Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"Pengertian, Definisi, Dan Landasan Berdirinya Aswaja"


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
ASWAJA/KEPESANTRENAN
Dosen Pembimbing:
Haidar Idris, S.Th.I.

Disusun Oleh :
MUHAMMAD ZAIN (20172010014)
M RIZQI MUBAROQ (20171010044)

INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PAI KHUSUS 1D , S1
2017
KATA PENGANTAR

,‫ الذى اعد للمؤمنين والمؤمنات جنات تجري من تحتها االنهار‬,‫الحمد هلل رب العالمين‬

.‫واعد للكافرين والكافرات بدخول النار‬

:..‫ وعلى اله واصحا به اجمعين ام بعد‬,‫اللهم صل وسلم وبارك على عبدك ورسولك سيدنا محمد صلعم‬

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Pengertian,Definisi Dan Landasan Berdirinya Aswaja”
serta tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang sekarang ini yakni zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam kesempatan ini, Penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga
dan iringan doa kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan
tugas sejarah pendidikan islam ini, khususnya kepada :
1. Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin dan pimpinan yayasan
Kyai Syarifuddin
2. KHM. Adnan Syarif selaku Ketua IAIS
3. Bapak Haidar Idris, S.Th.I. selaku dosen pembimbing
4. Sahabat/i Program pendidikan PAI Khusus Semester 1
Semoga makalah tentang ASWAJA/KEPESANTRENAN ini bisa
bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada para pembacanya. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah
ASWAJA/KEPESANTRENAN ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih. Semoga hasil makalah


ASWAJA/KEPESANTRENAN penulis bermanfaat.

Lumajang, 20 September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Ahalusunnah Waljamaah…....................................................................... 2
PENUTUP...................................................'.................................................... 9
A. Kesimpulan.............................................................................................. 9
B. Kritik & Saran.......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ahlusunah Waljama'ah adalah istilah yang paling popular di dunia Islam,
sekaligus amunisi paling mematikan untuk memberantas segolongan lain yang
menyimpang. Semua sepakat bahwa Ahlusunnah Waljamaah adalah ajaran yang
di wariskan Rasulullah SAW kepada umatnya. Hanya saja Rasulullah SAW tidak
menyebutkan nama dari golongan tertentu yang termasuk Ahlusunnah
Waljamaah. Rasulullah SAW hanya menyebutkan indikasi dan kriteria-kriteria
umatnya yang disinyalir sebagai golongan yang selamat dari siksa neraka.

Sejarah mengonfirmasikan pertentangan demi pertentangan antar sesama


kaum muslimin yang terjadi dalam perjalanan sejarah mereka, sejak dulu hingga
sekarang. Mereka saling mengeklaim dirinya sebagai pewaris yang sah dari
ajaran Rasulullah SAW. Dalam setiap konflik yang terjadi, vonis kafir dan sesat
tak jarang meluncur dari masing-masing kelompok. Dan, tak jarang pula
pertentangan pemikiran yang pada akhirnya berlanjut menjadi perselisihan fisik
dan pertumpahan darah.

Tidak mudah mendefinisikan istilah Ahlusunnah Waljamaah secara


konkret, karena Rasulullah SAW memang tak menunjuk golongan tertentu. Untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai istilah ini, kita harus
mengkajinya dari berbagai aspek, mulai dari makna masing-masing kata, definisi
dan rumusan para ulama, serta perkembangan aliran ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah
yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Ahlusunnah Waljamaah?
2. Definisi dan landasan sebenarnya tentang Ahlusunnah Waljamaah adalah?

C. Tujuan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka tujuan yang akan
kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan untuk memahamiAhlusunnahWaljamaah.
2. Tujuan memahami definisi Ahlusunnah Wal Jamaah yang sebenarnya dan
memahami landasannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Ahlussunnah Wal Jama'ah

Konsep ASWAJA (Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah) selama ini masih


belum dipahami secara tuntas, sehingga menjadi bahan “rebutan” setiap golongan.
Semua kelompok mengaku dirinya sebagai penganut ajaran Ahlussunnah wal
Jama’ah. Tidak jarang, label itu digunakan untuk kepentingan sesaat. Jadi, apakah
yang dimaksud dengan Aswaja sebenarnya?

Islam adalah agama Allah SWT, yang di wahyukan (disampaikan sebagai


wahyu) kepada Nabi Muhammad SAW kemudian di teruskan kepada para
sahabat, dengan dua perwujudan : Al-Quran dan Al-Hadist. Sahabat adlah
generasi pertama penganut Islam yang menerima ajran, bimbingan, dan
pengawasan melaksanakan ajaran-ajaran tersebut langsung dari Rasulullah SAW.
Pasti, ajaran dan pengamalan Islam pada zaman itu, pada era Rasulullah SAW.
Bersama para sahabat, sebagaimana di sebut dalam kutipan Hadist :
"‫"ما انا عليه واصحابى‬
"apa yang aku bersama para sahabatku berada di atasnya"
(atau dengan kata lain: ajaran dan pengamalan Islam pada zaman
Rasulullah SAW bersama sahabatnya) adalah yang paling sempurna Ma ana
'alaihi wa ashhabi itulah ajaran Assunnah Waljamaah, yang para penganutnya di
sebut Ahlusunnah Waljamaah.1

Dalam istilah masyarakat Indonesia, Ahlussunnah Wal Jama’ah yang di


singkat menjadi ASWAJA. Di Indonesia, yang paling dominan adalah mengikuti
Imam Asy’ari dalam aspek aqîdah, Imam Syâfi’i dalam aspek fiqh, dan Imam
Ghazâli dalam aspek tasawuf. Karya-karya mereka dikaji di pesantren, madrasah,
majlis ta’lim, masjid, mushalla, dan lain-lain. Imam Asy’ari terkenal dengan
kemampuannya menggabungkan dimensi rasionalitas Mu’tazilah (karena lama
menjadi pengikut Mu’tazilah) dan tradisionalitas Jabariyah
(fatalistik). Teorikasb (upaya/usaha) adalah buktinya. Teori ini dimunculkan
sebagai mediasi antara kaum rasionalis dan tradisionalis, bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk berusaha, namun hasil akhirnya berada dalam
kekuasaan Allah.

Syekh Abdu Qadir Al-jailani mendefenisikan Ahlusuna Wal Jamaah


sebagai berikut: “yang di maksud dengan as-sunnah adalah apa yang telah di
ajarkan oleh Rasulullah SAW (meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau).
Sedangkan yang di maksud dengan pengertian jama’ah adalah segala sesuatu yang
telah di sepakati-oleh para sahabat Nabi SAW pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin
yang empat, yang telah di beri hidayah oleh Allah”2.

1 .KH. Abdul Muchit Muzadi, Mengenal Nahdlatul Ulama', (2006,Khalista Surabaya) hal : 21
2 .Muhib Aman Ali, Aswaja Ajaran,Faham dan Aqidah (1431 H,PP. Besuk Kejayaan Pasuruan) hal ; 01

2
Dalam sebuah Hadist di nyatakan :

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة‬
‫ وان امتي ستفرق علي ثالث‬.‫وافترقت النصارى على ثنتين وسبعين فرقة‬
‫ قيل ومن الناجية قال اهل‬.‫الناجية منها واحدة والباقون هلكي‬,‫وسبعين فرقة‬
).‫ قيل وما السنة والجماعة قال ما انا عليه اليوم واصحابى‬,‫السنة و الجماعة‬

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Umat Yahudi terpecah menjadi 71


golongan. Umat Nasrani menjadi 72 golongan. Sedangkan umat ku akan terpecah
menjadi 73 golongan. Yang selamat dari 73 golongan itu hanya satu, sedangkan
yang lainnya celaka.”Lalu di tanyakan (pada Nabi SAW), “Siapakah golongan
yang selamat itu? ” Beliau bersabda, “Ahlusunnah Wal Jamaah.” Di tanyakan
lagi (kepada beliau), “Siapakah Ahlusunnah Wal Jamaah itu?” Beliau menjawab,
“Apa yang di pegang olehku dan para sahabatku.”
Hadist ini di sebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam al-Qaul Al-
Musaddad, Imam asy-Syahrastani, juga Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin
nya, akan tetapi dalam kitab-kitab tersebut, Hadist ini tidak disebutkan bersama
sanadnya, sehingga sulit menentukan sejauh mana kapasitas Hadist tersebut
untuk di jadikan sebagai pijakan.
Sementara itu, ada banyak Hadist bersanad yang mirip dengan Hadist
tersebut, namun hanya menyebutkan kata “al-Jamaa’ah”, bukan Ahlusunnah
Waljamaah. Misalnya, beberapa Hadist berikut :

‫ حدثنا عباد بن‬. ‫حدثنا عمرو بن عثمان بن سعيد بن كثير بن دينار الحمصي‬
‫ حدثنا صفوان بن عمرو عن راشد بن سعد عن عوف بن مالك قال قال‬. ‫يوسف‬
. ‫رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة‬
‫ وسبعون في النار وافترقت النصارى على ثنتيين وسبعين‬. ‫فواحدة في الجنة‬
‫ والذي نفس محمد بيده‬. ‫ فإحدى وسبعون في النار وواحدة في الجنة‬. ‫فرقة‬
) ‫ واحدة في الجنة وسبعون في النار‬. ‫لتفترقن أمتي على ثالث وسبعين فرقة‬
]493\11 : ‫ [سنن ابن ماجه‬. ) ‫قيل يا رسول هللا من هم ؟ قال ( الجماعة‬

3
‫ص ْف َوا ُن ح‬ َ ‫ير ِة َح َّدثَنَا‬ َ ‫َح َّدثَنَا أَحْ َم ُد ْب ُن َح ْنبَ ٍل َو ُم َح َّم ُد ْب ُن يَحْ يَى قَالَ َح َّدثَنَا أَبُو ا ْل ُم ِغ‬
‫ص ْف َوا ُن نَحْ َوهُ َقا َل َح َّدث َ ِنى أ َ ْز َه ُر‬َ ‫ان َح َّدثَنَا َب ِقيَّةُ قَا َل َح َّدث َ ِنى‬
َ ‫عثْ َم‬
ُ ‫َو َح َّدثَنَا ع َْم ُرو ْب ُن‬
‫ان أَنَّهُ قَا َم‬ ُ ‫ع ْن ُم َعا ِو َي َة ْب ِن أ َ ِبى‬
َ ‫س ْف َي‬ ِ ‫ى ع َْن أ َ ِبى ع‬
َ ‫َام ٍر ا ْل َه ْو َز ِن ِى‬ ُّ ‫ّللا ا ْل َح َر ِاز‬ َ ‫ْب ُن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
‫ َقا َم فِي َنا فَ َقا َل « أ َلَ ِإ َّن َم ْن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫ّللا‬ َّ ‫سو َل‬ُ ‫فِي َنا فَ َقا َل أَلَ ِإ َّن َر‬
َ ‫ين ِم َّلةً َو ِإ َّن َه ِذ ِه ا ْل ِملَّ َة‬
ُ ‫ست َ ْفت َ ِر‬
‫ق‬ َ ‫ع َلى ثِ ْنتَ ْي ِن َو‬
َ ‫س ْب ِع‬ ْ ‫ب‬
َ ‫افت َ َرقُوا‬ ِ ‫قَ ْب َل ُك ْم ِم ْن أ َ ْه ِل ا ْل ِكتَا‬
. ُ‫اح َدةٌ فِى ا ْل َجنَّ ِة َو ِه َى ا ْل َج َماعَة‬ ِ ‫ون فِى النَّ ِار َو َو‬ َ ُ‫س ْبع‬
َ ‫ان َو‬ ِ َ ‫ين ِث ْنت‬
َ ‫س ْب ِع‬
َ ‫ث َو‬ ٍ َ‫علَى ثَال‬ َ
]196\12 : ‫[سنن ابي داود‬

‫ حدثنا أبو عمرو حدثنا قتادة عن‬. ‫ حدثنا الوليد بن مسلم‬. ‫حدثنا هشام بن عمار‬
‫ ( إن بني إسرائيل‬: ‫أنس ابن مالك قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬
‫ وإن أمتي ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة‬. ‫افترقت على إحدى وسبعين فرقة‬
.) ‫ وهي الجماعة‬. ‫ كلها في النار إل واحدة‬.
]494\11 : ‫[سنن ابن ماجه‬
Karena tidak di temukan riwayat sahih yang secara lansung menyebutkan
Ahlusunnah Waljamaah, maka banyak kalangan yang menilai bahwa Ahlusunnah
Waljamaah tersebut muncul setelah masa Rasulullah SAW.3
Menurut Syekh Abu al-Fadl ibn Syekh ‘Abdus Syakur as-Senori dalam
kitrab karyanya “Al-Kawakib al-Lamma’ah fi Tahqiqi al-Musamma bi Ahli as-
Sunnah wa al-Jamaa’ah” menyebutkan definisi Ahlusunnah Waljamaah sebagai
kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti Sunnah Nabi SAW
dan thariqah para sahabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik (fiqh) dan akhlak
bathin (tasawuf).4
Dari penjelasn ini, untuk lebih memahami apa itu Ahlussan Waljamaah, mari kita
perinci satu persatu arti dari kata Ahlusunnah waljamaah ini.

Secara etimologis Ahlusunnah waljamaah terbentuk dari tiga kata : Ahlu,


as-Sunnah, dan al-Jama'ah. Pertama, kata "Ahlu" mempunyai makana keluarga,
pengikut, dan golongan. Kedua kata "as-Sunnah" secara kebahasaan mempunyai
arti thariqah (jalan dan prilaku), baik jalan jaln tersebut benar atau pun keliru,
diridhai ataupun tidak. Sedangkan as-Sunnah secara terminologis mempunyai arti

3
.Tim Batartama Pondok Pesantren Sidogiri, Trilogi Ahlusunnah (2012, Pustaka Sidogiri Pasuruan) hal :2-5
4
.Muhib Aman Ali, Aswaja Ajaran,Faham dan Aqidah (1431 H,PP. Besuk Kejayaan Pasuruan) hal ; 01

4
jalan yang di tempuh oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang selamat dari
kesesatan (syubhat) dan hawa nafsu.

As-sunnah, menurut Imam asy-Syatibi ialah segala sesuatu yang di nukil


dari Nabi SAW secara khusus yang tidak terdapat dalam al-Qur'an, tetapi di
nyatakan oleh Nabi SAW. Dengan demikian, posisi sunnah merupakan penjelasan
al-Qur'an. Sunnah dengan pengertian ini, merupakan lawan kata bid'ah. Seseorang
di katakan ahli sunnah kalau dia berkeyakinan dan beramal sesuai dengan ajaran
Rasulullah SAW yang menjadi penjelas utama dari al-Qur'an. Sebaliknya,
seseorang disebut ahli bid'ah jika keyakinan atau amalnya bertentangan dengan
ajaran Rasulullah SAW.

Masih menurut asy-Syatibi, kata sunnah juga di gunakan untuk menyebut


apa yang di lakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW baik di temukan dalam al-
Qur'an dan sunnah Nabi SAW atau pun tidak. Sebab, apa yang mereka lakukan
kemungkinan besar berdasarkan sunnah Nabi SAW yang tidak kita ketahui, atau
berdasarkan ijtihad yang telah di sepakati oleh mereka atau para khalifah, karena
kesepakatan di antara mereka merupakan ijmak.

Sedangkan kata yang ketiga adalah al-Jama'ah. Kata ini secara etimologis
mempunyai arti orang-orang yang memelihara kebersamaan dan kolektivitas
dalam mencapai suatu tujuan. Al-jama'ah adalah kebalikan dari kata firqah, yaitu
orang-orang yang bercerai berai dan memisahkan diri dari golongannya.
Sedangkan secara terminologis, kata al-Jama'ah adalah mayoritas umat Islam (as-
sawad al-adzam). Kata al-Jama'ah beberapa kali di sabdakan oleh Rasulullah
SAW dalam Hadist yang menyatakan bahwa umat islam kelak akan terpecah
belah menjadi 73 golongan. Misalnya :

‫ وسبعون في‬. ‫ فواحدة في الجنة‬. ‫( افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة‬
‫ فإحدى وسبعون في النار‬. ‫النار وافترقت النصارى على ثنتيين وسبعين فرقة‬
‫ والذي نفس محمد بيده لتفترقن أمتي على ثالث وسبعين‬. ‫وواحدة في الجنة‬
( ‫ واحدة في الجنة وسبعون في النار ) قيل يا رسول هللا من هم ؟ قال‬. ‫فرقة‬
]493\11 : ‫الجماعة ) [سنن ابن ماجه‬
‫حدثنا جعفر بن محمد الفريابي و عبد هللا بن سليمان بن األشعث السجزي قال‬
‫ثنا عمرو بن عثمان الحمصي ( ح ) وحدثنا حبر بن عرفة المصري ثنا يزيد‬
‫بن عبد ربه الجرجسي قال ثنا عباد بن يوسف عن صفوان بن عمرو عن راشد‬
( : ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬: ‫بن سعد عن عوف بن مالك قال‬
‫افترقت اليهود على احدى وسبعين فرقة وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين‬
‫فرقة والذي نفسي بيده لتفترقن أمتي على ثالث وسبعين فرقة واحدة في الجنة‬
5
‫واثنتان وسبعون في النار ) قيل يا رسول اله ومن هي ؟ قال ‪ ( :‬الجماعة )‬
‫[المعجم الكبير للطبراني ‪]441\12 :‬‬

‫‪Sedangkan dalam riwayat at-Tirmidzi, Hadist ini tidak menggunakan‬‬


‫‪redaksi al-Jama'ah tetapi menggunakan redaksi "Ma ana 'alaihi wa ashhabi".‬‬

‫حدثنا محمود بن غيالن حدثنا أبو داود الحفري عن سفيان الثوري عن‬
‫عبد الرحمن بن زياد األفريقي عن عبد هللا بن يزيد عن عبد هللا بن عمرو قال ‪:‬‬
‫قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ليأتين على أمتي ما أتى على بني إسرائيل‬
‫حذو النعل بالنعل حتى إن كان منهم من أتى أمه عالنية لكان في أمتي من يصنع‬
‫ذلك وإن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثالث‬
‫وسبعين ملة كلهم في ال نار إل ملة واحدة قالوا ومن هي يا رسول هللا قال ما أنا‬
‫عليه وأصحابي‪[ .‬سنن الترمذي ‪]493\11 :‬‬
‫‪Kata al-Jama'ah pada Hadist pertama jika di padukan dengan Hadist yang‬‬
‫‪kedua yang menggunakan redaksi "Ma ana 'alaihi wa ashhabi" maka akan‬‬
‫‪membuahkan pengerian bahwa al-Jama'ah adalah golongan yang mengikuti‬‬
‫‪Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Akan tetapi, untuk memahami pengertian‬‬
‫‪al-Jama'ah tidaklah sederhana itu. Menurut asy-Syatibi tidak cukup menggunakan‬‬
‫‪Hadist riwayat Tirmidzi, melainkan juga harus mengakomodir banyak Hadist‬‬
‫‪yang di dalamnya juga menyebutkan kata al-Jama'ah, seprti beberapa Hadist‬‬
‫‪berikut ini‬‬

‫حدثنا علي بن عبد العزيز و أبو مسلم الكشي قال ‪ :‬ثنا حجاج بن المنهال ثنا حماد‬
‫بن زيد عن الجعد أبي عثمان عن أبي رجاء عن ابن عباس ‪ :‬يرويه عن النبي‬
‫صلى هللا عليه و سلم قال ‪:‬‬
‫( من رأى من أميره شيئا ينكره فليصبر فإنه ليس أحد يفارق الجماعة فيموت إل‬
‫ميتة جاهلية)‬
‫[صحيح البخاري ‪]443\21 :‬‬
‫حدثنا حسن بن الربيع حدثنا حماد بن زيد عن الجعد أبي عثمان عن أبي رجاء‬
‫عن بن عباس يرويه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم * من رأى من‬

‫‪6‬‬
.‫أميره شيئا يكرهه فليصبر فإنه من فارق الجماعة شبرا فمات فميتة جاهلية‬
]390\90: ‫[صحيح مسلم‬
Artinya : "Barang siapa melihat sesuatu yang di benci dari pemimmpinnya,
maka hendaklah dia bersabar, karena orang yang memisahkan diri dari jama'ah
maka dia akan mati dalam keadaan jahiliyah." (HR Bukhari dan Muslim)5

Menurut asy-Syatibi, ulama berbeda pendapat mengenai arti al-Jama'ah


pada hadist-hadist ini. Perbedaan itu dapat di kerucutkan menjadi lima pendapat.
Pertama, arti al-Jama'ah adalah as-sawad al-adzam (golongan mayoritas umat
islam yang setia kepada pemimpin umat Islam).
Asy-Syatibi menuliskan bahwa termasuk dalam pengertian ini adalah para
mujtahid dan para ulama', serta para pelaku syari'at yang mengikuti pendapat
mereka dan setiap orang yang selalu mengikuti mereka.

Kedua, al-Jama'ah adalah ulama-ulama mujtahid. Karena jamaah Allah SWT ialah
para ulama. Barang siapa yang keluar dari ketentuan para ulama, maka matinya
mati jahiliyah. Hal itu karena Allah SWT teah menjadikan ulama sebagai hujjah
bagi semesta alam.

Ketiga, Al-Jama'ah adalah para sahabat Nabi SAW. Mereka adalah orang-oarang
yang tidak mungkin sepakat pada kesesatan. Menurut asy-Syatibi, pendapat ketiga
ini searah dengan redaksi "Ma ana 'alaihi wa ashhabi" (jamaah adalah sesuatu
yang di pegang olehku dan para sahabatku).

Keempat, al-Jama'ah adalah golongan umat Islam yang bersepakat dalam masalah
syari'at (ahli ijmak). Ketika mereka telah bersepakat tentang sesuatu maka wajib
bagi lainnya mengikuti mereka. Mereka adalah orang-orang yang dijamin
kebenarannya oleh Allah SWT.
Imam asy-Syafi'I berkata, "al-jamaah tidak akan melakukakn kelalaian terhadap
makna Al-Qur'an, Hadist, dan qiyas. Sesungguhnya kelalaian itu hanya terjadi
dalam perpecahan."
Menurut asy-Syatibi, pendapat keempat ini mirip dengan pendapat kedua karena
sama-sama mengerucut kepada para mujtahid, hanya saja pendapat keempat ini
lebih jelas.

Kelima, pendapat yang di pilih at-Thabari, al-jamaah adalah golongan umat Islam
yang bersepakat atas seorang pemimpin. Rasulullah SAW memerintahkan untuk
mengikuti imam dan melarang umatnya membangkan kepada pemimpin yang
telah di sepakati oleh umat.6

5 .Tim Batartama Pondok Pesantren Sidogiri, Trilogi Ahlusunnah (2012, Pustaka Sidogiri Pasuruan) hal :15-18
6 . ibid hal : 24-28

7
Walhasil, kata asy-Syatibi, seluruh pendapat ini bermuara pada titik
kesimpulan bahwa yang di maksud al-jama'ah adalah bersepakat atas imam yang
berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Dengan demikian, bersepakat
tanpa berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah telah keluar dari makna al-Jamaah,
seperti kaum khawarij dan lain sebagainya.

Landasan utama dari Al-jamaah adalah ahli ilmu dan ijtihad. Al-Jamaah
tidak di ukur dengan kuantitas, tapi dengan kualitas meskipun berjumlah sedikit.
Kualitas yang di maksud di sini ialah keahlian terhadap ilmu dan ijtihad.
Sedangkan orang awam bisa tergolong al-jamaah bila mengikuti atau
berpandangan searah dengan konsensus imam-imam mujtahid. Sebaliknya jika
bertentangan dengan kesepakatan imam-imam mujtahid, maka mereka tidak
termasuk dalam Al-jamaah. Inilah makna dari Hadist, Barang siapa keluar dari
jamaah, maka matinya mati jahiliyah.

Sejatinya beberapa perbedaan persepsi di atas bisa diakomodir dan


dikompromikan. Satu pendapat melengkapi pendapat yang lain sehingga nantinya
melahirkan pemahaman makna Ahlusunnah Waljamaah yang benar-benar
komprehensif dan memiliki batas-batas yang jelas mengenai siapa yang termasuk
dalam kategori Ahlusunnah Waljamaah dan siapa yang bukan.7

Jadi inti paham Ahlusunnah Waljamaah (ASWAJA) adalah paham


keagamaan yang sesuai dengan Sunnah Nabi SAW dan petunjuk para sahabatnya,
hal tersebut akan terwujud menjadi kenyataan apabila pengikut golongan tersebut
menjauhi adanya perpecahan (iftiraq) dengan meninggalkan sikap saling
membid'ahkan, mengkafirkan, dan mensyirikkan, meskipun di antara mereka
terjadi perbedaan pendapat. Pengertian tersebut seiring dengan ayat Al-Quran :

‫ش ْيءٍ ۚ ِإنَّ َما أ َ ْم ُر ُه ْم إِلَى‬ َ ‫إِ َّن الَّذِينَ فَ َّرقُوا دِينَ ُه ْم َو َكانُوا ِشيَعًا لَس‬
َ ‫ْت ِم ْن ُه ْم فِي‬
َ‫ّللاِ ث ُ َّم يُن َِبئ ُ ُه ْم ِب َما َكانُوا يَ ْف َعلُون‬
َّ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan
mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian
Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
(QS. Al-An'am [6] : 159)

7 . Tim Batartama Pondok Pesantren Sidogiri, Trilogi Ahlusunnah (2012, Pustaka Sidogiri Pasuruan) hal :28-29

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ahlussunnah Waljamaah (ASWAJA) bisa di artikan sebagai golongan yang
berpegang teguh pada al-Quran, Sunnah Rasulullah SAW dan kesepakatan para
mujtahid. Ahlussunnah Waljamaah adlah golongan mayoritas umat islam (as-
sawad al-adzam), karena golongan terbesar adalah golongan yang paling aman.
Mereka sudah mendapatkan garansi dari Rasulullah SAW tidak akan terjerumus
dalam kesesatan. Golongan mayoritas juga merupakan golongan yang harus
diikuti ketika terjadi perpecahan :

" sesungguhnya ummatku tidak akan bersepakat atas kesesatan, oleh karena
itu, bila kalian melihat perselisihan, maka ikutilah kelompok yang terbesar."
(HR.Ibnu Majah).

B. Kritik Dan Saran


Kami sadar makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami harap kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen serta teman-teman untuk lebih
baiknya makalah ini.Kami menyarankan kepada kita semua untuk mempelajari
dan memahami masa disintegrasi kekhalifahan Islam agar kita mengetahui
dampak dari disintegrasi terhadap keutuhan dan kesatuan kita sebagai umat Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhib Aman Aly.1430 H. Aswaja, Ajaran, Faham dan Aqidah. Pasuruan :


Rizqon Hasana Graphika Besuk Kejayaan Pasuruan.

KH. Abdul Muchit Muzadi. 2006.Mengenal Nahdlatul Ulama.Surabaya :


Khalista.

Muhammad Idrus Ramli.1438 H. Wahabi Gagal Paham. Pasuruan : Sidogiri


Penerbit Pondok Pesantren Sidogiri.

Tim Batartama Pondok Pesantren Sidogiri, A, Qusyairi Ismail, Achyat Ahmad,


Alil Wafa, Ahmad Biyadi. 2012. Trilogi Ahlussunnah. Pasuruan : Pustaka Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri.

10

Anda mungkin juga menyukai