Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Lingkungan (D-TM-24129)-20211 Muhammad Aufa N. B.

- 201910301129
Kresna Bayu Mahaputera - 201910301050

Tugas Penjelasan Konsep


1. Jelaskan dalam minimal tiga paragraf tiga bentuk instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Jelaskan mekanisme terjadinya pemanasan global berdasarkan konsep radiasi
elektromagnetik.
3. AMDAL pada intinya berisi analisis mengenai dampak terhadap lingkungan. Jelaskan
dengan rujukan dokumen yang jelas, kriteria-kriteria apa saja yang digunakan untuk
menilai suatu dampak itu penting atau tidak penting.
Jawab:
1. Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup menurut Pasal
14 UU PPLH 2009 terdiri dari:
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
b. tata ruang,
c. baku mutu lingkungan hidup,
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
e. amdal,
f. UKL-UPL,
g. perizinan,
h. instrumen ekonomi lingkungan hidup,
i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup,
j. anggaran berbasis lingkungan hidup,
k. analisis risiko lingkungan hidup,
l. audit lingkungan hidup; dan
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

Instrumen yang telah dijelaskan dalam pasal tersebut diatas adalah sudah cukup
lengkap untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan kerusakan, namun
dalam penerapannya justru beberapa instrument tidak diperhatikan sama sekali,
contohnya instrument perizinan, kadangkala pejabat yang berwenang dalam memberikan
izin sama sekali tidak memperhatikan aspek resiko lingkungan, dan memberikan izin
pengelolaan tersebut dengan sangat mudah hanya demi pemasukan daerah. Alhasil tidak
sedikit sungai- sungai di Indonesia yang mengalami kerusakan lingkungan karena
diakibatkan hal tersebut. Instrumen Amdal, banyak perusahaan di Indonesia yang masih
tidak memiliki dokumen amdal, sehingga kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
minimnya pengananggulangan akibat pun terjadi. Berikut adalah penjelesan dari
beberapa instrument di atas.

KLHS, Kajian Lingkungan Hidup Strategis menurut Sadler dan Verheem (1996)
adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi lingkungan hidup dari suatu
usulan kebijakan, rencana, atau program sebagai upaya untuk menjamin bahwa
konsekuensi dimaksud telah dipertimbangkan dan dimasukan sedini mungkin dalam
proses pengambilan keputusan paralel dengan pertimbangan sosial dan ekonomi.
Beberapa manfaat dari KLHS adalah:

a. Menanggulangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menyusun


prakiraan/prediksi dalam tahap awal perencanaan pembuatan kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.
b. Meningkatkan manfaat pembangunan.
c. Implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya.
d. Efektif di dalam pencegahan dampak negatif lingkungan di tingkat proyek
pembangunan karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap
formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

AMDAL, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak


besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada Iingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL sendiri
merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana
kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif
tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-
ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan masyarakat. Suatu rencana kegiatan dapat
dinyatakan tidak Iayak Iingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak
negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif Iebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana
kegiatan - tersebut dinyatakan tidak Iayak Iingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.

UKP-UPL, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau
Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL
diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak
kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia. Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup merupakan perangkat
pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk
menerbitkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan. Dokumen UKL-UPL dibuat pada
fase perencanaan proyek sebagai kelengkapan dalam memperoleh perizinan. Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan diwajibkan pula bagi
usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki UKL-UPL. Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dibuat untuk proyek-
proyek yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala pengendaliannya kecil dan tidak
kompleks.

2. Mekanisme terjadinya pemanasan global berdasarkan konsep radiasi elektromagnetik


adalah sebagai berikut; Sinar matahari adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki
panjang gelombang kontinu. Sebagian sinar matahari dipantulkan oleh atmosfer dan
sebagian sampai ke bumi. Sinar yang dating ke bumi menyebabkan kenaikan suhu di
permukaan bumi, sehingga bumi mengalami proses kesetimbangan suhu dalam jangka
panjang. Bumi meradiasikan sinar inframerah. Bumi hanya memancarkan inframerah
karena suhu bumi hanya mampu memancarkan energi yang memiliki panjang gelombang
yang sesuai dengan panjang gelombang inframerah. Sebagian sinar inframerah akan
melewati atmosfer dan sebagian sinar akan diserap karena adanya gas rumah kaca. Sinar
inframerah yang diserap, diradiasikan kembali ke bumi sehingga menyebabkan
peningkatan suhu rata – rata di bumi.

3. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat 2 menyatakan bahwa; dampak penting
suatu usaha atau kegiatan ditentukan oleh faktor – faktor berikut di bawah ini:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
b. Luas wilayah penyebaran dampak
c. Inetensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan/atau
h. Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai landasan
kebijakan tentang AMDAL.
Penentuan besaran dan bobot kepentingan didasarkan pada metode terukur, empiris,
analogi, maupun pemahaman dan kesepakatan para ahli yang dikaitkan dengan 7 faktor
di atas. Masing – masing faktor di atas memiliki kriteria dampak penting, yaitu: ukuran,
standard tertentu atau prinsip – prinsip tertentu. Ukuran dampak penting tersebut
digunakan untuk menilai apakah suatu rencana usaha/kegiatan dapat menimbulkan
dampak penting atau tidak.
Untul menentukan penting tidaknya dampak lingkungan akibat dilaksanakannya suatu
rencana usaha atau kegiatan perlu juga diperhatikan peraturan perundangan yang berlaku
baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia. Suatu rencana usaha/kegiatan yang
akan dibangun di kawasan lindung yang telah berubah peruntukannya atau lokasi
rencana usaha atau kegiatan tersebut berbatasan langsung dengan kawasan lindung,
termasuk dalam kategori menimbulkan dampak penting.
Yang dimaksud dengan kawasan yang harus dilindungi menurut peraturan perundangan
adalah sebagai berikut:
a. Kawasan Hutan Lindung
b. Kawasan Bergambut
c. Kawasan Resapan Air
d. Sempadan Pantai
e. Sempadan Sungai
f. Kawasan Sekitar Danau/Waduk
g. Kawasan Sekitar mata Air
h. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar alam, Suaka margasatwa, Hutan Wisata,
Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa)
i. Kawasan Suaka alam Laut dan perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan
darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang, dan atol
yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosismtem)
j. Kawasan pantai Berhutan bakau
k. Taman Nasional
l. Taman Hutan Raya
m. Taman Wisata Alam
n. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan (termasuk daerah karst berair,
daerah dengan budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi situs purbakala atau
peninggalan sejarah bernilai tinggi)
o. Kawasan Rawan Bencana Alam
Ukuran dampak penting terhadap lingkungan perlu disertai dengan dasar pertimbangan
sebagai berikut:
1. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara relatif
dengan besar kecilnya rencana usaha/kegiatan, hasil guna dan daya gunanya, bila
rencana usaha/kegiatan tersebut dilaksanakan.
2. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula didasarkan
pada dampak usaha/kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan saja,
atau dapat juga terhadap kesatuan dan tata kaitannya dengan aspek-aspek
lingkungan lainnya dalam batas wilayah studi yang ttelah ditentukan.
3. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan
timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh dipandang sebagai faktor
yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya
guna dipertimbangkan hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai