Anda di halaman 1dari 7

Makalah

tentang Uji Triaxial


Oleh : Muhammad Aufa N. B/ 10111600000021

1. Latar Belakang
Uji geser triaksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan parametertegangan geser.
Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan pengujian biasa ataupununtuk keperluan riset. Bentuk
alat tes triaxial yang konvensional dan prosedur tes standardijelaskan secara detail oleh Bishop dan Henkel
(1962) dalam buku mereka.Keuntungannya adalah bahwa kondisi pengaliran dapat dikontrol, tekanan air
pori dapatdiukur, bila diperlukan tekanan tanah jenuh dengan permeabilitas rendah dapat
dibuatterkonsolidasi, bahwa tanah yang kurang jenuh dapat menjadi tanah jenuh 100%.

2. Pengertian dan Gambaran Umum Uji Triaxial


2.1. Pengertian dan Gambaran Umum Uji Triaxial
Percobaan ini mencakup uji kuat geser untuk tanah berbentuk silinder dengan
diameter maksimum 75 mm. Pengujian dilakukan dengan alat konvensional dalam
kondisi contoh tanah tidak terkonsolidasi dan air pori tidak teralir (unconsolidated
undrained).
 Uji Triaxial UU adalah uji kompresi triaxial dimana tidak diperkenankan perubahan
kadar air dalam contoh tanah. Sampel tidak dikonsolidasikan dan air pori tidak teralir
saat pemberian tegangan geser.
 Bidang – bidang tegangan utama adalah 3 bidang yang saling tegak lurus dimana
bekerja tegangan – tegangan normal tanpa tegangan geser.
 Tegangan – tegangan utama S1 dan S3 adalah tegangan normal yang bekerja pada
bidang – bidang tegangan utama.
 Tegangan deviator adalah selisih antara tegangan utama terbesar (S1) dan tegangan
utama terkecil (S3)
 Lingkaran Mohr adalah representasi secara grafis kondisi tegangan tegangan pada
suatu bidang dinyatakan dalam tegangan normal dan tegangan geser.
 Garis keruntuhan adalah garis atau kurva yang menyinggung lingkaran lingkaran
Mohr pada kondisi keruntuhan pada sampel yang memiliki tegangan tegangan
keliling yang berbeda. Mempunyai persamaan tf = c + s tan f
 Bidang keruntuhan dimana kuat geser maksimum dari tanah telah termobilisasi saat
keruntuhan. Secara teoritis pas uji Triaxial, bidang tersebut menyudut (45 + f/2)
terhadap bidang horizontal.
 Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb adalah kuat geser tanah yang diperoleh dari uji
triaxial, dinyatakan dalam persamaan

tf = c + s tan f

 Kohesi, c adalah kuat geser tanah bila tidak diberikan tegangan keliling.

3. Tujuan
a. Menentukan harga kohesi tanah (c)
b. Menentukan harga sudut geser dalam tanah dalam kondisi Undrained
Unconsolidated.
4. Alat – Alat yang Digunakan
a. Alat Triaxial dengan perlengkapan – perlengkapan sebagai berikut :
i. Proving ring
ii. Dial Gauge
iii. Pedestal (Landasan)
iv. Batu Pori ( Porous Stone)
v. Silinder Perspek
vi. Cop
b. Rubber membrane dan Kertas filter
c. Compressor
d. Pompa Vakum
e. Alat pengukur tegangan air pori (pore water pressure aparatus)
f. Alat pencetak tanah yang berbentuk silinder dengan diameter 1.5”, tinggi 3”, dan
volume 86.875 cm
g. Stop Watch.

5. Prinsip Percobaan
Keruntuhan tanah merupakan akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut,
bukan karena hancurnya butir-butir tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser c
(ShearFailure) tanah dapat dianggap terdiri dari dua komponen, yaitu :
1. Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan kepadatannya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding
dengantegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.

Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

S = c + (s - u ) tanf

dimana :

S = Kekuatan geser tanah (shear strength)


s = tegangan total pada bidang geser
u = tegangan air pori (pore water pressure)
c = kohesi efektif tanah
f = sudut geser dalam efektif

Percobaan kekuatan geser dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

1. Pemberian tegangan normal.


2. Pemberian tegangan geser sampai terjadi failure dimana saat itu tercapai tegangan
geser maksimum.

Type test kekuatan geser :


i. Kran terbuka sehingga air dapat mengalir :
a. Consolidated drained test : pada tahap 1 dan 2 air boleh mengalir

ii. Kran tertutup sehingga air tidak dapat mengalir :


a. Unconsolidated undrained test : pada tahap 1 dan 2 air tidak mengalir
b. Consolidated undrained test : pada tahap 1 air boleh mengalir tapi pada tahap
2 air tidak boleh mengalir.

Pada percobaan triaxial, pengukuran kekuatan geser dilakukan dengan memberikan


tekanan vertikal pada sampel. Dari proving ring dapat diketahui tekanan vertikal
maksimum, yaitu pada waktu terjadi failure.

Bila M = pembacaan pada proving ring yang maksimum, maka :

Gaya vertikal = K x M

dimana : K = kalibrasi alat proving ring = 0,1334 kg

Kx M
Tegangan vertikal  =  3
A

dimana :

A = luas sampel pada saat pembacaan M tercapai tegangan vertikal

3 = tegangan sel

Kx M Kx M
1  + 3 maka 1 - 3 =
A A

dimana :

1 - 3 = tegangan deviator

Untuk mengukur harga c dan  digunakan lingkaran Mohr yaitu cara grafis untuk
menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan. Dengan menggunakan
kedua sampel didapat dua buah lingkaran Mohr. Garis singgung dari kedua lingkaran ini
adalah garis kekuatan geser yang bersangkutan.

6. Prosedur Percobaan

1. Ambil 3 buah sampel dari tabung, cetak dengan alat pencetak sampel sehingga
berbentuk silinder dengan diameter 1.5 " dan tinggi 3 ".
2. Timbang masing-masing sampel dan cari berat satuan volumenya (berat
sampel/volume sampel (= 86.875 cm3) )
3. Reservoir harus penuh, tutup dahulu semua kran dan periksa semua sambungan ke
pesawat ukur tegangan air pori, bila pada tabung yang berisi air raksa terdapat
gelembung-gelembung udara maka hal tersebut harus dihindarkan (harus
dikeluarkan), karena akan mempengaruhi pengukuran tekanan air pori
4. Buka klep-klep saluran yang menghubungkan alat triaxial dengan alat ukur tegangan
5. air pori, kemudian pasang batu berpori (porous stone) pada alat triaxial
6. Buka klep buret agar air dari buret masuk ke saluran menuju alat triaxial
7. Tutup klep buret bila batu berpori sudah jenuh air
8. Pasang kertas saring di atas batu berpori tersebut
9. Masukkan membran karet ke dalam stetcher, kemudian jalankan pompa vakum
sehingga membran karet menempel pada dinding dalam stetcher
10. Masukan sampel dalam stetcher dan membran diselubungkan
11. Letakkan silinder kaca di atas sampel dan letakkan butir penekan yang akan
meneruskan tekanan sampel di atas silinder kaca tersebut
12. Pasang chamber, kencangkan ketiga baut, buka klep pada bagian atas chamber
13. Isi chamber dengan air hingga penuh, sampai tegangannya sama dengan nol,
kemudian tutup klepnya
14. Biarkan tanah berkonsolidasi dulu, dial gauge dan null indicator dinolkan dulu dengan
menyetel screw control sehingga tinggi air raksa pada buret tetap
15. Tutup kran pengukur tekanan air pori
16. Jalankan pesawat triaxial dengan menjalankan motor mesin sehingga sampel
mendapatkan tegangan vertikal dengan kecepatan penurunan sampai 2%
17. Lakukan pembacaan dial gauge dan tegangan air pori tiap menit dan air raksa diatur
agar tetap pada posisinya sampai terjadi keruntuhan, yaitu dial gauge menunjukan
angka yang tetap
18. Matikan mesin, null indikator dinolkan
19. Buka kran reservoir air dengan membuka klep bagian atas chamber, air akan keluar
dari chamber
20. Buka chamber, kemudian keluarkan sampel tanah
21. Keluarkan batu pori
Lakukan percobaan pada ketiga sampel dan masing-masing sampel diberi 3
(tegangan sel) yang sudah ditentukan
Skema percobaan Triaxial :

Ambil 3 sampel tanah dengan


diameter 3.81 cm, tinggi 7.62
cm

Men-set alat Triaxial

Menyiapkan sampel dengan


dibungkus memakai
pembungkus kedap air

Pasang sampel ke alat Triaxial yang


telah disetting

Jalankan alat selama kurang lebih 11


menit atau sampai sampel mencapai
keruntuhan

Gambar 10.1 flow chart percobaan Triaxial


7. 3 tipe standar Uji Triaxial
1) Consolidated drained test ( CD test) : pada tahap 1 dan 2 air boleh mengalir.
 Terdapat perubahan volume benda uji tetapi nilainya kecil
 uji CD membutuhkan proses yang panjang karena aliran air yang keluar harus
diukur maka gaya aksial diberikan secara lambat
 Karena prosesnya membutuhkan waktu yang sangat lama, maka uji ini tidak
umum dilakukan.

2) Consolidated undrained test (CU test) : pada tahap 1 air boleh mengalir tapi pada
tahap 2 air tidak boleh mengalir.
 Pemberian 3 (tegangan sel) dilakukan selama 24 jam / hingga terkonsolidasi
sepenuhnya, maka untuk pemeberian tegangan sel seluruhnya (tiga kali
pemberian 3) dibutuhkan waktu 3 hari
 Gaya aksial diberikan secara tepat & volume air yang keluar todak dicatat
 Didapatkan tegangan total dan tegangan efektif (tegangan efektif = tegangan
total – tegangan air pori)
 Membutuhkan biaya lebih banyak dibandingkan uji triaxial CD dan UU.

3) Unconsolidated undrained test (UU test) : pada tahap 1 dan 2 air tidak mengalir.
 Keadaan tanpa drainase mengakibatkan tanah jenuh air, dan kejenuhan
tersebut menyebabkan sudut geser internal ()=0
 Tidak terjadi perubahan volume benda uji (karena tidak terkonsolidasi)
 Proses lebih cepat dibandingkan uji yang lain.

Anda mungkin juga menyukai