Anda di halaman 1dari 7

ASWAJA

KELOMPOK 3
1. Siti Khodijah
2. Bagus Triarsa
3. Febri Awaludin
4. Dwi Mulya Fauzi
5. Yoga Rindang
Pengertian Aswaja

Aswaja menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, As-Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW (meliputi ucapan, perilaku serta ketetapan beliau). Sedangkan pengertian Al-
Jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan para Sahabat Nabi Muhammad SAW
pada masa Khulafaurrashidin yang telah diberi hidayah (mudah-mudahan Allah SWT memberi
rahmat pada mereka semua). (Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haqq, Juz II., Hal 80).
Aswaja menurut Abi Al-Fadhl bin Abdussyukur menjelaskan Ahlusunnah wal jama’ah adalah
orang-orang yang selalu berpedoman pada as-Sunnah Nabi Muhammad SAW dan jalan para
Sahabatnya dalam masalah aqidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlak hati. (Al-Kawakib
al-Lamma’ah., Hal 8-9).
Garis-Garis Besar Doktrin Aswaja

• Doktrin Keimanan
Pembenaran (tashdiq) terhadap Allah, Rasul dan segala risalah yang dibawanya dari Allah.
• Doktrin Keislaman
Termanifestasi ke dalam bidang fiqih yang meliputi hukum-hukum legal-formal (ubudiyah,
mu’amalah, munakahah, jinayah, siyasah dan lain-lain). Aswaja berpedoman pada salah satu dari
empat madzhab fiqih, yaitu hanafiyah, malikiyah, syafi’iyah dan hanailah.
• Doktrin Keihsanan
Tasawuf adalah sebuah manhaj spiritual yang bisa dilewati bukan melalui teori-teori ilmiah semata,
melainkan dengan mengintegrasikan antara ilmu dan amal.
Metode Pemikiran Aswaja
• Tawasuth (Moderat)
Sebuah sikap tengah atau moderat yang tidak cenderung ke kanan atau ke kiri. Dalam konteks
berbangsa dan bernegara.
• Tawazun (Berimbang)
Sikap berimbang dan harmonis dalam mengintegrasikan dan menyinergikan dalil-dalil (pijakan
hukum) atau pertimbangan-pertimbangan untuk mencetuskan sebuah keputusan dan kebijakan.
• Ta’adul (Netral dan Adil)
Sikap adil dan netral dalam melihat, menimbang, menyikapi dan menyelesaikan segala
permasalahan.
• Tasamuh (Toleran)
Sikap toleran yang bersedia menghargai terhadap segala kenyataan perbedaan dan
keanekaragaman, baik dalam pemikiran, keyakinan, sosial mayarakat, suku, bangsa, agama, tradisi
budaya dan lain sebagainya.
Prinsip Aswaja

• Bidang Aqidah
a. Prinsip utama ke-Imanan adalah tauhid
b. Prinsip yang kedua adalah Nubuwwat
c. Prinsip yang ketiga adalah Ma’ad
• Bidang Sosial Politik
Ahlusunnah wal jama’ah tidak memiliki konsep bentuk negara yang baku. Sebuah negara boleh berdiri atas
teokrasi, aristokrasi (kerajaan) atau negara modern/demokrasi asal mampu memenuhi syarat-syarat atau kriteria
yang harus dipenuhi oleh sebuah negara. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka gugurlah otoritas
(wewenang) pemimpin negara tersebut. Syarat-syarat itu adalah :
a. Prinsip Syura (Musyawarah)
b. Prinsip Al-Adl (Keadilan)
c. Prinsip Al-Hurriyyah (Kebebasan)
d. Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat)
• Bidang Istinbath
Hampir seluruh kalangan Sunni menggunakan 4 sumber hukum, yaitu :
a. Al-Quran
b. As-Sunnah
c. Ijma
d. Qiyas
• Bidang Tasawuf
Bagi penganut Aswaja, al-Quran dan as-Sunnah Rasulullah merupakan rujukan tertinggi. Tasawuf yang tertinggi
adalah yang dituntun oleh wahyu. Al-Quran maupun as-Sunnah (Thariqah ar-Rasulullah SAW). Dengan
demikian, yang di ikuti dan di kembangkan oleh kaum Aswaja Nahdliyin adalah tasawuf moderat. Umat Islam
secara individu memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan secara ber-jama’ah dapat melakukan gerakan ke
arah kebaikan umat. Dengan tasawuf seperti itu, kaum Aswaja Nahdliyin dapat menjadi umat yang memiliki
keshalehan individu dan kesehatan sosial (jama’ah).
Kesimpulan

Ahlusunnah wal jama’ah sebagai manhaj al fikr bersifat dinamis dan sangat
terbuka bagi pembaruan-pembaruan. Sebagai sebuah metode pemahaman
dan penghayatan,dalam makna tertentu ia tidak dapat disamakan dengan
metode akademis yang bersifat ilmiah. Sebagai metode berpikir, boleh jadi
pada saatnya nanti Aswaja akan memiliki kadar teknikalitas sama tinggi
dengan metode ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai