Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar BeIakang
Manusia, secara kodrati merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki
identitas sebagai mahluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial, manusia senantiasa dihadapkan pada kenyataan yang sangat kompleks,
terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini
menimbulkan perlunya wadah yang terwujud (terejawantah) dalam berbagai
bentuk asosiasi, misalnya asosiasi ekonomi, asosiasi pendidikan, asosiasi
spiritual, asosiasi negara, dan sebagainya. Dari sejumlah asosiasi yang ada,
asosiasi negara merupakan asosiasi terpenting karena didirikan untuk mengatur
berbagai sistem kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, serta ketertiban dan
keamanan bersama.
Dalam sebuah negara, sebagai rakyat harus tunduk dan patuh kepada
kekuasaan negara. Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam
suatu negara, rakyat dapat dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk.
Sedangkan berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negara, rakyat dapat
dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Rakyat dalam
jumlah besar yang merupakan kumpulan masyarakat yang membentuk negara
disebut bangsa. Bangsa menurut Ernest Renan(Perancis) adalah sekelompok
manusia yang berada dalam suatu ikatan bathin yang dipersatukan karena
memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang sama walaupun didalam suatu
kelompok
Dalam arti sosiologis, bangsa termasuk kelompok paguyuban yang secara
kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam
satu negara. Untuk mempertahankan identitas suatu bangsa dan kedaulatan
suatu negara, setiap warga negara harus memiliki sikap
kebangsaan nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat,
berbanga dan bernegara.
Dalam hal ini penulis akan membahas lebih jauh bagaimana hakikat Negara
dan bangsa dalam bingkai Negara kesatuan Republic ndonesia.






1.2. Rumusan MasaIah
1. Bagaimana tentang Hakikat Bangsa ?
. Bagaimana tentang hakikat dari Negara ?
3. Bagaimana hakikat bangsa Negara dalam bingkai Negara kesatuan Republik
ndonesia ?

1.3. Tujuan PenuIisan
1. Untuk mengetahui tentang Hakikat Bangsa
. Untuk mengetahui tentang hakikat dari Negara
3. Untuk mengetahui hakikat bangsa Negara dalam bingkai Negara kesatuan
Republik ndonesia


3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Bangsa
Dalam memaknai hakikat bangsa tak lepas kita harus memaknai dari pengertian
manusia, masyarakat dan bangsa
1. Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa memiliki kedudukan dan
martabat yang paling tinggi diantar makhluk lain ciptaan-Nya. Manusia
diberikan akal dan pikiran sehingga dalam kondisi tertentu mampu memenuhi
hasrat dan kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap manusia dilahirkan dalam
keadaan merdeka dan mempunyai hak serta martabat yang sama.
Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya berpikir dan
berakal budi. Dalam sejarah homo berarti manusia.
Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan sebagai makhluk
sosial. AristoteIes (384-3 SM), salah seorang filsuf yunani mengatakan
bahwa manusia itu makhluk yang bergaul, bermasyarakat.
. Masyarakat Bangsa
Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama.
Mereka hidup bersama dalam berbagai hubungan antara individu yang
berbeda beda tingkatannya.
Kehidupan bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah, dan Negara.
Pada umumnya ada tiga macam golongan masyarakat, yaitu sebagai berikut
:
a. Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, perkumpulan
keluarga, suami-istri (gemeinschaft)
b. Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan / pekerjaan,
perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat kerja, perkumpulan social,
perkumpulan kesenian, dan olahraga (gezelschaft).
c. Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan / pandangan hidup atau
ideology, partai politik, perkumpulan agama, bangsa, dan Negara.
Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki hal hal berikut.
a. cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan
b. perasaan senasib sepenanggungan
c. karakter yang sama
d. adat istiadat / budaya yang sama
e. satu kesatan wilayah
f. teroganisir dalam satu wilayah hukum
4

Berikut ini pendapat beberapa ahli kenegaraan ternama dalam mendefinsikan
sebuah bangsa :
O Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa
merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara
eksak.
O rnest Renan (Perancis)
Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang
harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus
mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.
O tto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter.
Karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.
O Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya
rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
O Jalobsen dan Lipman
Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political
unity).
O Bung Karno (disampaikan dalam pidatonya pada tanggal, 1 Juni 1945)
Yang disebut bangsa yaitu :
1) Ras, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah sama
yang dibawa sejak lahir.
) VoIk, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai kesamaan dalam
kebudayaan.
3) Natie, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai persamaan
kesadaran bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras
atau ;olk, bahkan tidak lagi membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA).
Definsi-definsi bangsa, berkisar dari yang menekankan faktor-faktor obyektif
seperti bahasa, agama, adat istiadat, wilayah dan institusi, sampai definisi yang
sepenuhnya menekankan faktor-faktor subyektif, seperti sikap, persepsi, dan
sentimen.
O Definisi yang menekan pada faktor obyektif, disampaikan oleh Josep
StaIin yang mengatakan bahwa suatu bangsa terbentuk secara historis,
merupakan komunitas rakyat yang stabil yang terbentuk atas dasar
kesamaan bahasa, wilayah, kehidupan ekonomi, serta perasaan psikologis
yang terwujud dalam budaya bersama.
5

O Definisi yang menekankan pada faktor subyektif, disampaikan
oleh Benedict Anderson yang mengatakan bahwa bangsa adalah suatu
komunitas politik yang terbayang (imagined community) dalam wilayah yang
jelas batasnya dan berdaulat. Sedangkan menurut Anthony D. Smith,
bangsa adalah suatu komunitas manusia yang memiliki nama, menguasai
suatu tanah air, memiliki mitos-mitos dan sejarah bersama, budaya publik
bersama, perekonomian tunggal dan hak serta kewajiban bersama bagi
semua anggotanya.
2.1.1. Terbentuknya Bangsa
Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben
Anderson, dapat ditelaah lebih lanjut mngenai proses dan unsur-unsur
pembentuknya. Menurut pengamatan Ben Anderson, ilmuwan politik dari
universitas cornel, bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan
dalam wilayah yang jelas batsnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan
sebagai komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa yang
paling kecil sekalipun, setiap individunya tidak kenal satu sama lain.
Begitupula dengn bangsa yang besar sekalipun, yang jumlah anggota atau
penduduknya hingga ratusan jiwa, mempunyai batas wilayah yang relatif
jelas. Kekuasaan dan wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang
berdaulat, merupakan dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang
mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa tersebut.
Faktor-faktro terbentuknya Negara terbagi dua yaitu:
1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar dentitas
a. Primordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan
kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat.
b. Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat
menimbulkan ideologi dokttriner yang kuat dalam suatu masyarakat,
sehingga keterkaitannya dapat membentuk bangsa negara.
c. Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi
panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa.
d. Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan
akibat penjajahan akan melahirkan solidaritas (senasib dan
sepenanggungan).


e. Bhinneka Tunggal ka, yaitu faktor kesadaran antaranggota
masyarakat mengenai pentingnya persatuan dan berbagai
perbedaan.
f. Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang
terspesialisasi sesuai kebutuhan masyarakat akan meningkatkan
mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.
g. Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik
mempertemukan berbagai kepentingan di kalangan masyarakat.
. Faktor Pembentuk Bangsa Menurut Segi Organisasi
a. Negara sebagai Organisasi Kekuasaan
b. Negara sebagai Organisasi Politik
c. Negara Ditinjau dari Segi Organisasi Kesusilaan
d. Negara Ditinjau dari Segi ntegritas antara Pemerintah dan Rakyat
2.2. Hakikat Negara
Secara etimoIogis, "negara berasal dari bahasa asing $taat (Belanda,
Jerman), atau $tate (nggris). Kata staat maupun state berakar dari bahasa
Latin, yaitu status atau statum yang berarti "menempatkan dalam keadaan
berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan". Kata status juga dapat diartikan
sebagai sesuatu keadaan yang menunjukkan sifat atau keadaan tegak dan
tetap. Sementara itu, NiccoIo MachiaveIIi memperkenalkan istilah a
$tato dalam bukunya "II Principe" yang mengartikan negara sebagai
kekuasaan. Buku itu juga mengajarkan bagaimana seharusnya seorang raja
memerintah dengan sebaik-baiknya.
Kata "negara yang lazim digunakan di ndonesia berasal dari bahasa
Sansekerta nagari atau nagara, yang berartiwilayah, kota, atau
penguasa. Pada masa Kerajaan Majapahit abad XV, seperti tertulis dalam
buku Negara Kertagamakarangan Mpu Prapanca (135), digambarkan
tentang pemerintahan Majapahit yang menghormati musyawarah, hubungan
antardaerah, dan hubungan dengan negara-negara tetangga.
Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang
permanen, dan pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke
luar). Dalam arti luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang
diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.




Berikut ini pengertian negara menurut beberapa pakar kenegaraan :
No
Nama Tokoh Pendapat Yang Dikemukakan
1.
George JeIIinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu.
.
G.W.F. HegeI
Negara adalah organisasi kesusiIaan yang muncul
sebagai sintetis dari kemerdekaan individual dan
kemerdekaan universal.
3.
Mr. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul
karena adanya kehendak dari suatu golongan atau
bangsa.
4.
KarI Marx
Negara adalah aIat keIas yang berkuasa (kaum
borjuis/ kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi
kelas yang lain (proletariat/ buruh).
5.
Logemann
Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan
kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan
kekuasaannya. Organisasi itu adalah ikatan-ikatan
fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap.
.
Roger F. SoItau
Negara adalah aIat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama rakyat.
.
BeIIefroid
Negara adalah suatu masyarakat hukum, suatu
persekutuan hukum yang menempati daerah tertentu
dan yang diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi
untuk mengurus kepentingan bersama.
8.
Mr. Soenarko
Negara adalah suatu jenis dari suatu
organisasi masyarakat yang mengandung tiga kritetia,
yaitu harus ada daerah, warga negara, dan kekuasaan
tertentu.
9.
R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia ; yang berada di bawah suatu
pemerintahan yang sama.
10.
Mr. M. Nasrun
Negara adalah suatu bentuk pergauIan
hidup tertentu (khusus) yang harus memenuhi tiga
syarat pokok: rakyat tertentu, daerah tertentu, dan
pemerintah yang berdaulat.
11.
Ibnu ChaIdun
Negara merupakan suatu tubuh yang persis sama
seperti tubuh manusia. Tubuh manusia mengalami
masa lahir dan tumbuh (groi), ada masa muda dan
dewasa (bloei), serta ada masa tua dan mati
(;ergaan).
1.
Hans KeIsen
Negara adalah suatu pergauIan hidup
bersama dengan tata paksa.
Dari beberapa pengertian tentang negara oleh para ahli, berikut ini adalah
klasifikasi pengertian negara yang ditinjau dari sudut pandang : organisasi
8

kekuasaan, organisasi politik, organisasi kesusilaan dan suatu integritas antara
pemerintah dengan rakyat.
Sifat Hakekat Negara
Berdirinya suatu negara, sangat berkaitan erat dengan adanya keinginan manusia
yang membentuk suatu bangsa karena adanya berbagai kesamaan ras, bahasa,
adat istiadat dan sebagainya. Hakekat berdirinya suatu negara, sangat penting
artinya bagi rakyat atau bangsa yang membutuhkan wadah yang dapat menjamin
kelangsungan hidupnya. Menurut Prof. Miriam Budiardjo (1984), sifat hakekat
negara mencakup hal-hal sebagai berikut :
Sifat Hakekat negara berkaitan erat dengan dasar-dasar terbentuknya negara,
norma dasar (fundamental norm) yang menjadi tujuan, falsafah hidup yang ingin
diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah berkembang
di dalam negara.
1) Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara legal.
Sarana untuk itu, adalah poIisi, tentara, dan aIat penjamin hukum lainnya.
Dengan sifat memaksa ini, diharapkan semua peraturan perundangan yang berlaku
ditaati supaya keamanan dan ketertiban negara tercapai. Bentuk paksaan yang
dapat dilihat dalam suatu negara adalah adanya UU Perpajakan yang memaksa
setiap warga negara untuk membayar pajak dan bila melanggar, akan dikenakan
sanksi hukum tertentu.
2) Sifat MonopoIi
Negara mempunyai sifat monopoIi, yaitu dalam menetapkan tujuan bersama
masyarakat. Misalnya, negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau
partai politik tertentu dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3) Sifat Mencakup Semua (ll-mbracing)
Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang
tanpa kecuali. Hal itu perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang
lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang
dicita-citakan akan gagal. HAKEKAT NEGARA
Sejak kata negara diterima sebagai pengertian yang menunjukkan organisasi
bangsa yang bersifat teritorial (kewilayahan) dan mempunyai kekuasaan tertinggi,
yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan bersama dan mencapai tujuan
bersama, sejak itu pula kata negara ditafsirkan dalam berbagai arti berikut ini.
9

O Negara dipakai dalam arti penguasa, yaitu orang-orang yang melakukan
kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu;
O Negara dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang
hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi menurut
kaidah-kaidah hukum yang sama.
O Dari dua penafsiran tentang pengertian di atas, kita dapat membedakan pula
pengertian negara dalam arti formal dan material sebagai berikut :
O DaIam arti formaI, negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan
suatu pemerintahn pusat. Negara dalam pengertian ini diartikan sebagai
pemerintah (staat-o;erheid). Karakteristik dari negara formal adalah
kewenangan pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara ilegal.
(Umumnya dilaksanakan pada negara-negara Komunis).
O DaIam arti materiaI, negara diartikan sebagai masyarakat (staat-
gemenschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup. (Umumnya
dilaksanakan pada negara-negara demokrasi).
Terjadinya Negara
Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari terjadinya negara, yaitu
: meIaIui pendekatan teoritis, proses pertumbuhan primer dan sekunder, serta
secara faktuaI.
1) Pendekatan Teoritis
Terjadinya negara secara teoritis, adalah pendekatan yang didasarkan pada
pendapat-pendapat para ahli yang masuk akal dari berbagai hasil penelitian. Secara
ringkas pendekatan teoritis dapat dilihat pada matrik di bawah ini.
Teori Tokoh Ajaran Yang Dikemukakan
Teori
Ketuhanan
1. Agustinus
. F.J Stahl
3. Haller
4. Kranenburg
5. Jean Bodin
. Negara ada karena kehendak
Tuhan, hal ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa segala
sesuatu terjadi karena kehendak
Tuhan.
. Terbagi dalam Teori Ketuhanan
Langsung dan Tidak Langsung :
1. Teori Ketuhanan Langsung
:
Bahwa suatu negara pada
awalnya ada karena sudah
kehendak Tuhan langsung,
sehingga beranggapan Raja
adalah merupakan penjelmaan
Tuhan, utusan Tuhan, Dewa
bahkan Tuhan sendiri.
ontoh : Kaisar Tenno
Heika Jepang dianggap
sebagai keturunan Dewa
Matahari dan Raja Fir'auandi
Mesir Kuno mengaku dirinya
10

Tuhan.
1. Teori Ketuhanan Langsung
:
Bahwa negara ada memang
sudah kehendak Tuhan, namun
tidak secara langsung
melainkan melalui penciptaan
manusia terlebih dahulu, yang
kemudian menjadi raja. Raja
memerintah atas nama Tuhan.
Pada negara modern, dapat
diketahui melalui Konstitusinya
negaranya dengan
mencantumkan kalimat by the
grace of Good (Atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha
Esa).
Teori
Perjanjian
Masyarakat
1. Thomas Hobbes
. John Locke
3. J.J. Rousseau
4. Montesquieu
5. Negara terjadi karena adanya
kontrak sosial (perjanjian
masyarakat). Masyarakat
mengadakan perjanjian untuk
membentuk negara dan
menyerahkan sebagian kedaula-
tannya kepada negara untuk
menyeleng-garakan kepentingan
masyarakat.

1. John Locke, bahwa pada
tahap perjanjian antar
individu yang diadakan untuk
membentuk negara (pactum
unionis). Pada tahap ,
perjanjian diadakan dengan
penguasa (pactum
subjectiones). Negara yang
dikehendaki monarki
konstitusional.
. Thomas
Hobbes, menghendaki
monarki absolut.
3. J.J. Rousseau, (disebut
Bapak Kedaulatan Rakyat)
menghendaki bahwa raja
hanyalah mandataris rakyat
dan karena itu dapat diganti.
Toeri
Kekuasaan
1. Horald J. Laski
. Leon Duguit
3. Karl Marx
4. Oppenheimer
5. Kallikles
O Negara terbentuk atas dasar
kekuasaan, dan kekuasaan
adalah ciptaan mereka yang
paling kuat dan berkuasa.
O L. Duguit, seseorang karena
kelebihanya atau
keistimewaannya baik karena
fisik, kecerdasan, ekonomi
maupun agama dapat
memaksakan kehendaknya
kepada orang lain.
O KarI Marx, negara dibentuk
untuk mengabdi dan
melindungi kepentingan kelas
yang berkuasa, yaitu kaum
kapitalis.
Teori
KedauIatan
1. Vonthering
. Paul Laband
Kekuasaan tertinggi ada pada
negara, bukan pada kelompok
11

3. G. Jellinek
4. a. KedauIatan Negara :
orang yang menguasai
kehidupan negara, dan
negaralah yang menciptakan
hukum untuk mengatur
kepentingan rakyat.
1. 1. Krabbe
. b. KedauIatan Hukum :
Hukum memegang peranan
dalam negara, hukum lebih
tinggi dari negara yang
berdaulat.
Teori
Hukum
AIam
1. Plato
. Aristoteles
3. Agustinus
4. Thomas Aquinas
5. A. Hukum alam bukan buatan
negara, melainkan kekuasaan
alam yang berlaku setiap waktu
dan tempat, serta bersifat
universal dan tidak berubah.
. B. AristoteIes,manusia
adalahzoon politicon. Dari hakikat
manusia seperti ini, terben-tuklah
berturut-turut
"Keluarga Masyarakat Negara
.
. C. Agustinus,negara terjadi
karena adanya keharusan untuk
menebus dosa orang-orang yang
ada di dalamnya. Negara yang
baik mewujudkan cita-cita agama
agama, yakni keadilan.
8. D. PIato, terjadinya negara secara
evolusi.
9. E. Thomas Aquinas, negara
merupakan lembaga alamiah yang
diperlukan manusia untuk
menyelenggarakan kepentingan
umum.


UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA SERTA
PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN
1. Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor
obyektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan
keturunan, wiIayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan poIitik, perasaan dan
agama. Dengan demikian, faktor obyektif terpenting terbentuknya suatu bangsa
adanyakehendak atau kemauan bersama atau nasionalisme.
ontoh : Terbentuknya bangsa ndonesia dengan kebhinekaan suku, agama, ras
dan golongan yang terbentang dari sabang sampai merauke telah teruji dalam kurun
waktu lebih dari 3 abad. Pada masa penjajahan Belanda selama 350 tahun dan
1

Jepang 3,5 tahun, meskipun dengan berbagai politik pecah belah dan adu domba
(de;ide et impera), namun tidak mampu memisahkan niat, tekad, jiwa dan
semangat bangsa ndonesia dalam membentuk Negara Kesatuan Republik
ndonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 1 Agustus 1945.
Friedrich Hertz (Jerman) dalam bukunya Nationality in History and
Politich mengemukakan bahwa ada empat unsur yang berpengaruh dalam
terbentuknya suatu bangsa, yaitu :
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasionaI yang terdiri atas kesatuan
sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solideritas.
. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional
sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing
terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau
kekhasan. Contoh : menjunjung tinggi bahasa nasonal yang mandiri.
4. Keinginan untuk menonjoI (ungguI) di antara bangsa-bangsa dalam
mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise.
Menurut ahli kenegaraan Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara harus
memenuhi syarat-syarat : rakyat yang bersatu, daerah atau wilayah pemerintah yang
berdaulat dan pengakuan dari negara lain. Sedangkan menurutKonvensi
Montevideo (Uruguay) tahun 1933 yang merupakan konvensi hukum internasional,
negara harus mempunyai empat unsur konstitutif, yaitu sebagai berikut :
1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa
(staats;olk) ;
. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;
3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau
pemerintahan yang berdaulat; dan
4. Kesanggupan berhubungan dengan negara-negara lain.
Pengakuan Dari Negara Lain
Pengakuan dari negara lain (deklaratif) meskipun bukan merupakan unsur
pembentuk (konstitutif), namun dalam tata hubungan internasional sangat
diperlukan. Sebab dalam tata hubungan internasional, status sebagai negara
merdekamerupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Suatu negara yang baru
merdeka, memerlukan pengakuan dari negara lain karena beberapa pertimbangan
berikut ini :
O Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya baik karena ancaman dari
dalam (melalui kudeta) maupun karena intervensi dari negara lain.
13

O Ketentuan hukum alam yang tidak bisa dielakkan bahwa suatu negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa bantuan dan kerja sama dengan bangsa lain.
Ketergantungan terhadap bangsa-banga lain itu sangat nyata, misalnya dalam
memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan, dan
keamanan.
Pengakuan dari negara lain, dapat bersifat de facto, bisa juga bersifat de
jure. Pengakuan de facto bisa bersifat tetap, bisa juga bersifat sementara;
sedangkan pengakuan de jure bersifat tetap, bisa juga bersifat penuh. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan bagan berikut :
Keterangan :
) Pengakuan secara De acto
Pengakuan secara de facto diberikan kalau suatu negara baru sudah
memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai
pemerintah yang stabil. Pengakuan secara de facto adalah pengakauan
tentang kenyataan (fakta) adanya suatu negara. Pengakuan ini bisa berlanjut
pada terjalinnya hubungan dengan negara yang memberi pengakuan
tersebut. Pengakuan secara de facto dapat dibedakan menjadi :
a) Pengakauan de facto bersifat sementara
Artinya, pengakuan yang diberikan oleh suatu negara tanpa melihat bertahan
tidaknya negara tersebut di masa depan. Kalau ternyata negara baru
tersebut kemudian jatuh atau hancur, negara itu akan menarik kembali
pengakuannya.
b) Pengakuan de facto bersifat tetap
Artinya, pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan (konsul).
Sedangkan hubungan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.
) Pengakuan secara De Jure
a) Pengakauan de jure bersifat tetap
Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah
melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan negara baru tersebut akan
stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.
b) Pengakauan de jure bersifat penuh
Artinya, terjadinya hubungan antara negara yang mengakui dan diakui
meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik. Negara yang mengakui
berhak menempati konsuler atau membuka keduataan.





14

2.3. Hakikat Negara dan Bangsa daIam bingkai NKRI
1. Pengertian NKR
Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara ndonesia adalah Negara kesatuan yang
berbentuk republik. Selanjutnya, Negara ndonesia dikenal dengan nama Negara
Kesatuan Republik ndonesia (NKR).
Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur merasa berkewajiban untuk
menciptakan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Lebih
jelasnya adalah sebagai berikut :
1. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat dan
merupakan persatuan masyarakat yang organis.
3. Perhimpunan bangsa merupakan hal terpenting dalam kehidupan bersama.
4. Negara tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan atau
perseorangan.
5. Negara tidak menganggap kepentingan seseorangan sebagai pusat.
Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan rangkaian terjadinya negara R, dapat disimpulkan bahwa pengertian
Negara Kesatuan Republik ndonesia (NKR) adalah bentuk negara yang terdiri dari
banyak wilayah / kepulauan yang tersebar dengan keanekaragaman adat, suku,
budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka,
berdaulat, bersatu adil dan makmur dengan pemerintahan yang melindungi segenap
bangsa ndonesia dan seluruh tumpah darah ndonesia serta mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan
ketertiban dunia.
. Tujuan NKR
Tujuan Negara republic ndonesia tercantum didalam undang-undang dasar Negara
ndonesia, yaitu pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi 'untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara ndonesia yang melindungi segenap bangsa ndonesia
dan seluruuh tumpah darah ndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.. denga
berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan yanga dil dan
beradab; persatuan ndonesia; dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat ndonesia
Tujuan Negara menurut beberapa ajaran ahli kenegaraan :
1. Ajaran Plato, negara bertujan untuk mewujudkan kesusilaan manusia,
sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
15

. Negara kekuasaan, menurut Machiavelli dan Shan Yang. Negara bertujuan
untuk memperluas kekuasaan semata-mata. Rakyat harus rela berkorban
untuk mencapai kejayaan negara.
3. Ajaran Teokratis (kedaulatan Tuhan) tujuan negara adalah mencapai
penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteran dengan taat kepada
dan di bawah pimpinan Tuhan.
4. Ajaran Negara Polis, negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan
dan ketertiban dalam negara.
5. Ajaran Negara Hukum, negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban
hukum memuat hukum yang berlaku di negara itu.
. Negara Kesejahteraan (welfare state = social ser;ice state), tujuan negara
adalah mewujudkan kesejahteraan umum.
3. Fungsi NKR
Beberapa fungsi mutlak dari setiap negara adalah :
1. Melaksanakan penertiban (law and order)
. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan Keadilan
Berdasarkan pemikiran para ahli kenegaraan, tugas-tugas pemerintah dalam
mengurus rumah tangga juga memiliki fungi reguler dan fungsi agent of
development.
1. Fungsi Reguler
Dalam hal ini, pemerintah menjalankan fungsinya dengan pelaksanaan tugas yang
mempunyai akibat langsung ang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
1. Negara sebagai political state, yaitu pemeliharaan ketenangan dan
ketertiban, serta pertahanan dan keamanan.
. Negara sebagai diplomatik, yaitu menjalankan kerukunan dan persahabatan
dengan negara-negara lain terutama negara tetangga.
3. Negara sebagai sumber hukum, yaitu pemerintah harus bertindak adil
terhadap warga negaranya melindungi hak/harta benda setiap warganya dari
gangguan anggota masyarakat lain.
4. Negara sebagai adminitratif, pada hakikatnya fungsi ini menitikberatkan pada
kekuatan di tangan rakyat, pemerintah hanya menerima pendelegasian yang
diberikan rakyat melalui wakil-wakilnya di MPR dan DPR.
. Fungsi Agent of Development
Fungsi ini antara lain meliputi sebagai berikut :
1. Sebagai Stabilisator
Pemerintah wajib melaksanakan fungsi stabilisator seperti hal-hal berikut ini.
O Stabilitas Politik
O Stabilisasi Ekonomi
1

O Stabilisasi Sosial Budaya
. Sebagai inovator
Menciptakan ide-ide baru terutama yang berhubungan dengan pembangunan.
Dalam ketetapan MPR R Nomor V/MPR/1999 disebutkan mengenai hal-hal
pelimpahan tugas dan wewenang kepada presiden untuk melaksanakan tugas-tugas
pembangunan.
$% KB$
Untuk menerapkan semangat kebangsaan kepada generasi muda, diperlukan
prinsip-prinsip patriotisme dan nasionalisme.
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
atas kesadaran keanggotaan / warga negara yang secara potensial bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsanya.

1. Nasionalisme dalam arti sempit
Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap bangsanya secara
berlebih-lebihan sehingga memandang rendah bangsa dan suku bangsa lainnya.
Nasionalisme dalam arti sempit sering disebut jingoisme atau chau;inisme.
. Nasionalisme dalam arti luas
Nasionalisme dalam pengertian inu dapat diartikan sebagai perasaan cinta dan
bangga terhadap tanah air dan bangsanya, tanpa memandang bangsa lain lebih
rendah dari bangsa dan negaranya.
Patriotisme
Patriotisme adalah semangat dan jiwa yang dimiliki oleh seseorang untuk berkorban
/ rela berkorban demi nama suatu bangsa atau negara.
Keteladanan dapat diberikan di berbagai lingkungan kehidupan, seperti di
lingkungan kehiduan keluarga, masyarakat, sekolah, instansi pemerintah ataupun
swasta.
SIKAP YANG SESUAI DENGAN NASIONALISME DAN PATRIOTISME
MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
SETA MEMAKA PRODUKS DALAM NEGER.
RELA BERKORBAN DEM BANGSA DAN NEGARA.
BANGGA SEBAGA BANGSA DAN BERNEGARA NDONESA.
MENDAHULUKAN KEPENTNGAN NEGARA DAN BANGSA DATAS
KEPENTNGAN PRBAD
MENJAGA NAMA BAK BANGSA DAN NEGARA.
BERPRESTAS DALAM BERBAGA BDANG UNTUK MENGHARUMKAN
NAMA BANGSA DAN NEGARA.
1

SETA KEPADA BANGSA DAN NEGARA TERUTAMA DALAM MENGHADAP
MASUKNYA DAMPAK NEGATF GLOBALSAS KE NDONESA .
SIKAP YANG TIDAK SESUAI DENGAN NASIONALISME DAN PATRIOTISME :
$ :
Sikap mementingkan diri sendiri.
K$%R$ :
Sikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan pribadi.
%RR$ :
tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan dan suasana
tidak aman dalam masyarakat.
PRRDL$
sikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri .
$PR%$ :
Sikap yang ingin memisahkan diri dari NKR
PR'$L$ :
Sikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak mempedulikan
kepentingan propinsi lain.




18

BAB III
PENUTUP
3.1. KesimpuIan

Negara ndonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik.Selanjutnya,Negara ndonesia dikenal dengan nama Negara
Kesatuan Republik ndonesia(NKR) yang merupakan bentuk negara yang
terdiri dari banyak wilayah/kepulauan yang tersebar dengan
keanekaragaman adat,suku,budaya,dan keyakinan yang memiliki tujuan
dasar menjadi bangsa yang medeka,berdaulat,bersatu,adil dan makmur
dengan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa ndonesia dan
seluruh tumpah darah ndonesia serta mewujudkan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban
dunia.
Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang ntegral,Negara juga
tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan atau perseorangan dan
tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.Begitu juga Negara
menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.

Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja
sama untuk mengejar beberapa tujuan negara.Tujuan negara bermacam-
macam,ada yang bertujuan memperluas kekuasaan,menyelenggarakan
ketertiban umum,dan ada pula yang bertujuan menciptakan kebahagiaan
bagi rakyatnya(bonum publicum,common good,common weal).
Negara juga berfungsi melaksanakan penertiban,mengusahakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,pertahanan,dan menegakan keadilan.



19

DAFTAR PUSTAKA

1. Lemhanas.001.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama.
. Suradinata,Ermaya.001.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
3. Abubakar H Suardi dkk.Tanpa Tahun.Kewarganegaraan
1.Jakarta:Yudhistira.
4. hLLp//prabugomongwordpresscom
5. hLLp//alflah18blogspoLcom
. hLLp//haerudln16clvlcwordpresscom

0


MAKALAH

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI)





OLEH:
WIDI PERTIWI
KELAS X 6








SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
CIHAURBETI
2011

Anda mungkin juga menyukai