Anda di halaman 1dari 7

D

TUGAS PAPER

MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rabina Yunus, M.Si.

KEHIDUPAN BERAGAMA/KERUKUNAN ANTAR UMMAT


BERAGAMA DI ERA REFORMASI

OLEH

DHIAUL HAQ ASLAMA

NIM: F031211011

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan berkah-
Nya sehingga penulis berada dalam keadaan sehat walafiat dan dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Kehidupan Beragama/kerukunan antara Ummat Beragama di
Era Reformasi’, ini.
Penulisan paper ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang di ampu oleh Ibu Prof, Dr. Rabina Yunus, M.Si. Untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada Ibu karena dengan tugas ini penulis dapat lebih
memahami pentingnya pendidikan Pancasila tersebut untuk setiap warga negara
Indonesia, terutama bagi diri penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih sangat sederhana dan penuh dengan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik membangun dari semua pihak
untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Akhir kata, semoga paper sederhana ini
membawa manfaat. Aamiin.

Gowa, 16 September 2021


Hormat saya,

Penulis
KEHIDUPAN BERAGAMA/KERUKUNAN ANTAR UMMAT BERAGAMA DI ERA
REFORMASI

A. PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara yang di dalamnya terdapat beragam agama, yaitu
agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Konfusianisme, dan Budha. Orang-orang dari
agama-agama ini harus hidup dalam damai dan harmoni sehingga negara tetap tenang
dan aman. Namun, di era reformasi ini masih banyak yang belum mengetahui betapa
pentingnya hidup rukun dalam beragama sebagai umat beragama dan sebagai bangsa
Indonesia.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penting memberikan ulasan tentang
pentingnya kehidupan beragama/hidup rukun antar umat beragama di era reformasi
ini, terutama bagi mahasiswa. Untuk itu, uraian dalam paper ini akan menjawab
pertanyaan 1) bagaimanakah pentingnya kehidupan beragama/kerukunan antar umat
beragama di era reformasi? dan 2) Konflik agama di era reformasi

B. PEMBAHASAN
1. Pentingnya Kerukunan Antar Umat Beragama di Era Reformasi
Sebagai bangsa Indonesia maka sepatutnya menjunjung tinggi keagamaan dan
memiliki agama menurut kepercayaan masing-masing. Sebagaimana di dalam isi
sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, bahwasanya
masyarakat indonesia mengakui bahwa adanya kausa prima, namun pandangan
dan keyakinan masyarakat terhadap kausa prima itu berbeda. Negara Indonesia
tidak mengharuskan warga negaranya untuk memeluk agama tertentu, negara
memberi kebebasan terhadap rakyatnya untuk memeluk agama apa saja namun
tidak boleh memeluk agama yang belum disahkan oleh negara.
Sebagai umat yang beragama, maka kita harus menjunjung yang namanya
rasa toleransi. Sikap toleransi merupakan sikap untuk saling menerima dan
keterbukaan terhadap adanya umat dengan agama yang beragam.
Menurut Gusdur dalam toleransi kita tidak hanya saling menghormati dan
menghargai, namun saling memahami satu sama lain dalam suatu hubungan yang
setara. Apabila kita sudah saling memahami akan adanya perbedaan, maka
nilai toleransi tidak hanya menjadi kata mutiara saja tetapi menjadi “Mutiara
Budaya” dalam kehidupan beragama.
Di era reformasi ini, kerukunan dan toleransi antar umat beragama sangatlah
penting adanya di dalam kehidupan bangsa Indonesia. Adapun agama yang diakui
oleh pemerintah Indonesia saat Era Reformasi sekarang ini adalah agama Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Huchu. Agama yang terakhir inilah
merupakan hasil Era Reformasi pada pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus
Dur). Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut
masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara
dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan
dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian,
hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong.
Bertikut ini adalah pentingnya hidup rukun dalam beragama di era reformasi:
 Menumbuhkan rasa saling toleransi terhadap semua orang.
 Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama.
 Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
 Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota
masyarakat.
 Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan
kepuasan batin.
 Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.
 Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang
lainnya.
 Mempersatukan perbedaan antar umat beragama.
 Dapat mempererat tali silaturahmi.

Dengan adanya kerukunan dan toleransi dalam beragama inilah yang


membuat negeri ini bisa menjadi satu kesatuan bangsa yang satu walaupun di
dalamnya banyak perbedaan mulai dari suku, ras terutama agama.
2. Konflik Agama di Era Reformasi

Pada pembahasan yang kedua ini diuraikan tentang konflik agama di era
reformasi. agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta kepribadian
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta kaidah yang berhubungan dengan budaya,
dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.
Era reformasi merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998, tepatnya saat
Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 mei 1998 dan digantikan oleh
wakil presiden saat itu, B.J. Habibie atau biasa di sebut dengan orde baru. Hal itu
membuka kesempatan bagi agama-agama tanpa ada peraturan yang mengekang
seperti pada masa orde baru. Dengan adanya kebebasan semacam itu banyak
muncul aliran agama, organisasi masyarakat, partai politik. Partai-partai islam
juga banyak bermunculan. Sebelumnya, pada masa orde baru merasa tertekan
karena harus menetapkan asas pancasila dan menghilangkan asas islam dalam
anggaran dasar organisasi. Di era reformasi ini ada beberapa konflik antar agama
yang sering terjadi terutama konflik antara agama islam dan agama kristen.
Beberapa penyebab konflik umat beragama seperti:
 Pemahaman yang menodai atau menyimpang dari agama.
 Pemahaman yang radikal, menganggap alirannya benar dan orang lain
salah.
 Pemahaman yang liberal, bebas semaunya tanpah mengikuti kaidah yang
ada.
Sementara itu konflik antara umat beragama umumnya tidak murni
disebabkan oleh faktor agama melainkan faktor ekonomi, poliyik dan sosial
yang kemudian diagamakan. Beberapa penyebabnya seperti:
 Adanya paham radikal di sebagian kecil kelompok agama.
 Kurang efektifnya pelaksanaan regulasi baik karena status hukumnya
yang masih dipersoalkan, kurangnya pemahaman sebagai aparatur negara
atau kurangnya kesadaran sebagai tokoh atau umat beragama.
 Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran/penyebaran agama
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Adanya salah paham atas informasi diantara pemeluk agama.
Untuk menghindari adanya konflik antar agama di era reformasi ini
maka harus dilakukan beberapa upaya antara lain:
 Masyarakat harus mempunyai rasa kehormatan antara agama satu dengan
yang lain.
 Masyarakat harus mempererat tali persahabatan dan berusaha mengenal
lebih jauh antara satu dengan yang lain.
 Mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang dianut masyarakat
membawa misi kedamaian.
 Masyarakat yang baru saja pindah ke daerah lain harus berbaur atau
membaur ke masyarakat sekitar.
 Dalam masyarakat harus ada keadilan dan rasa ketidakadilan itu harus
dihilangkan agar tidak menimbulkan rasa kebencian.

C. PENUTUP
Ada beberapa hal pentimg sebagai kesimpulan dari pembahasan dalam paper ini.
1. Kerukunan dalam beragama merupakan bukti dari pengamalan dari sila pertama dan
sila kedua.
2. Dari pancasila yang sila pertama Negara Republik Indonesia adalah bukan Negara
sekuler yang memisahkan agama dengan Negara dan demikian juga Negara Indonesia
bukanlah Negara agama yaitu bukan Negara yang mendasari agama tertentu.
3. adanya sebuah konflik sebab adanya perbedaan pendapat atau kesalah pahaman antara
kedua belah pihak. Bahkan konflik juga dapat muncul karena adanya sifat iri antara
pihak satu dengan yang lain
4. sebuah konflik juga dapat muncul karena provokasi dari pihak-pihak tertentu yang
bertujuan untuk memecah belah bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

El Misbah, Ike. 2013 “Konflik Agama di Era Reformasi” https://ike-


elmisbah.blogspot.com/2013/04/konflikagamadierareformasi_11.htmlhttps://eyinn.wo
rdpress.com/2012/05/28/kehidupan-beragama-di-indonesia/, 11 April 2013 (Diakses ,
16 September 2021).

Sebastian, Davis dkk. 2020 “Toleransi Dalam Kehidupan Beragama”


https://binus.ac.id/character-building/2020/05/toleransi-dalam-kehidupan-
beragama/#:~:text=Toleransi%20dalam%20Kehidupan%20Beragama.%20Nama
%20%3A%20Davis%20Sebastian,keterbukaan%20terhadap%20adanya%20umat
%20dengan%20agama%20yang%20beragam., 05 Mei 2020 (Diakses, 16 September
2021).

Julian, Rangga. 2017 “Total Toleransi Gusdur” http://pwansorjabar.org/total-


toleransigusdur/#:~:text=Menurut%20Gusdur%20dalam%20toleransi%20kita
%20tidak%20hanya%20saling,saja%20tetapi%20menjadi%20%E2%80%9CMutiara
%20Budaya%E2%80%9D%20dalam%20kehidupan%20beragama., 01 Oktober 2017
(Diakses, 16 September 2021).

Nazmudin. 2017 “Kerukunan dan Toleransi antar Umat Beragama dalam Membangun
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”
https://www.bing.com/search?q=beragama+di+era+reformasi&cvid, 01 April 2017
(Diakses, 16 September 2021).

Anda mungkin juga menyukai