Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Integrasi dan Disintegrasi


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah IPS 1 MI/SD

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Waluyo Satrio Adji, M.Pd.I

Oleh:

AHMAD AKHID YUSUF SAPUTRA (210103110132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
September, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena telah
memberi kesempatan kepada kami untuk menyelsaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi dan Disintegrasi” dengan tepat
waktu.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah IPS 1 MI/SD. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu atau wawasan bagi pembaca dan
penulis tentang “Integrasi dan Disintegrasi”.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kapada Bapak Waluyo Satrio Adji,


M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah “IPS 1 MI/SD”. Tugas yang telah diberikan ini semoga
dapat menambah wawasan terkait “ Integrasi dan Disintegrasi”.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 08 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................1
BAB II ISI
A. Pengertian Integrasi dan Disintegrasi Sosial .................................................. 2
B. Jenis-Jenis Integrasi Sosial ............................................................................... 3
C. Historis, Sosiologis, Politik Integrasi Sosial ..................................................... 5
D. Esensi dan Urgensi .............................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................11
B. Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kesatuan yang pada dasarnya mengandung kerawanan
akibat keanekaragaman suku bangsa, Bahasa, agama, ras, dan etnis golongan. Hal tersebut
merupakan faktor yang mempengaruhi potensi timbulnya konflik sosial. Semakin marak dan
meluasnya konflik akhir-akhir ini merupakan suatu pertanda turunnya rasa nasionalisme yang
ada pada masyarakat. Seperti halnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang berhasil
berdisintegrasi dari Indonesia. Masalah ini merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan
kelangsungan hidup bangsa ini. Dimana nilai-nilai Pancasila sudah hilang. Hal ini diperkuat
dengan ditetapkannya peraturan presiden No. 7 Tahun 2021 tentang rencana aksi nasional
pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme tahun 2020 – 2024. Dengan pertimbangan adanya gejolak meningkatnya ancaman-
ancaman tersebut dimasyarakat yang dapat mengancam hak rasa aman dan stabilitas keamanan
nasional. Maka dari itu untuk memperoleh kemerdekaan menjadi penanda perlunya penguatan
kembali integrasi bangsa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian integrasi sosial dan disintegrasi?
2. Apa saja jenis-jenis integrasi dan disintegrasi?
3. Bagaimana urgensi integrasi sosial dan disintegrasi di Indonesia saat ini?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada makalah ini adalah
untuk menjelaskan
1. Mengetahui pengertian integrasi sosial dan disintegrasi
2. Mengetahui jenis-jenis dari integrasi sosial dan disintegrasi
3. Mengetahui urgensi integrasi sosial dan disintegrasi di Indonesia saat ini

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Sosial dan Disintegrasi


1. Integrasi Sosial
Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national integration”.
"Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari bahasa latin
integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi
dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation”
artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar
belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.1 Ada
pengertian dari para ahli atau pakar asing mengenai istilah tersebut. Misalnya, Kurana
(2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga
negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah,
dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu.
Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur.
Menurut Saafroedin Bahar (1996), Integrasi adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Menurut Riza Noer Arfani (2001), integrase
adalah Pembentukan suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan
budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah. Menurut Djuliati Suroyo (2002), integrase
dimaknai sebagai Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah
negara yang berdaulat. Sedangkan menurut Ramlan Surbakti (2010), integrasi adalahProses
penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalamsuatu
identitas nasional.
Berdasar uraian para ahli di atas, dapat kita pahami bahwa secara terminologi, istilah
integrasi nasional memiliki keragaman pengertian, sesuai dengan sudut pandang para ahli.
Namun demikian kita dapat menemukan titik kesamaaannya bahwa integrasi dapat berarti
penyatuan, pembauran, keterpaduan, sebagai kebulatan dari unsur atau aspek aspeknya.
Dalam mengarungi kehidupannya, sebuah negara-bangsa (nation state) selalu dihadapkan

1 Ismail
dan Sri Hartati. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara di Indonesia. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media Hal. 46
2
pada upaya bagaimana menyatukan keanekaragaman orang–orang yang ada di dalamnya
agar memiliki rasa persatuan, kehendak untuk bersatu dan secara bersama bersedia
membangun kesejahteraan untuk bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu, bagaimana
mungkin suatu negara-bangsa bisa membangun, jika orangorang yang ada di dalam negara
tersebut tidak mau bersatu, tidak memiliki perasaan sebagai satu kesatuan dan tidakbersedia
mengikatkan diri sebagai satu bangsa. Suatu negara-bangsa membutuhkan persatuan untuk
bangsanya yang dinamakan integrasi nasional. Dapat dikatakan bahwa sebuah
negara/bangsa yang mampu membangun integrasi nasionalnya akan memperkokoh rasa
persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi nasional merupakan
salah satu tolok ukur persatuan dan kesatuan bangsa.2

2. Disintegrasi Sosial
Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-
bagian yang saling terpisah. Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya
sering tidak berangkat dari idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang
mendasar dari perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti
masalah otonomi daerah, keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan
hal-hal yang sejenis. Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena
perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada
daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih,
sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Apalagi sekarang ini memasuki era globalisasi,
dimana jalinan informasi dan komunikasi sudah saling terbuka di seluruh dunia.
Disintegrasi nasional sebetulnya tidak hanya menadi tanggung jawab pemerintah saja,
tetapi menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat. Masyarakat memiliki peranan penting
untuk berupaya menjaga keutuhan bangsa Indonesia ini dengan sebaik-baiknya.3
B. Jenis – Jenis Integrasi Sosial

2 Nurwardani Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia. Hal 54-56
3 Ibid hal, 65

3
Integrasi nasional bisa diterapkan dalam berbagai bentuk atau jenis. Hal itu bergantung pada
situasi ataupun kondisi suatu masyarakat atau negara yang ada. Begitu pula dengan caranya
yang berbeda-beda pula. Adapun beberapa jenis integrasi nasional adalah sebagai berikut :
1. Integrasi Asimilasi
Merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang menghilangkan ciri khas
kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat. Dalam hal ini, negara berusaha
meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan menjadi satu kebudayaan yang sifatnya
lebih mudah diterima oleh semua masyarakat. Pastinya hal itu bertujuan untuk mewujudkan
integrasi nasional di tengah keberagaman budaya dan sosial masyarakat. Cara ini cukup
efektif untuk mencegah adanya saling klaim ataupun sifat etnosentrisme.
2. Integrasi Akulturasi
Merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas
kebudayaan asli di suatu lingkungan. Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara ini
sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam menciptakan persatuan dan kesatuan
masyarakatnya. Meskipun demikian juga tetap menghargai dan memelihari nilainilai
budaya tertentu dengan baik sebagai bentuk identitas budaya maupun sosial.4
3. Integrasi Normatif
Integrasi normatif merupakan integrasi yang diakibatkan dari adanya kesepakatan bersama
dalam menentukan norma-norma yang berlaku di masyarakat, misalnya membuat
kesepakatan tidak akan menyerang atau berperang satu sama lain. Contoh integrasi normatif
di Indonesia adalah penerapan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, untuk mempersatukan
bangsa-bangsa di Indonesia sebagai suatu kesatuan.
4. Integrasi Fungsional
Sesuai dengan namanya, integrasi fungsional merupakan integrasi yang terjadi akibat
adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat. Setiap kelompok mempunyai fungsinya
masing-masing, sehingga masyarakat berintegritas karena saling bergantung untuk
memenuhi kebutuhan satu sama lain. Hal ini biasanya terjadi akibat perbedaan kondisi

4 Ismail dan Sri Hartati. Loc.cit hal. 48-49


4
geografis setiap wilayah, di mana memiliki kekayaan sumber daya alam yang berbeda-
beda.5
5. Integrasi Koersif
Integrasi koersif merupakan integrasi yang terjadi berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
penguasa, di mana adanya pihak lain (yang berkuasa atau berwenang) yang mendorong
terjadinya integrasi atau dengan paksaan.
6. Integrasi Instrumental
Terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya keseragaman antar individu dalam
lingkungan masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya kesamaan atau keseragaman
antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.
7. Integrasi Ideologis
Terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis yang kuat tanpa
adanya paksaan.6
C. Historis, Sosiologis, Politik Tentang Integrasi Sosial
1. Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia
Menurut Suryono (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami
pembangunan integrasi sebelum bernegara indonesia yang merdeka. Menurutnya terdapat
tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di indonesia, yaitu:
a) Model Integrasi Imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris
pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang
diperintah langsung oleh raja dan saudarasaudaranya. Konsentris kedua adalah wilayah
di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaankerajaan otonom.
Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana Majapahit
menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan Champa,
Kamboja, Ayudyapura (Thailand).
b) Model Integrasi Kolonial

5 ChintyaKusuma Dewi. Pengertian dan Bentuk Integrasi Sosial-Materi Sosiologi Kelas 11. 2022.
https://www.zenius.net/blog/materi-sosiologi-integrasi-sosial (diakses pada tanggal 13 September 2022
pukul 14.43 WIB)
6 Muhammad Supraja. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta (2015) Azzagrafika. Hal. 54

5
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia
Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang
dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi
wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari
ambtenaarambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan
dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa
yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman
bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada
penguasa kolonial.
c) Model Integrasi Nasional Indonesia Model integrasi ketiga ini merupakan proses
berintegrasinya bangsa Indonesia sejak bernegara merdeka tahun 1945. Meskipun
sebelumnya ada integrasi kolonial, namun integrasi model ketiga ini berbeda dengan
model kedua. Integrasi model kedua lebih dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia
Belanda) mendukung pemerintahan kolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan
penguasaan wilayah. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan
yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan
(nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi
nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri
orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik
etis pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan organisasi-organisasi pergerakan
baik yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan
dan kelompok perempuan. Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa
mereka adalah bangsa jajahan yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin
menjadi bangsa merdeka dan sederajat dengan bangsabangsa lain. Mereka berasal dari
berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan penderitaan
sehingga bersatu menggalang kekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa,
Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku
Mohammad Hasan dari Aceh. Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa
tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

6
1) Masa Perintis Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan
melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan
munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi
Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2) Masa Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri
bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam tersebut menyatakan diri sebagai satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air,
satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
3) Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan
dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI
(Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen.
Namun, perjuangan menuntut Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil.
4) Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan
bangsa Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu
bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa lain.
Nasionalisme telah mendasari bagi pembentukan negara kebangsaan Indonesia
modern. Dari sisi politik, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
pernyatan bangsa Indonesia baik ke dalam maupun ke luar bahwa bangsa ini telah
merdeka, bebas dari belenggu penjajahan, dan sederajat dengan bangsa lain di dunia.
Dari sisi sosial budaya, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan
“revolusi integratifnya” bangsa Indonesia, dari bangsa yang terpisah dengan
beragam identitas menuju bangsa yang satu yakni bangsa Indonesia.7
2. Pengembangan Integrasi di Indonesia

7 Ismail
dan Sri Hartati. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara di Indonesia. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media Hal. 54-57
7
Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada lima
pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa.
Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat
integrasi suatu negara adalah:
a) Adanya ancaman dari luar Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi
masyarakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika
menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke
Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yang
sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat berintegrasi ketika ada
musuh negara yang datang atau ancaman bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya
anggapan musuh dari luar mengancam bangsa juga mampu mengintegrasikan
masyarakat bangsa itu.
b) Gaya Politik Kepemimpinan Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan
atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai
rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang
sebelumya tercerai berai. Misal Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik
sebuah kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya.
Adakah pemimpin kita yang mampu menyatukan seperti ini?
c) Kekuatan lembaga-lembaga politik Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat
menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat
menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang
beragam. Pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.
d) Ideologi Nasional Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan
disepakati. Ideologi juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara
menuju visi atau tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi
menerima satu ideologi yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut bersatu.
Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang bisa mempersatukan masyarakat Indonesia
adalah Pancasila. Pancasila merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional.
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat nilai-nilai bersama. Dengan nilai itu
kelompok-kelompok masyarakat di daerah itu bersedia bersatu.
8
e) Kesempatan pembangunan ekonomi Jika pembangunan ekonomi berhasil dan
menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu
kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan
atau ketimpangan. Orang–orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau
merasa satu bangsa dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan
kekayaan secara tidak adil. Banyak kasus karena ketidakadilan, maka sebuah
masyarakat ingin memisahkan diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan
pembangunan ekonomi yang merata maka hubungan dan integrasi antar masyarakat
akan semakin mudah dicapai.
D. Esensi dan Urgensi Integrasi Sosial
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat
suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian
yang diderita, baik kerugian berupa fisik material seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekhawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Di sisi lain,
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara di mana semestinya dapat
digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat akhirnya harus
dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa
diwarnai dengan konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga menyimpan
potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta
konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan menyimpan
potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan
cara dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya, integrasi masyarakat merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara sehingga perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan
9
untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang bersangkutan.
Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Gambar diatas merupakan kasus yang dapat memicu terjadinya disintegrasi sosial. Dalam gambar
tersebut terjadi kasus Konflik Ambon Menurut Yayasan Denny JA, konflik Ambon, Maluku
merupakan konflik terburuk yang terjadi di Indonesia setelah reformasi. Di mana telah
menghilangkan nyawa sekitar 10.000 orang. Diberitakan Kompas.com (19/1/2020), konflikAmbon
berlangsung pada 1999 hingga 2003. Dalam konflik tersebut tercatat ribuan warga meninggal,
ribuan rumah dan fasilitas umum termasuk tempat ibadah terbakar. Bahkan ratusan ribu warga
harus meninggalkan rumahnya untuk mengungsi dan meninggalkan Maluku atas konflik tersebut.
Konfik Ambon berlangsung selama empat tahun.8

8 ArbainRambey. Kerusuhan Mei 1998.


https://www.kompas.com/skola/image/2020/02/06/190000569/kasus-kekerasan-yang-dipicu-masalah-
keberagaman-di-indonesia (diakses pada tanggal 15 September 2022 pukul 15.30 WIB)
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau
bulat. “Nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar
belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik. Integrasi politik
dibagi menjadi lima jenis yakni : integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi
elit-massa, dan integrasi tingkah laku. Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika
integrasi berarti penyatuan, keterpaduan antar elemen atau unsur yang ada di dalamnya,
disintegrasi dapat diartikan ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur-unsur yang sama.
Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada
dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi
di masyarakat. Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian,
tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang.

B. Saran

Tentu dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Setelah
kita mengetahui tentang fungsi kuadrat dan grafik fungsinya di atas, kita semakin bertambah
pengetahuan, maka dari itu agar pengetahuan kita bermanfaat mari kita sama-sama
mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh agar bermanfaat bagi orang lain dan khususnya
untuk diri kita sendiri.

11
DAFTAR RUJUKAN

Nurwardani Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Astawa Putu Ari. 2017. Integrasi Nasional. Makalah Universitas Udayana

Agus Andi Aco. 2020. Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS
UNM

Sudrajat Adjat dkk. 2017. Meneguhkan Ilmu-Ilmu Sosial Keindonesiaan. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Supraja Muhammad. 2015. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Azzagrafika

Ismail dan Sri Hartati. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara di Indonesia. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media

Dawwas Rizal. 2021. Upaya Penanggulangan Disintegrasi Nasional dalam Menjaga Persatuan
Indonesia. Jurnal Hukum Universitas Muhammadiyah Purworejo

Milala Aldora Klarisa. 2021. Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional. Makalah Pendidikan
Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Arbain Rambey. Kerusuhan Mei 1998.


https://www.kompas.com/skola/image/2020/02/06/190000569/kasus-kekerasan-yang-dipicu-
masalah-keberagaman-di-indonesia (diakses pada tanggal 15 September 2022 pukul 15.30 WIB)
Chintya Kusuma Dewi. Pengertian dan Bentuk Integrasi Sosial-Materi Sosiologi Kelas 11. 2022.
https://www.zenius.net/blog/materi-sosiologi-integrasi-sosial (diakses pada tanggal 13 September
2022 pukul 14.43 WIB)

12

Anda mungkin juga menyukai