Anda di halaman 1dari 2

NUR KHADIJAH

B011191332

HUKUM-F

PILAR UTAMA TEGAKNYA NEGARA HUKUM

Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

Orang-orang mengenal Indonesia sebagai Negara hukum berdasarkan amanat


konstitusi. Dikaitkan dengan kalimat di atas, arti Negara hukum tidak terpisahkan dari
pilarnya yaitu kedaulatan hukum. Negara hukum yang pokok adalah adanya pembatasan
kekuasaan oleh hukum, dalam arti bahwa segala sikap, tingkah laku dan perbuatan, baik yang
dilakukan oleh para penguasa Negara maupun oleh warganegaranya berdasarkan hukum
positif. Sehingga, terutama warganegaranya terbebas dari tindakan sewenang-wenang dari
para penguasa Negara.

Dalam menjalankan statusnya sebagai Negara hukum, tentu saja hal ini harus ditopang
dengan pilar sehingga dapat diseut sebagai Negara hukum yang sesungguhnya. Berikut
adalah :

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)

Maksud dari supremasi hukum adalah pada hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang
sesungguhnya, bukanlah manusia, tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum yang
tertinggi. Sehingga setiap permasalahan diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman
tertinggi.

2. Persamaan dalam Hukum (Equality Before the Law)

Maksudnya adalah adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan
pemerintahan, yang diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik. Dalam rangka
prinsip persamaan ini, segala sikap dantindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan
manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakanyang terlarang, kecuali tindakan-tindakan
yang bersifat khusus dan sementara.
3. Asas Legalitas (Due Process of Law)

Maksudnya adalah segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas peraturan


perundang-undangan yang sah dan tertulis. Peraturan perundang-undangan tertulis harus ada
dan berlaku lebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasi yang dilakukan.

4. Pembatasan Kekuasaan

Maksudnya adalah diperlukan adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ


Negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau
pemisahan kekuasaan secara horizontal agar tidak terjadi kecenderungan atau kesewenang-
wenangan antar lembaga Negara, melainkan terciptanya check and balance.

5. Organ-organ Eksekutif yang Bersifat Independen

Maksudnya adalah untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan demokratisasi, kekuasaan


pemerintah juga semakin dikurangi dengan dibentuknya berbagai ‘independent body’ agar
dalam menjalankan tugas utamanya tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik memereka
yang menduduki jabatan politik di pemerintahan.

6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak (independent and impartial judiciary)

Peradilan bebas dan tidak memihak ini mutlak harus ada dalam setiap Negara Hukum. Dalam
menjalankan tugas yudisialnya, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun juga, baik
karena kepentingan jabatan (politik) maupun kepentingan uang (ekonomi). Hakim tidak
boleh memihak kepada siapapun juga kecuali hanya kepada kebenaran dan keadilan. Namun
demikian, dalam menjalankan tugasnya, proses pemeriksaan perkara oleh hakim juga harus
bersifat terbuka, dan dalam menentukan penilaian dan menjatuhkan putusan, hakim harus
menghayati nilai-nilai keadilan yanghidup di tengah-tengah masyarakat.

Referensi : https://www.academia.edu/8995108/PRINSIP_POKOK_NEGARA_HUKUM,
diakses pada 13 September 2019

Anda mungkin juga menyukai