Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Pendidikan Kewarganegaraan Afrinaldy Rustam, S.IP,M.Si

INTEGRASI NASIONAL

KELOMPOK 2 :

Aniratul Hikmah : 12070520634


Aulia Sindyani : 12070520680
Hanifah Salsabila : 12070520620

ADMINISTRASI NEGARA 2/G


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2021/1442 H
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
kepada saya sehingga saya diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah ini. Terimakasih bagi Dosen Pengampu, pembimbing saya yang telah memberi
pengarahan dalam pembuatan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat
membantu dalam menambah ilmu pengetahuam mengenai Integrasi Nasional.

Mohon maaf jika terdapat suatu kesalahan baik dalam penulisan ataupun dalam
tata bahasa penulisan makalah. Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah
ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Saya sangat berbesar hati dan berlapang
dada apabila Bapak/Ibu Dosen, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan
saran dan kritiknya.

Sabtu, 27 Maret 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional ................................................. 3


2.2 Jenis-Jenis Integrasi Nasional ................................................. 4
2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional ............................................ 5
2.4 Ancaman-Ancaman Integrasi Nasional .................................. 8
2.5 Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Indonesia ....................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................. 13


3.2 Saran ...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mengarungi kehidupannya, sebuah negara-bangsa (nation state)
selalu dihadapkan pada upaya bagaimana menyatukan keanekaragaman orang-
orang yang ada di dalamnya agar memiliki rasa persatuan, kehendak untuk
bersatu dan secara bersama bersedia membangun kesejahteraan untuk bangsa
yang bersangkutan. Oleh karena itu, bagaimana mungkin suatu negara dan
bangsa bisa membangun, jika orang-orang yang ada di dalam negara tersebut
tidak mau bersatu, tidak memiliki perasaan sebagai satu kesatuan dan tidak
bersedia mengikatkan diri sebagai satu bangsa.

Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah tahun 1945,


membangun integrasi juga menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat
menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah
memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat
kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih mengutamakan membangun
kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi pribadi
kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional
melalui pembangunan integrasi bangsa. Kedua, bagi negara-negara baru,
tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja karena perilaku
pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang
bersangkutan.

Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri


dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah
bangsa yang besar. Suku-suku itu memiliki pertalian primordial yang merupakan
unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan etnik yang selanjutnya
menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan dan
kesetiaan etnik adalah sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun kesetiaan
nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik ini tidak diperhatikan atau
terganggu, mereka akan mudah dan akan segera kembali kepada kesatuan
asalnya. Sebagai akibatnya mereka akan melepaskan ikatan komitmennya
sebagai satu bangsa.

1
Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan
integrasi bangsa menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan
integrasi nasional selalu menghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan.
Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga akan semakin
membangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis,
rasialis atau gerakan keagamaan. Integrasi diperlukan guna menciptakan
kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang diciptakan (identitas
nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi
nasional, dan sebagainya.

Intergrasi nasional sangatlah dibutuhkan dalam menyatukan berbagai


macam perbedaan yang ada di Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu
antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan
sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula
terpisah mejadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal
menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada serta menyatukan
berbagai macam agama di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Integrasi Nasional?
2. Apa-apa sajakah jenis-jenis Integrasi Nasional?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional?
4. Apa sajakah ancaman-ancaman terhadap Integrasi Nasional?
5. Seberapa pentingkah Integrasi Nasional bagi bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Integrasi Nasional
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Integrasi Nasional
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional
4. Untuk mengetahui ancaman yang mengancam Integrasi Nasional
5. Untuk mengetahui pentingnya Integrasi Nasional bagi bangsa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national
integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan
arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi
kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation” artinya bangsa sebagai bentuk
persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu
wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.1

Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas


bersama di antara warga negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta
yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita
mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu. Menurut Suroyo (2002),
integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai
wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial
budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama
karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
Dan pendapat beberapa para Ahli lainnya mengenai pengertian integrasi
nasional diantaranya yaitu :
 Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses penyatuan sebuah bangsa yang meliputi
seluruh aspek kehidupannya, yakni aspek politik, sosial, ekonomi serta budaya.

 Howard Wriggins
Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian yang terpisah dari masyarakat
menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan seluruh
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.

 Myron Weiner
Integrasi nasional merupakan proses dari bermacam kelompok sosial dan
budaya ke dalam satu wilayah, dalam membentuk indentitas nasional.

1
Intan Ahmad dan Paristiyanti Nurwardani Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
Cetakan I, Jakarta, 2016, hlm 55

3
 J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional merupakan cara bagaimana kelestarian dalam persatuan
nasional dalam arti luas bisa didamaikan dengan hak dalam menentukan nasib
sendiri.

 Safroedin Bahar
Integrasi nasional mempunyai arti membuat atau menyempurnakan dengan
jalan menyatukan bermacam unsur-unsur bangsa yang awalnya terpisah-pisah.

2.2 Jenis-Jenis Integrasi Nasional


Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni
aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut
integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan
ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya
(integrasi sosial budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan.
Berdasar pendapat ini, integrasi nasional meliputi: 1) Integrasi politik, 2) Integrasi
ekonomi, dan 3) integrasi sosial budaya.

a. Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal.
Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik
antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat
guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses
politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang
berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama
dan golongan masyarakat Indonesia.

b. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling
ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain,
integrasi ekonomi adalah penghapusan (pencabutan) hambatanhambatan antar
daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya, misal
peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu
menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.

4
c. Integrasi sosial budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi
kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.

Sementara itu, jenis-jenis integrasi nasional menurut Myron Weiner


dalam bukunya berjudul Ramlan Surbakti (2010) dijelaskan bahwa integrasi
nasional dibagi menjadi lima jenis:
 Integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam satu kesatuan dan dalam suatu pembentukan identitas
nasional.
 Integrasi wilayah ialah masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat di atas unit nasional yang lebih kecil.
 Integrasi nilai ialah adanya konsensus pada nilai yang diperlukan dalam
memelihara tertib sosial.
 Integrasi elit-massa ialah massa menunjuk pada masalah hubungan antara
pemerintah dengan yang diperintah.
 Integrasi tingkah laku ialah perilaku integratif yang menunjuk pada
penciptaan tingkah laku yang terintegrasi untuk mencapai tujuan
bersama. 2

2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional


Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat
terintegrasi, apabila:
1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang
dapat dijadikan rujukan bersama. Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang
disepakati maka mereka dapat bersatu, namun jika sudah tidak lagi memiliki
nilai bersama maka mudah untuk berseteru.
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “cross cutting
affiliation” sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”. Jika masyarakat
yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota organisasi yang sama,

2
Intan Ahmad dan Paristiyanti, Nurwardani Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
Cetakan I, Jakarta, 2016, hlm 57

5
maka mereka dapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi
tersebut, bukan lagi pada latar belakangnya.
3. Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-
unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
Apabila masyarakat saling memiliki ketergantungan, saling membutuhkan,
saling kerjasama dalam bidang ekonomi, maka mereka akan bersatu. Namun
jika ada yang menguasai suatu usaha atau kepemilikan maka yang lain akan
merasa dirugikan dan dapat menimbulkan perseteruan.

Integrasi nasional tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor yang
menjadi alasan mengapa integrasi nasional ada. Berikut adalah faktor pendorong,
pendukung serta penghambat dari integrasi nasional

 Faktor Pendorong Integrasi Nasional


a) Adanya persamaan sejarah
Persamaan sejarah, rasa senasib dan seperjuangan pada jaman dahulu
digunakan untuk kemerdekaan Indonesia dan lepas dari penjajah mendorong
integrasi nasional. Namun saat ini rasa senasib dan seperjuangan digunakan
untuk memperkuat stabilitas nasional agar tercipta persatuan Indonesia
dalam integrasi nasional.
b) Adanya ideologi nasional
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang bisa menjadi
pendorong integrasi. Pancasila digunakan sebagai pandangan hidup dalam
kehidupan sehari-hari untuk mengingat Indonesia merupakan negara yang
multikultural.
c) Adanya keinginan untuk bersatu
Indonesia merupakan yang majemuk dan ada dalam unsur
keberagaman. Meskipun begitu, perbedaan tidak menjadi alasan untuk
memunculkan konflik.Justru perbedaan tersebut memunculkan keinginan
untuk mempersatukan perbedaan dalam suatu kesatuan yang utuh.
Mempersatukan bangsa menjadi satu kesatuan yang utuh merupakan salah
satu perwujudan nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
d) Adanya ancaman dari luar
Era globalisasi yang memudahkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya, namun nyatanya juga dapat memberikan dampak buruk bagi
suatu negara. Ancaman dari luar perlu diminimalisir agar terwujudnya
integrasi nasional di setiap lapisan masyarakat yang ada di seluruh wilayah
Indonesia.

6
 Faktor Pendukung Integrasi Nasional
a) Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional sejak
dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Adanya
semangat para pemuda saat itu membuat bahasa Indonesia disepakati
sebagai bahasa pemersatu tanpa memandang perbedaan di dalamnya.
b) Semangat persatuan serta kesatuan dalam bangsa
Persatuan dan kesatuan dibutuhkan untuk menjalin rasa kekeluargaan,
persahabatan serta sikap saling tolong menolong antar sesama dan
nasionalisme. Selain itu, untuk dapat hidup secara berdampingan diperlukan
toleransi serta rasa kemanusiaan.
c) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama,
yakni Pancasila
Pancasila merupakan landasan ideal yang memiliki kedudukan tinggi
serta berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seseorang
yang memiliki jiwa patriotisme tinggi akan menerapkan butir-butir
Pancasila dalam aspek kehidupannya.
d) Adanya rasa serta semangat gotong royong
Sikap gotong-royong merupakan bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan pekerjaan secara bersama serta menikmati hasil pekerjaan
secara adil. Sistem gotong-royong dilakukan tanpa pamrih dan suka rela
oleh masyarakat merurut batas kemampuan masing-masing.

 Faktor Penghambat Integrasi Nasional


a) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Budaya di Indonesia sangatlah majemuk, namun kemajemukan dalam
sektor budaya ini terkadang kurang dihargai oleh sekelompok masyarakat.
Hal ini menyebabkan kebudayaan tersebut menjadi terkikis secara perlahan-
lahan.
b) Kurangnya toleransi antar sesama golongan
Konflik sosial merupakan salah satu hal yang perlu dihindari karena
dapat mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik sosial
sendiri dapat muncul karena kurangnya toleransi. Minimnya toleransi
akhirnya membuat negara menjadi hancur dan integrasi nasional tidak
terwujud.

7
c) Kurangnya kesadaran dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
Globalisasi memicu munculnya sikap individualis dan tidak
memperdulikan kondisi serta situasi yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat
memicu minimnya kesadaran dalam diri masyarakat guna menjaga
persatuan serta kesatuan untuk mewujudkan integrasi nasional. Karena
itulah, diperlukan kiat untuk menumbuhkan karakter bangsa di era
globalisasi agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.
d) Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia membuat sebagian
wewenang serta tanggung jawab pemerintah pusat dilimpahkan ke
pemerintah daerah. Hal ini memicu munculnya ketimpangan dalam bidang
sosial hingga ekonomi. Perlu adanya kesadaran diri agar keadilan sosial
dapat dirasakan oleh masyarakat di semua daerah di Indonesia.

2.4 Ancaman-Ancaman Integrasi Nasinoal

Adanya integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia agar tercipta


keselarasan bangsa di tengah-tengah keadaan masyarakat yang berbeda-beda.
Selain itu, integrasi nasional sangat diperlukan demi keutuhan negara dari
berbagai ancaman. Ancaman tersebut juga berpotensi merusak integrasi nasional.
Secara umum, ancaman terhadap integrasi nasional dibagi menjadi dua, yakni
ancaman militer dan non militer.

A. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman menggunakan kekuatan bersenjata yang


terorganisasi dan mempunyai kemampuan yang bisa membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman
militer ini dibagi menjadi dua, yaitu ancaman dalam negeri dan luar negeri.
1. Ancaman Militer Dalam Negeri
Ancaman militer dalam negeri adalah bentuk ancaman yang datangnya
bersumber dari pihak internal atau dari dalam negeri. Bentuk ancaman ini harus
diwaspadai karena bisa muncul kapan saja tanpa ada tanda-tanda, bisa dalam
skala kecil seperti konflik masyarakat biasa, atau dalam skala besar.
Contoh ancaman militer dalam negeri:

8
• Disintegrasi bangsa, melalui macam-macam gerakan separatis beradasarkan
sebuah sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah
terhadap kebijakan pemerintahan pusat.
• Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran
hak asasi manusia yang pada gilirannya dapat mengakibatkan suatu
kerusuhan masal.
• Upaya penggantian ideologi pancasila dengan ideologi yang lain yang
ekstrem atau tidak sesuai kebiasan dari masyarakat Indonesia.
• Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional.
2. Ancaman Militer Luar Negeri
Ancaman militer luar negeri adalah bentuk ancaman yang datangnya
bersumber dari pihak eksternal atau dari luar negeri.
Contoh ancaman militer luar negeri:
• Pelanggaran batas negara yang dilakukan oleh negara lain.
• Pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
• Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.

Bentuk-Bentuk Ancaman Militer:


1. Agresi
Agresi adalah ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata oleh
negara lain terhadap suatu negara. Hal tersebut dapat membahayakan
kedaulatan, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa
tersebut.
2. Invasi
Invasi yaitu suatu serangan yang dilakukan oleh kekuatan bersenjata dari
negara lain terhadap wilayah NKRI.
3. Bombardemen
Bombardemen adalah suatu penggunaan senjata yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata dari negara lain terhadap NKRI.
4. Blokade
Blokade merupakan kegiatan penghambatan yang biasanya dilakukan di
daerah pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan
bersenjata negara lain.
5. Spionase
Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh negara lain terhadap
suatu negara yang kegiatannya berupa mata-mata. Hal tersebut bertujuan
untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia militer suatu negara.

9
6. Sabotase
Sabotase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara dengan
tujuan untuk merusak instalasi militer dan objek vital nasional. Tentunya
sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
7. Perang saudara
Terjadinya perang saudara yang menggunakan senjata juga termasuk
ancaman militer.

B. Ancaman Non Militer

Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda


dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat
seperti ancaman militer. Ancaman nonmiliter bisa berbentuk ancaman terhadap
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.

Bentuk-Bentuk Ancaman Nonmiliter


 Ancaman Berdimensi Ideologi
Ancaman tersebut pernah terjadi pada Uni Soviet yang mengalami perubahan
dari ideologi komunis menjadi liberal. Sistem politik internasional mengalami
perubahan semenjak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak populer
lagi.
 Ancaman Berdimensi Politik
Politik merupakan instrumen utama dalam menggerakkan perang. Hal ini
membuktikan ancaman politik bisa menumbangkan suatu rezim pemerintahan,
bahkan juga bisa menghancurkan suatu negara.
 Ancaman Berdimensi Ekonomi
Ekonomi merupakan satu di antara penentu posisi tawar dari setiap negara dalam
pergaulan internasional. Kondisi ekonomi tentu sangat menentukan dalam
pertahanan negara.
 Ancaman Berdimensi Sosial Budaya
Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, serta ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik
vertikal antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, beserta konflik
horizontal yakni suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
 Ancaman Berdimensi Teknologi Informasi

10
Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
sangat pesat serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh
masyarakat, namun kejahatan juga terus mengikuti perkembangan tersebut.
 Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum
a. Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal
gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami.
b. Ancaman yang disebabkan oleh manusia, misal penggunaan obat-obatan
dan penggunaan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran,
hingga kecelakaan alat-alat transportasi.

2.5 Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Indonesia


Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa, dapat
pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang
semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah. Masalah
integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk
mewujudkannya diperlukan keadilan kebjaksanaan yang diterapkan oleh
pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan sebagainya.
Upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian
dari upaya membangun dan membina stabilitas politik, di samping upaya lain
seperti keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme
parlemen. Dengan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap
perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia.3

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan bagi setiap negara,
salah satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi dapat mencapai
tujuan yang ada di Indonesia. Integrasi masyarakat tidak sepenuhnya dapat
diwujudkan, karena setiap masyarakat dapat melakukan suatu tindakan atau
konflik bagi negaranya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya
dengan baik untuk mengintegrasikan masyarakat. Seperti halnya pada era
reformasi tahun 1998, berbagai macam perbedaan suku,budaya dan agama bahkan
kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga
dengan adanya integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam perbedaan
dapat dilakukan.
3
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Arfino Raya, Bandung, 2015, hlm 68

11
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama.
Oleh sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat
masyarakat Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut
membuat upaya integrasi tidak terwujud. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat
Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik
terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat
ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional
susah diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu
kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal ika.

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada


tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat
mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan
di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama
sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan
Indonesia. Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan
masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih
berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu,
integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional
merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang
ada di Indonesia.

Menguat dan melemahnya integrasi nasional di Indonesia, menurut Bhakti


(1994:25), tidak ditentukan hanya oleh perkembangan politik, pertahanan
keamanan, ekonomi dan sosial budaya di dalam negeri, tetapi juga oleh
perkembangan situasi internasional, khususnya di kawasan terdekat, yakni Asia
Tenggara dan Pasifik Selatan. Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis,
yang berdiam di wilayah-wilayah perbatasan memiliki kaitan dengan para
penduduk di negara-negara tetangga. Perkembangan politik, pertahanan, ekonomi
dan sosial budaya negara-negara tetangga tersebut tentunya akan memberi
dampak-dampak positif maupun negatif terhadap integrasi nasional Indonesia.4

4
Tukiran Taniredja dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Pradigma Terbaru untuk Mahasiswa,
Alfabeta, Bandung, 2010, hlm 82

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Istilah Integrasi Nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national
integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. “Nation”
artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar
belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.
Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Adanya integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia agar tercipta keselarasan
bangsa di tengah-tengah keadaan masyarakat yang berbeda-beda. Selain itu,
integrasi nasional sangat diperlukan demi keutuhan negara.

3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung
jawab terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi
penerus bangsa, tetapi kita adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung
tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa. Kita harus memiliki rasa Integrasi Nasional yaitu suatu sikap
kepedulian terhadap sesama, serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik
terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya, maupun keluarga. Tidak ada kata
terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan yang berlandaskan Pancasia,
berpegang teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” dan bersandar
hukum pada UUD 1945.

13
DAFTAR PUSTAKA

Taniredja, Tukiran. dkk. 2010. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pradigma


Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: CV ALFABETA.

Sulaiman, Asep. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV


Arfino Raya.

Ahmad, Intan dan Paristiyanti Nurwardani. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan


untuk Perguruan Tinggi Cetakan I. Jakarta: Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Iskandar, Harris. 2017. NKRI Harga Mati Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPKn) Paket B Setara SMP/MTS. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Lubis, Yusnawan dan Mohammad Sodeli. 2017. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Khasanah, Nur. Khilya Fa’izia, dan Aprilia Nur Kurniawati. 2019. PR Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XII. Yogyakarta: Intan
Pariwara.

Abdurakhman. Arif Pradono. Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi. 2015. Sejarah
Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kaderi, Alwi. 2015. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin:


Antasari Press.

Basyir, Kunawi. dkk. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: Sunan


Ampel Press (SAP).

14
DOKUMENTASI DISKUSI

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai