KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mekanika
Tanah Terapan.
Tak lupa kami ucapkan terimak kasih kepada kedua orang tua kami yang tak
henti-hentinya memberikan dukungan dan juga kepada Bapak Ir. Mawardi,
M.T.Gs. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Terapan. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada asisten dosen serta orang-orang atau pihak-pihak yang telah
membantu secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan
ini.
Kami juga mengharapkan saran yang membangun guna perbaikan untuk
masa yang akan datang. Demikian Laporan ini kami buat, kurang lebih kami
minta ma’af dan kepada Allah kami mohon ampun.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Tanah sebagai tempat berdiri suatu bangunan atau gedung yang telah
direncanakan oleh seorang Engineer sudah tentu harus memenuhi syarat standar,
terlebih dahulu harus dilakukan berbagai pengujian terhadap tanah tersebut.
Mata kuliah Mekanika Tanah merupakan satu diantara cabang ilmu yang
akan mengupas berbagai seluk beluk sifat fisik dan mekanik tanah, dengan
melakukan berbagai macam pengujian yang merupakan aplikasi dari ilmu yang
didapat di bangku perkuliahan akan lebih memperluas pengetahuan mahasiswa
tentang tanah.
Berbagai macam pengujian tersebut dilakukan sebelum diadakan proses
pembangunan sebuah struktur dengan tujuan untuk memprediksi dan perencanaan
struktur yang berhubungan dengan tanah, karena kekuatan struktur awal adalah
hal yang berhubungan dengan tanah. Permasalahan teknik yang menyangkut tanah
sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil, untuk itu sangat perlu sekali diadakan
penyelidikan dengan teliti dan seksama.
tanah sebagai material timbunan atau bahan jalan. Fungsi geoteknik dalam
pembangunan antara lain meliputi:
c. Tanah galian
Permasalahan pada tanah galian dan timbunan untuk mendapatkan
geometri jalan, dimana sebagian badan jalan berada pada daerah galian dan
sebagian lagi berada pada daerah penimbunan. Peranan geoteknik adalah
menangani masalah kemantapan lereng galian dari terjadinya longsoran.
b. Tahap perencanaan
Penyelidikan geoteknik dilakukan secara mendetail dan terinci,
sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan, sifat, dan
susunan lapisan tanah.
c. Tahap pelaksanaan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan pengendalian mutu,
misalnya penggunaan bahan timbunan, kontrol kepadatan lapangan dan
pemasangan instrumen geoteknik.
Tahapan Penyelidikan
Lingkup penyelidikan tergantung dari data yang dibutuhkan, sehingga
setiap tahapan diperoleh data yang berbeda. Pada prinsipnya penyelidikan
geoteknik harus mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.
Proses tahapan penyelidikan meliputi :
a. Studi meja
Pengumpulan data dasar yang ada seperti : peta geologi, peta topografi,
foto udara, hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
b. Rekonesan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenai keadaan medan dan melakukan
pemetaan geologi.
c. Pelaksanaan penyelidikan
Kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan lapangan dan
pemeriksaan laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data yang diperlukan
baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi.
d. Pengolahan data
Kegiatan ini merupakan interpretasi pelapisan tanah, stratigrafi,
penentuan daya dukung tanah, penurunan konstruksi, macam pondasi atau
konstruksi.
Japri Komodesban
2. Sondir Sabtu, 3 Maret 2018
Dimas Pangku Wibowo
Wahyu Firdaus
Jumat - Sabtu, 23-23
3. Handboring Okky Kurniawan
Februari 2018
Putri Ersi Mareta
Wahyu Firdaus
Minggu, 25 Februari
4. Direct Shear Sri Rahayu
2018
Siti Aisyah
Okky Kurniawan
Konsolidasi 22 Februari 2018 – 15
5. Putri Ersi Mareta
Tanah Maret 2018
Afifah Mardhyah
BAB II
PERCOBAAN PEMBORAN TANGAN
(HAND BORING)
ASTM D1452-09
2.1 Pendahuluan
Pengertian yang berkaitan dengan metode ini adalah :
a) Tanah adalah sedimen atau akumulasi material padat yang tak
terkonsolidasi sebagai hasil disintegrasi batu secara kimia dan fisika,
dengan atau tanpa kandungan bahan organik.
b) Tanah berkohesi adalah tanah yang dalam kondisi bebas mempunyai
kekuatan pada keadaan kering udara dan mempunyai ikatan antarbutir
yang berarti pada keadaan terendam air.
c) Tanah tak berkohesi adalah tanah yang dalam kondisi tidak bebas atau
berkekuatan sangat kecil pada keadaan kering udara dan tidak atau
mempunyai ikatan antarbutir sangat kecil pada keadaan terendam air.
d) Batu adalah kumpulan mineral yang terbentuk secara alamiah dan terikat
oleh kohesi kuat dan permanen.
e) Penamaan mutu batu adalah perbandingan antara jumlah panjang contoh
inti batu yang panjangnya lebih besar dari 10 cm dan panjang kemajuan
pemboran, dinyatakan dalam persen (%).
f) Tekstur adalah aspek geometri partikel komponen batu atau tanah
meliputi ukuran, bentuk dan susunan.
g) Mineral adalah zat alam pembentuk batu atau tanah yang mempunyai
rumus kimia dan sifat fisika tertentu.
h) Fanerik adalah tekstur batu beku yang mempunyai ukuran butir yang
lebih besar dari 2 mm.
i) Afanitik porfiritik adalah tekstur batu beku yang sebagian mempunyai
ukuran butir yang halus (massa dasar) dan sebagian lagi berukuran lebih
kasar (fenokris).
j) Afanitik non porfiritik adalah tekstur batu beku yang mempunyai butir
halus tanpa ada butiran kasar.
Keterangan
= Titik Handboring “B”
2.2 Tujuan
Tujuan dari hand boring adalah untuk meneliti tanah permukaan, menentukan
karakteristik sifat tanah (jenis, warna dan kelengketan tanah tersebut) dan
pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan penyelidikan lebih
lanjut di laboratorium.
2.3 Landasan Teori
Berdasarkan ASTM D1452-09, penyelidikan sifat tanah pada umumnya
dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah dari lapangan untuk kemudian
diselidiki di Laboratorium. Penyelidikan sifat tanah akan dikerjakan dalam
percobaan lain sebagai kelanjutan dari percobaan ini.
Diharapkan agar sifat yang diselidiki di laboratorium mencerminkan sifat-
sifat tanah tersebut dilapangan, maka contoh tanah yang diselidiki harus berada
dalam pada kondisi aslinya dilapangan (tidak terganggu). Penentuan kadar air
untuk tanah dan batuan dilakukan di laboratorium terhadap contoh tanah atau
batuan yang diambil dari lapangan.
Derajat kejenuhan S
Keadaan tanah
Tanah kering 0
Tanah jenuh 1
(Sumber : Mekanika tanah 1, Hary Christady Hardiyatmo)
𝑩. 𝑰/𝑳
𝟎, 𝟓𝟎 − 𝟎, 𝟗𝟎
Keterangan :
I : menyatakan nomor lubang bor jika pemboran dilakukan
dalam jumlah lebih dari satu titik
L : menyatakan nomor contoh yang diambil dari satu lubang bor
0,50-0,90 : menyatakan lapisan kedalaman tanah dimana contoh diambil
KEDALAMAN (m) 1 2
SAMPEL A B A B
1. Berat cawan + tanah basah (W1) (gr) 30,5 30,0 24,5 27,5
2. Berat cawan + tanah kering (W2) (gr) 23 22 18 21
3. Berat air = (W1 – W2) (gr)
4. Berat cawan (W3) (gr) 5 4,5 4,5 5
5. Berat tanah kering = (W2 – W3) (gr)
6. Kadar air (w)
(w1 w2 )
w = 100% (%)
w2 w3
7. Kadar air rata-rata
𝐴+𝐵
w = (%)
2
2.11 Perhitungan
Perhitungan kadar air :
Kedalaman 1 m
Rumus ( w1 w2 )
Kadar air % (w) = 100%
w2 w3
(w1 w2 )
Sampel A : 100%
w2 w3
30,5 23
Kadar air (w) = 100% 41,67%
23 5
Sampel B :
30,0 22
Kadar air (w) = 100% 45,71%
22 4,5
41,67% +45,71%
Kadar air (w) (rata-rata) = = 43,69 %
2
Kedalaman 2 m
Sampel A :
24,5 18,0
Kadar air (w) = 100% 48,14%
18,0 4,5
Sampel B :
27,5 21
Kadar air (w) = 100% 40,63%
21 5
48,14% +40,63%
Kadar air (w) (rata-rata) = = 44,39 %
2
KEDALAMAN (m) 1 2
SAMPEL A B A B
1. Berat cawan + tanah basah (W1)
30,5 30,0 24,5 27,5
(gr)
2. Berat cawan + tanah kering (W2)
23 22 18 21
(gr)
3. Berat air = (W1 – W2) (gr) 7,5 8 6,5 6,5
4. Berat cawan (W3) (gr) 5 4,5 4,5 5
5. Berat tanah kering = (W2 – W3) (gr) 18 17,5 13,5 16
6. Kadar air (w)
(w1 w2 ) 41,67 45,71 48,14 40,63
w = 100% (%)
w2 w3
7. Kadar air rata-rata
𝐴+𝐵 43,69 44,39
w = (%)
2
M.A.T :
Tidak
Ditemukan
M.A.T :
Tidak
Ditemukan
2.13 Kesimpulan
a. Jenis dan warna tanah pada kedalaman 200 cm adalah hampir sama.
Untuk kedalaman setiap 20 cm jenis dan warna tanahnya adalah sebagai
berikut :
1. Kedalaman 00 –20 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
2. Kedalaman 20 –40 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
3. Kedalaman 40 –60 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
4. Kedalaman 60 – 80 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
5. Kedalaman 80 – 100 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
6. Kedalaman 100 – 120 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
7. Kedalaman 120 – 140 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
8. Kedalaman 140 – 160 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
9. Kedalaman 160 – 180 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
10. Kedalaman 180 – 200 cm jenis tanahnya adalah lempung coklat tua
b. Semakin bertambah kedalaman pengeboran tanah tersebut, maka warna
tanah akan semakin pekat.
c. Kadar Wn pada kedalaman 2 m ialah 44,39 %
BAB III
PERCOBAAN SONDIR
SNI 2827-2008
3.1 Pendahuluan
Sondir merupakan suatu uji tanah untuk mengetahui daya dukung dan daya
lekat dari tanah tersebut. Dalam hal ini ada dua parameter untuk menentukan jenis
tanah, yaitu tahanan conus dan konsistensi tanah.
3.2 Tujuan
Percobaan sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung perlawanan
penetrasi konus dan daya lekat tanah pada kedalaman lapisan tanah yang ditinjau
dan juga untuk menentukan kedalaman tanah keras.
Cone Penetration Test (CPT) atau lebih sering disebut sondir adalah salah
satu survei lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan tanah
keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah lempung. Dari tes ini didapatkan
nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada manometer.
Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan kedalam tanah
dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak ke
bawah karena ditekan, dibaca pada manometer setiap kedalaman 20 cm. Tekanan
dari atas pada konus disalurkan melalui batang baja yang berada didalam pipa
sondir. Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg
diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc).
Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan
konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah
butiran halus.
C. Pipa dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m.
2. Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak
tertekuk jika disondir atau didorong.
3. Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter
dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak selimut
geser.
4. Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap.
5. Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan penyekrupan
sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus.
6. Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.
D. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa
dorong.
2. Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan.
3. Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong
dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm.
4. Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat
menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau
kerusakan lain.
5. Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar
antara 0,5 mm dan 1,0 mm.
6. Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak pelumas
untuk mencegah korosi.
7. Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk
mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.
3.4.2 Pengujian
A. Batasan peralatan dan perlengkapan
Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %.
2. Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik:
a. Untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %.
b. Untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %.
3. Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan
dengan dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik.
B. Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada
saat diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.
B. Prosedur pengujian
1. Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik
pada kedudukan yang tepat.
2. Buka kran pipa penyaluran angin pada manometer kapasitas 0-70 kg/cm2.
Jika kira-kira sudah akan melewai 70 kg/cm2 maka ganti dengan
manometer kapasitas 0-250 kg/cm2.
3. Pasang tracker tekan stang ke dalam kemudian angkat jack hydraulic ke
atas sehingga konus akan bergerak ke bawah sedalam 20 cm. Adapun
tujuannya untuk melubangi tanah sedalam 20 cm pertama.
4. Jack hydraulic ditekan ke bawah sehingga konus akan bergerak ke atas
kemudian tarik stang keluar sehingga nilai konus dan friksi akan bisa
dihitung.
SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston = Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK = Diameter Konus = 3,54 cm C1 0,0681
.DS.I .3,57.13,12
DS = Diameter Selimut = 3,56 cm
𝐴𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 10
I = Panjang Selimut = 13,12 cm C0 = 0,25×𝜋×𝐷𝑘 2 = =1
0,25×𝜋×3,542
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm
3.8 Perhitungan
a. Tegangan Hambatan Konus dihitung dengan rumus:
HK = M1.C0
Apiston
= M1
0,25. .DK 2
Dimana: HK = Hambatan konus (kg/cm2)
M1 = Nilai konus atau perlawanan konus (kg/cm2)
DK = Diameter konus = 3,54 cm
Apiston = 10 cm2
Pada kedalaman 0,0 meter.
10
HK = 0
0,25. .(3,54) 2
HK = 0 kg/cm2
Pada kedalaman 0,2 meter.
10
HK = 5
0,25. .(3,54) 2
HK = 5 kg/cm2
Pada kedalaman 0,4 meter.
10
HK = 4
0,25. .(3,54) 2
HK = 4 kg/cm2
Pada kedalaman 0,6 meter.
10
HK = 4
0,25. .(3,54) 2
HK = 4 kg/cm2
Pada kedalaman 0,8 meter.
10
HK = 8
0,25. .(3,54) 2
HK = 8 kg/cm2
= (M2-M1) x Apiston
.DSxLS
Dimana: HS = Tegangan hambatan setempat kg/cm2
M2 = Bacaan manometer kedua
Apiston = 10 cm2
DS = Diameter selimut = 3,56 cm
LS = Panjang selimut = 13,12 cm
Pada kedalaman 0,0 meter.
10
HS = (0 0)
.3,56 13,12
HS = 0,00 kg/cm2
HL = 20 8 0,0681 20
HL = 16,34 kg/cm
Pada kedalaman 1,4 meter.
HL = 19 9 0,0681 20
HL = 13,62 kg/cm
Pada kedalaman 1,6 meter.
HL = 21 10 0,0681 20
HL = 14,98 kg/cm
Pada kedalaman 1,8 meter.
HL = 19 9 0,0681 20
HL = 13,62 kg/cm
Pada kedalaman 2,0 meter.
HL = 21 9 0,0681 20
HL = 16,34 kg/cm
Pada kedalaman 2,2 meter.
HL = 20 8 0,0681 20
HL = 16,34 kg/cm
Pada kedalaman 2,4 meter.
HL = 18 7 0,0681 20
HL = 14,98 kg/cm
Pada kedalaman 2,6 meter.
HL = 19 9 0,0681 20
HL = 13,62 kg/cm
Pada kedalaman 2,8 meter.
HL = 19 11 0,0681 20
HL = 10,90 kg/cm
Pada kedalaman 3,0 meter.
HL = 20 12 0,0681 20
HL = 10,90 kg/cm
i
JHPi = 0
HP
0,68
Fr = x100%
9
= 7,57%
Pada kedalaman 2,8 meter.
0,54
Fr = x100%
11
= 4,95%
Pada kedalaman 3,0 meter.
0,54
Fr = x100%
12
= 4,54%
SONDIR
(SNI 2827-2008)
Apiston = Luas Piston = 10 cm2
Apiston 10
DK = Diameter Konus = 3,54 cm C1 0,0681
.DS.I .3,57.13,12
DS = Diameter Selimut = 3,56 cm
𝐴𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 10
I = Panjang Selimut = 13,12 cm C0 = 0,25×𝜋×𝐷𝑘 2 = =1
0,25×𝜋×3,542
Lb = Panjang Bacaaan = 20 cm
1
Kedalaman (m)
3.11 Kesimpulan
Dari hasil pratikum didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Bacaan manometer tidak tergantung dari kedalaman tanah.
b. Nilai tegangan hambatan konus yang terbesar pada percobaan sondir ini
adalah 12,00 kg/cm2 yaitu pada kedalaman 3 m.
c. Nilai tegangan hambatan setempat yang terbesar pada percobaan sondir
ini adalah 0,89 kg/cm2 yaitu pada kedalaman 0,60 m.
d. Hambatan lekat yang terbesar adalah 17,71 kg/cm2 yaitu pada kedalaman
0,60 m.
e. Rasio gesekan terbesar yang terjadi adalah 22,13 % pada kedalaman 0,60
m.
Berdasarkan Tabel 3.1 Hubungan nilai tahanan konus terhadap
konsistensi tanah, maka dapat di simpulkan bahwa tanah termasuk kedalam
konsistensi tanah teguh di mana nilai tahanan konusnya diantara (10 - 20)
kg/cm2.
Manometer Konus
Angkur Selongsong
Kunci-kunci Cangkul
BAB IV
PERCOBAAN KONSOLIDASI TANAH
SNI 6424-2008
4.1 Pendahuluan
Pada umumnya, dalam mendesain suatu bangunan air diperlukan parameter-
parameter tanah yang digunakan dalam perhitungan dan analisis, khusus untuk
tanah ekspensif yang mempunyai sifat mudah mengembang dan menyusut
diperlukan parameter-parameter persentase pengembangan dan tekanan
pengembangan.
4.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh parameter kompressibilitas dan
kecepatan konsolidasi tanah. Data ini digunakan untuk membuat perhitungan,
baik kecepatan penurunan maupun penurunan total satu bangunan (struktur)
ataupun timbunan.
4.3 Landasan Teori
Konsolidasi adalah suatup berkurangnya volume atau berkurangnya rongga
pori dari tanah jenuh berpemeabilitas rendah akibat pembebanan, dimana
prosesnya dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga
tanah. Dengan kata lain, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air
tanah akibat bekerjanya beban, yang terjadi
sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses
ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh
kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Konsolidasi terjadi apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tanah dalam keadaan jenuh air
Adanya beban di atasnya
Adanya air yang mengalir
Pada umumnya konsolidasi terjadi dalam satu arah saja atau disebut juga one
dimensional consolidation. Pergerakan arah horizontal dapat diabaikan, karena
tertahan olehlapisan tanah yang berada di sekelilingnya. Parameter-parameter
konsolidasi suatu tanahyaitu koefisien kompresi (Cc) dan koefisien konsolidasi
(Cv). Koefisien kompresi berhubungan dengan berapa besarnya penurunan
TABEL PENURUNAN
(SNI 6428-2008)
Beban ( Kg ) 0,5 1 2 4 8 4 2
0 detik 8,0 31,0 170,0 229,0 330,0 350,0 342,0
9.6 detik 12,0 34,0 172,0 232,0 334,5 349,8 341,0
21.4 detik 13,0 35,0 173,0 233,0 337,0 349,5 340,5
38.4 detik 14,0 36,5 174,0 234,0 339,0 349,3 340,0
1 menit 15,0 38,0 176,0 235,0 341,0 349,0 339,8
2.3 menit 17,0 41,0 180,0 237,0 344,0 348,8 339,5
4 menit 18,0 45,0 185,0 238,0 345,5 348,6 339,2
9 menit 20,0 49,0 188,0 239,0 347,0 348,5 339,0
16 menit 20,5 51,0 190,0 240,0 347,5 348,3 338,5
25 menit 21,0 53,0 191,0 240,5 348,0 348,0 338,2
36 menit 21,5 54,0 192,0 241,0 348,5 347,7 338,0
49 menit 22,0 55,0 193,0 241,5 349,0 347,5 337,5
24 jam 24,5 60,0 199,0 246,0 352,0 345,0 332,5
CONSOLIDATION TEST
(SNI 6428-2008)
No Tegangan eo Hs e ∆H ∆e Sr
Mm Mm %
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengujian Pengembangan
1.2
1
Angka Pori (e)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
P' (kN/m2)
Project : Pratikum Mekanika Tanah Terapan Tanggal Pratikum :14 Maret 2018
Lokasi pekerjaan : Samping Gedung Serba Guna Universitas Bengkulu Tanggal Selesai : 22 Maret 2018
Jenis Tanah : Sampel handboring
KADAR AIR
Berat cincin (W3) 99
Berat tanah basah + cincin (W1) 172,75
Berat tanah kering + cincin (W2) 149,2
Berat air (W1-W2)
Berat tanah kering (W2-W3)
4.7 PERHITUNGAN
Kadar air sebelum percobaan:
Berat Tanah Basah Sebelum-Berat Tanah Kering
Kadar air (%) = x 100%
Berat Tanah Kering Sebelum Percobaan
73,75 - 50,20
= x100%
50,20
= 46,91 %
75,25 50,20
= x100%
50,20
= 49,90 %
= 73,75
1
( )(5,0) 2 (2,0)
4
= 1,88 gr/cm3
= 75,25
1
( )(5,0) 2 ( 2,0)
4
= 1,92 gr/cm3
∅ Cincin = 5,0 cm
Tinggi cincin = 2,0 cm
Berat Cawan = 5 gr
Mencari Tegangan
Beban
σ= x 10
A cincin
Keterangan,
Diameter cincin = 5 cm
Contoh Perhitungan Tegangan
Beban
1. σ = x 10
A cincin
0,5
=1 x 10
𝑥(3,14)𝑥(5,0)2
4
= 0,25 kg/cm2
Beban
2. σ = x 10
A cincin
1
=1 x 10
𝑥(3,14)𝑥(5,0)2
4
= 0,51 kg/cm2
Beban
3. σ = x 10
A cincin
2
=1 x 10
𝑥(3,14)𝑥(5,0)2
4
= 1,01 kg/cm2
Beban
4. σ σ = x 10
A cincin
4
=1 x 10
𝑥(3,14)𝑥(5,0)2
4
= 2,02 kg/cm2
Beban
5. σ = x 10
A cincin
8
=1 x 10
𝑥(3,14)𝑥(5,0)2
4
= 4,04 kg/cm2
(W2-W1+W4)(gr) 121,70
Catatan:
Faktor koreksi K untuk suhu 20ºC = 0,9989
(W2 – W1)
W4 = K x Wa Gs =
(W2-W1+W4) -W3
25
= 1,0000 x 96,70 Gs =
8
= 96,70 = 3,125
= 50,20 gram
= 1,28 gr/cm3gram
= 0,82 cm
Angka Pori
Tinggi cincin−Tinggi bagian padat
e0 =
Tinggi Bagian Padat
2−0,82
=
0,82
= 1,44
Derajat Kejenuhan
Kadar air x Berat Jenis Tanah
Sr =
Angka pori
0,4691𝑥 3,125
=
1,44
= 1,02
Perubahan tebal
∆H = 3,520 mm
= 0,430
Angka pori
e = e0 -∆e
= 1,44 – 0,43
= 1,010
∆H Nilai
1 0,245 mm
2 0,600 mm
3 1,990 mm
4 2,460 mm
5 3,520 mm
6 3,450 mm
7 3,325 mm
Menentukan e1 dan e2
∆𝐻1
∆e1 =
𝐻𝑠
0,245
=
8,2
= 0,030
e1 = 1,440- 0,030
= 1,410
∆𝐻2
∆e2 =
𝐻𝑠
0,600
=
8,2
= 0,073
e2 = 1,440- 0,073
= 1,367
∆𝐻3
∆e3 =
𝐻𝑠
1,990
=
8,2
= 0,243
e3 = 1,440- 0,243
= 1,197
∆𝐻4
∆e4 =
𝐻𝑠
2,460
=
8,2
= 0,300
e4 = 1,440- 0,300
= 1,140
∆𝐻5
∆e5 =
𝐻𝑠
3,520
=
8,2
= 0,429
e5 = 1,440 - 0,429
= 1,011
∆𝐻4
∆e6 =
𝐻𝑠
3,450
=
8,2
= 0,421
e6 = 1,440- 0,421
= 1,019
∆𝐻4
∆e7 =
𝐻𝑠
3,325
=
8,2
= 0,405
e7 = 1,440 - 0,405
= 1,035
Indeks Kompresi
𝑒4−𝑒5
Cc = 𝜎5
𝐿𝑜𝑔
𝜎4
1,140−1,011
=
log4,04
2,02
= 0,429
Tebal akhir
H1 = H0 - ∆H
= 20 – 3,520
= 16,480 mm
Pada beban 1 kg
0,848 𝑑 2 0,848𝑥 0,9122
Cv = = = 0,004 cm2/ detik
𝑡 √90 162
Pada beban 2 kg
0,848 𝑑 2 0,848𝑥 0,9122
Cv = = = 0,003 cm2/ detik
𝑡 √90 252
Pada beban 4 kg
0,848 𝑑 2 0,848𝑥 0,9122
Cv = = = 0,010 cm2/ detik
𝑡 √90 72
Pada beban 8 kg
0,848 𝑑 2 0,848𝑥 0,9122
Cv = = = 0,008 cm2/ detik
𝑡 √90 84
1.350
1.300
1.200 1.197
1.140
1.100
1.035 1.019 1.011
1.000
0.900
0 1 2 3 4 5
σ ' (kN/m2)
0.000
0.050
Penurunan (mm)
0.080
0.115
0.100
0.130
0.140
0.150
0.150 0.170
0.180
t√90 0.200 0.205 0.210 0.215
0.200 0.220
0.250
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
a
1,15a Waktu(menit)
Keterangan:
= a = 2,2 menit
= t√90 = 1 menit
3.250
3.300
3.300
Penurunan (mm)
3.345
3.350 3.370
3.390
3.400 3.410
3.440
t√90 3.455
3.450 3.470 3.475 3.480 3.485 3.490
3.500
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
a
1,15a
Waktu(menit)
Keterangan:
= a = 4 menit
1.650
1.700
1.700 1.720
Penurunan (mm)
1.730
1.750 1.740 1.755
1.800
1.800
1.850
1.850
1.880
t√90 1.900
1.910
1.900 1.920
1.930
1.950
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
a
1,15a waktu(menit)
Keterangan:
= a = 4,6 menit
2.280
2.290
2.300 2.315
Penurunan (mm)
2.330
2.320
2.340
2.340 2.350
2.360 2.370
2.380
2.380 2.390
2.400 2.405
2.400 t√9 2.410 2.415
0
2.420
2.440
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
a waktu(menit)
1,15a
Keterangan:
= a = 2,3 menit
3.250
3.300
3.300
Penurunan (mm)
3.345
3.350 3.370
3.390
3.410
3.400
3.440
t√90 3.455
3.450 3.470 3.475 3.480 3.485 3.490
3.500
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
a
1,15a
Waktu(menit)
Keterangan:
= a = 1,8 menit
4.10 KESIMPULAN
1. Dari hasil pembacan arloji yang terbesar pada alat konsolidasi, terjadi
setelah menit ke 49 pada setiap pembebanan (24 jam).
2. Semakin besar perputaran waktu maka pembacaan arloji pada alat
konsolidasi akan semakin besar.
3. Kadar air sebelum terkonsolidasi adalah 46,91% dan sesudah
terkonsolidasi adalah 49,90 %
4. Berat isi sebelum terkonsolidasi adalah 1,88 gr/cm3 dan sesudah
terkonsolidasi adalah 1,92 gr/cm3.
5. Dari hasil percobaan diatas, didapatkan bahwa Indeks Kompresi (Cc)
adalah 0,429 yang menunjukan bahwa jenis tanah adalah Lempung
Medium Kenyal. Berdasarkan tabel nilai Cc pada landasan teori dan juga
pada SNI 6424-2008.
No Jenis Tanah Cc
1 Pasir Padat 0,005 - 0,001
2 Pasiir Tidak Padat 0,025 – 0,030
3 Lempung Agak Kasar 0,030 – 0,060
4 Lempung Kenyal 0,060 – 0,150
5 Lempung Medium Kenyal 0,015 – 1,000
6 Tanah Organik 1,000 – 4,500
7 Batu / Cadas 0
4.10 DOKUMENTASI
4.10.1 Alat dan bahan
B. Pengujian Konsolidasi
4. Penimbangan sampel
3. Penimbangan cincin
tanah dalam cincin
4.11.2 Dokumentasi BJ
5. Penimbangan 6. Penimbangan
piknometer + air
Piknometer
7. Penimbangan 8. Penimbangan
piknometer + tanah piknometer + tanah +
air
BAB V
KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
SNI 2813:2008
5.1 Pendahuluan
Tegangan geser tanah adalah besarnya gaya perlawanan terhadap deformasi
apabila diberikan tegangan geser. Kekuatan geser tanah adalah besarnya nilai
tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada
kondisi pembebanan tertentu. Keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada
saat benda uji runtuh, biasanya terjadi pada nilai tegangan geser maksimum.
kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh :
Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir butir
tanah (c soil).
Pada tanah berbutir kasar (non kohesif) , kekuatan geser disebabkan karena
adanya gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam
Pada tanah yang merupakan campuiran antara tanah halus dan tanah kasar
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan
antara butir butir tanah.
Benda uji tanah adalah benda uji yang diletakkan di dalam cincin/ kotak geser
(shear box) dari logam dengan dua buah batu pori, yang diletakkan di atas dan di
bawag benda uji tanah tersebut.
1. Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara tangensial pada suatu
bidang
2. Gaya normal adalah gaya langsung yang bekerja normal (tegak lurus) pada
suatu bidang.
3. Geser langsung terkonsolidasi dan terdrainase adalah metoda uji geser
dengan menempatkan benda uji dalam kotak geser yang terdiri atas 2
bagian (bagian atas dan bawahnya terpisah) yang diletakkan dalam bak
berisi air, dan diberi tegangan normal untuk konsolidasi.
13. Pemampatan (compression) adalah proses pemampatan benda uji tanah yang
diukur dengan menggunakan skala ukur mikrometer.
14. Pergerakan (displacement) adalah pergerakan horizontal dari satu bagian
benda uji relatif terhadap bagian lainnya sepanjang bidang runtuh dan searah
dengan gaya yang bekerja, dalam uji geser langsung.
15. Regangan (linier) adalah perubahan panjang per unit panjang akibat tegangan
dan diukur dalam arah tegangan.
16. Regangan geser adalah distorsi sudut (angular distorsion) yang diakibatkan
oleh tegangan geser, dan diukur dalam radian.
17. Sudut geser dalam (angle of shear resistance = φ ’) adalah komponen dari
kekuatan geser tanah yang timbul akibat gesekan antar butir.
18. Tahanan geser (shear resistance) adalah perlawanan tanah terhadap
deformasi bila diberi tegangan geser.
19. Tegangan adalah besaran gaya per unit luas.
20. Tegangan geser adalah gaya geser per unit luas.
21. Tekanan air pori adalah tekanan hidrostatik dalam ruang pori antar butir yang
terisi air.
22. Tekanan air pori berlebihan adalah tekanan air pori yang terjadi akibat
peningkatan tekanan luar secara tiba-tiba.
23. Uji konsolidasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik
suatu tanah selama proses konsolidasi berlangsung dan merupakan suatu
metode untuk menentukan permeabilitas tanah.
5.2 TUJUAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan geser tanah
terganggu atau tidak terganggu yang tekonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan gerak tetap. Parameter tersebut berupa
koefisien konsolidasi, kecepatan pergeseran, tegangan geser tanah, dan regangan
geser, serta hubungan antara tegangan dan regangan geser yang akan digunakan
untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas tanah.
B. Persiapan Bahan
Keluarkan sample tanah yang tidak terkontaminasi dari gangguan luar
dengan menggunakan alat Extruder sample, cetak benda uji dengan
menggunakan cincin cetak pengujian (direct shear).
B. Persiapan pengujian
1. Keluarkan kotak geser ,ketas filter, batu pori dan dari bak air, dan
pasang baut pengunci agar kotak geser bagian atas dan bawah menjadi
satu.
5.5 PERHITUNGAN
Untuk menghitung deformasi horizontal:
HD = DDH x 0,01
BN = LD x LRC x 9,81
Keterangan :
BN = beban (N)
LD = bacaan proving ring (div)
LRC = faktor kalibrasi (kN / unit)
LRC = 0,4762 kgf/div
Luas bidang geser untuk benda uji berbentuk bulat:
A=
Keterangan :
θ = 2 x arc cos
Keterangan :
σn = tegangan normal (kPa)
σgeser = tegangan geser (kPa)
BN = beban (gr)
103 = faktor konversi beban dari gram ke kilogram
G = percepatan gravitasi (m/s2)
A0 = luas benda uji (mm2)
D = diameter awal benda uji (mm)
10 = perbandingan lengan pembebanan (10 : 1 )
Beban 3167 Gr
Horizontal
Vertikal
Bacaan Proving Luas Bidang Tegangan
Beban
Bacaan Deformas Bacaan Ring Geser geser
Deformasi
Arloji i Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
b= 63,52 𝑓
A c d = (c1-cx)x0,01 E f = ex0,4762x9,81 g= × 𝜃 − sin 𝜃 h = × 103
4 𝑔
ax0,01
0 20 0
40 23 13
80 22 15
120 23 16
160 25 18
200 26 20
240 25 20
280 26 22
320 26 24
360 27 25
400 28 25,5
440 29 26
480 30 27
520 32 28
560 33 28,5
600 34 28
640 35 28
680 35 29
720 36 29,5
760 37 30
800 37 30
840 38 30,5
880 39 30,5
920 37 31
960 38 30,5
1000 39 30,5
1040 39 31
1080 39 31,5
1120 39 31,5
1160 39 31
1200 39 31
Catatan
Beban 6334 Gr
Horizontal
Vertikal
Bacaan Luas Bidang Tegangan
Beban
Bacaan Bacaan Proving Ring Geser geser
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div Mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,52 𝑓
A b = ax0,01 c d = (c1-cx )x0,01 E f = ex0,4762x9,81 g= × 𝜃 − sin 𝜃 h = × 103
4 𝑔
0 40 0
40 42 20
80 44 27
120 47 28
160 49 30
200 53 31,5
240 56 32
280 56 32
320 57 34
360 59 35
400 59 35,5
440 59 36
480 59 37
520 59 37
560 60 36,5
600 62 36
640 63 37
680 64 37
720 65 37,5
760 65 38
800 65 38
840 67 38
880 67 37,5
920 68 37,5
960 68 38
1000 69 38
1040 68 38,5
1080 69 38
1120 69 38
1160 69 37,5
1200 69 37,5
Catatan
0 75 0
40 79 26
80 83 33
120 85 35
160 88 36
200 91 38
240 93 40
280 95 42
320 97 42,5
360 97 42,5
400 98 44
440 99 45
480 100 45
520 102 45
560 103 44
600 104 46
640 105 45
680 106 45
720 106 45
760 106 45
800 107 45
840 107 46
880 108 46,5
920 108 46,5
960 108 47
1000 108 46
1040 109 48
1080 109 47
1120 109 47
1160 109 47
1200 109 47
Catatan
Tegangan Normal
Luas bidang gesar untuk benda uji berbentuk δ n=Bn*g/Ao*10
bulat, Ao= π*D^2/4
A=(D^2/4*(θ-Sinθ) Bn=Beban (Gr)
θ =2*arccos(HD/D) G =grafita
A=luas benda geser uji saat pergeseran(mm^2) Ao=luas benda uji (mm^2)
θ=Diameter awal benda uji (mm) D=diameter awalbenda uji(mm)
HD=Deformasi Horizontal 10= perhitungan lengan pembebanan(10”1)
Perhitungan :
A. Percobaan 1 (3167 gr)
Deformasi horizontal :
HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
Deformasi vertikal :
VD = (DDi- DDV) x 0,01
VD = (20-23) x 0,01 = -0,030 mm
VD = (20-22) x 0,01 = -0,020 mm
Beban penggeseran :
BN = E x LRC x 9,81
BN = 13 x 0,4762 x 9,81 = 63,730 N
BN = 15 x 0,4762 x 9,81 = 70,073N
HD
θ = 2 x arccos( D )
0,40
θ = 2 x arccos(63,5) = 3,129 radial
0,80
θ = 2 x arccos(63,5) = 3,116 radial
1
A = ((4 𝑥63,52 ) x ( 3,142 − sin (3,142))) = 3141,522mm2
1
A = ((4 𝑥63,52 ) x ( 3,129 − sin (3,129))) = 3116,123mm2
B. Percobaan 2 ( 6334 gr )
deformasi horizontal :
HD = DDH x 0,01
HD = 40 x 0,01 = 0,40 mm
HD = 80 x 0,01 = 0,80 mm
Deformasi vertikal :
VD = (DDi– DDV) x 0,01
VD = (40-42) x 0,01 = -0,020 mm
VD = (40-44) x 0,01 = -0,040mm
Beban penggeseran :
BN = LD x LRC x 9,81
BN = 20 x 0,4762 x 9,81 = 93,430N
BN = 27 x 0,4762 x 9,81 = 126,131 N
1
A = ((4 𝑥63,52 ) x ( 3,129 − sin (3,129))) = 3141,522mm2
1
A = ((4 𝑥63,52 ) x ( 3,116 − sin (3,116))) = 3116,123mm2
1
A = ((4 642 ) x ( 3,129 − sin (3,129)) ) = 3141,522 mm2
1
A = ((4 𝑥642 ) x ( 3,116 − sin (3,116)) ) =3116,123mm2
100 91.124
T 90 y = 0.158x + 43.622X
E
G 80 72.705
A
70 60.103
N
60
(
G
K 43.622
A
P 50 ө=8,9790
N
a
40
)
G
30
E
S 20 C=43,622
E
10
R
0
0 50 100 150 200 250 300 350
TEGNGAN NORMAL (mm)
X 196
Y 74,644
Tan (θ) 0,158
(derajat) 8,979
(θ)
c 43,622
Tegangan Tegangan
No Normal Geser X.Y X2
X Y
1 98,000 60,103 5890,09799 9604,000
2 196,000 72,705 14250,2371 38416,000
3 294,000 91,124 26790,4457 86436,000
jumlah 588,000 223,932 46930,781 134456,000
b = 0,158
a = y – bx
223,932
y= 74,644
3
588
x= 196
3
a = 74,040 – (0.158 x 196)
= 43,622
Y = 43,622+ 0,158X
Sehingga di dapat persamaan kemiringan garis linier :
Y = 43,622+ 0,158X
Y 74,644
Tan (θ) 0,158
(derajat) 8,979
(θ)
c 43,622
Misal x = 100
Maka, Y = 43,622+ 0,158X
Y = 59,422
Y’ =59,422-43,622
= 15,800
Tan-1= 15,800/100
=8,979°
Sehingga besar sudut pada perpotongan garis linear grafik tegangan Geser
terhadap sumbu Vertikal (y-Axis) atau nilai sudut geser dalam (Ф) di dapat 8,531°
,yang merupakan arctangen dari nilai slope sebesar 0,158.
Beban 3167 Gr
Horizontal
Vertikal
Bacaan Proving Tegangan
Beban Luas Bidang Geser
Bacaan Deformas Bacaan Ring geser
Deformasi
Arloji i Arloji
Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
b= 63,52 𝑓
A c d = (c1-cx)x0,01 E f = ex0,4762x9,81 g= × 𝜃 −sin 𝜃 h = × 103
4 𝑔
ax0,01
0 0,000 20 0,000 0 0,000 3166,922 0,000
40 0,400 23 -0,030 13 60,730 3141,522 19,331
80 0,800 22 -0,020 15 70,073 3116,123 22,487
120 1,200 23 -0,030 16 74,744 3090,726 24,183
160 1,600 25 -0,050 18 84,087 3065,332 27,432
200 2,000 26 -0,060 20 93,430 3039,943 30,734
240 2,400 25 -0,050 20 93,430 3014,558 30,993
280 2,800 26 -0,060 22 102,773 2989,179 34,382
320 3,200 26 -0,060 24 112,117 2963,808 37,829
360 3,600 27 -0,070 25 116,788 2938,444 39,745
400 4,000 28 -0,080 25,5 119,124 2913,090 40,893
440 4,400 29 -0,090 26 121,460 2887,745 42,060
480 4,800 30 -0,100 27 126,131 2862,412 44,065
520 5,200 32 -0,120 28 130,803 2837,091 46,104
Beban 6334 Gr
Horizontal
Vertikal
Bacaan Proving Luas Bidang Tegangan
Beban
Bacaan Bacaan Ring Geser geser
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,52
g= ×𝜃− 𝑓
A b = ax0,01 c d = (c1-cx)x0,01 E f = ex0,4762x9,81 4 h = × 103
𝑔
sin 𝜃
0 0 40 0,000 0 0,000 3166,922 0
40 0,4 42 -0,020 20 93,430 3141,522 29,741
80 0,8 44 -0,040 27 126,131 3116,123 40,477
120 1,2 47 -0,070 28 130,803 3090,726 42,321
160 1,6 49 -0,090 30 140,146 3065,332 45,720
200 2 53 -0,130 31,5 147,153 3039,943 48,406
240 2,4 56 -0,160 32 149,489 3014,558 49,589
280 2,8 56 -0,160 32 149,489 2989,179 50,010
320 3,2 57 -0,170 34 158,832 2963,808 53,590
360 3,6 59 -0,190 35 163,503 2938,444 55,643
400 4 59 -0,190 35,5 165,839 2913,090 56,929
440 4,4 59 -0,190 36 168,175 2887,745 58,237
480 4,8 59 -0,190 37 172,846 2862,412 60,385
520 5,2 59 -0,190 37 172,846 2837,091 60,924
Catatan
Horizontal
Vertikal
Bacaan Proving Luas Bidang Tegangan
Beban
Bacaan Bacaan Ring Geser geser
Deformasi Deformasi
Arloji Arloji
Div mm (Div) (mm) (Div) (N) (mm2) (kPa)
63,52
g= ×𝜃− 𝑓
A b = ax0,01 c d = (c1-cx)x0,01 E f = ex0,4762x9,81 4 h = × 103
𝑔
sin 𝜃
0 0 75 0,000 0 0,000 3166,922 0,000
40 0,4 79 -0,040 26 121,460 3141,522 38,663
80 0,8 83 -0,080 33 154,160 3116,123 49,472
120 1,2 85 -0,100 35 163,503 3090,726 52,901
160 1,6 88 -0,130 36 168,175 3065,332 54,863
200 2 91 -0,160 38 177,518 3039,943 58,395
240 2,4 93 -0,180 40 186,861 3014,558 61,986
280 2,8 95 -0,200 42 196,204 2989,179 65,638
320 3,2 97 -0,220 42,5 198,540 2963,808 66,988
360 3,6 97 -0,220 42,5 198,540 2938,444 67,566
400 4 98 -0,230 44 205,547 2913,090 70,560
440 4,4 99 -0,240 45 210,218 2887,745 72,797
480 4,8 100 -0,250 45 210,218 2862,412 73,441
520 5,2 102 -0,270 45 210,218 2837,091 74,096
Catatan
Tegangan Normal
δ n=Bn*g/Ao*10
Ao= π*D^2/4
Bn=Beban (Gr)
G =grafita
Ao=luas benda uji (mm^2)
D=diameter awalbenda uji(mm)
10= perhitungan lengan pembebanan(10”1)
70 70 72.705
60 60 60.103
50 50 θ= 8,979O
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 5 10 15 0 200 400
Devormasi Horizontal (mm) Deformasi Horiontal (mm)
-0.050
-0.100
-0.150 X 196
Series1
-0.200
Series2 Y 74,644
-0.250
-0.300 Series3
Tan (θ) 0,158
-0.350
-0.400
(derajat) 8,979
Deformasi Horizontal (mm) (θ)
c 43,622
5.8 KESIMPULAN
a. Besarnya nilai c (kohesi) dan Φ (sudut geser dalam) diperoleh dari grafik
kekuatan geser langsung, yaitu dengan menghubungkan nilai tegangan
normal (σ) dan tegangan geser (τ) yang terbesar dari masing masing beban
yang berbeda.
b. Dari grafik diperoleh nilai c (kohesi) sebesar 43,622 kg/cm2 dan nilai ө
sebesar 8,979o
c. Gaya geser dan tegangan geser yang terbesar dari beberapa contoh yaitu
:666
Sampel 1 : Gaya geser = 144,817 N dan Tegangan Geser 60,103kPa.
BAB VI
C.B.R. LABORATORIUM
(CALIFORNIA BEARING RATIO)
SNI 03-1744-2012
6.1 Pendahuluan
CBR laboratorium adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama. Hasil perbandingan ini digunakan untuk menentukan kekuatan tanah.
Cara ini mula - mula dilakukan oleh California State Highway Departement
untuk menentukan kekuatan tanah sebagai dasar jalan (subgrade).
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C d E F g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
Harga CBR
CBR 0,1 “ 0,2 “ Grafik Pengujian C.B.R
1.2
Atas -- --
Rata-rata -- 1
KADAR AIR
0.8
Beban (Lbf)
Catatan:
Kadar air ω = (W1 W2 ) x 100 % - - 65 Tumbukan x 5 Layer
(W2 W3 ) - Tidak direndam
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C D E F g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
Atas -- -- 1
Rata-rata --
0.8
Beban (Lbf)
Data sampel
Berat cetakan +
10.780
tanah
Berat cetakan 7.000 Catatan:
Berat Tanah Basah - 65 Tumbukan x 5 Layer
(BTB) - Tidak direndam
Volume cetakan 1.924,42
Berat isi basah (γb)
Berat isi kering (γd)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C D E f g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi (inch)
Harga CBR
CBR 0,1 “ 0,2 “
Atas − −
Rata-rata −
KADAR AIR
Berat cawan (W3) 5
Berat tanah basah + cawan (W1) 75,3
Berat tanah kering + cawan (W2) 54,3
Catatan:
Berat air (W1-W2) - - 65 Tumbukan x 5 Layer
Berat tanah kering (W2-W3) - - Tidak direndam
6.8 Perhitungan
1. Menghitung Kadar Air (ω)
(W1 W2 )
ω= x 100%
(W2 W3 )
Keterangan :
W1 = Berat cawan + tanah basah
W2 = Berat cawan + tanah kering
W3 = Berat cawan kosong
Contoh Perhitungan :
1
b. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,11)
= 1.924,42 cm3
= 1,90 gram/cm3
= 1,43 gram/cm3
1
b. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,11)
= 1.924,42 cm3
= 1,96 gram/cm3
= 1,47 gram/cm3
1
b. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,1)
= 1924,42 cm3
= 2,12 gram/cm3
= 1,49 gram/cm3
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 1
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
= 0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 3
1) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 3 x 29,1262
= 87,379 lbf
2) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
87,379
= 3,14 = 27,828 Psi
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 5
1) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 5 x 29,1262
= 145,63 lbf
2) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
145,63
= 3,14 = 46,379 Psi
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 2
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
= 0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 0,8
1) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 1,7 x 29,1262
= 49,515 lbf
2) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
49,515
= 3,14 = 15,769 Psi
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 1,5
1) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 2,9 x 29,1262
= 84,466 lbf
2) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
84,466
= 3,14 = 26,9 Psi
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 3
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
=
0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 0,7
1) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 0,7 x 29,1262
= 20,388 lbf
2) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
20,388
= 3,14 = 6,493 Psi
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 1,1
4) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 1,1 x 29,1262
= 32,038 lbf
5) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
32,038
= 3,14 = 10,203 Psi
Y na b X c X 2
XY a X b X 2 c X 3
X Y 2
a X 2 b X 3 c X 4
Didapat:
4,23 3a 108,91b 4013,98c
153,10 108,91a 4013,98b 150271c
5624,34 4013,98a 150271b 5714743c
Y na b X c X 2
XY a X b X 2 c X 3
X Y 2
a X 2 b X 3 c X 4
Didapat:
4,39 3a 5,288b 11,91c
7,67 5,288a 11,91b 30,4386c
17,17 11,91a 30,4386b 82,7655c
X Y
2 1,478
3 1,495
2,5 1,487
2,85 1,492
Contoh Perhitungan :
1
d. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,11)
= 1.924,42 cm3
= 1,90 gram/cm3
= 1,43 gram/cm3
1
d. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,11)
= 1.924,42 cm3
= 1,96 gram/cm3
= 1,47 gram/cm3
1
d. Volume mold = 4 π d2 x (tinggi mold- tinggi spacer disk)
1
= 4 π (15)2 x (17 – 6,1)
= 1924,42 cm3
= 2,12 gram/cm3
= 1,49 gram/cm3
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 3
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
= 0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 3
4) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 3 x 29,1262
= 87,379 lbf
5) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
87,379
= 3,14
= 27,828 Psi
= 2,783 %
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 5
4) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi
proving ring
= 5 x 29,1262
= 145,63 lbf
5) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
145,63
= 3,14
= 46,379 Psi
= 3,092 %
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 2
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
= 0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 0,8
4) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 1,7 x 29,1262
= 49,515 lbf
5) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
49,515
= 3,14
= 15,769 Psi
= 1,577 %
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 1,5
4) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 2,9 x 29,1262
= 84,466 lbf
5) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
84,466
= 3,14
= 26,9 Psi
= 1,793%
Untuk perhitungan harga CBR pada penetrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
sampel 1
Pada penetrasi 0,1 inch
a. Menentukan penurunan dalam (mm)
= 0,1 x 25,4
= 2,54 mm
b. Menentukan penurunan dalam (Div)
2,54
=
0,01
= 254 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,1 inch = 0,7
7) Menentukan beban
= Bacan proving ring x kalibrasi proving ring
= 0,7 x 29,1262
= 20,388 lbf
8) Menentukan tekan (Psi)
beban
= luas bidang tekan rod
20,388
= 3,14
= 6,493 Psi
= 0,649 %
= 508 div
Diketahui bacaan proving ring pada penetrasi 0,2 inch = 1,1
32,038
= 3,14
= 10,203 Psi
= 0,68 %
Y na b X c X 2
XY a X b X 2 c X 3
X Y 2
a X 2 b X 3 c X 4
Didapat:
4,23 3a 108,91b 4013,98c
153,10 108,91a 4013,98b 150271c
5624,34 4013,98a 150271b 5714743c
Tegangan Tegangan
No Normal Geser X.Y X2
X Y
1 2.938 1.43 4.20 8.63
2 1.685 1.47 2.48 2.84
3 0.665 1.49 0.99 0.44
Σ 5.288 4.39 7.67 11.91
= 1,5102 = 0,0266
Y = -0,0266 x + 1,5102
Mencari Nilai CBR maksimum dengan cara Trial and Error
Jika didapatkan nilai Yd maksimum dari persamaan sebelumnya = 1,492
maka
X Y
1 1,484
0.5 1,497
0,7 1,492
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : I (1050 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C d E F g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
Catatan:
Kadar air ω = (W1 W2 ) x 100 % 32,56
- 65 Tumbukan x 5 Layer
(W2 W3 ) - Tidak direndam
GRAFIK CBR
210
y = -1372.5x2 + 1045.1x - 13.995
180 175 175
160
150 146
Beban (Lbf)
131
120 117
102
90 87
60 58
30 29
0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penetrasi (inch)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : II (700 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C D E F g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
GRAFIK CBR
120
102
100
90 93
80 84
Beban (Lbf)
76
60 67
58
50
40
38
20 26
0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penetrasi (inch)
Arloji Penurunan : 0,01 mm/Div Luas Bidang Tekan Rod : 3,14 inch2
Kalibrasi Proving Ring : 29,1262 Lbf/ Div Sampel : III (350 ml)
Diameter Rod : 2,00 inch
Bacaan
Tekanan
Penetrasi Penurunan Proving Beban Tekanan Nilai CBR
Standar
Ring
Lbf Psi
inch Psi Mm Div Div (Div x 29.126) ( Lbf / 3.14)
%
a b C D E F g H
𝑔
- - c = a x 25,4 d = c/0,01 - f = e x 29,126 g = f / 3,14 ℎ=
𝑏
𝑥100%
KADAR AIR
Data sampel
Berat cawan (W3) 5
Berat tanah basah + cawan (W1) 75,3 Berat cetakan + tanah 11,080
Kadar air ω = (W1 W2 ) x 100 % 42,6 Berat isi kering (γd) 1,49
(W2 W3 )
Catatan:
- 65 Tumbukan x 5 Layer
- Tidak direndam
GRAFIK CBR
45
y = -258.74x2 + 206.01x + 1.1143
40 41 41
38
35
30 32
Beban (Lbf)
29
25 26
23
20 20
17
15 15
10
5
0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penetrasi (inch)
RINGAN / BERAT
Berat tanah basah (gram) 5.000 5.000 5.000
Kadar air (%) 32,56 33,75 42,60
Penambahan air (%) 7 14 21
Penambahan air (cc) 350 700 1050
BERAT ISI
Berat tanah + cetakan (gram) 10.650 10.780 11.080
Berat cetakan (gram) 7.000 7.000 7.000
Berat tanah basah (gram) 3.650 3.780 3.740
Isi cetakan (cm3) 1.924,42 1.924,42 1.924,42
Berat ( 𝛾 ) (gram/cm3) 1,90 1,96 2,12
Berat kering ( 𝛾d) (gram/cm3)
𝛾 1,43 1,47 1,49
=
1+𝑤
KADAR AIR
No cawan A B C
Tanah basah + cawan (gram) 62,0 58,5 75,3
Tanah kering + cawan (gram) 48,0 45 54,3
Berat air (gram) 14 13,5 21
Berat cawan (gram) 5 5 5
Berat tanah kering (gram) 43,00 40,00 49,30
Kadar air (%) 32,56 33,75 42,60
1.55
1.4
30 35 40 45
Kadar air (w)
Catatan:
Berat isi kering maksimum : 1,492 gram/cm3
Kadar air optimum : 40,64%
1.55 1.54
1.52
Berat isi kering (γd)
1.4 1.4
30 35 40 45 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kadar air (w) Nilai CBR
Catatan :
6.10 KESIMPULAN
5. Karena nilai CBR sampel I < nilai CBR sampel II < nilai CBR sampel
III maka kadar air sampel < kadar air sampel II < kadar air sampel III
dapat disimpulkan bahwa nilai CBR akan berbanding lurus dengan
jumlah kadar air.