Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Selama praktikum mekanika tanah yang telah kami lakukan, baik
percobaan yang dilakukan di lapangan maupun percobaan yang dilakukan di
dalam laboratorium praktikan telah menyelesaikannya serta telah menganalisis
data-data dari hasil praktikum, baik itu grafik ataupun yang lainnya. Berdasarkan
hasil yang diperoleh, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berikut merupakan percobaan uji lapangan.
a. Pada percobaan sondir praktikan memperoleh tekanan konus
maksimum yaitu 120 kg/cm2 pada kedalaman 940 cm, sedangkan pada
saat kedalaman maksimum yaitu 1440 cm hanya didapat tekanan
konus sebesar 50 kg/cm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah
yang kami teliti tidak sampai pada tanah keras karena nilai tekanan
konus untuk mencapai tanah keras yang diisyaratkan 150 kg/cm2.
Adapun penyebab mengapa praktikan tidak mencapai tanah keras
yaitu dikarenakan seal pada alat sondir pecah.
b. Pada percobaan hand bor mencapai kedalaman 80 cm dan disetiap
kedalaman antara 0 – 20 cm, 20 – 40 cm, 40 – 60 cm, dan 60 – 80 cm
memiliki warna, bau, serta tekstur yang berbeda. Pada kedalaman 0 –
20 cm dan 20 – 40 cm tanah tersebut berwarna coklat kemerahan,
tidak bau, dan tekstur tanah liat. Pada kedalaman 40 – 60 cm dan 60 –
80 cm tanah tersebut berwarna coklat, tidak bau dan tekstur tanah liat.
c. Pada percobaan sand cone diperoleh nilai berat isi tanah basah yang
didapat pada sampel tanah sebesar 1,454 gr/cm3 dan nilai berat isi
tanah kering yang didapat pada sampel tanah sebesar 1,055 gr/cm3.
Diketahui berat isi tanah basah dan berat isi tanah kering maka akan
173
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

diperoleh kadar air rata-rata sebesar 37,761% dengan derajat


kepadatan sebesar 29,217%.
d. Pada percobaan kadar air (moisture content) diperoleh kadar air rata-
rata sebesar 43,538%. Kadar air akan mempengaruhi sifat dari tanah
itu sendiri. Semakin tinggi nilai kadar air tanah, maka tanah tersebut
akan semakin lunak dan lembab. Sebaliknya semakin rendah kadar air
tanah, maka akan semakin terlihat kering tanah tersebut.
e. Pada percobaan berat isi diperoleh berat isi kering sebesar 1092,962
kg/m3, angka pori sebesar 27,059 % serta derajat kejenuhan sebesar
59,499 %. Sehingga ada keterkaitan antara ketiganya dengan
penentuan kadar air, karena pengertian kadar air yaitu konsentrasi air
dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Maka
untuk menentukan kadar air dibutuhkan berat isi kering, kemudian
derajat kejenuhan sebagai konsentrasi seberapa besar jenuh tanah
tersebut terhadap air dan angka pori sebagai nilai berapa isi pori yang
terkandung dalam tanah tersebut. Teknik penetapan berat isi tanah
pada prinsipnya adalah perbandingan berat tanah kering dan volume
tanah.
f. Pada percobaan analisis saringan tahap 1 diperoleh persentase berat
butiran lolos saringan 3/8” sebanyak 98,800% dan No. 4 sebanyak
95%, lolos saringan No. 10 sebanyak 82% dan di pan sebanyak 0%.
Pada percobaan analisis saringan tahap 3 diperoleh nilai persentasi
lolos saringan No. 40 sebesar 99,920%, saringan No. 100 sebesar
98,840% dan pada pan sebesar 96,980%. Pada percobaan analisis
hidrometer B tahap 2 diperoleh diameter sebesar 0,004 mm setelah
didiamkan selama 24 jam. Berdasarkan diameter butiran yang
ditetapkan oleh ASTM maka tanah tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai tanah lanau halus.
g. Pada percobaan analisis saringan tahap 3 diperoleh nilai persentasi
lolos saringan No. 40 sebesar 99,920%, saringan No. 100 sebesar
98,840% dan pada pan sebesar 96,980%.
174
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

h. Pada percobaan batas-batas atterberg, didapat nilai batas cair (LL)


sebesar 53,855% dan nilai batas plastis (PL) sebesar 36,949%.
Diperoleh nilai PI (indeks plastis) yaitu selisih antara batas cair dan
batas plastis sebesar 16,906%. Jika semakin tinggi nilai PI maka
menandakan bahwa tanah tersebut keadaan cair. (Braja M. Das, 1988)
i. Pada percobaan pengujian geser langsung diperoleh nilai tegangan
geser maksimal 0,264 pada saat diberi beban 1 kg, 0,4570 pada saat
beban 2 kg, dan 0,925 pada saat beban 3 kg. Disimpulkan bahwa
semakin berat beban yang diberikan maka akan semakin besar pula
tegangan geser yang dihasilkan.
j. Pada percobaan konsolidasi diperoleh nilai angka pori sebesar 0,734.
Hal itu menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kemampuan
untuk mengikat air dan material yang dibutuhkan oleh tanah cukup
baik. Selain itu tanah yang diujikan memiliki derajat kejenuhan
sebesar 186,901%.
k. Pada pengujian kuat tekan bebas tanah terganggu regangan sampai
20% dengan kemampuan menahan beban seberat 29,960 kg dan
memiliki luas koreksi 5,961 serta mendapatkan tegangan sebesar
5,026. Sedangkan untuk tanah asli tanah mengalami regangan hingga
20% dengan kemampuan menahan beban seberat 9,416 kg dan
memiliki luas koreksi 4,940 serta mendapatkan tegangan sebesar
0,789. Disimpulkan bahwa tanah terganggu dapat lebih besar
mengalami regangan dan sanggup menahan beban yang lebih berat
sehingga mendapatkan tegangan yang lebih besar daripada tanah asli.
2. Berikut merupakan percobaan uji laboratorium.
a. Pada percobaan DCP diperoleh nilai DCP sebesar 1018. Disimpulkan
bahwa setiap kali terjadi tumbukan pada tanah, penetrasi atau
penurunan yang terjadi pada tumbukan pertama yaitu 34 mm atau 3,4
cm dan relatif akan lebih kecil bila tumbukan dilakukan lebih ke
dalam tanah karena teksturnya yang lebih padat.

175
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

b. Pada percobaan CBR Lapangan kedalaman 0,100 inch nilai CBR yang
diperoleh sebesar 1,579%. Sedangkan untuk kedalaman 0,200 inch
nilai CBR yang didapat sebesar 1,880%. Selain itu rata-rata kadar air
dari sampel tanah yang kami uji dalam percobaan CBR ini didapat
34,372% dan berat isi kering didapat 1,889 gram/cm3.
c. Pada percobaan kadar air, kadar air rata-rata pada percobaan adalah
sebesar 43,538%.
d. Pada percobaan berat isi diperoleh berat isi kering sebesar 1517,566
kg/m3, isi pori sebesar 13,568% serta derajat kejenuhan sebesar
118,658%.
e. Pada percobaan berat jenis diperoleh nilai berat jenis tanah adalah
2,491 gram/cm3. Berdasarkan literatur, standar berat jenis tanah
berkisar antara 2,400 sampai dengan 2,800. Sehingga data yang
diperoleh dari hasil percobaan ini dapat dikatakan ideal.
f. Pada percobaan analisis saringan tahap 1 diperoleh persentase berat
butiran lolos saringan 3/8” sebanyak 98,800% dan No. 4 sebanyak
95%, lolos saringan No. 10 sebanyak 82% dan di pan sebanyak 0%.
g. Pada percobaan analisis hidrometer B tahap 2 diperoleh diameter
sebesar 0,004 mm setelah didiamkan selama 24 jam. Berdasarkan
diameter butiran yang ditetapkan oleh ASTM maka tanah tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai tanah lanau halus.
h. Pada percobaan analisis saringan tahap 3 diperoleh nilai persentasi
lolos saringan No. 40 sebesar 99,920%, saringan No. 100 sebesar
98,840% dan pada pan sebesar 96,980%.
i. Pada percobaan batas-batas atterberg, diperoleh nilai batas cair (LL)
sebesar 53,855% dan nilai batas plastis (PL) sebesar 36,949%.
Diperoleh nilai PI (indeks plastis) yaitu selisih antara batas cair dan
batas plastis sebesar 16,906%. Jika semakin tinggi nilai PI maka
menandakan bahwa tanah tersebut semakin dalam keadaan cair (Braja
M. Das, 1988).
j. Pada percobaan pemadatan sampel tanah yang diuji mengalami
kenaikan kadar air setelah mengalami pemadatan. Penaikan kadar air
176
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

tiap sampel berturut-turut adalah 38,462%, 40%, 50%, 51,714% dan


52% dengan derajat kejenuhan (Sr) 100%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sampel tanah No.1 sampai No.5 mengalami
penambahan kadar air setelah mengalami pemadatan.
k. Pada percobaan CBR laboratorium, nilai CBR 65 tumbukan diperoleh
CBR maksimal sebesar 5,302 dari proses perhitungan untuk
penurunan 1 inci dan 2 inci. Nilai berat isi tanah basah setelah
percobaan sebesar 2,414 gram/cm3, berat isi kering sebesar 1,667
gram/cm3 dan kadar air rata-rata setelah percobaan sebesar 44,839%.

4.2 SARAN
Percobaan praktikum mekanika tanah sangatlah dibutuhkan sebuah
kesabaran, ketekunan serta ketelitian dalam mengolah data. Maka praktikan akan
memberikan beberapa saran untuk mengoptimalkan praktikum dan meminimalisir
sebuah kesalahan dan kekurangan dalam praktikum yang terjadi dikemudian hari.
Diantaranya sebagai berikut :

a. Sampel tanah undisturb harus disimpan di tempat yang rapat dan


kedap udara untuk mencegah penguapan.Siapkan segala macam
barang - barang yang dibutuhkan saat praktikum, seperti form
penulisan, alat tulis, dan penunjang lainnya.
b. Pastikan perut dalam keeadaan terisi, karena dalam praktikum ini
dibutuhkan tubuh yang prima agar terhindar dari hal yang tidak
diinginkan.
c. Sebelum melakukan percobaan, periksa alat apakah sudah terpasang
dengan baik.
d. Kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan, agar data yang
dihasilkan dari percobaan mendekati kenyataan yang sebenarnya.
e. Pahami modul terlebih dahulu sebelum memulai praktikum sehingga
percobaan dapat berlangsung dengan baik, efektif dan benar.
f. Pastikan sampel data di beri tanda agar tidak tertukar dengan sampel
data yang lainnya.

177
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

g. Khusus untuk uji konsolidasi, hati - hati dalam membaca dial. Jangan
sampai beban tersenggol karena akan mempengaruhi pembacaan
dialnya.
h. Jangan mudah menyerah dalam melakukan percobaan, jika percobaan
gagal atau diperoleh data yang tidak sesuai. Segera ulangi percobaan
tersebut hingga diperoleh data yang diinginkan.
i. Diperlukan kerja sama tim yang baik, baik pada saat di lapangan, di
laboratorium, ataupun pada saat membuat laporan. Dengan tim yang
baik diharapkan laporan dapat diselesaikan sesuai deadline yang telah
ditentukan.
j. Bertanya kepada asisten laboratorium jika ada yang tidak dimengerti.
k. Menyimak segala macam hal yang asisten laboratorium terangkan,
karena akan sangat berguna dikemudian hari.
l. Asisten laboratorium sebaiknya memberikan pengarahan-pengarahan
yang lebih jelas dan terstruktur mengenai setiap percobaan karena
dalam modul hanya merupakan gambaran secara umum dan ada
beberapa prosedur yang berbeda dari pengerjaan praktikan pada
mestinya.
m. Peralatan yang digunakan dalam praktikum mekanika tanah harus
selalu dijaga dan dirawat.
n. Sebisa mungkin orang yang memegang alat DCP memegangnya harus
benar-benar vertikal 90o, usahakan ada orang sebagai pengamat
kemiringannya.
o. Pada percobaan batas susut, sebaiknya berhati-hati saat menggunakan
mercury.
p. Mencatat tanggal pada setiap percobaan.
q. Membersihkan laboratorium setelah selesai melakukan semua
percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://premadesain.com/soil-investigation/uji-laboratorium/
https://nabilussalam.wordpress.com/2011/03/30/berat-isi- dan-berat- jenis-tanah/
https://www.scribd.com/doc/210740574/Laporan-Uji- Berat-Isi- Tanah
178
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

https://www.academia.edu/8436231/LAPORAN_MEKANIKA_TANAH_I
http://eprints.undip.ac.id/34534/5/1568_chapter_II.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pts_045357_chapter.pdf

179
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai