B011191332
HUKUM-F
Dalam menjalankan statusnya sebagai Negara hukum, tentu saja hal ini harus ditopang
dengan pilar sehingga dapat diseut sebagai Negara hukum yang sesungguhnya. Berikut
adalah :
Maksud dari supremasi hukum adalah pada hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang
sesungguhnya, bukanlah manusia, tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum yang
tertinggi. Sehingga setiap permasalahan diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman
tertinggi.
Maksudnya adalah adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan
pemerintahan, yang diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik. Dalam rangka
prinsip persamaan ini, segala sikap dantindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan
manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakanyang terlarang, kecuali tindakan-tindakan
yang bersifat khusus dan sementara.
3. Asas Legalitas (Due Process of Law)
4. Pembatasan Kekuasaan
Peradilan bebas dan tidak memihak ini mutlak harus ada dalam setiap Negara Hukum. Dalam
menjalankan tugas yudisialnya, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun juga, baik
karena kepentingan jabatan (politik) maupun kepentingan uang (ekonomi). Hakim tidak
boleh memihak kepada siapapun juga kecuali hanya kepada kebenaran dan keadilan. Namun
demikian, dalam menjalankan tugasnya, proses pemeriksaan perkara oleh hakim juga harus
bersifat terbuka, dan dalam menentukan penilaian dan menjatuhkan putusan, hakim harus
menghayati nilai-nilai keadilan yanghidup di tengah-tengah masyarakat.
Referensi : https://www.academia.edu/8995108/PRINSIP_POKOK_NEGARA_HUKUM,
diakses pada 13 September 2019