BERAGAMA مرحبا
Hj. Najmah Fairuz S. Psi., M. Pd.
MODERASI BERAGAMA
Moderasi beragama, adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan
bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan
menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara.
Dengan moderasi beragama, orang tidak ekstrem saat menjalani ajaran agamanya.
Kunci moderasi adalah tidak berlebih lebihan, kunci ini penting dipahami supaya tiap orang
bisa mempraktikannya dalam kehidupan sehari hari
Menurut M Daud Yahya
( LP2M UIN Banjarmasin, 2021)
03. Antara ekstrim eksklusif kebenaran tunggal dan ekstrim semua benar,
05. Antara ekstrim tekstual yang terlalu kaku, dan ekstrim kontekstual
yang terlalu lentur.
Orang moderat harus berada di tengah, tidak berlebihan dalam beragama
tapi juga tidak berlebihan menyepelekan agama.
Secara Umum
3 4
AT - TAWAZUN 03 04 AL - I’TIDAL
(Seimbang) (Konsisten, Tegas, dan
Berlaku Adil)
05
• Al – I’tidal
I’tidal berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri.
I’tidal juga berarti berlaku adil, tidak berpihak kecuali pada yang benar dan
yang harus dibela.
• At – Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan
sesuatu unsur atau kekurangan unsur lain.
INDIKATOR MODERASI BERAGAMA
• At – Tasamuh
Tasamuih berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti dan
menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan
pendirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat, baik dalam masalah
keagamaan maupun masalah kebangsaan, kemasyarakatan, dan kebudayaan.
1 2
Adil Berimbang
Menempatkan segala sesuatu pada Selalu berada di tengah
tempatnya serta melaksanakannya antara dua kutub
dengan baik
● Dalam hal ibadah, Seorang moderat yakin bahwa beragama adalah
melakukan pengabdian kepada Tuhan dalam bentuk menjalankan
ajaranNya yang berorientasi pada upaya untuk memuliakan manusia.