Kelompok 1
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepadaAllah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad SAW,
beserta keluargnya, sabatnya, tabiin, hingga kepada kita selaku umatnya sampai akhir
zaman.
Makalah yang kami buat, tidak lain hal lah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keaswajaan. Kami sadar bahwa dalam penyelesaian makalah ini jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penyampaian materinya, karena kami
masih dalam tahap pembelajaran. Meskipun demikian kami berharap makalah ini
bermanfat bagi semuanya. Oleh karena itu dengan lapang dada kami akan menerima
kritik dan saran yang sifatnya edukatif guna perbaikkan dimasa yang akan datang.
2. Tasamuh
Tasamuh merupakan toleran, tepa slira. Seuah landasan & bingkai yang menghargai
perbedaan, tidak memaksakan kehendak & merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur
bagaimana kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan
beragama & warga. Maksud hasilnya yaitu kesadaran bakal pluralisme atau
keragaman yang saling melengkapi, bukan memicu terhadap munculnya perpecahan.
Dalam kehidupan beragama, tasamuh direalisasikan dalam wujud menghormati
keyakinan & kepercayaan kita. Dalam kehidupan bermasyarakat, tasamuh
diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan demokratis yang tidak mementingkan
kebutuhan pribadi di atas kepentingan bersama. Tiap-tiap usaha itu ditujukan untuk
membuat stabilitas penduduk yang dipenuhi oleh kerukunan, sikap saling menghargai
& hormat-menghormati. Di berbagai wilayah, tasamuh juga hadir sebagai usaha
menjadikan perbedaan agama, negara, ras, suku, adat istiadat, dan bahasa sebagai
jalan dinamis bagi perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Perbedaan itu
berhasil di rekatkan oleh sebuah cita-cita bersama untuk membentuk masyarakat yang
berkeadilan, keanekaragaman saling melengkapi. Unity in diversity-Bersatu dalam
perbedaan.
3. Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan dalam bergaul dan berhubungan, baik yang bersifat
antar individu, antar struktur sosial, antar negara dan rakyatnya, maupun antar
manusia dan alam. Keseimbangan disini adalah bentuk hubungan yang tidak berat
sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi
masing-masing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa
mengganggu fungsi dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya
kedinamisan hidup.
4. Ta’adul / ‘adalah
Ta’adul maksudnya adalah keadilan, yang merupakan ajaran universal aswaja. Setiap
pemikiran, sikap dan relasi harus selalu diselaraskan dengan landasan ini. Pemaknaan
keadilan yang dimaksud disini adalah keadilan sosial, yaitu landasan kebenaran yang
mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan sebagainya.
Sejarah telah membuktikan bagaimana Nabi Muhammad mampu mewujudkan dalam
masyarakat Madinah. Begitu juga Umar Bin Khatab telah meletakkan fundamen bagi
peradaban Islam yang agung.
Ke empat landasan tersebut dalam prosesnya harus berjalan bersamaan dan tidak
boleh ada satupun bingkai landasan yangg tertinggal. Karena jika salah satu
terlewatkan atau tidak ada maka aswaja sebagai manhaj al fikr akan pincang.
2.3 Ahlussunah waljamaah versi Nahdatul Ulama
Menurut Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam ktabnya
Ziyadah at-Ta’liqat, Ahlussunnah wal Jama’ah adalah :
النبي بسنة المتمسكون المهتدون فإنهم الفقه و الحديث و التفسير أهل فهم السنة أهل أما
جتمعت اوقد قالوا الناجية الطاءفة وهم الراشدين بعده والخلفاء وسلم عليه هللا صلى
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis,
dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat.
Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam
madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”
Dalam kajian akidah/ilmu kalam istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan
pada paham yag diusung oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi,
yang menentang paham Khawarij dan Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan
paham Qadariyah dan Mu’tazilah (yang cenderung liberal).
Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham
Sunni yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali) yang berbeda dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.
Nahdatul Ulama memandang bahwa Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah
merupakan suatu fiqrah atau mazhab yang telah dirumuskan oleh ulama yang harus
diikuti oleh generasi berikutnya. Dan mazhab itulah yang merupakan jalan yang lurus
dan selamat, sementara pemahaman langsung kepada sumber ajaran Islam tanpa
melaui manhaj ulama mazhab tidak dibenarkan, dan dianggap sesat dan menyesatkan.
KESIMPULAN
Dari semua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ahlussunah wal jamaah
bukan aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran baru yang muncul
sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang hakiki,
namun justru merupakan islam yang murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh
para sahabatnya. Landasan berdirinya Ahlusunnah waljamaah yaitu Tawassuth,
Tasamuh, Tawazun, Ta’adul / ‘adalah. Ke empat landasan tersebut dalam prosesnya
harus berjalan bersamaan dan tidak boleh ada satupun bingkai landasan yangg
tertinggal. Karena jika salah satu terlewatkan atau tidak ada maka aswaja sebagai
manhaj al fikr akan pincang.
Pertanyan:
From Moh Auliya Ananda Ma'ruf to Everyone 01:14 PM
perbedaan imam 4 mahzab dengan paham imam syiiy dzahiri ja'fari