Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala
rahmat, hidayah serta karunia-Nya. Selama ini senantiasa memberi petunjuk, pertolongan,
serta kekuatan lahir dan batin. Sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul " ASABAB AL-NUZUL DAN ASBAB AL-WURUD AL-HADITS” ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, serta para pengemban risalahnya yang selalu setia hingga akhir
zaman.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan
saran serta dukungan dalam proses penyusunan makalah ini hingga dapat terselesaikannya.
Terutama Ibu Fitratul Uyun,M.Pd selaku dosen mata kuliah ASABAB AL-NUZUL DAN
ASBAB AL-WURUD AL-HADITS. Terima kasih teruntuk teman-teman kelas. Serta
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik dalam hal penyajian
maupun penggunaan bahasa. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu semua
masukan, kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan bagi
penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin ya Robbal Alamin.
Malang, 9 September
2022
Penulis
ii
Daftar Isi
Table of Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
3. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
1. Pengertian Asbabul Nuzul........................................................................................................ 5
2. Pengertian Asbabul Wurud ..................................................................................................... 5
3. Macam-Macam Pembagian Asbabul Nuzul ........................................................................... 6
4. Macam-Macam Pembagian Asbabul Wurud ......................................................................... 7
5. Perbedaan Asbabul Nuzul Dan Asbabul Wurud ................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................................ 11
Daftar pustaka..................................................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah Al-Qur’an, Hadits merupakan sumber hukum yang kedua dalam islam.
Fungsi hadits sendiri selain menjadi sumber hukum, juga berfungsi memperjelas,
merinci dan melengkapi kandungan didalam Al’quran. Pada hakikatnya ada dua fungsi
hadis, pertama hadis berfungsi sebagai sumber hukum Islam. kedua, hadis juga
berfungsi sebagai penjelas (bayyin) terhadap ayat-ayat alQur’an yang bersifat ‘am
(umum) ataupun mujmal (global).
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asbabul Nuzul ?
2. Apa pengertian asbabul wurud?
3. Apa macam-macam dan pembagian Asbabul nuzul?
4. Apa macam-macam dan pembagian Asbabul wurud?
5. Apa perbedaan asbabul wurud dan asbabun nuzul?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan asbabul nuzul dan a.sbabul wurud
2. Untuk mengetahui macam-macam asbabul nuzul dan wurud.
3. Untuk mengetahui perbedaan asbul nuzul dan asbabul wur
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asbabul Nuzul
Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan
asbabun nuzul.
Asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun
nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul".
Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu.
Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman) menjelaskan,
meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun
nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran. Seperti halnya
asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya
hadits.1
Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk
memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al Quran. Safril dalam jurnal
Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan
realitas.
1
https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-dan-contohnya
2
Munzier Suparta.Ilmu Hadits.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008.
5
Dengan demikian, secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebagai
sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam
diskursus ilmu hadis, maka asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab
atau latar belakang (background) munculnya suatu hadis.3Sedangkan ilmu
asbabul wurud yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan
sabdanya dan masa-masanya Nabi menuturkan.4
3. Macam-Macam Pembagian Asbabul Nuzul
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2
macam. Sebagai berikut:
٤ - ࣖ ولم ي ُكن لَّه ُكفُ ًوا احد٣ - لم يلِد ولم يُولد٢ - ُصمد ٰ قُل هُو
ٰ ١ - ّللاُ احد
َّ ّللاُ ال
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat
meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak
ada sesuatu yang setara dengan Dia."
3
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud Study Kritis Hadits
Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.
4
Muhammad Ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis.Bandung: CV Pustaka Setia.2000.
6
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak
jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).
١٥ – ب قلِي ًل اِنَّ ُكم ع ۤا ِٕىدُون
ِ اِنَّا كا ِشفُوا العذا
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan
kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).
5
Fatchur Rahman.Ikhtisar Mushthalahul Hadits.Bandung: Al Ma’arif.1974.
7
Menurut imam As-Suyuthi asbabul wurud itu dapat dikategorikan menjadi tiga macam,
yaitu: 1) Sebab yang berupa ayat al-Qur’an. Artinya di sini ayat al-Qur’an itu menjadi
penyebab Nabi SAW. Mengeluarkan sabdanya.
Contohnya antara lain :
الذين أمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم األمن وهم مهتدون
“orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82)
2) Sebab yang berupa Hadis
Artinya pada waktu itu terdapat suatu Hadis, namun sebagian sahabat merasa kesulitan
memahaminya, maka kemudian muncul Hadis lain yang memberikan penjelasan
terhadap Hadis tersebut. Contoh adalah Hadis yang berbunyi:
إ ن هلل تعالى ملئكة في الرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في المرء من
خير أو شر
“sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara
melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)6
3) Sebab yang berupa perkaitan
Yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat sebagai contoh adalah
persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada waktu
Fath makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada nabi SAW seraya
berkata: “Saya Bernazar Akan Shalat Dibaitul Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat
tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat Di Sini, yakni masjidil haram itu lebih utama”.
Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya,
seandainya kamu shalat disini (Masjid Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi
bagimu untuk memnuhi nazarmu”.
Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid AlHaram Itu
Lebih Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid Al-Haram”. (H.R.
Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya).7
6
M.Agus Solahudin dan Agus Suyadi. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia. 2013.
7
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi
.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.
8
5. Perbedaan Asbabul Nuzul Dan Asbabul Wurud
8
https://www.almursi.com/asbabun-nuzul-dan-asbabul-wurud/ di akses pada tanggal 8/09/2022 pukul 12.12
PM
9
هذا يقرأ ُ على غي ِر ما أقرأتنِيها فقال لِي أرسِلهُ ث ُ َّم قال لهُ اقرأ فقرأ قال هكذا أ ُن ِزلت ث ُ َّم قال لِي اقرأ فقرأتُ فقال هكذا
أُن ِزلت إِ َّن القُرآن أُن ِزل على سبع ِة أح ُرف فاقر ُءوا مِ نهُ ما تيسَّر
“Abdullah bin Yusuf telah bercerita kepada saya, Malik telah menceritakan pada saya
dari Ibn Syihab dari Urwah bin Zubair dari Abdur rahman bin Abdul Qari, dia berkata:
“saya mendengar Umar bin Khathab berkata: “saya mendengar Hisyam bin Hakim bin
Hisyam membaca surat al-Furqan dengan bacaan selain yang telah saya baca, padahal
Rasulullah saw telah nenbacakan pada saya. Hampir saja saya bertindak terhadap
Hisyam. Kemudia saya menunda tindakan saya sampai ia pulang ke rumahnya.
Kemudian saya menyeret lengan bajunya untuk mendatangi Rasulullah saw
bersamanya. Saya berkata pada Rasulullha saw : bahwa saya mendengar oarng ini
membaca ayat yang bukan seperti yang dibacakan Rasulullah. Kemudian Nabi
memerintahkan saya “lepaskan orang tersebut”. Kemudian Nabi merkata kepada
Hisyam :”bacalah”. Hisyam pun membaca. Kemudian nabi bersabda:”sesungguhmya
al-Quran itu diturunkan dengan tujuh huruf (dialek), maka bacalah mana yang mudah
daripadanya”.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan Asbabul Nusul dan Asbabul Wurud dapat kita ketahui bahwa
keduanya memliki perbedaan yaitu Asbabul warud al-hadis merupakan konteks
historisitas yang melatar belakangi munculnya suatu hadis. Ia dapat berupa peristiwa
atau pertanyaan yang terjadi pada saat hadis itu di sampaikan nabi SAW. Dengan lain
ungkapan, asbabul wurud adalah faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya suatu
hadis. Sedangkan Asbabul Nuzul adalah suatu konteks yang melatar belakangi
turunnya ayat suci Al-Qura’an.
B. Saran
Untuk memahami suatu hadist diperlukan cara atau alat untuk memahami nya yaitu
dengan Asbabul wurud. Sebagai salah satu disiplin ilmu dalam studi hadis, asbabul
wurud mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam rangka memahami maksud
suatu hadis secara lebih baik. Pemahaman yang mengabaikan asbabul wurud,
cenderung dapat terjebak kepada arti tekstual saja dan bahkan dapat membawa
pemahaman yang keliru.dengan Asbabul wurud kita dapat mengasah pemikiran
kita,agar mampu berfikir secara ilmiah. Sedangkan untuk memahami Al-Qur’an harus
menggunakan Asbabul Nuzul.
11
Daftar pustaka
12