teknis dan ketua bagian pelaksana.
4. Kartu stok
46
Kartu ini untuk mengisi barang-barang yang keluar atau masuk di gudang, atau bisa
dikatakan kita dapat mengetahui jumlah dan macam barang apasaja yang terdapat di dalam
gudang/ stok barang.
Pada Proyek Pembanguna Gedung Telkom Group Kupang barang yang telah dipesan,
disimpan di gudang untuk waktu yang telah direncanakan. Adapun hambatan-hambatan yang
terjadi pada waktu saat pelaksanaan pekerjaan antara lain:
a. Keterlambatan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
b. Kekeliruan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
c. Adanya perubahan desain.
47
Security plan berupa pos pengaman yang mencakup prosedur pengawasan keluar
masuknya bahan-bahan dan peralatan proyek, penerimaan tamu, dan identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek.
5. Penyediaan Alat-Alat Fasilitas Pendukung K3
Di dalam lingkungan proyek banyak sekali potensi bahaya-bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja, untuk meminimalisir semua kejadian itu harus disediakan
fasilitas-fasilitas pendukung K3. Fasilitas K3 Pada Proyek Pembangunan Gedung Telkom
Group Kupang antara lain:
48
5. Penyediaan Alat-Alat Fasilitas Pendukung K3
Di dalam lingkungan proyek banyak sekali potensi bahaya-bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja, untuk meminimalisir semua kejadian itu harus disediakan
fasilitas-fasilitas pendukung K3. Fasilitas K3 Pada Proyek Pembangunan Gedung Telkom
Group Kupang antara lain:
a. Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum memasuki Proyek Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang terdapat
beberapa ketentuan yaitu:
1) Karyawan, pekerja, dan tamu yang akan memasuki lokasi proyek harus lapor ke pos
jaga/keamanan.
2) Untuk karyawan dan pekerja yang akan memasuki lokasi proyek harus mempunyai
working permit (ijin kerja) dan induksi dengan petugas K3 proyek.
3) Untuk tamu yang akan memasuki lokasi proyek hars mempunyai ijin masuk.
4) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek diharuskan untuk membaca
dan mematuhi peraturan yang berlaku di proyek.
5) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek harus menggunakan APD
sesuai peraturan yang berlaku di proyek.
6) Perhatikan, dan patuhi rambu-rambu yang ada di proyek, hati-hati apabila berada di
tempat-tempat yang berbahaya.
7) Apabila terjadi kecelakaan maupun insiden segera laporkan kepada pengawas petugas
K3.
8) Kembalikan APD dan lapor kepada petugas K3 apabila telah selesai atau hendak
meninggalkan proyek.
Alat pelindung diri yang wajib digunakan selama di Proyek Pembangunan Gedung Telkom
Group antara lain:
1) Masker
2) Helm proyekk
3) Earphone
4) Kacamata
5) Sarung tangan
6) Sepatu
49
7) Rompi proyek
c. Perlengkapan darurat
Wujud kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di lokasi proyek adalah dengan
pengadaan dan penempatan kotak P3K serta tabung pemadam kebakaran di lokasi area yang
beresiko kecelakaan yaitu kantor, security plan, dan gudang.
d. Rambu-Rambu dan Spanduk
Rambu-rambu dan sepanduk sangat penting keberadaannya di lokasi proyek guna
mengingatkan potensi bahaya yang akan dihadapi dilingkungan proyek. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.19 Peringatan pesan K3L
50
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
1. Biaya/dana
2. Kekuatan konstruksi
Untuk mengetahui daya dukung tanah yang dilakukan beberapa hal diantaranya
yaitu sondir, booring, grain size, dan uji laboraturium.
51
B. Kekuatan beton, kolom, dan pelat lantai
Mutu beton, kolom, dan pelat lantai adalah beton K-300 yang dibuat oleh PT. Sinar
Bangunan Tulangan menggunakan baja ulir dan polos. Sambungan tulangan kolom
diadakan pada panjang tulangan kolom yang tidak mencukupi. Sambungan diletakkan pada
posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil, dimana baja tulangan yang
dipakai telah diuji kekuatannya. Baja tulangan ada dua yaitu polos dan ulir
C. Kenyamanan pemakai
D. Perawatan bangunan
Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang tidak hanya berhenti pada tahap
penyelesaian saja, tetapi juga memperhatikan perawatannya. Hal ini penting agar fungsi
bangunan dapat bertahan dalam umur yang relative panjang. Selain itu perawatan
bangunan juga dapat membuat penghuni dan pengunjung hotel dan apartemen betah dalam
ruangan. Perawatan bangunan dilakukan dengan cara pengecatan untuk dinding- dinding
bangunan dan juga kayu maupun baja tulangan yang mudah korosi.
E. Perencanaan bangunan
52
Gambar 3.1 Bagan Alir Perencanaan
1. Perencanaan arsitektur.
2. Perencanaan pembebanan.
3. Perencanaan struktur.
53
tujuan sehingga bangunan yang dikerjakan menjadi bangunan yang kuat dan nyaman untuk
digunakan. Proyek Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang terdiri dari 2 lantai.
Berikut adalah gambar kerja Denah, tampak dan Potongan Bangunan Gedung
Telkom Group Kupang. Untuk Lebih Lengkapnya dapat dilihat di Lampiran Gambar Kerja.
54
Gambar 3.3. Denah Lantai 2 Gedung Telkom Group Kupang
55
Gambar 3.5. Tampak Depan dan Belakang Gedung Telkom Group Kupang
Gambar 3.6. Tampak Samping Kanan dan Kiri Gedung Telkom Group Kupang
56
3.4 Perencanaan Pembebanan
Untuk pembebanan, beban yang direncanakan dibagi menjadi 3 jenis yaitu beban vertikal, beban
horisontal dan beban khusus, dengan uraian lebih rinci sebagai berikut:
1. Beban angin Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara.
2. Beban gempa Beban gempa adalah beban yang disebabkan oleh gempa.
57
1. Perencanaan Denah Sub Struktur dan Detail
2. Perencanaan Denah Supper Struktur dan Detail
3. Perencanaan Denah Upper Struktur dan Detail
Perencanaan struktur bawah harus benar-benar optimal, sehingga beban seluruh struktur
dapat ditahan oleh lapisan yang kuat agar tidak terjadi penurunan (settlement) diluar batas
ketentuan, yang dapat menyebabkan kehancuran atau kegagalan struktur.
58
Gambar 3.8. Detail Pondasi Gedung Telkom Group Kupang
1. Kolom
2. Balok
3. Plat lantai
59
Gambar 3.9. Denah Kolom LT.1 Gedung Telkom Group Kupang
60
Gambar 3.11. Denah Kolom LT. Roof Gedung Telkom Group Kupang
61
Gambar 3.13. Denah T.BEAM Gedung Telkom Group Kupang
62
3.5.3 Perencanaan Denah Upper Struktur dan Detail
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka
tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding geser dan tangga, yang
masing-masing mempunyai peran yang dan sangat penting. Struktur atas atau Upper Structure
berfungsi menerima beban mati beban hidup.
Pelat lantai adalah elemen struktur yang menerima beban-beban diatasnya dan
menyalurkan ke balok. Pelat lantai dapat dianggap sebagai dasar atau landasan dari struktur yang
membentuk ruang. Sedangkan balok adalah elemen struktur yang menerima distribusi beban dan
pelat lantai dan menerima bebandiatasnya dan mendistribusikan ke kolom. Kolom adalah elemen
struktur yang menumpu/menahan distribusi beban dari balok-balok dan disalurkan ke pondasi.
Sehingga kolom sangat berarti bagi struktur atas. Jika kolom runtuh maka runtuh pulalah bangunan
secara keseluruhan.
63
Gambar 3.16. Rencana atap 01 Gedung Telkom Group Kupang
64
Gambar 3.17. Rencana Atap 02 Gedung Telkom Group Kupang
65
3.5.4 Perencanaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing
Perencanaan mekanikal elektrikal dan plumbing pada suatu bangunan tidak selalu sama, tergantung
pada kebutuhan dan fungsi bangunan tersebut. Yang dimaksud dengan perencanaan mekanikal dan
elektrikal adalah perencanaan yang berkaitan dengan penyedian fasilitas-fasilitas mekanis maupun elektrik
yang akan mendukung tingkat pelayanan bangunan. Perencanaan tersebut meliputi pemilihan alat yang
akan dipasang serta penempatan alat-alat tersebut nantinya.
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada Proyek Pembangunan Gedung Telkom group kupang meliputi:
1. Instalasi Penerangan
Instalasi penerangan sangat penting dalam pencahayaan dalam bangunan. Hal yang perlu diperhatikan
antara lain tata letak lampu- lampu pada ruangan serta jenis lampu yang digunakan.
2. Pekerjaaan Plumbing
Kebutuhan air bersih dipenuhi dari Perusahaan Air Minum (PAM). Sedangkan untuk pembuangan air kotor
dari WC dan saluran lain, disalurkan melalui pipa tersendiri.
3. Penangkal Petir
Perencanaan letak penangkal petir biasanya dipasang pada ujung atap yang tinggi yang
diperkirakan sangat rawan terhadap petir. Instalasi tersebut berfungsi untuk menjaga atau melindungi
bangunan dari sambaran petir sehingga keamanan dan kenyamanan pemakai gedung tetap terjaga. Instalasi
tersebut dipasang pada atap bangunan dan disambungkan ke dalam tanah melalui kawat khusus sesuai
sesuai dengan perencanaan.
Gambar 3.18 Denah Plat Lantai Dasar Gedung Telkom Group Kupang
66
Gambar 1. Denah Plat LT. Dasar Gedung Telkom Group Kupang
Gambar 3.19. Denah Pemipaan Air Kotor LT.1 Gedung Telkom Group Kupang
Gambar 3.20. Denah Pemipaan Air Kotor LT.2 Gedung Telkom Group Kupang Group Kupang
67
Gambar 3.21. Rencana Penempatan Titik Roof Darain Gedung Telkom Group Kupang
Gambar 3.22. Denah Pemipaan Air Hujan Gedung Telkom Group Kupang
68
Gambar 3.23. Denah GWT Gedung Telkom Group Kupang
Gambar 3.24. IPAL Sumur & Resapan Gedung Telkom Group Kupang
69
4. Sistem Fire Alarm dan Extinguisher
Perencanaan tata letak tanda peringatan kebakaran (fire alarm) dan alat pemadam kebakaran
haruslah ditempatkan pada tempat yang strategis atau rawan kebakaran.
5. Tata Udara
Perencanaan tata udara yang dimaksud adalah tata letak kipas angin, AC, serta ventilasi udara pada
ruangan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejukan udara di dalam gedung.
70
BAB IV
BAHAN DAN PERALATAN
71
b. Penyimpanan bahan bangunan haruslah baik dan benar agar tidak mengurangi
kualitas bahan bangunan dan selalu dalam kondisi yang baik.
c. Pemakaian bahan bangunan harus sesuai dengan kebutuhan proyek dan penggunaan
bahan diprioritaskan pada bahan yang dating lebih dulu, agar bahan yang disimpan
selalu terbarui.
d. Jumlah bahan bangunan yang disediakan disesuaikan dengan pekerjaan yang ada.
e. Biaya untuk pembelian bahan bangunan diusahakan seminimal mungkin tanpa
mengurangi kualitas bahan bangunan.
Mengingat pentingnya bahan bangunan sebagai salah satu unsure utama dlam
industri kontruksi, dengan semakin meningkatnya pembangunan di Negara kita, baik
perumahan, gedung, jalan raya, jembatan dan lain-lain baik yang dilakukan pemerintah
maupun swasta serta untuk menjamin hasil
pembangunan yang baik, cukup efisien dalam pelaksanaan maka diperlukan
suatu ketentuan teknis bahan bangunan yang dipergunakan sebagai pedoman pada
pelaksanaan konstruksi, untuk itu maka pemerintah dalam hal ini Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat masalah bangunan telah menyusun “Persyaratan umum bahan-bahan
Bangunan Indonesia” yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk pembangunan yang
ada di Indonesia. Secara garis besar bahan bangunan yang digunakan pada proyek
Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang menggunakan bahan-bahan dibawah ini.
4.1.1. Air
Air disini sebagai bahan pembantu dalam konstruksi bangunan, sedangkan
kegunanannya antara lain :
72
c. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat.
d. Untuk melakukan pembersihan di lokasi proyek.
73
4.1.2. Semen
Semen adalah salah satu bahan campuran bahan bangunan yang
berfungsi sebagai pengikat agregat, pada konstruksi beton bertulang
dapat berbagai jenis semen produksi dalam negeri yang mana sudah
dapat memenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Umum bahan
Bangunan Indonesia (PUBI).
Proyek Pembangunan Gedung Telkom Group Kupang ini menggunakan semen
Kupang yang diproduksi oleh PT. Semen Kupang Indonesia dengan semen tiga roda,
disamping itu perlu diperhatikan tempat penyimpanan semen atau gudang-gudang
ditempat pelaksanaan harus dijaga agar semen tidak menjadi lembab. Penyimpanan
semen dibuat pada tempat yang kering, tahan air, dan cukup ventilasinya dengan
susunan sedemikian rupa sehingga pembungkus semen tidak rusak. Penggudangan
semen ini dimaksudkan agar kualitas semen tidak menurun. Penimbunan semen yang
baru didatangkan tidak boleh dilakukan diatas timbunan semen yang sudah ada dan
pada umumnya pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Penimbunan semen harus diperhatikan tinggi penimbunannya, dimana penimbunan
semen dalam gudang dibatasi maksimal 1,5 meter sebab bila penimbunan lebih dari
itu maka semen bisa menjadi mengeras dan pada waktu pengambilannya menjadi
sulit. Ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan semen antara
lain :
a. Pemakaian semen dalam satu adukan tidak dibenarkan berlainan merk.
b. Dalam penyimpanan kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih
tinggi dari dua meter.
c. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat
dibedakan dengan penerimaaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen
harus diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung
yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.
d. Bila ternyata hasil test dari semen yang sudah berada dilapangan menunjukkan
hasil yang tidak memenuhi syarat, kontraktor harus dengan segera
74
menyingkirkan semen-semen yang ditolak tadi, keluar areal kerja dan area
penyimpanan.
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pecah batu.
b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dank eras. Butir-butir agregat halus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur, apabila mengandung lumpur maka
agregat halus tersebut harus dicuci.
d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak.
e. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
75
Gambar 4.3. Agregat Halus
76
Gambar 4.4. Agregat Kasar
a. Baja tulangan Beton Polos Baja Tulangan Beton polos adalah baja tulangan
beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip.
b. Baja Tulangan Beton Ulir Baja Tulangan Beton Ulir adalah baja tulangan
beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki ulir melintang dan
rusuk memanjang untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relatif terhadap beton.
Berdasarkan hasil pengujian tarik baja yang dilaksanakan dilaboratorium bahan
bangunan, bahwa baja tulangan yang dipakai pada proyek ini telah memenuhi syarat
berdasarkan PBI 1971. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar baja tulangan dapat
digunakan adalah :
a. Baja tulangan harus bebas dari karat, minyak dan lainnya yang dapat
mengurangi lekatan pada beton.
b. Pengadaan baja harus disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan sehingga
tidak terjadi penyimpanan terlalu lama yang dapat berakibat korosi.
c. Untuk besi pengikat digunakan baja lunak berdiameter 1 mm atau disebut
sebagai kawat bendrat.
77
Gambar 4.5. Besi Tulangan
4.1.7. Beton
Beton mutu tinggi merupakan alternatif untuk digunakan pada komponen struktur
yang mengalami pembebanan besar. Untuk mendapatkan beton mutu tinggi perlu
diperhatikan komponen penyusunnya. Beton mutu tinggi mempunyai kekuatan sekitar
500 – 800 kg/cm2 . Beton mutu tinggi sering dipakai pada pembuatan gedung
bertingkat. Pada dasarnya, beton mutu tinggi bahannya adalah pasir, semen, batu pecah
dan air, tetapi untuk meningkatkan kemudahan pekerjaan dan membatasi jumlah volum
78
rongga digunakan bahan aditif serta admixture dalam campuran beton. Keunggulan
menggunakan beton readymix antara lain :
a. Untuk membangun bangunan-bangunan tinggi dengan mereduksi ukuran
kolom dan meningkatkan luasa ruang yang tersedia.
b. Untuk memenuhi kebutuhan khusus dari aplikasi tertentu seperti durabilitas,
modulus elastisitas dan kekuatan lentur.
Beton mutu tinggi lebih getas dan kurang daktail dibandingkan dengan beton mutu
rendah, artinya beton mutu rendah akan mengalami keruntuhan pada regangan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan beton mutu tinggi. Pembangunan Gedung Telkom
Group Kupang ini menggunakan beton mutu tinggi dengan mutu K-350 yang diproduksi
oleh PT. Sinar Bangunan Kupang dengan di cor ditempat.
4.1.8. Kayu
Bahan kayu umumnya digunakan untuk pekerjaan dukungan sementara dan
juga untuk pelengkap atau finishing dalam suatu bangunan seperti kusen, pintu,
penggantung langit-langit dan sebagainya. Kayu digunakan sebagai bahan
bangunan permanen harus bersifat kuat dan tidak cacat. Kayu yang baik adalah
kayu yang benar-benar kering sehingga pada saat pemakaian tidak akan mengalami
penyusutan. Kayu yang kering akan lebih kuat jika dibanding dengan kayu yang
masih basah. Kayu kering bisa mencegah terjadinya pembusukan, selain itu juga
lebih ringan dibanding dengan kayu basah. Jenis kayu yang digunakan pada
pembangunan Gedung Telkom Group Kupang ini adalah kayu mutu A, kelas awet
I dan kelas kuat II, kering open dengan kadar air 15%. Kriteria kayu yang baik
adalah tidak lapuk, cukup tua, kering, batang kayu lurus, besar mata kayu tidak
melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak melebihi dari 3,5 cm, dimensi dan
panjangnya sesuai pesanan, bebas dari cacat.
79
Gambar 4.6. Kayu
4.1.9. Multiplek
Multiplek merupakan bahan bekisting kolom, balok, ramp,
Multiplek dapat digunakan berulang kali dan mempunyai lapisan yang halus agar
beton yang dicetak halus dan rata permukaannya. Ketebalan Multiplek pada proyek
pembangunan Gedung Telkom Group Kupang adalah 9 mm.
80
4.1.1. Paku
Paku digunakan dalam pembuatan begesting kolom,balok,dan ramp Material
paku dibeli dengan satuan kilogram sesuai dengan ukuran yang dipesan.
Alat- alat yang digunakan pada proyek pembangunan Ramp klinik Undana Kupang
antara lain :
81
4.2.2. Gurinda
Gurinda yang digunakan pada proyek ini digerakkan secara otomatis, digunakan
untuk memotong besi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Cara kerja alat ini adalah
mesin
82
Gambar 4.10Concrete pump
4.2.4. Scaffolding
Scaffolding adalah perancan yang terbuat dari besi yang digunakan untuk
menyangga bekisting plat ramp dan balok agar kuat dalam menahan beban beton ataupun
beban yang bekerja pada Scaffolding. Keuntungan menggunakan Scaffolding adalah :
a. Efektif, dapat diatur sesuai dengan ukuran ketinggian yang dikehendaki,
b. murah, karena dapat diapaki berulang kali,
c. mudah dan cepat waktu pemasangan dan pembongkarannya.
83
Gambar 4.11. Scaffolding
84
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
85
Pengawasan kerja terhitung mulai sabtu, 19 September 2020 setelah diterimanya
permohonan Kerja Praktek dari kampus oleh PT. Jaya Makmur Selaras. Pengawasan kerja dibagi
menjadi 3 bagian yaitu: awal pekerjaan, merupakan pengawasan yang dilakukan saat kerja praktek
dimulai; pelaksanaan, merupakan pekerjaan yang diawasi saat berlangsungnya kerja praktek; dan
pelaksanaan akhir, merupakan pengawasan pekerjaan saat berakhirnya kerja praktek.
1. Pekerjaan struktur
2. Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran
3. Pekerjaan penutup lantai dan dinding
4. Pekerjaan pintu, jendela dan partisi
5. Pekerjaan Plafond
6. Pekerjaan atap
7. Pekerjaan pengecetan
8. Pekerjaan eksterior
9. Pekerjaan lain-lain
10. Pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plambing
Pekerjaan yang sedang berlangsung saat kerja praktek dimulai progress pekerjaan yang
dikerjakan adalah marking untuk sepatuan kolom oleh surveyor, pemasangan perkuatan bekisting
pedestal area pada Telkomsel 18 tiitk kolom, pabrikasi dan pemasangan beugel dan ties, curing
beton pile cap .
86
5.3 Pelaksanaan Pekerjaan
87
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan
bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
88
Tahap-tahap pekerjaan bekisting :
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
Pada lokasi juga memakai bekisting menggunakan material batako pada kolom pedestal
89
D. Pekerjaan Pengecoran Kolom Pedestal
Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting dan penulangan dicek terlebih dahulu.
Dipastikan bekisting kuat untuk menahan beton cor dan penulangan sesuai gambar dan syarat.
Pada pengecoran Kolom Pedestal memakai jenis beton fc 25 dengan kualitas beton K300 melalui
proses fabrikasi dari PT. Sinar Bangun Mandiri.
90
A. Pekerjaan Pembesian Tie Beam / Sloof
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian tie beam / sloof adalah sebagai berikut:
1. Pembesian tie beam harus sesuai dengan denah dan spesifikasi pembesian dari gambar
acuan yang diberikan kepada pihak pelaksana di lapangan.
2. Pemasangan besi sebagai tulangan beton dilakukan dengan cara memasang terlebih dahulu
tulangan lapisan bawah, kemudian barulah dipasang tulangan lapis atas.
3. Setelah tulangan atas selesai terpasang dan diikat dengan kawat bendrat, kemudian
tulangan sengkang dipasang sesuai dengan jarak pemasangan yang telah ditentukan sesuai
dengan ketentuan.
91
Gambar 5.6. Pekerjaan Bekisting Tie Beam
92
Gambar 5.8. Pekerjaan Bekisting Tie Beam
C. Pekerjaan Pengecekan
Pada pengerjaan pengecekan/checklist pada tie biem, pada proses pekerjaan ini dilakukan
untuk mengecek ukuran tie beam sesuai dengan shop drawing.
93
Gambar 5.10. Pekerjaan Checklist Tie Beam
94
D. Pekerjaan Pengecoran Tie Biem / Sloof
Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting dan penulangan dicek terlebih dahulu dan juga
dilakukan pembersihan menggunakan air. Dipastikan bekisting kuat untuk menahan beton cor dan
penulangan sesuai gambar dan syarat. Pengecoran tie beam dilaksanakan dengan menggunakan
concrete bucket dan dibantu secara manual. Pada pengerjaan pengecoran Tie Beam menggunakan
Jenis beton fc 25 dengan kualitas beton K 300 .
95
Gambar 5.14. Pekerjaan tes Slump beton Tie Beam
96
E. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tie Beam / Sloof
Bekisting dilepas setelah beton cukup keras yaitu antara 24 jam – 48 jam setelah
pengecoran.
97
B. Pekerjaan pemadatan urugan tanah
Pada proses pekerjaan ini memadatkan urugan tanah pada sekitaran tie biem agar pada
pasaat proses pengecoran dan pemasangan keramik pada lantai tidak terjadi pergeseran atau retak
pada keramik akibat hol.
Pada proses pengerjaan ini dilakukan pengecoran agar lantai yang akan di pasang kermaik
nantinya menjadi rata. Beton yang dipakai pada lantai kerja yaitu K250 dan memakan tulangan
wearmess m6 ( diameter 6)
98
Gambar 5.20. Pekerjaan pengecoran lantai kerja
99
1. Titik-titik as kolom ditentukan dan diperoleh dari hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ukur Theodolit. Titik as kolom harus ditentukan secara akurat
karena sangat menentukan hasil pekerjaan selanjutnya. Jika terjadi kesalahan dalam
penentuan titik as, maka letak as kolom akan berubah dengan kolom dibawahnya atau
diatasnya.
2. Pengadaan material tulangan kolom
3. Tahap selanjutnya adalah melakukan pabrikasi pembesian tulangan utama dan
sengkang untuk kolom pada lokasi pabrikasi dengan bantuan alat bar bender
dan bar cutter.
4. Baik tulangan utama, sengkang, ties maupun ekstra dapat disesuaikan terlebih dahulu
ukurannya sebelum pemasangan. Jika panjang besi melebihi dari gambar kerja, besi
dapat dipotong dengan menggunakan mesin Bar cutter dan
untuk kait tulangan sengkang atau tulangan kolom yang memerlukan pembengkokan,
maka bisa menggunakan mesin bar bender.
5. Bar bender adalah alat untuk membengkokan baja tulangan sesuai dengan ketentuan
yang ada pada shop drawing seperti mebuat kait, sengkang, tulangan. Alat ini bekerja
dengan menggunakan daya listrik dari genset. Pada proyek pembangunan deltomed
Office menggunakan 1 unit Bar bender.
6. Tulangan utama dengan sengkang maupun tulangan ekstra diikat dengan menggunakan
kawat branded guna menjaga sambungan agar tidak lepas saat pengecoran.
7. Kemudian selanjutnya dilakukan pemasangan tulangan ties.
8. Setelah pabrikasi besi selesai dilakukan kemudian diangkut dengan menggunakan
tower crane untuk dipasang di lokasi kolom yang telah ditentukan.
9. Pembesian kolom dipasang overlap dengan spesifikasi penyaluran (Ld) tulangan tekan
dan tarik dengan stek kolom yang sudah ada.
100
Gambar 5. 22. Pekerjaan pemasangan Besi Kolom struktur
101
3. Kemudian selanjutnya kontraktor akan mengajukan form ijin pengecoran untuk terlebih
dahulu dilakukan joint survey bersama antara konsultan pengawas dengan kontraktor
untuk mengecek pemasangan besi kolom.
4. Tahap selanjutnya melakukan pabrikasi bekisting kolom sesuai dengan ukuran kolom
yang telah di desain pada shop drawing dengan ketinggian bekisting 3 m, dengan
menggunakan pelat besi 5 mm dimana sambungan pelat dengan pelat di dempul,
vertical beam dengan menggunakan hollow 40 x 60 mm,
waller dengan menggunakan double UNP 100 mm. Sebelum dilakukan pemasangan
bekisting kolom bagian luar dioleskan oil form.
5. Setelah pabrikasi bekisting telah selesai maka bekisting diangkat dengan menggunakan
tower crane dan dipasang tegak dengan diperkuat oleh penyangga (push pull) bekisting
kolom. Push pull diikat ke pelat lantai dengan menggunakan trubolt 16 mm dengan
panjang 10 cm sebanyak 3 titik per push pull.
6. Pasang bekisting kolom tegak lurus dengan tulangan kolom yang sudah terpasang dan
rapatkan bagian bawah bekisting dengan pembatas bekisting (sepatu kolom).
102
Gambar 5.24. Pekerjaan pemasangan bekisting kolom struktur
103
C. Pekerjaan Pengecoran Kolom Struktur
Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan pembesian dan bekisting kolom telah
selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan melalui surat izin pengecoran dari konsultan
pengawas.
Tahap pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
1. Siapkan Concrete Bucket untuk pekerjaan pengecoran
2. Beton Ready Mix dari PT. Sinar Bangunan dengan mutu beton
kolom K-300.
3. Beton Ready Mix dituang kedalam concrete bucket dan ditutup serta dikunci agar tidak
tumpah kemudian diangkut dengan menggunakan tower crane.
4. Setelah concrete bucket tiba dilokasi pengecoran, tutupnya dibuka dan beton
dituangkan kedalam bekisting.
5. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan ketentuan ≤ 1,5 m. Hal ini
dilakukan untuk menghindari agregat kasar terlepas dari adukan beton/
6. Kemudian pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah.
104
Gambar 5.27. Pekerjaan pengecoran kolom struktur
105
D. Pembongkaran Bekisting Kolom Struktur
Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan 12 jam setelah pengecoran. Kondisi
paling ekstrim pelepasan bekisting kolom adalah 8 jam setelah pengecoran. Hal ini di
asumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal.
Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek atau MK.
Proses pelepasan bekisting dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari kolom dari
kerusakan. Bekisting yang telah dilepas diangkat dengan menggunakan Tower Crane dan
dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada
titik kolom selanjutnya. Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari
pekerjaan kolom, berikut urutan prosesnya:
1. Kendorkan semua tie rod atau baut dan kicker Brace lalu secara bersamaan bekisting
kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.
2. Bekisting kolom kemudian diangkat dan dipindahkan dengan menggunakan tower
crane untuk dapat dipasangkan pada titik kolom berikutnya.
106
5.3.5 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 2
Pekerjaan bekisting balok & pelat merupakan satu kesatuan, karena pekerjaannya
dilaksanakan bersamaan. Pada proyek pembangunan Deltomed Office balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak.
107
dengan mould oil agar pada saat pembongkaran bekisting, beton tidak
menempel pada bekisting.
b. Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting bawah (bottom form) dengan
menggunakan multipleks phenolic 18 mm. Kemudian selanjutnya dilakukan
pengecekan elevasi balok kembali dengan menggunakan theodolite.
c. Apabila elevasi bekisting balok sudah sesuai maka dilanjutkan dengan
pemasangan bekisting samping (side form) menggunakan multipleks phenolic 18
mm kemudian diikat dengan menggunakan formties dan bracing selanjutnya
dilakukan pengecekan ketegakan siku bekisting dengan siku logam dan
kelurusan bekisting dengan tarikan benang.
7. Selanjutnya dilakukan pemasangan scaffolding untuk pelat lantai dengan
langkah-langkah yang sama dengan pemasangan scaffolding untuk balok.
8. Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting lantai dengan menggunakan
multipleks phenolic 18 mm dengan dioleskan mould oil sesuai dengan pola
bekisting yang telah diajukan dalam shop drawing. Kemudian selanjutnya
dilakukan pengecekan kerataan level dengan menggunakan waterpass.
9. Selanjutnya diletakkan plastic chair pengganti beton decking perjarak 1,5 m
10. Kemudian dilakukan pengangkatan besi balok dengan bantuan tower crane pada
lokasi penempatan balok.
11. Dilakukan perakitan langsung pembesian pelat di atas bekisting yang telah
terpasang berikut pemasangan plastic chair untuk pelat.
12. Pemasangan penumpu tulangan sesuai dengan standart yang telah diberikan
konsultan struktur yang diikat dengan menggunakan kawat branded ke tulangan
bawah pelat.
13. Pemasangan besi atas dan ekstra tulangan yang diikat dengan kawat branded
pada setiap silangan dan pada penumpu tulangan sesuai dengan shop drawing
yang telah diajukan.
14. Selanjutnya dilakukan pemasangan kawat ayam yang berfungsi sebagai stop cor
sehingga apabila dalam proses pengecoran terjadi masalah maka akan bias di
stop pada batas-batas stop cor yang telah terpasang.
108
15. Selanjutnya dilakukan pembersihan besi dan bekisting dengan menggunakan
alat compressor yang diarahkan ke area bekisting balok yang belum terpasang.
Apabila telah selesai dibersihkan maka bekisting balok yang belum terpasang
kemudian dipasang kembali.
Selanjutnya dilakukan joint survey bersama antara konsultan pengawas dengan kontraktor. Jika
form ijin pengecoran telah disetujui maka dilanjutkan dengan pengecoran
109
B. Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan
pemotongan, hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat
langsung maupun ditempat lain. Tulangan merupakan salah satu bahan beton bertulang yang
berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada struktur balok maupun pelat. Pekerjaan tulangan
pelat lantai dan balok dilakukan di tempat
pabrikasi pembesian, dan selanjutnya diangkut ke lokasi pemasangan menggunakan tower
crane.
Tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian balok antara lain:
1. Pembesian balok dilakukan di lapangan.
2. Sebelum dilakukan pembesian pada titik lokasi balok, tulangan disesuaikan ukurannya
dengan desain penulangan balok pada Shop drawing seperti tulangan utama dengan
panjang 12 m, daerah tumpuan atau daerah lapangan
dengan panjang tulangan yang berbeda harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan
perencanaan dengan dipotong menggunakan Bar Cutter, dan tulangan kait ataupun
sengkang yang harus terlebih dahulu dipabrikasi dengan
menggunakan Bar Bender untuk membentuk bengkokan sesuai ketentuan.
3. Tulangan balok yang telah dipabrikasi kemudian diangkat menggunakan tower crane
lalu diletakkan di atas bekisting balok yang telah disediakan.
4. Setelah pembesian selesai di rakit, pasang plastic chair sebagai pengganti beton
decking untuk selimut beton dengan tebal 40 mm pada alas dan sisi samping balok.
110
tulangan kaki ayam untuk pelat lantai adalah 80 mm dan 110 mm
untuk pelat cantilever Karena pada pelat cantilever memikul momen yang lebih besar
maka ukuran pelat lantai lebih tebal.
111
Gambar 5.34. Pekerjaan pembesian balok induk.
112
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah untuk pembelajaran yang mendidik dan
mengajarkan tentang bagaimana mahasiswa Arsitektur berpraktek dalam bidang jasa dan
konstruksi terkhususnya realitas didunia kerja bidang arsitektur. Kerja praktek merupakan
suatu kesempatan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa terkhususnya
Mahasiswa Teknik Arsitektur dikarenakan hal ini menjadi suatu cara atau metode untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai situasi dan kondisi dunia kerja
yang nyata di lingkungan dengan mengandalkan ilmu-ilmu arsitektur yang telah dipelajari di
kampus serta sebagai tahap persiapan bagi mahasiswa dalam berkarya di bidang arsitektur di
dalam lingkungan masyarakat nantinya.
1. Pengejaan proyek tidak sesuai dengan dengan jangka waktu yang ditetapkan (180 hari).
6.2 Saran
Dalam melaksanakan sebuah proyek penting untuk menjunjung tinggi kejujuran,
perlu memperhatikan efisiensi waktu, perlu membangun koordinasi yang baik antara pelaku
proyek, serta memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja.
113
DAFTAR PUSTAKA
114
LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Kerja Praktek dari Kampus Ke PT. Jaya Makmur Selaras
115
2. Surat Balasan Dari PT. Jaya Makmur Selaras Ke Kampus Undana
116
3. Absen Kerja Praktek
1. Hendro D. Kudji ( 1706090031 )
117
118
2. Vinansius Galang C. Klau ( 1706090035 )
119
120
4. Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek
121
5. Lembar Penilaian Kerja Praktek Dari Pembimbing Proyek
122
6. Kurva S
123
SCHEDULE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TELKOM GROUP KUPANG
Minggu Ke - 19
Paket Pekerjaan : Struktur & Arsitek
Proyek : Pembangunan Gedung Kantor Telkom Group Kupang
Lokasi : Jln. W.J Lalamentik Fatululi, Oebobo - Kupang NTT
Juli Agustus September oktober November Desember
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 M 19 M 20 M 21 M 22 M 23 M 24
NO. URAIAN PEKERJAAN BOBOT ELEVASI
16-22 23-29 30-05 06-12 13-19 20-26 27-'02 03-'09 10 -16 17-23 24-30 01 - 07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-'02 03-09 10-16 17-23 24-31
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
01 GAMBAR KERJA (Shop Drawing) 0.053 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 0.004
02 GAMBAR TERLAKSANA (As Built Drawing) 0.053 0.018 0.035
03 KANTOR PEMBORONG DI LAPANGAN 0.921 0.307 0.307 0.307
04 GUDANG BAHAN DAN LOS KERJA 0.175 0.088 0.088
05 PAGAR SEMENTARA PROYEK KELILING PROYEK, TERMASUK PINTU MASUK 2.277 0.759 0.759 0.759
06 PAPAN NAMA 0.044 0.044
07 PEMADAM KEBAKARAN,P3K,PERALATAN KESELAMATAN KERJA 0.219 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010
08 PENGADAAN SUMBER AIR 0.219 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 0.018
09 PENGADAAN TENAGA LISTRIK 0.482 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.040
10 PENGUKURAN dan BOUWPLANK 0.053 0.013 0.013 0.013 0.013
11 PHOTO -PHOTO KEMAJUAN PEKERJAAN 0.013 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
12 SALURAN SEMENTARA 0.175 0.058 0.058 0.058
13 TOPI PENGAMAN (Helm) dan SEPATU LAPANGAN 0.526 0.175 0.175 0.175
14 LAPORAN 0.031 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.002
B. PEKERJAAN STRUKTUR
01 PEKERJAAN TANAH & LAIN-LAIN LANTAI DASAR
PEKERJAAN PONDASI BORED PILE 3.037 0.506 0.506 0.506 0.506 0.506 0.506
PEKERJAAN URUGAN TANAH, GALIAN TANAH BERIKUT PEMBUANGAN TANAH
3.669 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.306 0.106 0.306 0.100 0.100
KELUAR LOKASI PROYEK
02 PEKERJAAN BETON & BAJA LANTAI - 1
PEKERJAAN PILE CAP (elv. -0.65 m) / FOOT PLAT (elv. -2.00 m) 1.220 0.203 0.203 0.203 0.203 0.203 0.203
PEKERJAAN SLOOF 5.956 0.993 0.993 0.993 0.993 0.993 0.993
PEKERJAAN KOLOM (Penyesuaian Akibat Perubahan elv. Buttom Pondasi Tapak) 2.562 0.512 0.512 0.512 0.512 0.112 0.167 0.167 0.067
PEKERJAAN DINDING BETON GWT 0.368 0.123 0.123 0.123
PEKERJAAN PLAT LANTAI GWT 0.208 0.052 0.052 0.052 0.052
PEKERJAAN PLAT ATAP GWT 0.134 0.045 0.045 0.045
PEKERJAAN PLAT LANTAI 5.263 0.316 0.416 0.016 0.716 0.650 1.050 2.100
PEKERJAAN TANGGA - 1 0.205 0.102 0.102
PEKERJAAN CANOPY LOBBY UTAMA, AS. B-C/1 1.441 0.240 0.240 0.240 0.240 0.240 0.240
PEKERJAAN CANOPY LOBBY UTAMA, AS. D-E/3' 1.441 0.240 0.240 0.240 0.240 0.240 0.240
03 PEKERJAAN BETON & BAJA LANTAI - 2
PEKERJAAN BALOK 5.666 0.044 0.044 0.044 0.144 1.144 0.444 0.900 2.900
PEKERJAAN PLAT LANTAI 7.355 0.371 1.471 0.471 0.471 0.471 1.000 3.100
PEKERJAAN KOLOM 1.953 0.326 0.126 0.326 0.326 0.326 0.326 0.200
PEKERJAAN TANGGA BAJA - 2 & 3 0.816 0.272 0.272 0.272
04 PEKERJAAN BETON & BAJA LANTAI ATAP
PEKERJAAN BALOK 4.030 0.343 1.343 2.343
PEKERJAAN BALOK LMR 0.066 0.016 0.016 0.016 0.016
PEKERJAAN PLAT LANTAI 3.620 0.905 0.905 0.905 0.905
PEKERJAAN PLAT ATAP LMR 0.129 0.026 0.026 0.026 0.026 0.026
PEKERJAAN KOLOM LMR 0.083 0.021 0.021 0.021 0.021
PEKERJAAN STRUKTUR KUDA - KUDA 7.585 1.896 1.896 1.896 1.896
05 PEKERJAAN LAIN - LAIN 1.759 0.176 0.052 0.528 0.352 0.652
C. PEKERJAAN ARSITEKTURE
01 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING 5.241 1.048 1.048 0.048 2.048 1.048
PEKERJAAN FINISHING DINDING 5.726 0.018 0.818 0.818 0.818 0.818 2.436
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 3.748 0.468 0.468 0.468 0.468 0.468 1.4055
PEKERJAAN LANTAI 0.037 0.007 0.007 0.007 0.015
PEKERJAAN LAIN - LAIN 1.814 0.227 0.227 0.227 0.227 0.453 0.453
02 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI 2
PEKERJAAN PASANGAN DINDING 4.814 0.802 0.802 0.702 0.902 0.802 0.802
PEKERJAAN FINISHING DINDING 5.263 0.722 0.752 1.452 0.052 0.782 1.504
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 1.857 0.265 0.265 0.265 0.265 0.265 0.531
PEKERJAAN LANTAI 0.129 0.043 0.043 0.043
03 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI ATAP
PEKERJAAN PASANGAN DINDING 1.628 0.326 0.326 0.326 0.651
PEKERJAAN FINISHING DINDING DALAM & DINDING LUAR 1.630 0.072 0.372 0.372 0.272 0.543
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 0.067 0.013 0.013 0.013 0.027
04 PEKERJAAN ARSITEKTUR TAMPAK 4.240 0.848 0.848 0.848 1.696
Gedung Telkom
1. Melanjutkan Pabrikasi pabrikasi Besi
16 dan 22 (Meluruskan)
2. .Melanjutkan PembesianTie Beam
TB1 area Gedung Telkom
3. Melanjutkan Pabrikasi Beugel D10
4. .Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
5. Pemasangan Bekisting kayu area TB
1 Grid F
8. 12 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Melanjutkan pembesian TB1&TB2
area cantilever gedung Telkomsel
2. Melanjutkan Pemasangan Bekisting
Batako dan kayu untuk Sloof Gedung
Telkomsel
3. Perataan Urugan
4. Pemasangan Pembesian TB3
Cantilever
5. Pemasangan Bekisting Sloof
Cantielver
Gedung Telkom
1. Melanjutkan Pabrikasi pabrikasi Besi
16 dan 22 (Meluruskan)
2. Melanjutkan PembesianTie Beam
TB1& TB2 area Gedung Telkom
3. Melanjutkan Pabrikasi Beugel D10
4. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
5. Pemasangan Bekisting kayu area TB
1 & TB2
9. 15 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Melanjutkan Perataan Urugan
Cut&Fill
2. Cleaning area Pembesian Sloof yang
sudah dibekisting
3. Cheklist pengecoran Sloof area
gedung Telkomsel
Gedung Telkom
1. Melanjutkan PembesianTie Beam
TB1,TB2 &TB3 area Gedung
Telkom
2. Melanjutkan Pabrikasi Beugel D10
3. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
4. Pemasangan Bekisting kayu &
Batako area TB 1,B2 & TB3
Gedung Telkom
1. Melanjutkan Pabrikasi Besi 16 untuk
kolom
2. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
Pemasangan Bekisting Batako dan
playwood area Sloof Cantilever dan
TB!&TB2
11. 17 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Pelepasan Bekisting kayubekas
Pengecoran
2. Curing Beton Sloof Fc 25
3. Melanjutkan Cleaning Besi Kolom
yang kotor karena pengecoran
4. Pemasangan Pembesian Kolom D 16
(Penyambungan Overlaping)
5. Cut & Fill (Pengurugan Lantai dg
Tanah
Gedung Telkom
1. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
2. Melanjutkan Pemasangan Bekisting
Batako area TB 1,TB2 & TB3
3. Melanjutkan Pembesian TB1,TB2
dan TB3 area Cantilever
12. 19 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Cut & Fill (Pengurugan Lantai/Sloof
dg Tanah )
2. Pemadatan tanah urugan Stemper
Gedung Telkom
1. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk area gedung Telkom
2. Melanjutkan Pemasangan Bekisting
Batako area TB 1,TB2 &
TB3(Finishing)
3. Melanjutkan Pembesian TB1,TB2
dan TB3 area Cantilever 9Finishing)
4. Cheklist Pembesian,bekisting dan
kebrsihan sebelum pengecoran
5. Pengecoran Sloof Beton Fc25 (K300)
13. 21 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Pemadatan tanah urugan dg Stemper
2. Pembuatan Lantai kerja
3. Pemasangan Beugel Kolom
4. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk Plat Lantai
5. .Pabrikasi Beugel dan Pelurusan Besi
D19
Gedung Telkom
1. Pembongkaran Bekisting kayu
2. Cut & Fill (Pengurugan Lantai/Sloof
dg Tanah )
3. Pemasangan Beugel Kolom
14. 24 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Melanjutkan Pembuatan Lantai kerja
2. .Melanjutkan Pembesian Kolom
(Pemasangan Beugel dan Besi Stek)
3. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk Plat Lantai
4. Pabrikasi Besi D 10 untuk ties
Gedung Telkom
1. Melanjutkan Pemadatan tanah urugan
dg Stemper
2. Melanjutkan Pembesian Kolom
(Pemasangan Beugel )
15. 26 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Melanjutkan Perapihan Pembesian
Kolom (Perapihan pemasangan
Beugel )
2. Melanjutkan pembuatan Beton
decking untuk Plat Lanta
3. Melanjutkan Pemasangan Decking
Beton pada Besi Kolom dan
pemasangan sepatuan kolom
4. Melanjutkan Pembesian untuk Plat
lantai 1 dan pemasangan Bekisting
Plat lantai
5. Pemasangan Bekisting Sparingan
Kolom dan Pengecoran Sparingan
Kolom
6. Melanjutkan Cheklis Pekerjaan
Pembesian Kolom
7. Melanjutkan Pembesian
(PelurusanBesi D 19
Gedung Telkom
1. Melanjutkan Perataan tanah urugan
2. Melanjutkan Pembesian Kolom
(Pemasangan Beugel dan Besi Stek)
3. Melanjutkan Pembuatan Lantai kerja
16. 30 Oktober 2020 Gedung Telkomsel
1. Pengecoran Plat Lantai
Gedung Telkom
1. Pengecoran Plat Lantai
2. .Pabrikasi Pembesian Plat Lantai
GWT
3. Melanjutkan Pembesian Plat Lantai
GWT
Gedung Telkom
1. Pemasangan bekisting kolom
GWT
1. Melanjutkan Pabrikasi Pembesian
Plat Lantai GWT
2. Melanjutkan Pembesian Plat Lantai
dan dinding GWT
IPAL/SPT
1. Pabrikasi Pembesian IPAL
18. 2 November 2020 1. Melanjutkan pekerjaan pemasangan
Stud pada bekisting kolom dan
melakukan penyetelan pelurusan
bekisting
2. Melanjutkan pekerjaan pembesian
pada IPAL
3. Melanjutkan pekerjaan pembesian
pada GWT
19. 6 November 2020 1. Melanjutkan pekrjaan pengocoran
kolom pada titik as A,B,C
2. Melanjutkan pekerjaan pembesian
pada GWT
3. Melanjutkan pengocoran pada IPAL
20. 7 November 2020 1. Melanjutkan pekerjaan pemeliharaan
beton kerja
2. Melanjutkan pekerjaan pembersihan
besi kolom bekas cipratan cor
3. Melanjutkan pekerjaan pembesian
pada IPAL
4. Melanjutkan pembongkaran stud
pada bekisting kolom