Anda di halaman 1dari 16

INTEGRASI NASIONAL (ASPEK POLITIK)

MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh
KELOMPOK 4
KELAS 20

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS JEMBER
2019
INTEGRASI NASIONAL (ASPEK POLITIK)

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
Dosen Pembimbing :
Lukman Wijaya Baratha, S.Sos., M.A

Oleh
KELOMPOK 4
Novita Purwitaning Dwi (182310101184)
Weni Irianti M (182310101189)
Lidia Tiara Arysta Putri (182310101196)
Nailatus Saadah (182310101201)
Suci Dwi Maysaroh (182410101006)
Lailatul Qomariah (182410101018)
Iga Novinda Rantajaya (182410101020)
Robby Dwi Mas Ababil (182410101069)
Karendhika Argiansyah (182410101120)

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi Nasional
(Aspek Politik)”. Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Lukman Wijaya Baratha, S.Sos., M.A. selaku dosen pembimbing dan
dosen penanggung jawab mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ; dan
2. Teman-teman mahasiswa Mata Kuliah Umum Universitas Jember kelas 20
yang telah membantu.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.

Jember, 20 Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii


PRAKATA ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Pengertian Integrasi Nasional ............................................................. 3
2.2 Integrasi Nasional dalam Aspek Politik Menurut Beberapa Tokoh .. 4
2.3 Syarat Integrasi Nasional .................................................................... 5
2.4 Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional ............................. 6
2.5 Faktor Pendukung Integrasi Nasional ................................................. 6
2.6 Faktor Penghambat Integrasi Nasional ............................................... 6
2.7 Contoh Kasus ..................................................................................... 8
2.8 Hasil Analisa Kasus ............................................................................ 9
BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iv
Page |1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan
keanekaragaman, yang terdiri atas beranekaragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Integrasi nasional
merupakan suatu konsep yang mengarah pada terciptanya keutuhan
bangsa melalui penciptaan konsesus diantara keragaman yang ada. Ide
pokok integrasi nasional adalah memaksimalkan persamaan dan
meminimalkan perbedaan dalam pendayagunaan potesi, pemenuhan
aspirasi, dan penaggulangan setiap masalah kebangsaan. Berkaitan
dengan kondisi bangsa indonesia saat ini bahwa terdapat beberapa aspek
yang berkaitan dengan integrasi nasional.
Integrasi nasional aspek politik merupakan penguat integrasi
nasional, terutama karena kemauan politik ini merupakan jembatan
antara kepentingan nasioal dan kebutuhan masyarakat. Pemberian
kesempatan pada masyarakat lokal untuk mengatur dan mengurus
masalah-masalah tertentu dalam kerangka pemerintahan nasional
merupakan salah satu faktor untuk memperbesar kesadaran, kreatifitas
dan konstribusi mereka kepada kepetigan bangsa.
Saat ini pula bangsa indonesia, masih mengalami krisis
multidimesi yang menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu
masalah utama dari krisis besar itu ialah ancaman disintegrasi bangsa
yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadaran akan pentingnya
kerukunan antar agama, suku, ras dan budaya harus selalu di wujudkan
melalui pemahaman integrasi nasional. Semoga dengan makalah ini, kita
bisa memahami tentang integrasi nasional dalam aspek politik, serta
dapat bereksplorasi akan keilmuawan yang menunjang dalam segala
aspek pendidikan.
Page |2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami integrasi nasional dalam aspek
politik
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mengetahui pengertian integrasi nasional
1.2.2.2 Mengetahui integrasi nasional dalam aspek politik
menurut beberapa tokoh
1.2.2.3 Mengetahui syarat integrasi nasional
1.2.2.4 Mengetahui faktor pendorong tercapainya integrasi
nasional
1.2.2.5 Mengetahui faktor pendukung integrasi nasional
1.2.2.6 Mengetahui faktor penghambat integrasi nasional
Page |3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan
“nasional”. Integrasi berasal dari bahasa inggris, “integrate” yang artinya
menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam kamus
bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan nasional berasaldari bahasa
inggris, “nation” yang artinya bangsa. Maka dari itu, integrasi nasional
adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari satu masyarakat
menjadi satu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa. Dalam
kamus bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan
antropologis.
2.1.1 Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas
2.1.2 Secara Antropologis
Integrasi Nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian
diantara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai
suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Konsep integrasi nasional seperti itu memang mudah untuk sekedar
didefinisikan. Tetapi dalam realita pelaksanaannya, ia merupakan
masalah yang sangat kompleks dan peka. Integrasi melibatkan
kemampuan pemerintah untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh
wilayah. Tetapi kekuasaan itu tentu tidaklah bersifat absolut, apalagi
dengan menggunakan pendekatan kekuasaan militer semata. Upaya
integrasai nasional di lapangan memang membutuhkan kemampuan
pemerintah untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan yang
dinamis, selain upaya-upaya lain seperti peningkatan kesejahteraan
ekonomi dan keadilan diantara kelompok-kelompok yang berintegrasi,
Page |4

menegakkan supremasi hukum dan keadilan yang tidak memihak,


menfasilitasi kontak hubungan budaya yang lebih intensif, peningkatan
kualitas pendidikan multikultural, dan sejenisnya. Menciptakan iklim
kehidupan bermasyarakat, kehidupan berbangsa, dan kehidupan
bernegara yang demokrasi dan dinamis akan membantu pelaksanaan
proses integrasi bangsa atau integrasi nasional yang kondusif.

2.2 Integrasi Nasional dalam Aspek Politik Menurut Beberapa Tokoh


Coleman dan Rosberg melihat integrasi politik sebagai bagian dari
integrasi nasional. Dalam pandangan mereka, integrasi nasional
mempunyai dua dimensi, yaitu vertikal dan horizontal. Menurut mereka,
istilah integrassi politik bersifat vertikal dan bertujuan menjembatani
celah perbedaan yang mungkin ada antara elite dan massa dalam rangka
pengembangan suatu proses politik terpadu dan masyarakat politik yang
berpartisipasi. Adapun yang dimaksud dengan integrasi teritorial adalah
integrasi dalam bidang horizontal dengan tujuan untuk mengurangi
diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses
penciptaan suatu masyarakat politik yang homogen.
Adapun Emerson dan Silvert memahami integrasi nasional dalam
arti yang sama dengan integrasi territorial Coleman dan Rosberg.
Sementara Weiner menampilkan beberapa pengertian integrasi lain
seperti integrasi nilai dan tingkah laku. Dengan demikian, bagi Weiner
masalah integrasi nasional tidak hanya meliputi masalah teritorial elite-
massa saja melainkan lebih luas.
Claude Ake dengan tegas menolak istilah integrasi nasional dan
lebih menyukai integrasi politik. Bagi Ake, istilah integrasi nasional
berbau tautologis. Menurut Ake, istilah nation (bangsa) yang menjadi
akar kata nasional secara normatif mengandung makna kelompok
manusia yang sangat berpadu. Dalam memahami bangsa, ada yang
melihatnya pada aspek komunikasi sosial seperti Karl Deutsch dan ada
pula yang melihat pada unsur kemauan seperti Hans Kohn.
Page |5

Nazarudin sendiri memahami integrasi nasional lebih cenderung


kepada integrasi politik. Baginya istilah integrasi politik tidak mesti
hanya mencakup perbedaan elite-massa saja sebagaimana istilah integrasi
teritorial tidak semata-mata berkaitan dengan masalah wilayah. Konsep
integrasi menurut Coleman dan Rosberg dan tokoh-tokoh lain menurut
Nazarudin terlalu banyak emusatkan diri pada arah dan tujuan integrasi.
Kajian mereka lebih banyak terfokus pada apa yang diintegrasikan ke
dalam proses itu.

2.3 Syarat Integrasi Nasional


Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara
harus mempunyai beberapa hal yang kuat adan pokok. Berikut adalah
syarat integrasi nasional:
2.3.1 Kesadaran
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan
integrasi nasional, khsusunya kesadaran akan perbedaan dan
saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Selain itu
juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2.3.2 Adanya Konsensus Bersama
Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya
ada suatu kesepakatan atau konsensus bersama mengenai aturan
dan nilai dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi penghalang untuk
mewujudkan nilai persatuan dan kesatuan.
2.3.3 Adanya Nilai Dan Norma
Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada
nilai dan norma yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu
memang sudah menjadi kesepakatan bersama sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara. Nilai dan norma
tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok
Page |6

dengan yang lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama
itu seringkali dalam skala nasional yang sifatnya universal atau
menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka juga
beragam.

2.4 Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional


2.4.1 Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan
oleh faktor-faktor sejarah.Adanya ancaman dari luar yang
menyebabkan adanya dan munculnya semangat nasionalisme
dalam kalangan bangsa indonesia
2.4.2 Adanya ideologi nasional yang tercantum di dalam simbol negara
yakni garuda pancasila dan semboyan bhennika tunggal ika
2.4.3 Adanya sikap tekad dan keiginan untuk kembali bersatu di dalam
kalangan bangsa indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam
sumpah pemuda

2.5 Faktor Pendukung Integrasi Nasional


2.5.1 Adaya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaa yang sama
yakni pancasila
2.5.2 Peggunaan bahasa indonesia
2.5.3 Semangat persatua serta kesatuan di dalam bagsa, bahasa dan
tanah air indonesia
2.5.4 Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong-royong,
solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat kuat
2.5.5 Adaya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh
penderitaan semasa penjajahan

2.6 Faktor Penghambat Integrasi Nasional


2.6.1 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki
sifat heterogen
2.6.2 Kurangnya toleransi antar sesama golongan
Page |7

2.6.3 Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat


indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul
dari luar
2.6.4 Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan
ketidak merataan hasil pembangunan
2.6.5 Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan
berbagai perbedaan lainnya menjadi faktor penghambat proses
national integration.
2.6.6 Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas
dan terdiri dari ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas
juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
2.6.7 Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah
menimbulkan rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor
penghambat integrasi.
2.6.8 Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku
sehingga menonjolan kelebihan daerahnya dan meremehkan
budaya suku bangsa yang lain.
Page |8

2.7 Contoh Kasus

SELALU ada yang linier dalam sejarah. Menjelang peringatan


Peristiwa Mei 1998, istilah people power kembali muncul.
Benar, dalam Peristiwa Mei 1998, people power bergerak serentak
menumbangkan rezim Soeharto yang sangat otoriter. Rakyat sudah tidak
tahan lagi, kesabaran sudah habis, sehingga melahirkan gelombang gerakan
yang dahsyat, sampai akhirnya Soeharto bersedia mundur pada 21 Mei
1998.
Sementara wacana people power yang hari-hari ini digaungkan,
memiliki makna yang sedikit berbeda. People power biasanya muncul saat
menghadapi pemimpin yang tiran, seperti saat rakyat Filipina melawan
kekuasaan Presiden Marcos, pada pertengahan decade 1980-an, dan
pengalaman kita sendiri dua dasawarsa kemudian.
Sementara people power yang diwacanakan hari ini adalah untuk
memprotes hasil perhitungan KPU (Komisi Pemilihan Umum) terkait hasil
perhitungan Pilpres 2019, bukan sebuah tindakan protes terhadap rezim
otoriter, sebagaimana pemahaman selama ini.
Dalam pandangan penulis, yang pada Mei 1998 terlibat langsung dalam
aksi massa di jalanan, konsep people power yang sekarang coba
dimunculkan, terasa anomali.
Perhitungan KPU adalah bagian dari proses demokrasi dalam mencari
seorang pemimpin negeri (presiden), mengapa pula harus memakai people
Page |9

power untuk memprotesnya. Melawan proses yang jelas-jelas demokratis


dan transparan, sungguh sulit diterima nalar.
Legawa
Dalam khazanah kearifan lokal tentang nilai-nilai kepemimpinan, salah
satu yang kita kenal adalah legawa. Kosa kata ini berasal dari bahasa jawa,
yang kira-kira artinya besar hati atau ikhlas (seikhlas-ikhlasnya).
Dihubungkan dengan konteks Pilpres 2019, legawa mengandung
makna, ikhlas menerima kekalahan dan tetap rendah hati dalam
kemenangan.
Bagi sebagian elite politik yang berencana menggalang people power
sebagai respons terhadap hasil rekapitulasi KPU, menunjukkan sikap tidak
legawa. Saya kira gerakan people power seperti itu adalah kesia-siaan
belaka.
Masyarakat kita sudah lelah menghadapi kampanye dengan
mengangkat isu politik identitas atau primordial, sejak Pilkada DKI 2017,
yang terus berlanjut hingga Pilpres 2019.
Benar, rangkaian kampanye dalam Pilpres benar-benar menguras energi
dan dana. Bagaimana tidak, kampanye telah berjalan sekitar tujuh bulan.
KPU menggelar lima kali debat.
Masing-masing paslon presiden-wakil presiden, sudah berkeliling ke
seluruh penjuru Tanah Air. Tentu rakyat sudah memiliki penilaian sendiri.
Penilaian rakyat sudah ditentukan pada Rabu (17 April). Dalam hitung
cepat sore hari itu juga, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin diunggulkan bakal
memimpin Indonesia periode 2019-2024, dengan raihan suara berkisar 54-
55 persen suara.
Bila kubu Prabowo tetap mengklaim sebagai pemenang, berdasarkan
survei internal, boleh-boleh saja itu dilakukan, tanpa harus memobilisasi
massa.
2.8 Hasil Analisa Kasus
Menurut tanggapan kami, ada sisi baiknya dan ada sisi buruknya.
Sisi baiknya adalah berakhirnya pemerintahan yang otoriter setelah
bertahun-tahun berkuasa di Indonesia, turunnya presiden Soeharto
P a g e | 10

membawa dampak baik bagi bangsa, karena sudah tidak merasa tertekan,
teraniaya akan ekonomi yang melemah dan mahal harga kebutuhan
pokok, serta kebebasan dewan pers untuk meliput politik dalam negeri
dan luar negeri,sisi buruknya terjadi kekerasan dimana-mana, banyak
yang meninggal akibat kerusuhan.
Sebenarnya adanya people power pada 2019 tidaklah sama dengan
people power yang terjadi pada tahun 1998. Tujuan di people power
tahun 1998 adalah untuk menurunkan pemerintahan memburuk kala itu
sedangkan people power yang di gadang-gadang akan terjadi pada Mei
2019 ialah untuk mengkritis pihak KPU untuk menyelediki tindak
kecurangan yang terjadi pada pemilu tahun ini.
Untuk memprotes hasil perhitungan KPU tetkait hasil perhitungan
pilpres 2019 bukan sebuah tindakan protes terhadap rezim otoriter
sebagaimana yang pernah terjadi ditahun 1998.
People power yang terjadi saat ini dapat menimbulkan
kemungkinan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya bisa
saja terbukti terdapat kecurangan sehingga dapat diminimalisir. Dampak
negatifnya adalah adanya pertikaian ditengah masyarakat dan
menghabiskan dana yang lebih banyak lagi untuk melaksanakan pemilu
ulang.
P a g e | 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan
proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa
dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam
Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah
untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

3.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena
dari integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang
ada di indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi
dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-beda
suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang
satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta
berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional
Bagi Bangsa Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional
Bagi Bangsa Indonesia, diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang
baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan
yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak
adanya konflik dalam negara ini.
P a g e | 12

DAFTAR PUSTAKA

Herdiawanto, H. F. F. Wasitaatmadja, dan J. Hamdayama. 2019.


Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenadamedia
Group
Wibowo, I. 2000. Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik
Rakyat Cina. Jakarta: Gramedia.
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Bumi aksara.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/15/16152321/people-power-dan-jiwa-
besar-elite-politik?page=all

Anda mungkin juga menyukai