Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASWAJA DAN LANDASAN BERDIRINYA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah mediasi hukum islam

Dosen pengampu : Abdul Wafi, LC., M.H

Kelompok 1

1. syifaul huda 21901012001


2. Windi Arsandi 21901012032
3. Muhammad Nasrullah 21901012083

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepadaAllah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad SAW,
beserta keluargnya, sabatnya, tabiin, hingga kepada kita selaku umatnya sampai akhir
zaman.

Makalah yang kami buat, tidak lain hal lah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keaswajaan. Kami sadar bahwa dalam penyelesaian makalah ini jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penyampaian materinya, karena kami
masih dalam tahap pembelajaran. Meskipun demikian kami berharap makalah ini
bermanfat bagi semuanya. Oleh karena itu dengan lapang dada kami akan menerima
kritik dan saran yang sifatnya edukatif guna perbaikkan dimasa yang akan datang.

Dalam pengantar ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen


mata kuliah Keaswajaan, kepada teman-teman dan juga kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini, semoga amal amaliah kita semua
diberi balasan oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal ‘alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nahdatul ulama’ atau aswaja merupakan golongan pengikut yang setia
mengikuti ajaran-ajaran islam yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad
beserta sahabatnya. Nahdatul ulama juga termasuk organisasi terbesar dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Lahirnya NU dengan corak dan
kulturnya sendiri. Sebagai suatu organisasi yang berbasis keagamaan
Ahlusunnah Wal Jamaah, NU menampilkan sikap akomidatif terhadap
berbagai madzhab keagamaan yang ada disekitarnya. NU juga sebagai
organisasi kemasyarakatan menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai
yang ada disekitar atau nilai-nilai lokal. NU juga berinteraksi positif dengan
tradisi dan budaya masyarakat lokal. Dengan demikian, NU memiliki
wawasan yang multikultural, yang berarti kebijakan sosialnya bukan
melindungi suatu tradisi.

1.2 rumus masalah


a. Apakah pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah ?
b. Apakah Landasan berdirinya Ahlussunah Wal Jamaah ?
c. Bagaimana Ahlussunah Wal Jamaah versi Nahdatul Ulama ?

1.3 tujuan penulisan


a. untuk mengetahui pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah

b. untuk mengetahui landasan berdirinya Ahlussunah Wal Jamaah

c. untuk mengetahui Ahlussunah Wal Jamaah versi Nahdatul Ulama


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah

a. pengertian Ahlussunah wal jamaah secara bahasa


Secara bahasa Ahlussunah Wal Jamaah memiliki 3 kata yaitu Ahl, As-Sunnah
dan Jamaah. Dalam bahasa arab ahl berarti pemeluk aliran atau mazhab. Jika kata
tersebut dikaitkan dengan aliran atau mazhab.
Definisi al-Sunnah secara umum adalah sebuah istilah yang menunjuk kepada
jaln Nabi Muhammad dan para sahabatnya, baik dari ilmu, amal, akhlak, serta segala
yang meliputi dari berbagai segi kehidupan. Ahlusunnah dapat diartikan dengan
orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan berpegang teguh padanya
dalam segala perkara yang Rasulullah dan Sahabatnya berada diatasnya dan orang-
orang yang telah mengikuti mereka sampai hari kiamat. Seseorang yang dikatakan
mengikuti al-Sunnah , jika ia beramal sesuai dengan apa yang diamalkan Rasululah
SAW berdasarkan dalil syar’i, baik hal itu terdapat dalam al-Quran, dari Nabi
Muhammad atau merupakan ijtihad para sahabat.
Definii ial-Jamaah , yang beraal dari kata “jamaah” dengan derivasi “yajma’u
jama’atan” yang berarti menyetujui atau bersepakat. Dalam hal ini al jamaah juga
memiliki arti berpegang teguh pada tali Allah secara berjamaah. Tidak pecah atau
berselisih. Pernyataan ini sesuai dengan riwayat Ali bin Abi Thalib “tetapkanlah oleh
kamu sekalian sebagaimana yang kamu tetapkan, sesungguhnya aku benci
perselisihan hingga manusia menjadi berjamaah”. Walaupun al-jamaah telah menjadi
nama bagi kaum yang bersatu, akan tetapi jika kata tersebut di sandingkan dengan al-
sunnah, yaitu ahl sunnah wal jamaah maka yang dimaksud dengan golongan ini
adalah mereka, para pendahulu umat ini yang terdiri dari para sahabat dan tabi’in
yang bersatu dalam mengikuti suatu kebenaran yang jelas dari sifat allah dan sunnah
rasulnya.
b. Pengertian ahlussunah wal jamaah menurut Syekh Abdul Qodir
Al Jaelani.
Pengertian ahlussunah wal jamaah menurut Syekh Abdul Qodir Al
Jaelani adalah didalam kitab Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq syakh
Abdul Qadir Al Jaelani, definisi sunnah adalah segala sesuatu yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW meliputi ucapan, perilaku, serta
ketetapan beliau. Orang yang mengamalkan ajaran Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya itulah yang disebut sebagai ahlussunah wal
jamaah. Sedangkan, rang yang menolak ajaran Rasulullah dan
sahabatnya, mereka tidak termasuk kategori Ahlussunah wal jamaah.
Jamaah secara istilah menurut Syekh Abdul Qodir al Jaelani adalah
segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan para sahabat Rasulullah
SAW pada masa Khulafaur Rasyidin dan orang-orang yang telah
diberi hidayah oleh Allah SAW.
c. Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah menurut Syekh Muhammad
Faqih
Syekh Muhammad Faqih mengartikan kata jamaah adalah metode para
sahabat. Hal ini didasarkan pada hadits nabi ketika menjawab
pertanyaan sahabat tentang akan terjadinya kehancuran umat manusia
akibat adanya perpecahan menjadi 73 golongan dan yang selamat
hanyalah satu saja yaitu golongan al-jamaah. Sebagaimana dijelaskan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan al-halim bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda : “ barang siapa yang ingin
mendapatkan kehidupan ang damai disurga nanti, hendaklah dirinya
mengikuti al-jamaah, yaitu kelompok yang menjaga kebersamaan.”
Dari semua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ahlussunah wal jamaah
bukan aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran baru yang muncul
sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang hakiki,
namun justru merupakan islam yang murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh
para sahabatnya.

2.2 Landasan Berdirinya Ahlussunah Waljamaah


1. Tawassuth
Tawassuth mampu dimaknai sebagai berdiri di tengah, moderat, tidak ekstrim (baik
ke kanan ataupun ke kiri). Tapi mempunyai sikap & pendirian. Khairul umuri
ausatuha (moderat yaitu sebaik-baik tindakan). Tawassuth ialah landasan & bingkai
yg mengatur bagaimana selayaknya kita mengarahkan pemikiran kita supaya tidak
terjebak kepada pemikiran agama an sich. Dengan trik menggali & mengelaborasi
dari beraneka metodologi patuh aturan ilmu, baik Islam ataupun ilmu dari barat, pun
mendialogkan agama, filsafat & sains.

2. Tasamuh
Tasamuh merupakan toleran, tepa slira. Seuah landasan & bingkai yang menghargai
perbedaan, tidak memaksakan kehendak & merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur
bagaimana kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan
beragama & warga. Maksud hasilnya yaitu kesadaran bakal pluralisme atau
keragaman yang saling melengkapi, bukan memicu terhadap munculnya perpecahan.
Dalam kehidupan beragama, tasamuh direalisasikan dalam wujud menghormati
keyakinan & kepercayaan kita. Dalam kehidupan bermasyarakat, tasamuh
diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan demokratis yang tidak mementingkan
kebutuhan pribadi di atas kepentingan bersama. Tiap-tiap usaha itu ditujukan untuk
membuat stabilitas penduduk yang dipenuhi oleh kerukunan, sikap saling menghargai
& hormat-menghormati. Di berbagai wilayah, tasamuh juga hadir sebagai usaha
menjadikan perbedaan agama, negara, ras, suku, adat istiadat, dan bahasa sebagai
jalan dinamis bagi perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Perbedaan itu
berhasil di rekatkan oleh sebuah cita-cita bersama untuk membentuk masyarakat yang
berkeadilan, keanekaragaman saling melengkapi. Unity in diversity-Bersatu dalam
perbedaan.

3. Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan dalam bergaul dan berhubungan, baik yang bersifat
antar individu, antar struktur sosial, antar negara dan rakyatnya, maupun antar
manusia dan alam. Keseimbangan disini adalah bentuk hubungan yang tidak berat
sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi
masing-masing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa
mengganggu fungsi dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya
kedinamisan hidup.

4. Ta’adul / ‘adalah
Ta’adul maksudnya adalah keadilan, yang merupakan ajaran universal aswaja. Setiap
pemikiran, sikap dan relasi harus selalu diselaraskan dengan landasan ini. Pemaknaan
keadilan yang dimaksud disini adalah keadilan sosial, yaitu landasan kebenaran yang
mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan sebagainya.
Sejarah telah membuktikan bagaimana Nabi Muhammad mampu mewujudkan dalam
masyarakat Madinah. Begitu juga Umar Bin Khatab telah meletakkan fundamen bagi
peradaban Islam yang agung.

Ke empat landasan tersebut dalam prosesnya harus berjalan bersamaan dan tidak
boleh ada satupun bingkai landasan yangg tertinggal. Karena jika salah satu
terlewatkan atau tidak ada maka aswaja sebagai manhaj al fikr akan pincang.
2.3 Ahlussunah waljamaah versi Nahdatul Ulama
Menurut Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam ktabnya 
Ziyadah at-Ta’liqat, Ahlussunnah wal Jama’ah adalah :
‫النبي بسنة المتمسكون المهتدون فإنهم الفقه و الحديث و التفسير أهل فهم السنة أهل أما‬

‫جتمعت اوقد قالوا الناجية الطاءفة وهم الراشدين بعده والخلفاء وسلم عليه هللا صلى‬

‫والحنبليوالمالكيون و والشافعيون الحنفيون أربعة مذاهب في اليوم‬

“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis,
dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat.
Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam
madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”
Dalam kajian akidah/ilmu kalam istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan
pada paham yag diusung oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi,
yang menentang paham Khawarij dan Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan
paham Qadariyah dan Mu’tazilah (yang cenderung liberal).
Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham
Sunni yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali) yang berbeda dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.
Nahdatul Ulama memandang bahwa Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah
merupakan suatu fiqrah atau mazhab yang telah dirumuskan oleh ulama yang harus
diikuti oleh generasi berikutnya. Dan mazhab itulah yang merupakan jalan yang lurus
dan selamat, sementara pemahaman langsung kepada sumber ajaran Islam tanpa
melaui manhaj ulama mazhab tidak dibenarkan, dan dianggap sesat dan menyesatkan.
KESIMPULAN
Dari semua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ahlussunah wal jamaah
bukan aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran baru yang muncul
sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang hakiki,
namun justru merupakan islam yang murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh
para sahabatnya. Landasan berdirinya Ahlusunnah waljamaah yaitu Tawassuth,
Tasamuh, Tawazun, Ta’adul / ‘adalah. Ke empat landasan tersebut dalam prosesnya
harus berjalan bersamaan dan tidak boleh ada satupun bingkai landasan yangg
tertinggal. Karena jika salah satu terlewatkan atau tidak ada maka aswaja sebagai
manhaj al fikr akan pincang.

Pertanyan:
From Moh Auliya Ananda Ma'ruf to Everyone 01:14 PM
perbedaan imam 4 mahzab dengan paham imam syiiy dzahiri ja'fari

From Me to Everyone 01:19 PM


izin bertanya, dalam nilai nilai tasamuh dijelaskan sikap yang tidak merasa benar
sendiri, sedangkan dalam al-quran surah Ali Imran ayat 19 sudah tercantum bahwa
"sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam" lalu bagaimanakah maksud dari
makna tidak merasa benar sendiri tersebut?

From Fawaz Diya'a Robby to Everyone 01:22 PM


mbak izin bertanya
Tawasuth adalah salah satu Landasan berdirinya ahlussunah wal jamaah yang mana
tawassuth itu berarti Moderat) berdiri di tengah tetapi mempunyai Sikap dan
pendirian. Sikap dan pendirian seperti apa yang harus kita miliki supaya tidak mudah
terbawa Oleh Golongan kiri maupun kanan?

Anda mungkin juga menyukai