Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASABAB AL-NUZUL DAN ASBAB AL-WURUD AL-HADITS


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Studi Al-Quran Dan Al-Hadits
Dosen Pengampu :
Fitratul Uyun,M.Pd

Disusun oleh :

1. Ahmad Akhid Yusuf Saputra (210103110132)

2. Rahmat Nur Latif (210103110151)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG SEPTEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala
rahmat, hidayah serta karunia-Nya. Selama ini senantiasa memberi petunjuk, pertolongan,
serta kekuatan lahir dan batin. Sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul " ASABAB AL-NUZUL DAN ASBAB AL-WURUD AL-HADITS” ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, serta para pengemban risalahnya yang selalu setia hingga akhir
zaman.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan
saran serta dukungan dalam proses penyusunan makalah ini hingga dapat terselesaikannya.
Terutama Ibu Fitratul Uyun,M.Pd selaku dosen mata kuliah ASABAB AL-NUZUL DAN
ASBAB AL-WURUD AL-HADITS. Terima kasih teruntuk teman-teman kelas. Serta
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik dalam hal penyajian
maupun penggunaan bahasa. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan dan

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu semua
masukan, kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan bagi
penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin ya Robbal Alamin.

Malang, 9 September
2022

Penulis

ii
Daftar Isi

Table of Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
3. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
1. Pengertian Asbabul Nuzul........................................................................................................ 5
2. Pengertian Asbabul Wurud ..................................................................................................... 5
3. Macam-Macam Pembagian Asbabul Nuzul ........................................................................... 6
4. Macam-Macam Pembagian Asbabul Wurud ......................................................................... 7
5. Perbedaan Asbabul Nuzul Dan Asbabul Wurud ................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................................ 11
Daftar pustaka..................................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Setelah Al-Qur’an, Hadits merupakan sumber hukum yang kedua dalam islam.
Fungsi hadits sendiri selain menjadi sumber hukum, juga berfungsi memperjelas,
merinci dan melengkapi kandungan didalam Al’quran. Pada hakikatnya ada dua fungsi
hadis, pertama hadis berfungsi sebagai sumber hukum Islam. kedua, hadis juga
berfungsi sebagai penjelas (bayyin) terhadap ayat-ayat alQur’an yang bersifat ‘am
(umum) ataupun mujmal (global).

“Dan kami turunkan al-Qur’an kepadamu (Muhammad) agar kamu menjelaskan


kapada umat manusia apa yang telah diturunkan untuk mereka, dan supaya mereka
memikirkan.”. Dari ayat ini sebuah pemahaman dapat didapatkan bahwa nabi dapat kita
pahami dari apa yang di sabdakan, dicontohkan lewat perbuatan dan taqrirnya. Maka
dari itu, dalam memahami Al-Qur’an terkadang kita membutuhkan hadits untuk
memperjelas, merinci dan memperluas kandungan-kandungan dalam ayatayat Al-
Qur’an.

Dengan begitu maka pemahamna dalam mempelajari sumber-sumber islam


akan semakin sempurna. Untuk memahami hadis secara baik, diperlukan suatu
perangkat atau metodologi. Salah satu alat bantu atau perangkatnya yaitu dengan
memahami asbabul wurud suatu hadis. Dengan mengetahui asbabul wurud suatu hadis,
maka akan timbul pemahaman yang baik terhadap hadis dan tidak terjebak pada
pemahaman yang saklek atau tekstual. Karena itu, dengan memahami ilmu ini maka
akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi sosio-historis sebuah hadis.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asbabul Nuzul ?
2. Apa pengertian asbabul wurud?
3. Apa macam-macam dan pembagian Asbabul nuzul?
4. Apa macam-macam dan pembagian Asbabul wurud?
5. Apa perbedaan asbabul wurud dan asbabun nuzul?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan asbabul nuzul dan a.sbabul wurud
2. Untuk mengetahui macam-macam asbabul nuzul dan wurud.
3. Untuk mengetahui perbedaan asbul nuzul dan asbabul wur

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Asbabul Nuzul
Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan
asbabun nuzul.
Asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun
nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul".
Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu.

Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman) menjelaskan,
meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun
nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran. Seperti halnya
asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya
hadits.1

Ada perbedaan redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama.


Namun, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian tersebut.

Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk
memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al Quran. Safril dalam jurnal
Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan
realitas.

2. Pengertian Asbabul Wurud


Secara etimologis, “asbabul wurud” merupakan susunan idhafah yang berasal
dari kata asbab dan al-wurud. Kata “asbab” adalah bentuk jamak dari kata “sabab”.
Menurut ahli bahasa diartikan dengan “al-habl” (tali), saluran yang artinya dijelaskan
sebagai segala yang menghubungakan satu benda dengan benda lainnya.
Sedangkan menurut istilah adalah “Segala sesuatu yang mengantarkan pada
tujuan”. Dan ada juga yang mendifinisikan dengan : suatu jalan menuju terbentuknya
suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu. Sedangkan kata Wurud
merupakan bentuk isim masdar (kata benda abstrak) dari warada-yaridu yang berarti
datang atau sampai pada sesuatu, atau bisa berarti sampai, muncul, dan mengalir.2

1
https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-dan-contohnya
2
Munzier Suparta.Ilmu Hadits.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008.

5
Dengan demikian, secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebagai
sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam
diskursus ilmu hadis, maka asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab
atau latar belakang (background) munculnya suatu hadis.3Sedangkan ilmu
asbabul wurud yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan
sabdanya dan masa-masanya Nabi menuturkan.4
3. Macam-Macam Pembagian Asbabul Nuzul
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2
macam. Sebagai berikut:

1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid

Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya


melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu
bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam surat
Al Ikhlas ayat 1-4:

٤ - ࣖ ‫ ولم ي ُكن لَّه ُكفُ ًوا احد‬٣ - ‫ لم يلِد ولم يُولد‬٢ - ُ‫صمد‬ ٰ ‫قُل هُو‬
ٰ ١ - ‫ّللاُ احد‬
َّ ‫ّللاُ ال‬

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat
meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak
ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik


Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga diturunkan
kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah.

2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid

Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi


beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah
SWT berfirman:

١٠ – ‫فارتقِب يوم تأتِى السَّم ۤا ُء ِبدُخان ُّم ِبين‬

3
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud Study Kritis Hadits
Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.
4
Muhammad Ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis.Bandung: CV Pustaka Setia.2000.

6
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak
jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).
١٥ – ‫ب قلِي ًل اِنَّ ُكم ع ۤا ِٕىدُون‬
ِ ‫اِنَّا كا ِشفُوا العذا‬
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan
kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).

١٦ - ‫ش البطشة ال ُكب ٰرى اِنَّا ُمنت ِق ُمون‬


ُ ِ‫يوم نبط‬
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami
pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).
Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada
Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy) mendapatkan
kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT
menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan
ayat 10.
Kemudian, para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu,
Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu
menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.
Namun, setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat
dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa
siksaat yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.
Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul
merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta
penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali
dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang
kerap bertentangan.
4. Macam-Macam Pembagian Asbabul Wurud
Untuk mengetahui sebab-sebab lahirnya suatu hadis itu hanya dengan jalan riwayat
saja. Karena tidak ada jalan bagi logika.5 Artinya, untuk memahami hadis atau untuk
mengetahui sebab munculnya tidak bisa dengan logika apalagi mengirangira. Jadi
seseorang harus menelusuri sejarah munculnya hadis tersebut, peristiwa apa yang
melatarbelakangi, sebab munculnya hadis tersebut.
Cara mengetahui asbab dari suatu hadis adalah :
1. Asbab sudah tercantum dalam rangkaian hadis tersebut.
2. Asbab dari suatu hadis tersebut terdapat dalam hadis yang lain.
3. Asbab dari suatu hadis itu adalah informasi atau ahwal dari para sahabat yang
mengetahui munculnya hadis tersebut.

5
Fatchur Rahman.Ikhtisar Mushthalahul Hadits.Bandung: Al Ma’arif.1974.

7
Menurut imam As-Suyuthi asbabul wurud itu dapat dikategorikan menjadi tiga macam,
yaitu: 1) Sebab yang berupa ayat al-Qur’an. Artinya di sini ayat al-Qur’an itu menjadi
penyebab Nabi SAW. Mengeluarkan sabdanya.
Contohnya antara lain :
‫الذين أمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم األمن وهم مهتدون‬

“orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82)
2) Sebab yang berupa Hadis
Artinya pada waktu itu terdapat suatu Hadis, namun sebagian sahabat merasa kesulitan
memahaminya, maka kemudian muncul Hadis lain yang memberikan penjelasan
terhadap Hadis tersebut. Contoh adalah Hadis yang berbunyi:
‫إ ن هلل تعالى ملئكة في الرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في المرء من‬
‫خير أو شر‬
“sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara
melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)6
3) Sebab yang berupa perkaitan
Yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat sebagai contoh adalah
persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada waktu
Fath makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada nabi SAW seraya
berkata: “Saya Bernazar Akan Shalat Dibaitul Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat
tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat Di Sini, yakni masjidil haram itu lebih utama”.
Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya,
seandainya kamu shalat disini (Masjid Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi
bagimu untuk memnuhi nazarmu”.
Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid AlHaram Itu
Lebih Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid Al-Haram”. (H.R.
Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya).7

6
M.Agus Solahudin dan Agus Suyadi. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia. 2013.
7
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi
.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.

8
5. Perbedaan Asbabul Nuzul Dan Asbabul Wurud

Asbabun Nuzul adalah penyebab / peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi


diturunkannya ayat al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Sedang Asbabul Wurud yaitu
penyebab / segala peristiwa yang melatarelakangi diungkapkannya hadits oleh
Rasulullah SAW. Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa Asbabun Nuzul
membicarakan penyebab turunnya ayat, sedang Asbabul Wurud membahas penyebab
terwujudnya hadits.8
Contoh Asbabun Nuzul
Perlu diketahui, penyebab turunnya ayat bisa dikarenakan oleh suatu peristiwa tertentu,
bisa juga karena pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah yang mengakibatkan
turunnya ayat sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.
Bentuk peristiwa
Seperti peristiwa perselisihan antara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari
suku Khasraj, dimana orang-orang yahudi meniupkan intik-intik dan mereka berteriak
“senjata-senjata”. Kejadian ini menyebabkan turunnya ayat Al-Qur’an surah Ali-imran
ayat 100:
‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا ِإن تُطِ يعُوا ف ِريقًا مِ ن الَّذِين أُوتُوا الكِتاب ي ُردُّو ُكم بعد ِإيمانِ ُكم كاف ِِرين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orng yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman”.
Bentuk Pertanyaan
Seperti pertanyaan seputar Zulkarnain yang diajukan kepada Rasulullah, yang diikuti
dengan turunnya ayat dalam surah Al-Kahfi:
‫ويسألُونك عن ذِي القرني ِن ۖ قُل سأتلُو علي ُكم مِ نهُ ذِك ًرا‬
“Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad tentang Zulkarnain, Katakanlah :”Aku
akan bacakan cerita tentangnya”.(QS. Al-Kahfi:83).
Contoh Asbabul Wurud
Seperti hadits yang membicarakan tentang al-Qur’an diturunkan dalam tujuh dialek.

‫سف أخبرنا مالِك عن اب ِن شِهاب عن عُروة‬ ُ ‫ّللا ب ُن يُو‬


ِ َّ ُ‫ – حدَّثنا عبد‬2241) 266 ‫ص‬/ 8 ‫صحيح البخاري – (ج‬
‫ّللاُ عنهُ يقُو ُل سمِ عتُ هِشام‬
َّ ‫ضي‬ ِ ِ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ا‬ َّ
‫ط‬ ‫خ‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ُم‬ ‫اري ِ أنَّهُ قال سمِ عتُ ع‬ ِ ‫الرحم ِن ب ِن عبد الق‬ ُّ ‫ب ِن‬
َّ ‫الزبي ِر عن عب ِد‬
َّ
ُ‫ّللاُ علي ِه وسلم أقرأنِيها وكِدت‬ َّ
َّ ‫ّللا صلى‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ان على غي ِر ما أقرؤُها وكان ر‬ ِ ‫سورة الفُرق‬ ُ
ُ ‫ِيم ب ِن حِ زام يقرأ‬
ِ ‫بن حك‬
ُ َّ
ُ‫ّللاُ علي ِه وسلم فقلتُ إِنِي سمِ عت‬ َّ
َّ ‫ّللا صلى‬ ِ َّ ‫سول‬ ُ َّ ُ
ُ ‫أن أعجل علي ِه ث َّم أمهلتُهُ حتى انصرف ث َّم لبَّبتُهُ بِ ِردائِ ِه ف ِجئتُ بِ ِه ر‬

8
https://www.almursi.com/asbabun-nuzul-dan-asbabul-wurud/ di akses pada tanggal 8/09/2022 pukul 12.12
PM

9
‫هذا يقرأ ُ على غي ِر ما أقرأتنِيها فقال لِي أرسِلهُ ث ُ َّم قال لهُ اقرأ فقرأ قال هكذا أ ُن ِزلت ث ُ َّم قال لِي اقرأ فقرأتُ فقال هكذا‬
‫أُن ِزلت إِ َّن القُرآن أُن ِزل على سبع ِة أح ُرف فاقر ُءوا مِ نهُ ما تيسَّر‬

“Abdullah bin Yusuf telah bercerita kepada saya, Malik telah menceritakan pada saya
dari Ibn Syihab dari Urwah bin Zubair dari Abdur rahman bin Abdul Qari, dia berkata:
“saya mendengar Umar bin Khathab berkata: “saya mendengar Hisyam bin Hakim bin
Hisyam membaca surat al-Furqan dengan bacaan selain yang telah saya baca, padahal
Rasulullah saw telah nenbacakan pada saya. Hampir saja saya bertindak terhadap
Hisyam. Kemudia saya menunda tindakan saya sampai ia pulang ke rumahnya.
Kemudian saya menyeret lengan bajunya untuk mendatangi Rasulullah saw
bersamanya. Saya berkata pada Rasulullha saw : bahwa saya mendengar oarng ini
membaca ayat yang bukan seperti yang dibacakan Rasulullah. Kemudian Nabi
memerintahkan saya “lepaskan orang tersebut”. Kemudian Nabi merkata kepada
Hisyam :”bacalah”. Hisyam pun membaca. Kemudian nabi bersabda:”sesungguhmya
al-Quran itu diturunkan dengan tujuh huruf (dialek), maka bacalah mana yang mudah
daripadanya”.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan Asbabul Nusul dan Asbabul Wurud dapat kita ketahui bahwa
keduanya memliki perbedaan yaitu Asbabul warud al-hadis merupakan konteks
historisitas yang melatar belakangi munculnya suatu hadis. Ia dapat berupa peristiwa
atau pertanyaan yang terjadi pada saat hadis itu di sampaikan nabi SAW. Dengan lain
ungkapan, asbabul wurud adalah faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya suatu
hadis. Sedangkan Asbabul Nuzul adalah suatu konteks yang melatar belakangi
turunnya ayat suci Al-Qura’an.
B. Saran
Untuk memahami suatu hadist diperlukan cara atau alat untuk memahami nya yaitu
dengan Asbabul wurud. Sebagai salah satu disiplin ilmu dalam studi hadis, asbabul
wurud mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam rangka memahami maksud
suatu hadis secara lebih baik. Pemahaman yang mengabaikan asbabul wurud,
cenderung dapat terjebak kepada arti tekstual saja dan bahkan dapat membawa
pemahaman yang keliru.dengan Asbabul wurud kita dapat mengasah pemikiran
kita,agar mampu berfikir secara ilmiah. Sedangkan untuk memahami Al-Qur’an harus
menggunakan Asbabul Nuzul.

11
Daftar pustaka

Ahmad, Muhammad .2000. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia.


Ash-shiddieqy, M. Hasbi. 2013. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.
Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Ismail , Syuhudi.1994. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah
Ma'ani alHadits Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal .
Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Mudasir.2010.Ilmu Hadis.Bandung: CV.Pustaka Setia
Munawwar, Said Agil Husin dan Abdul Mustaqim. 2001.Asbabul wurud
Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahman, Fatchur. 1974.Ikhtishar Mushthalahul Hadis. Bandung : Al
Ma’arif.
Sahrani, Sohari.2010.Ulumul Hadits.Bogor : Ghalia Indonesia
Soetari, Endang.2005. Ilmu Hadits: Kajian Riwayah dan
Dirayah.Bandung: Mimbar Pustaka.
Solahudin,Agus & agus suyadi.2013.Ulumul Hadis.Bandung: CV. Pustaka
Setia
Suparta, Munzier. 2008.Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo.
Wijaya , Suwarta, dkk.2006. Asbabul Wurud. Jakarta: Kalam Mulia

12

Anda mungkin juga menyukai