Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis
Kebijakan Operasional dan Teknis Pada Lingkup Pendidikan Sekolah.
Makalah Analisis Kebijakan Operasional dan Teknis Pada Lingkup Pendidikan
Sekolah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah Analisis Kebijakan Operasional dan Teknis Pada Lingkup
Pendidikan Sekolah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, bahkan juga peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Melihat
kenyataan yang ada, pendidikan perlu dirumuskan dengan baik. Penyelenggaraan
pendidikan perlu memperhatikan karakteristik, aspirasi, dan kebutuhan masyarakat.
Pendidikan hendaknya mampu memberikan respon kontekstual sesuai dengan orientasi
pembangunan daerah. Ini berarti bahwa perumusan kebijakan dan pembuatan
keputusan-keputusan pendidikan hendaknya memperhatikan aspirasi yang berkembang
di dalam masyarakat.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah
ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta
individu. Di dalam bahasa Inggris kebijakan disebut “policy”. Kebijakan juga dapat
diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, atau administratif untuk mencapai
suatu tujuan.
4
sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi) atau serangkaian
aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
1. Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan
baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan
wilayah atau instansi yang bersangkutan.
2. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum,
sedangkan untuk tingkat pusat menggunakan Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan
suatu undang-undang.
3. Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan pelaksanaan.
Proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu
politisasi suatu permasalahan (penyusunan agenda), perumusan dan pengesahan
program, pelaksanaan program, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
5
rencana detail kegiatan, pengorganisasian pelaksanaan, dan
memberikan pelayanan dan kemanfaatan.
Ketiga jenis lingkungan ini akan mempengaruhi proses dan isi kebijakan.
Kemudian, agar kebijakan tetap terfokus pada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, para
pembuat kebijakan biasanya dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa maksud
atau fungsi sebuah kebijakan? Bagaimana kebijakan itu akan mempengaruhi agenda
pemerintah secara keseluruhan? Apa dan bagaimana hubungan antara alat-alat
implementasi dengan tujuan-tujuan kebijakan? Bagaimana kebijakan ini berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang lainnya? Dapatkah kebijakan yang baru
itu menghasilkan perbedaan seperti yang diharapkan?
6
yang dibuat. Kebijakan merupakan kehendak yang bersifat umum dan merupakan arah
serta petunjuk penyusunan program.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kebijakan adalah konsep
yang menjadi pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kebijakan adalah jawaban
terhadap suatu masalah.
Dan dalam merumuskan suatu kebijakan, pemerintah harus bijaksana sehingga apapun
kebijakan yang dibuat tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
Bila kata kebijakan dikaitkan dengan kata pendidikan maka akan menjadi
kebijakan pendidikan (educational policy). Pengertian kebijakan pendidikan
sebagaimana dikutip oleh Ali Imran dari Carter
V. Good yaitu kebijakan pendidikan adalah suatu pertimbangan yang didasarkan atas
sistem nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor- faktor yang bersifat situsional.
Pertimbangan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk mengoperasikan pendidikan
yang bersifat melembaga serta merupakan perencanaan umum yang dijadikan
7
sebagai pedoman untuk mengambil keputusan agar tujuan yang bersifat
melembaga dapat dengan cepat tercapai.
8
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan yaitu suatu produk yang
dijadikan sebagai panduan pengambilan keputusan pendidikan yang legal-netral dan
disesuaikan dengan lingkungan hidup pendidikan secara moderat. Kebijakan
pendidikan dibuat untuk menjadi pedoman dalam bertindak, mengarahkan kegiatan
dalam pendidikan atau organisasi atau sekolah dengan masyarakat dan pemerintah
supaya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, kebijakan merupakan garis umum untuk bertindak bagi
pengambilan keputusan pada semua jenjang pendidikan atau organisasi.
11
Awalnya program BOS digulirkan untuk meningkatkan aksesibilitas
pendidikan bagi masyarakat. Sejalan dengan bertambahnya anggaran yang disediakan
oleh pemerintah, tujuan program BOS pun meningkat, dimana sekarang lebih kepada
upayauntuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta didik.
Setiap sekolah berhak menerima dana BOS selama sekolah tersebut senantiasa
memperbarui data sekolah melalui platform Data
12
Pokok Pendidikan (Dapodik) sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Khusus
untuk sekolah swasta, juga harus dapat menunjukkan bahwa sekolah telah memiliki ijin
pendirian/ijin operasional dan telah melakukan proses pembelajaran secara aktif.
Sebagai wujud tanggung jawab dan komitmen dari Kemendikbud, maka sejak
tahun 2019, program BOS berkembang menjadi 3 jenis bantuan, yaitu BOS Reguler,
BOS Afirmasi, dan BOS Kinerja. BOS Reguler merupakan bantuan yang diberikan
kepada sekolah dengan basis perhitungan berdasarkan jumlah peserta didik ada di
sekolah penerima sebagaimana tercatat di Dapodik.
Total anggaran yang dikucurkan untuk dana BOS 2021 sebanyak Rp52,5 triliun yang
menyasar kepada 216.662 sekolah pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan
SLB di Indonesia.
BOS Afirmasi merupakan bantuan pembiayaan khusus untuksekolah di wilayah
3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Bantuan ini digulirkan sebagai wujud perhatian
lebih dari pemerintah kepada sekolah-sekolah di wilayah tersebut yang memiliki
kebutuhan pembiayaan relatif lebih tinggi dibanding sekolah yang berada di daerah
lainnya.
BOS Kinerja yaitu bantuan yang diberikan kepada sekolah yang memiliki
kinerja terbaik di masing-masing daerah. Sejalan dengan kebijakan Kemendikbud
untuk memberikan perhatian lebih pada sekolah-sekolah di daerah 3T,
13
dengan mekanisme penyaluran sebelumnya dimana dana BOS disalurkan dari RKUN
ke Rekening KAS Umum Daerah (RKUD) terlebih dahulu sebelum kemudian
disalurkan ke rekening sekolah penerima. Kebijakan perubahan mekanisme penyaluran
ini merupakan terobosan yang diambil pemerintah untuk mengupayakan penyaluran
dana BOS secara lebih tepat waktu.
16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta,
serta individu. Di dalam bahasa Inggris kebijakan disebut “policy”. Kebijakan juga
dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, atau administratif untuk
mencapai suatu tujuan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia: Proses, Produk, dan Masa Depannya,
Ed.I, Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Arif Rohman, Politik Ideologi Pendidikan, Yogyakarta: Mediatama, 2009.
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta: Pustaka jaya, 1995.
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori Dan Proses,Yogyakarta: Media Presindo, 2002.
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama,
2005.
HAR Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
James E. Anderson, Public Policy Making, New York: Holt, Rinehart And Wiston, 1978.
M. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi aksara, 2002.
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 1999.
Randal B. Ripley, Policy Analysis in Political Science, Chicago: Nelson-Hal Publishers,
1985.
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran
ParaTokohnya, Jakarta: Kalam Mulia, 2009.
Riant Nugroho, Kebijakan Sosial Sebagai KebijakanPublik, Bandung: CV. Alfabeta, 2008.
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan
Negara, Jakarta:Bumi Aksara, 1991.
Putranto, Muhammad Noval (2020) Tinjauan Operasional Bagian General Affair Pada
PT.Kamadjaja Logistics. , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta
18
William Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1999.
[14] Arif Rohman, Op. Cit hal. 114-118.
William Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,1999), hal. 132
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori Dan Proses, (Yogyakarta: Media Presindo, 2002),
hal. 29
M. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, (Jakarta: Bumi aksara,
2002), hal. 24
Edi Suharto, Op.Cit, hal. 53Islamy, Op.Cit, hal. 77-101
19