Anda di halaman 1dari 2

Ahlussunah Waljama’ah

ASWAJA adalah kepanjangan kata dari “Ahlus sunnah wal jama‟ah”. Ahlus
sunnah berarti orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah Nabi Muhammad
SAW, dan Wal Jama’ah berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat Nabi
Muhammad SAW. Jadi definisi Ahlus sunnah wal jama’ah yaitu; Orang-orang yang
mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat (maa ana alaihi
waashhabi), baik di dalam syariat (hukum Islam) maupun akidah dan tasawuf.

Definisi Ahlus sunnah Wal jama’ah ada dua bagian yaitu, definisi secara umum
dan definisi secara khusus:

1. Definisi Aswaja Secara umum adalah satu kelompok atau golongan yang
senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW. Dan Thoriqoh para
shabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik (fiqih) dan hakikat (Tasawwuf
dan Akhlaq).

2. Definisi Aswaja secara khusus adalah Golongan yang mempunyai I‟tikad/


keyakinan yang searah dengan keyakinan jamaah Asya‟iroh dan Maturidiyah.

Di dalam menentukan hukum fiqih, Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) bersumber kepada
empat pokok; Al-Qur’an, Hadits/as-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas.

A. Nilai- nilai Ahlussunah Waljama’ah (ASWAJA)


Nilai-nilai Ahlussunnah Waljamaah adalah sejumlah tata aturan yang menjadi
pedoman dan watak dari pada paham Ahlussunnah Waljama’ah sehingga mampu
bertahan sampai sekaran ini.
a. Tawassuth dan i’tidal, sikap tengah dan adil dalam kehidupan atau moderat yang
mencoba menegahi antara dua kubu, pemikiran atau tindakan yang bertentngan
secara extrem di dalam kehidupan sosial masyarakat (tidak extrim kiri ataupun
extrim kanan).
b. Tawazun (seimbang), sikap seimbang dalam pengabdian (khidmah) dan segala
hal, baik khidmah kepada Allah swt ( habl min Allah), khidmah kepada sesama
manusia (habl min nas), dengan alam lingkungannya dan termasuk dalam
pengunaan dalil’aqli dan dalil naqli. Demikian pula keseimbangan dalam
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat
c. Tasamuh (toleran), bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan kepada siapa
pun tanpa memandang perbedan latar belakang apapun, Dasar pertimangannya
murni karena integritas, kualitas dan kemampuan pribadi. Sikap tasamuh juga
nampak dalam memandang perbedaan pendapat baik dalam masalah keagamaan,
terutama hal-hal yang bersifat furu’ (perbedaan fiqih) maupun dalam masalah
keduniaan dan kemasyarakatan.
d. Amar Ma’ruf Nahi Munkar, selalu memiliki kepekaan untuk mendorong
perbuatan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan bersama, serta menolak dan
mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai
kehidupan. Bahwa amar makruf memiliki empat rukun yaitu muhtasib (orang
yang mencegah), muhtasab’alayhi (orang yang dicegah), muhtasab fihi
(perbuatan yang dicegah), dan nafs al-muhtasab (sesuatu yang dicegah).
B. Amaliayah beribadah Ahlussunah Waljama’ah (ASWAJA)
1. Yasin-Tahlil
Acara yasinan adalah budaya yang diadakan oeh sebagian masyarakat, yang
benuansa keagamaan dan sebagai wadah silaturahim yang diadakan sebagai
kegiatan rutin. Prakteknya dalam acara yasinan tersebut diisi dengan dzikir,
membaca Al-Qur’an, membaca tahlil, tahmid, takbir, sholawatdan sebagainya.
Tahlil sendiri, artinya pengucapan kalimat ‫ الله االهلل‬yang didalamnya terdapat
zikir dan doa untuk orang yang meninggal dunia. Berkumpul untuk melakukan
tahlilan merupakan tradisi yang telah diamalkan secara turun temurun oleh
mayoritas umat Islam Indonesia. Berdoa untuk mereka yang sudah meninggal
adalah suatu yang baik dan wajar bukanlah suatu yang aneh.
2. Ziarah Kubur
Ziarah kubur ialah mendatangi makam keluarga,ulama, dan para wali untuk
mendo’akan mereka. Manfaat dari ziarah kubur ini adalah mangingatkan
peziarah, bahwa semua manusia akan mengalami kematian.
3. Sholawatan
Bersholawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan perbuatan yang baik,
rasa cinta kita kepada Nabi dengan bershlawat dapat tergolon amalan beribadah
mengandung faidah dan pahala.

Anda mungkin juga menyukai