INTEGRASI NASIONAL
KELOMPOK 2 :
Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
kepada saya sehingga saya diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah ini. Terimakasih bagi Dosen Pengampu, pembimbing saya yang telah memberi
pengarahan dalam pembuatan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat
membantu dalam menambah ilmu pengetahuam mengenai Integrasi Nasional.
Mohon maaf jika terdapat suatu kesalahan baik dalam penulisan ataupun dalam
tata bahasa penulisan makalah. Saya mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah
ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Saya sangat berbesar hati dan berlapang
dada apabila Bapak/Ibu Dosen, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan
saran dan kritiknya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan
integrasi bangsa menjadi semakin penting. Ironisnya bahwa pembangunan
integrasi nasional selalu menghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan.
Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga akan semakin
membangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan separatis,
rasialis atau gerakan keagamaan. Integrasi diperlukan guna menciptakan
kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang diciptakan (identitas
nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi
nasional, dan sebagainya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Integrasi Nasional
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Integrasi Nasional
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Integrasi Nasional
4. Untuk mengetahui ancaman yang mengancam Integrasi Nasional
5. Untuk mengetahui pentingnya Integrasi Nasional bagi bangsa Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Howard Wriggins
Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian yang terpisah dari masyarakat
menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan seluruh
masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
Myron Weiner
Integrasi nasional merupakan proses dari bermacam kelompok sosial dan
budaya ke dalam satu wilayah, dalam membentuk indentitas nasional.
1
Intan Ahmad dan Paristiyanti Nurwardani Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
Cetakan I, Jakarta, 2016, hlm 55
3
J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional merupakan cara bagaimana kelestarian dalam persatuan
nasional dalam arti luas bisa didamaikan dengan hak dalam menentukan nasib
sendiri.
Safroedin Bahar
Integrasi nasional mempunyai arti membuat atau menyempurnakan dengan
jalan menyatukan bermacam unsur-unsur bangsa yang awalnya terpisah-pisah.
a. Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal.
Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik
antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat
guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses
politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang
berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama
dan golongan masyarakat Indonesia.
b. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling
ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain,
integrasi ekonomi adalah penghapusan (pencabutan) hambatanhambatan antar
daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya, misal
peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu
menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
4
c. Integrasi sosial budaya
Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi
kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.
2
Intan Ahmad dan Paristiyanti, Nurwardani Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
Cetakan I, Jakarta, 2016, hlm 57
5
maka mereka dapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi
tersebut, bukan lagi pada latar belakangnya.
3. Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-
unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
Apabila masyarakat saling memiliki ketergantungan, saling membutuhkan,
saling kerjasama dalam bidang ekonomi, maka mereka akan bersatu. Namun
jika ada yang menguasai suatu usaha atau kepemilikan maka yang lain akan
merasa dirugikan dan dapat menimbulkan perseteruan.
Integrasi nasional tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor yang
menjadi alasan mengapa integrasi nasional ada. Berikut adalah faktor pendorong,
pendukung serta penghambat dari integrasi nasional
6
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
a) Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional sejak
dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Adanya
semangat para pemuda saat itu membuat bahasa Indonesia disepakati
sebagai bahasa pemersatu tanpa memandang perbedaan di dalamnya.
b) Semangat persatuan serta kesatuan dalam bangsa
Persatuan dan kesatuan dibutuhkan untuk menjalin rasa kekeluargaan,
persahabatan serta sikap saling tolong menolong antar sesama dan
nasionalisme. Selain itu, untuk dapat hidup secara berdampingan diperlukan
toleransi serta rasa kemanusiaan.
c) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama,
yakni Pancasila
Pancasila merupakan landasan ideal yang memiliki kedudukan tinggi
serta berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seseorang
yang memiliki jiwa patriotisme tinggi akan menerapkan butir-butir
Pancasila dalam aspek kehidupannya.
d) Adanya rasa serta semangat gotong royong
Sikap gotong-royong merupakan bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan pekerjaan secara bersama serta menikmati hasil pekerjaan
secara adil. Sistem gotong-royong dilakukan tanpa pamrih dan suka rela
oleh masyarakat merurut batas kemampuan masing-masing.
7
c) Kurangnya kesadaran dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
Globalisasi memicu munculnya sikap individualis dan tidak
memperdulikan kondisi serta situasi yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat
memicu minimnya kesadaran dalam diri masyarakat guna menjaga
persatuan serta kesatuan untuk mewujudkan integrasi nasional. Karena
itulah, diperlukan kiat untuk menumbuhkan karakter bangsa di era
globalisasi agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.
d) Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia membuat sebagian
wewenang serta tanggung jawab pemerintah pusat dilimpahkan ke
pemerintah daerah. Hal ini memicu munculnya ketimpangan dalam bidang
sosial hingga ekonomi. Perlu adanya kesadaran diri agar keadilan sosial
dapat dirasakan oleh masyarakat di semua daerah di Indonesia.
A. Ancaman Militer
8
• Disintegrasi bangsa, melalui macam-macam gerakan separatis beradasarkan
sebuah sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah
terhadap kebijakan pemerintahan pusat.
• Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran
hak asasi manusia yang pada gilirannya dapat mengakibatkan suatu
kerusuhan masal.
• Upaya penggantian ideologi pancasila dengan ideologi yang lain yang
ekstrem atau tidak sesuai kebiasan dari masyarakat Indonesia.
• Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional.
2. Ancaman Militer Luar Negeri
Ancaman militer luar negeri adalah bentuk ancaman yang datangnya
bersumber dari pihak eksternal atau dari luar negeri.
Contoh ancaman militer luar negeri:
• Pelanggaran batas negara yang dilakukan oleh negara lain.
• Pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
• Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.
9
6. Sabotase
Sabotase adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara dengan
tujuan untuk merusak instalasi militer dan objek vital nasional. Tentunya
sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
7. Perang saudara
Terjadinya perang saudara yang menggunakan senjata juga termasuk
ancaman militer.
10
Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
sangat pesat serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh
masyarakat, namun kejahatan juga terus mengikuti perkembangan tersebut.
Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum
a. Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal
gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami.
b. Ancaman yang disebabkan oleh manusia, misal penggunaan obat-obatan
dan penggunaan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran,
hingga kecelakaan alat-alat transportasi.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan bagi setiap negara,
salah satunya Indonesia. Sebab masyarakat yang terintegrasi dapat mencapai
tujuan yang ada di Indonesia. Integrasi masyarakat tidak sepenuhnya dapat
diwujudkan, karena setiap masyarakat dapat melakukan suatu tindakan atau
konflik bagi negaranya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya
dengan baik untuk mengintegrasikan masyarakat. Seperti halnya pada era
reformasi tahun 1998, berbagai macam perbedaan suku,budaya dan agama bahkan
kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat mencapai tujuannya sehingga
dengan adanya integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam perbedaan
dapat dilakukan.
3
Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Arfino Raya, Bandung, 2015, hlm 68
11
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama.
Oleh sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat
masyarakat Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut
membuat upaya integrasi tidak terwujud. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat
Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik
terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat
ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional
susah diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu
kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal ika.
4
Tukiran Taniredja dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Pradigma Terbaru untuk Mahasiswa,
Alfabeta, Bandung, 2010, hlm 82
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah Integrasi Nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national
integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. “Nation”
artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar
belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.
Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Adanya integrasi nasional sangat penting bagi Indonesia agar tercipta keselarasan
bangsa di tengah-tengah keadaan masyarakat yang berbeda-beda. Selain itu,
integrasi nasional sangat diperlukan demi keutuhan negara.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memiliki rasa tanggung
jawab terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Tidak hanya sebagai generasi
penerus bangsa, tetapi kita adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung
tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa. Kita harus memiliki rasa Integrasi Nasional yaitu suatu sikap
kepedulian terhadap sesama, serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik
terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya, maupun keluarga. Tidak ada kata
terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan yang berlandaskan Pancasia,
berpegang teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” dan bersandar
hukum pada UUD 1945.
13
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, Nur. Khilya Fa’izia, dan Aprilia Nur Kurniawati. 2019. PR Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XII. Yogyakarta: Intan
Pariwara.
Abdurakhman. Arif Pradono. Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi. 2015. Sejarah
Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
14
DOKUMENTASI DISKUSI
15
16
17