1. Latar Belakang
Uji geser triaksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan parametertegangan geser.
Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan pengujian biasa ataupununtuk keperluan riset. Bentuk
alat tes triaxial yang konvensional dan prosedur tes standardijelaskan secara detail oleh Bishop dan Henkel
(1962) dalam buku mereka.Keuntungannya adalah bahwa kondisi pengaliran dapat dikontrol, tekanan air
pori dapatdiukur, bila diperlukan tekanan tanah jenuh dengan permeabilitas rendah dapat
dibuatterkonsolidasi, bahwa tanah yang kurang jenuh dapat menjadi tanah jenuh 100%.
tf = c + s tan f
Kohesi, c adalah kuat geser tanah bila tidak diberikan tegangan keliling.
3. Tujuan
a. Menentukan harga kohesi tanah (c)
b. Menentukan harga sudut geser dalam tanah dalam kondisi Undrained
Unconsolidated.
4. Alat – Alat yang Digunakan
a. Alat Triaxial dengan perlengkapan – perlengkapan sebagai berikut :
i. Proving ring
ii. Dial Gauge
iii. Pedestal (Landasan)
iv. Batu Pori ( Porous Stone)
v. Silinder Perspek
vi. Cop
b. Rubber membrane dan Kertas filter
c. Compressor
d. Pompa Vakum
e. Alat pengukur tegangan air pori (pore water pressure aparatus)
f. Alat pencetak tanah yang berbentuk silinder dengan diameter 1.5”, tinggi 3”, dan
volume 86.875 cm
g. Stop Watch.
5. Prinsip Percobaan
Keruntuhan tanah merupakan akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut,
bukan karena hancurnya butir-butir tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser c
(ShearFailure) tanah dapat dianggap terdiri dari dua komponen, yaitu :
1. Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan kepadatannya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding
dengantegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.
Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
S = c + (s - u ) tanf
dimana :
Gaya vertikal = K x M
Kx M
Tegangan vertikal = 3
A
dimana :
3 = tegangan sel
Kx M Kx M
1 + 3 maka 1 - 3 =
A A
dimana :
1 - 3 = tegangan deviator
Untuk mengukur harga c dan digunakan lingkaran Mohr yaitu cara grafis untuk
menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan. Dengan menggunakan
kedua sampel didapat dua buah lingkaran Mohr. Garis singgung dari kedua lingkaran ini
adalah garis kekuatan geser yang bersangkutan.
6. Prosedur Percobaan
1. Ambil 3 buah sampel dari tabung, cetak dengan alat pencetak sampel sehingga
berbentuk silinder dengan diameter 1.5 " dan tinggi 3 ".
2. Timbang masing-masing sampel dan cari berat satuan volumenya (berat
sampel/volume sampel (= 86.875 cm3) )
3. Reservoir harus penuh, tutup dahulu semua kran dan periksa semua sambungan ke
pesawat ukur tegangan air pori, bila pada tabung yang berisi air raksa terdapat
gelembung-gelembung udara maka hal tersebut harus dihindarkan (harus
dikeluarkan), karena akan mempengaruhi pengukuran tekanan air pori
4. Buka klep-klep saluran yang menghubungkan alat triaxial dengan alat ukur tegangan
5. air pori, kemudian pasang batu berpori (porous stone) pada alat triaxial
6. Buka klep buret agar air dari buret masuk ke saluran menuju alat triaxial
7. Tutup klep buret bila batu berpori sudah jenuh air
8. Pasang kertas saring di atas batu berpori tersebut
9. Masukkan membran karet ke dalam stetcher, kemudian jalankan pompa vakum
sehingga membran karet menempel pada dinding dalam stetcher
10. Masukan sampel dalam stetcher dan membran diselubungkan
11. Letakkan silinder kaca di atas sampel dan letakkan butir penekan yang akan
meneruskan tekanan sampel di atas silinder kaca tersebut
12. Pasang chamber, kencangkan ketiga baut, buka klep pada bagian atas chamber
13. Isi chamber dengan air hingga penuh, sampai tegangannya sama dengan nol,
kemudian tutup klepnya
14. Biarkan tanah berkonsolidasi dulu, dial gauge dan null indicator dinolkan dulu dengan
menyetel screw control sehingga tinggi air raksa pada buret tetap
15. Tutup kran pengukur tekanan air pori
16. Jalankan pesawat triaxial dengan menjalankan motor mesin sehingga sampel
mendapatkan tegangan vertikal dengan kecepatan penurunan sampai 2%
17. Lakukan pembacaan dial gauge dan tegangan air pori tiap menit dan air raksa diatur
agar tetap pada posisinya sampai terjadi keruntuhan, yaitu dial gauge menunjukan
angka yang tetap
18. Matikan mesin, null indikator dinolkan
19. Buka kran reservoir air dengan membuka klep bagian atas chamber, air akan keluar
dari chamber
20. Buka chamber, kemudian keluarkan sampel tanah
21. Keluarkan batu pori
Lakukan percobaan pada ketiga sampel dan masing-masing sampel diberi 3
(tegangan sel) yang sudah ditentukan
Skema percobaan Triaxial :
2) Consolidated undrained test (CU test) : pada tahap 1 air boleh mengalir tapi pada
tahap 2 air tidak boleh mengalir.
Pemberian 3 (tegangan sel) dilakukan selama 24 jam / hingga terkonsolidasi
sepenuhnya, maka untuk pemeberian tegangan sel seluruhnya (tiga kali
pemberian 3) dibutuhkan waktu 3 hari
Gaya aksial diberikan secara tepat & volume air yang keluar todak dicatat
Didapatkan tegangan total dan tegangan efektif (tegangan efektif = tegangan
total – tegangan air pori)
Membutuhkan biaya lebih banyak dibandingkan uji triaxial CD dan UU.
3) Unconsolidated undrained test (UU test) : pada tahap 1 dan 2 air tidak mengalir.
Keadaan tanpa drainase mengakibatkan tanah jenuh air, dan kejenuhan
tersebut menyebabkan sudut geser internal ()=0
Tidak terjadi perubahan volume benda uji (karena tidak terkonsolidasi)
Proses lebih cepat dibandingkan uji yang lain.