Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

HOMEOSTATIS : SISTEM SIRKULASI DAN SISTEM


EKSKRESI

KELOMPOK 3

1. Henra H041191068
2. Triyani Varadiba Hassani H041191071
3. Nur Azizah Ibrahim H041191072
4. Nada Fakhirah H041191075
5. Aulia Safira H041191098

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya
makalah yang berjudul “Homeostatis : Sistem Sirkulasi dan Sistem Ekskresi” dapat diselesaikan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah biologi dasar. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar gagasan pada
makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada khususnya dan kepada pembaca pada
umumnya.

Makassar, 17 September 2019

Kelompok 3

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai makhluk hidup khususnya manusia dan hewan hidup pada macam macam
habitat dengan cahaya, suhu, kelembabab, nutrient, pH, dan faktor fisik lain yang
bervariasi. Dalam rangka melangsungkan kehidupannya, manusia dan hewan perlu
melakukan suatu proses penyeimbangaan. Proses penyeimbangan demikian disebut
homeostatis, dimana dalam hal ini pusat fisiologis manusia dan hewan mengatur
keseimbangan status dinamis tubuh internal. Homeostatis merupakan suatu mekanisme
yang dimiliki manusia dan hewan untuk mengelola lingkungan didalam tubuhnya akibat
perubahan lingkungan luar. Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme. Proses
seperti ini pada akhirnya akan menghasilkan limbah jika tidak dikeluarkan, menyebabkan
penyakit. Disinilah fungsi ekskresi diperlukan seperti yang kita tahu, ekskresi merupakan
proses pembebasan sisa-sisa metabolisme pada tubuh. Selain sistem ekskresi , sistem
sirkulasi pada manusia sangat penting bagi kelangsungan hidup. Namun sistem sirkulasi
pada hewan dan manusia tidak sama, diperlukan makanan dan oksigen untuk
keberlangsungan makhluk hidup.

Sistem ekskresi dan sirkulasi pada makhluk hidup sangat diperlukan demi
keberlangsungan metabolism. Karena pada proses metabolisme, selain menghasilkan zat-
zat yang berguna untuk menghasilkan sampah yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-
bahan yang diperlukan tubuh adalah makanan dan hasil metabolisme kemudian sisanya
akan diangkut dan diedarkan dalam tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi).

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana komponen penyusun dalam sistem homeostatis?

1.2.2 Apa perbedaan sistem sirkulasi dan ekskresi pada hewan dan manusia?

1.2.3 Apa saja penyakit/kelainan pada sistem homeostatis?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui komponen penyusun dalam sistem homeostatis

1.3.2 Untuk mengetahui perbedaan sistem sirkulasi dan sistem ekskresi

1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam penyakit/kelainan pada sistem homeostatis

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komponen Penyusun Sistem Homeostatis

2.1.1 Sistem Sirkulasi

Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna, juga menghasilkan


sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh,
seperti makanan dan oksigen serta menghasilkan hasil metabolism dan sisa-sisanya,
diangkut dan diedarkan didalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan
makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh tubuh. Sebaliknya, sisa-
sisa metabolism diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan.

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas darah, pembuluh darah dan
jantung sebagai pusat peredaran darah.

1. Darah

Darah merupakan jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan,


disebut plasma darah dan sel-sel darah yang tersuspensi didalamnya. Sel-sel darah terdiri
atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55%, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar
45%. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat dipisahkan
melalui prosedur yang disebut sentrifugasi.

Fungsi utama darah pada manusia adalah sebagai berikut :

 Mengangkut oksigen ke jaringan diseluruh tubuh


 Mengangkut sari-sari makanan (nutrien) keseluruh tubuh

5
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme, misalnya karbon dioksida, urea dan asam
laktat ke alat ekskresi
 Mengedarkan hormon (hasil sekresi) dari kelenjar hormone ke tempat yang
membutuhkan.
 Melawan bibit penyakit, mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh serta
melakukan mekanisme pembekuan darah.
Berikut adalah penjelasan tentang bagian-bagian yang terdapat pada darah :

1). Plasma Darah


Plasma darah mengandung sekitar 92% air, protein dan senyawa organik lainnya.
Selain itu terdapat pula garam anorganik, terutama NaCl. Protein yang larut dalam darah
disebut protein darah, terdiri atas albumin, globulin dan protein pembentuk darah. Molekul-
molekul ini cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Plasma darah
yang tidak mengandung protein penggumpal darah (misalnya fibrinogen dan protrombin)
disebut serum. Dalam serum terdapat antibodi yaitu protein, yang membantu melawan
infeksi yakni menambal kebocoran ketika pembuluh darah terluka. Plasma juga
mengandung berbagai macam zat lain saat transit dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain, termasuk nutrien, zat buangan metabolik, gas-gas respiresi dan hormon. Plasma
memiliki konsentrasi protein yang jauh lebih tinggi daripada cairan interstisial, meskipun
kedua cairan tersebut sebenarnya mirip.
Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan
sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur, misalnya melalui proses ekskresi. Plasma
darah juga bertugas membawa sari-sari makanan, sisa metabolisme, hasil sekresi dan
beberapa gas.

2) Sel-Sel Darah
Sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Kebanyakan sel-sel darah tidak membelah,
melainkan langsung diganti oleh sel-sel baru dari sum-sum tulang belakang. Ada tiga
macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-
keping darah (trombosit).

6
Tabel 2.1.1 Komposisi Sel Darah dalam Tubuh Manusia

Tipe sel Deskripsi Jumlah Tempat Masa Fungsi


(sel/mm3) Pembentukan hidup
Eritrosit Bikonkaf, tidak 4 juta-6 Endotelium, 100-120 Transpor oksigen
berinti, juta sumsum tulang hari (O2) & karbon
diameter 7-8µm dioksida (CO2)
Leukosit Bulat, berinti 4.800- Sel retikulum ± 2
10.000 endotelium, minggu
sumsum tulang
Granulosit
*Neutrofil Nukleus 3.000- Jaringan limfoid, 6 jam- Memfagosit
multilobus, 7.000 kelenjar limfa beberapa (memakan)
granula terlihat hari bakteri
samar, diameter
10-12µm
*Eosinofil Nukleus 100-400 sumsum tulang 8-12 hari Membunuh
bilobus, granula (jaringan mieloid) cacing parasit,
sitoplasma menghancurkan
berwarna kompleks
merah, diameter antigen-antibodi,
10-14µm mencegah alergi
*Basofil Nukleus 20-50 sumsum tulang Beberapa Melepas zat
berlobus, (jaringan mieloid) jam- pencegah alergi,
granula besar beberapa mengandung
berwarna biru hari heparin (zat
(karena ada antikoagulan)
mistamin),
diameter 8-
10µm
Agranulosit
*Limfosit Nukleus bulat, 1.500- Limfa dan tulang Beberapa Mengaktifkan
sitoplasma 3.000 hari- sistem kekebalan
berwarna biru beberapa
pucat, diameter tahun
8-10µm
*Monosit Nukleus 100-700 sumsum tulang Beberapa Fagositosis,
berbentuk U, bulan berkembang
sitoplasma menjadi makrofag
warna biru
kelabu
Trombosit Berbentuk 150.000- Fragmentasi dari 5-10 hari Berperan dalam
(Keping cakram, 400.000 megakariosit proses pembekuan darah
darah) bergranula, sumsum tulang
diameter 2-4µm

7
Keterangan:
-Antikoagulan: Anti penggumpalan darah
-µm: micrometer (1 µm = 0,001 mm)
-Memfagosit: memakan(mengelilingi > membungkus > menghancurkan)

a) Sel Darah Merah (eritrosit)

Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel-sel darah yang paling banyak. Setiap
mikroliter (𝜇𝐿 atau 𝑚𝑚3 ) darah manusia mengandung 5-6 juta sel-sel darah merah dan
ada sekitar 25 triliun sel-sel jenis didalam 5 L darah ditubuh. Fungsi utamanya adalah
transpor elektron O2 dan strukturnya terkait erta dengan fungsi tersebut. Eritrosit-
eritrosit manusia merupakan cakram kecil (berdiameter 7-8 𝜇m) yang bikonkaf lebih
tipis dibagian tengah daripada di bagian tepi. Bentuk ini memperbesar area permukaan,
sehingga menunjukkan laju difusi O2 melintasi membran-membran plasmanya.

Meskipun ukurannya kecil, satu eritrosit mengandung sekitar 250 juta molekul
hemoglobin. Karena setiap molekul hemoglobin berikatan dengan empat molekul-
molekul O2, satu eritrosit dapat mentranspor sekitar 1 miliar molekul-molekul O2. Saat
eritrosit melewati bantalan-bantalan kapiler paru-paru, insang, atau organ-organ
respirasi yang lain, O2 berdifusi kedalam eritrosit-eritrosit dan berikatan dengan
hemoglobin. Di dalam kapiler-kapiler sistemik, O2 berdisosiasi dari hemoglobin dan
berdifusi ke dalam sel-sel tubuh.

b) Sel Darah Putih (leukosit)

Darah mengandung lima tipe utama sel-sel darah putih. Fungsinya adalah untuk
memerangi infeksi. Sebagian diantaranya bersifat fagositit, menelan dan mencerna
mikroorganisme maupun sisa-sisa dari sel-sel tubuh yang sudah mati. Salah satu tipe
leukosit adalah limfosit, berkembang menjadi sel-sel B dan sel-sel T terspesialisasi
yang melancarkan respon kekebalan melawan zat-zat asing. Secara normal, 1 𝜇𝐿 darah
mengandung sekitar 5.000-10.000 leukosit ; jumlahnya meningkat secara temporer

8
setiap kali tubuh memerangi infeksi. Tidak seperti eritrosit, leukosit juga ditemukan di
luar sistem sirkulasi, berpatroli di dalam cairan interstisial maupun sistem limfatik.

c) Keping Darah (trombosit/platelet)

Saat ada bagian tubuh kita yang terluka, misalnya jari kita teriris pisau, bagian itu
akan mengeluarkan darah. Namun setelah beberapa menit kemudian akan berhenti
dengan sendirinya. Karena didalam tubuh kita terdapat trombosit atau kepung-keping
darah yang dapat membekukan darah. Pembekuan darah adalah suatu proses di mana
dinding pembuluh darah yang rusak akan ditutup oleh gumpalan fibrin agar
pendarahan berhenti. Pembekuan darah juga dapat membantu memperbaiki dinding
pembuluh darah yang rusak.

3) Mekanisme Pembekuan Darah

Pembekuan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu sebagai berikut :

a) Jaringan yang luka terpapar ke darah


b) Trombosit akan membentuk sumbat yang memberikan perlindungan darurat sehingga
tidak terjadi kehilangan darah. Sumbat ini diperkuat oleh benang-benang fibrin
c) Pembentukan benang-benang fibrin adalah sebagai berikut ;

9
 Faktor pembeku darah dari trombosit bercampur dengan faktor pembeku darah
dari plasma (antara lain tromboplastin, trombokinase, ion kalsium dan vitamin
K). faktor-faktor pembeku darah itu bersama-sama akan mengubah protrombin
menjadi enzim trombin.
 Thrombin akan mengatalisis perubahan fibrinogen menjadi benang-benang
fibrin. Benang-benang fibrin saling menjalin dan membentuk sumbat yang kuat
untuk menutup luka.

4) Penggolongan Darah

Golongan darah pada manusia diatur secara genetik dan merupakan alel ganda. Salah
satu manfaat mempelajari golongan darah seseorang adalah untuk transfusi darah. Dalam
transfusi darah dikenal istilah donor (yang memberikan darah) dan resipien (yang
menerima transfusi darah). Begitu pentingnya darah bagi kehidupan manusia, penelitian
mendalam tentang darah pun kian banyak dilakukan. Dua komponen penyusun darah
adalah sel-sel darah (leukosit dan eritrosit) dan cairan (plasma). Plasma sendiri, terdiri dari
atas fibrinogen (protein untuk pembekuan darah) dan serum.

Golongan darah manusia bersifat menurun (herediter) dan ditentukan oleh alel
ganda. Penelitian mengenai penggolongan darah diawali oleh Dr. Karl Landsteiner pada
tahun 1901. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa di dalam sel darah merah (eritrosit)
terdapat suatu substansi asing yaitu antigen yang akan bereaksi dengan substansi pada
plasma darah yaitu antibodi (zat anti). Selanjutnya, penggolongan darah pada manusia ini
didasarkan pada antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam eritrosit.

a) Sistem A,B,O
Berdasarkan jenis antigen atau ada tidaknya antigen yang dikandung oleh
eritrosit, Karl Landsteiner membagi golongan darah menjadi golongan A, golongan
B, golongan AB, dan golongan O. Pewarisan golongan darah ini ditentukan oleh
adanya alel ganda (beberapa alel atau seri alel yang terdapat dalam satu lokus yang
sama). Simbol untuk alel tersebut adalah I (berasal dari kata isoaglutinin,

10
merupakan protein pada permukaan sel eritrosit). Orang yang mampu membentuk
aglutinogen A akan mempunyai alel IA, yang mampu membentuk aglutinogen B
mempunyai alel IB, dan yang mampu membentuk aglutinogen A dan B mempunyai
alel IA dan IB. Sementara itu, orang yang tidak mampu membentuk aglutinogen A
dan B mempunyai alel resesif i. Golongan darah ditentukan oleh adanya interaksi
alel-alel tersebut.

b) Sistem M, N
Penggolongan sistem ini ditemukan oleh Landsteiner dan Lavine, didasarkan
pada ada tidaknya antigen M dan N. Jika pada penggolongan darah A, B, AB, dan O
terdapat antibodi dalam darah seseorang, maka pada golongan darah ini darah
seseorang tidak mengandung antibodi M atau N. Oleh karena itu, untuk menguji
apakah seseorang mempunyai antingen M atau N atau keduanya digunakan antibodi
dari kucing. Dengan tidak adanya antingen M atau N dalam darah manusia, maka
penggolongan darah dengan sistem ini tidak berpengaruh atau tidak berperan dalam
transfusi darah.

11
Tabel 2.1.2 Penggolongan Darah Sistem MN dan Alelnya

Reaksi terhadap antibodi


Golongan (antiserum)
Genotip
darah Alel dalam
(fenotip) Anti-M Anti-N kromosom

M + - LM LM LM

N - + LN LN LN

MN + + LM dan LN LM LN
Keterangan: + = aglutinasi, dan - = tidak aglutinasi

c) Sistem Rhesus
Penemuan sistem ini sejak tahun 1940 oleh Landsteiner dan Wiener.
Berdasarkan ada tidaknya faktor Rh (Rhesus) dalam eritrosit, golongan darah pada
manusia dibedakan menjadi Rh+, yaitu jika mempunyai antigen Rh dan golongan
darah Rh -, jika tidak mempunyai antigen Rh. Transfusi atau pencampuran darah
dengan sistem Rh berbeda dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan akibat
ketidaksesuaian Rh yang disebut incompatibilitas rhesus. Orang yang memiliki
antigen rhesus dinamakan rhesus positif. Genotipe RR atau Rr dan yang tidak
memiliki antigen dinamakan rhesus negatif rr. Plasma darah baik pada rhesus positif
(Rh+) maupun pada rhesus negatif (Rh–) membentuk antibodi rhesus. Sistem rhesus
ini dikendalikan oleh gen Rh dengan alel. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh.

Tabel 2.1.3 Fenotipe, Genotipe, dan Gamet pada Sistem Rhesus

Fenotip Genotip Macam gamet

IRhIRh,
Rh + IRhIrh IRh dan Irh

Rh - Irh Irh Irh

12
5) Transfusi Darah

Pada transfusi darah terdapat ketentuan dimana transfusi sebaiknya dilakukan pada
orang yang bergolongan darah sama agar terjadi kecocokan antara darah donor
(pemberi) dan darah resipien (penerima). Akan tetapi, apabila transfusi darah dari
donor kepada resipien tidak sama golongan darahnya, akan terjadi reaksi
penggumpalan darah atau reaksi serologi pada tubuh penerima yang dapat
mengakibatkan kematian. Namun transfusi dapat pula dilakukan antara dua orang
dengan golongan darah yang berlainan. Ketentuannya adalah sebagai berikut:

Golongan
Genotipe Bisa menerima dari Golongan
Darah

IAi AA
A IAIA AO A atau O

IBi BB
B IBIB BO B atau O

AB IAIB AB A, B, AB, O

O ii O O

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah merupakan sistem peredaran darah berbentuk tabung otot elastis
atau pipa yang berfungsi membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain, ataupun
sebaliknya. Pembuluh darah bisa dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri)
dan pembuluh balik (vena).

 Arteri. Merupakan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah keluar dari
jantung, baik ke seluruh tubuh maupun ke paru-paru. Darah yang dialirkan
pembuluh arteri mengandung banyak oksigen, kecuali pada arteri pulmonalis, yang
khusus membawa darah kotor untuk dialirkan ke paru. Darah bersih yang dipompa

13
keluar dari jantung akan melalui pembuluh darah utama (aorta) dari bilik kiri
jantung. Aorta ini kemudian bercabang menjadi pembuluh darah yang lebih kecil
(arteri), yang menyebar ke seluruh bagian tubuh.
 Vena. Merupakan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah kembali ke
jantung, dari seluruh tubuh atau dari paru-paru. Vena cava membawa darah
kotor yang mengandung karbon dioksida dari seluruh tubuh, yang kemudian akan
dialirkan ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen melalui proses pernapasan.
Sedangkan vena pulmonalis (vena paru) membawa darah bersih yang kaya oksigen
dari paru-paru menuju jantung.

3. Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
darah.Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup
pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah pompa
sistem sirkulasi, jantung menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan
tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut
dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen
dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Otot jantung
(miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah volume darah yang mengalir
melalui atrium dan ventrikel suatu sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner)
menyediakan darah yang kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian
mengembalikan darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam atrium kanan. Arteri
koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari aorta; vena kardiak
mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam
atrium kanan. Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada saat
jantung sedang mengendur diantara denyutnya (selama diastol ventrikuler).

14
Jantung dibagi dua bagian yaitu kanan dan kiri yang masing-masing terdiri dari dua bagian
pula yaitu atrium dan ventrikel. Jantung bagian kanan berhubungan dengan fungsi
pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-paru dimana jantung kananlah yang
memompa darah ke paru-paru. Sedangkan jantung kiri berhubungan dengan fungsi
peredaran darah ke seluruh tubuh karena jantung kiri yang memompa darah ke seluruh
tubuh.

4. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga, yakni sirkulasi sistemik,
sirkulasi pulmonal, dan sirkulasi koroner. Ketiga sirkulasi ini saling bekerja sama untuk
memastikan kelangsungan hidup manusia.

 Sirkulasi sistemik

Sirkulasi sistemik merupakan sirlukasi darah yang mencakup seluruh tubuh.


Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen mengisi serambi
kiri jantung melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan karbon dioksida di
paru-paru. Kemudian, darah yang sudah berada di serambi kiri diteruskan ke bilik

15
kiri, untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama
(aorta). Darah yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian
paling tepi di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya
ke sel-sel tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi kanan jantung untuk
mengalami proses pembersihan darah.

 Sirkulasi pulmonal

Sirkulasi pulmonal (paru), ini merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju
paru-paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung
karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh
vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi kanan dan diteruskan ke bilik
kanan jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, untuk melakukan pertukaran gas karbon
dioksida dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang kaya oksigen akan
memasuki serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

 Sirkulasi koroner

Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan
nutrisi supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang menutrisi
jantung akan dialirkan melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu,
sumbatan pada arteri koroner bisa mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot
jantung, sehingga meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

2.1.2 Sistem Ekskresi Pada Manusia dan Hewan

2.1.2.1 Sistem Ekskresi Pada Manusia

Alat- alat tubuh yang berfungsi dalam proses ekskresi termasuk dalam system
ekskresi. Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan CO2 dan H2O, sisa
metabolisme protein berupa amino, NH3, urea, dan asam urat.

16
Berikut adalah alat – alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa
metabolisme :

1. Ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah
kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakangbagian pinggang. Ginjal kanan
lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati.Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks
yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal).Di
bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron.Setiap nefron terdiri
atas badan Malpighi dan tubulus kontortus.Badan Malpighi terdiri atas kapsula
(simpai) Bowman Dan glomerulus.Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh
kapiler.Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
'I'ubulus kontortus terdiri atas: tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal, dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distal terdapat gelung/ lengkung Henle. Pars ascenden (naik) dan
pars descenden (turun).Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang
berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman
(l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih
yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob
Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang
mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh
seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 -
1694).Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang
di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral
tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

17
Fungsi Ginjal
 Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
 Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
 Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
 Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
 Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang

2. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan.Hati mendapat suplai darah dari pembuluh
nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus.Hati dibungkus
oleh selaput hati (capsula hepatica).Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison).Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.Sebagai alat eksresi hati
menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya
mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga
bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang
telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya
dilepas.

Fungsi hati :
 Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
 Merombak kelebihan asam amino
 Menawarkan racun
 Membentuk protombin dan fibrinogen
 Membentuk albumin dan globulin
 Mengubah provitamin A menjadi vitamin A

18
 Tempat pembentukan urea
 Menghasilkan empedu
 Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

3. Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita
sebut kulit.Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada
di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit
ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati
dan selalu mengelupas.Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum.Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang
berinti dan mengandung pigmen melanin.Stratum germinativum tersusun atas sel-sel
yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar. Stratum korneum, merupakan
lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidium, merupakan lapisan
zat tanduk Stratum granulosum, mengandung pigmen Stratum germonativum, selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis.Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf.Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah
kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula
sebasea).Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam.terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar
keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori.Di dalam kantong rambut
terdapat akar rambut dan batang rambut.Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan
minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering.Rambut dapat tumbuh

19
terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut.
Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut,akar rambut ,pembuluh darah
,syaraf ,kelenjar minyak (glandula sebasea),kelenjar keringat (glandula
sudorifera).Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi
tubuh dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis.Lapisan ini banyak mengandung
lemak.Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi Kulit
 Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
 mengeluarkan keringat
 pelindung tubuh
 menyimpan kelebihan lemak
 mengatur suhu tubuh, dan
 tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari
yang mengandung ultraviolet

4. Paru-Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang
dilindungi oleh tulang-tulang rusuk.Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru
kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-
paru diselaputi oleh selaput pleura.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang
terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.

20
Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan
uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

2.1.2.2 Sistem Ekskresi Pada Hewan

Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu


melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh.Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna
empedu, dan asam urat.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah
dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.Tugas pokok alat
ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat
pengeluarannya berbeda-beda.

1. Sistem Ekskresi pada Ikan


Alat ekskresi ikan berupa ginjal dan urin.mengandung nitrogen dalam bentuk
amonia. Sedangkan insang mengeluarkan karbon dioksida sisa pernapasn.
2. Sistem Eksresi pada Serangga
Alat ekskresi pada serangga disebut buluh malpighi. Butul Malpighi terletak
dekat ussu bagian belakang.Buluh Malpighi mengambil zat-zat sisa pencernaan
dalam bentuk cairan dari darah serangga. Zat-zat sisa berupa nitrogen diubah menjadi
asam urat.Asam urat dikeluarkan dari tbuh serangga dalam bentuk pasta putih.

21
3. Sistem Ekskresi pada Amfibi
Alat ekskresi pada amfibi berupa ginjal dan paru-paru.Ginjal menghasilkan
urin.Urin dikeluarkan melalui kantung kemih ke kloaka. Kloaka merupakan saluran
urin, saluran pencernaan, dan saluran kelami.Sedangkan paru-paru mengeluarkan sisa
pernapasan berupa karbon dioksida.
4. Sistem Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal dan paru-paru.Zat-zat sisa metabolisme
dalam urin dikeluarkan oleh ginjal dan bermuara pada kloaka.Sedangkan paru-paru
mengeluarkan karbon dioksida.
5. Sistem Ekskresi pada Burung
Alat ekskresi pada burung berupa ginjal dan paru-paru.Ginjal mengeluarkan
nitrogen dalam bentuk asam urat. Asam urat dikeluarkan dari tubuh burung dalam
bentuk pasta putih sepreti pada serangga.Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon
dioksida sisa pernafasan.
6. Sistem Ekskresi pada Mamalia
Sistem ekskresi pada mamalia umumnya sama seperti manusia.

2.2 Perbedaan Sistem Sirkulasi dan Sekresi pada Hewan dan Manusia

2.2.1 Perbedaan sistem sirkulasi manusia dan hewan

1. sistem sirkulasi manusia

Terdapat dua jenis sistem sirkulasi, yakni sistem sirkulasi tunggal dan sistem
sirkulasi ganda. Manusia sebagai makhluk multiselular memiliki sistem sirkulasi
ganda. Sistem sirkulasi ganda adalah sistem peredaran darah dengan dua sirkuit
berbeda. Pompa-pompa untuk kedua sirkuit itu mengalirkan darah ke jaringan-
jaringan yang berbeda, namun dikombinasikan ke dalam satu organ tunggal
menyederhanakan koordinasi siklus pemompaan darah. Salah satu pompa, di sisi
kanan jantung, mengantarkan darah miskin-oksigen ke bantalan-bantalan kapiler

22
dari jaringan-jaringan pertukaran gas, tempat terjadi pergerakan neto O2 ke dalam
darah dan CO2 ke luar darah. Bagian sirkulasi ini disebut sirkuit pulmokotan.

Setelah darah diperkaya-oksigen meninggalkan jaringan-jaringan pertukaran gas,


darah tersebut memasuki pompa yang lain, yaitu bagian kiri jantung. Kontraksi
jantung mendorong ini ke bantalan kapiler dalam organ-organ dan jaringan-jaringan
di seluruh tubuh. Setelah pertukaran O2 dan CO2, serta nutrien dan zat buangan,
darah yang kini miskin-oksigen kembali ke jantung, menuntaskan sirkuit sistemik.
Sirkulasi ganda menyediakan aliran darah yang deras ke otak, otot, dan organ-organ
yang lain karena jantung memberikan tekanan ulang pada darah yang ditujukan ke
jaringan-jaringan ini setelah melewati bantalan kapiler paru-paru atau kulit.

Gambar diatas menunjukkan kedua sirkuit bekerja secara simultan, tidak secara berurutan
seperti yang seolah-olah ditunjukkan oleh diagram. Kedua ventrikel memompa secara
nyaris berbarengan; sewaktu sebagian darah mengalir di dalam sirkuit pulmoner, sebagian
darah yang lain mengalir di dalam sirkuit sistemik.

2. sistem sirkulasi hewan

Sistem peredaran darah hewan tersistemasi dalam dua jenis sistem sirkulasi, ada yang
menggunakan sistem sirkulasi tunggal dan ada yang menggunakan sistem sirkulasi ganda.

23
Sistem sirkulasi tunggal pada hewan dimiliki oleh ikan bertulang keras, pari, dan hiu,
jantung terdiri dari dua ruang: satu atrium dan satu ventrikel. Darah melewati jantung sekali
dalam setiap sirkuit lengkap, susunan ini disebut sirkulasi tunggal. Darah yang memasuki
jantung terkumpul di dalam atrium sebelum berpindah ke ventrikel. Kontraksi ventrikel
memompa darah ke insang. Sewaktu darah meninggalkan insang, kapiler-kapiler bergabung
ke dalam pembuluh yang mengangkut darah kaya-oksigen ke bantalan-bantalan kapiler di
seluruh tubuh. Darah kemudian kembali ke jantung.

Pada sirkulasi tunggal, darah yang meninggalkan jantung akan melewati dua bantalan
kapiler sebelum kembali ke jantung. Ketika darah mengalir melalui bantalan kapiler,
tekanan darah turun drastic. Penurunan tekanan darah dalam insang ikan bertulang keras,
pari, atau hiu membatasi laju aliran darah di bagian-bagian tubuh yang lain. Akan tetapi,
saat ikan berenang, kontraksi dan relaksasi otot-ototnya membantu mempercepat laju
sirkulasi yang relatif lambat.

24
Selain sirkulasi tunggal, sirkulasi ganda pada sistem peredaran darah juga digunakan oleh
sebagian besar hewan, yakni golongan amfibia, reptil, mamalia, dan burung.

 Amfibia. Katak dan amfibia-amfibia yang lain memiliki jantung beruang tiga: dua
atrium dan satu ventrikel. Ketika berada di dalam air, katak mengubah sirkulasinya ,
untuk sebagian besar bagian menghentikan aliran darah ke paru-parunya yang tak
efektif untuk sementara. Aliran darah berlanjut ke kulit, yang berperan sebagai satu-
satunya tempat pertukaran gas sewaktu katak menyelam.
 Reptilia (kecuali burung). Kura-kura, kadal, dan ular memiliki jantung beruang tiga,
dengan septum yang membagi ventrikel secara tak sempurna menjadi ruang kiri dan
ruang kanan. Pada buaya, kaiman, dan krokodila-krokodila yang lain, septumnya
sempurna, namun sirkuit-sirkuit pulmoner dan sistemik terhubung di tempat arteri
meninggalkan jantung. Ketika krokodila menyelam, katup-katup arteri mengalihkan
sebagian besar aliran darah dari sirkuit pulmoner ke sirkuit sistemik melalui
sambungan ini.
 Mamalia dan burung. Pada semua mamalia dan burung, ventrikel terbagi dua
sepenuhnya, sehingga terdapat dua atrium dan dua ventrikel. Bagian kiri jantung
hanya menerima dan memompa darah kaya-oksigen, sementara bagian kanan hanya
menerima dan memompa darah miskin-oksigen. Jantung beruang-empat yang kuat
merupakan adaptasi kunci yang menyokong cara hidup endotermik yang khas pada
mamalia dan burung. Endoterm menggunakan sekitar sepuluh kali lebih banyak

25
energi daripada eksoterm yang berukuran setara; sehingga sistem sirkulasinya harus
mengantarkan sekitar sepuluh kali lebih banyak bahan bakar dan O2 ke jaringan-
jaringannya.

2.2.2 Perbedaan Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan

Perbedaan sistem ekskresi manusia dan hewan terletak pada aspek organ eskresi,
proses metabolisme, dan produk metabolisme yang dihasilkan. Berikut penjelasan
tentang perbedaan sistem eskresi manusia dan hewan.
1. Sistem Ekskresi Manusia
Sistem ekskresi pada manusia meliputi ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Masing-
masing organ pada sistem eksresi ini memiliki proses tersendiri dalam rangka
mengeluarkan sisa hasil metabolisme dalam bentuk produk metabolisme yang
berbeda. Adapun penjabaran dari proses metabolisme dan produk yang dihasilkan
dari masing-masing organ eksresi manusia adalah :
 Ginjal
Ginjal atau ren berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Fungsi utama
ginjal adalah megeksresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen, misalnya amonia. Selain itu, ginjal juga berperan dalam mengatur
keseimbangan air untuk mempertahankan cairan ekstraseluler dengan
mengeluarkan air dari dalam tubuh bila jumlahnya berlebihan. Hal ini
merupakan fungsi ginjal dalam osmoregulasi. Produk ekskresi dari ginjal
berupa air seni (urin).
 Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifea) yang mengeluarkan produk ekskresi berupa keringat.
Keringat mengandung sisa-sisa metabolisme, yaitu larutan garam, air, dan
sedikit urea. Pengeluaran keringat berhubungan dengan suhu lingkungan
yang tinggi dan aktivitas tubuh yang meningkat. Bila suhu udara panas,
kelenjar-kelenjar keringat akan bekerja giat sehingga pengeluaran keringat
lebih banyak.

26
 Paru-paru
Paru-paru berfungsi sebagai organ eksresi karena mengekskresikan zat sisa
metabolisme (produk metabolisme), berupa karbon dioksida dan uap air.
Karbon dioksida dan air yang merupakan sisa metabolisme akan dikeluarkan
dari sel-sel dalam jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah melalui
pembuluh balik dan dibawa ke jantung.
 Hati
Hati merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan produk
metabolisme berupa empedu. Empedu mengandung asam empedu, air,
kolesterol, garam empedu, zat warna empedu, dan zat-zat lainnya. Hati juga
berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah
merah yang telah tua. Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah
dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu).

2. Sistem Eskresi Hewan


Seperti halnya manusia, hewan pun perlu untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme di dalam tubuhnya. Sistem eskresi pada hewan berbeda-beda. Hal itu
tergantung pada organ eskresi yang dimilikinya. Berikut penjabarannya.
 Ikan (Pisces)
Organ ekskresi pada ikan adalah sepasang ginjal opistonefros. Opistonefros
ini berbentuk lonjong dan berwarna coklat. Opistonefros berhubungan
dengan sistem reproduksi. Terdapat perbedaan cara adaptasi ikan terhadap
lingkungannya. Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di
dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-
sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif
mengeluarkan garam dari tubuhnya. Adapun ginjal ikan air laut
menyekresikan sedikit urin. Hal ini menjaga agar ikan air laut tidak
kekurangan air dalam tubuhnya.
Ikan air tawar memiliki cara yang berbeda. Ikan air tawar cenderung untuk
menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar

27
secara aktif memasukkan garam dari lingkungannya ke dalam tubuh.
Ginjalnya membantu dengan menyekresikan urin dengan konsentrasi air
yang tinggi.

 Serangga
Alat eksresi pada serangga disebut buluh Malpighi. Buluh Malpighi
mengambil zat-zat sisa penecernaan dalam bentuk cairan dari darah
serangga. Zat-zat sisa berupa nitrogen diubah menjadi asam urat. Asam urat
dikeluarkan dari tubuh serangga dalam bentuk pasta putih.
 Amifibi
Alat eskresi pada amfibi berupa ginjal dan paru-paru. Ginjal menghasilkan
urin. Urin dikeluarkan melalui kantung kemih ke kloaka. Kloaka merupakan
saluran urin, saluran pencernaan, dan saluran kelami. Sedangkan paru-paru
mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbon dioksida.
 Reptil
Alat eksresi pada reptile berupa ginjal dan paru-paru. Zat-zat sisa
metabolisme dalam urin dikeluarkan oleh ginjal dan bermuara pada kloaka.
Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.
 Burung

28
Alat eksresi pada burung berupa ginjal dan paru-paru. Ginjal mengeluarkan
nitrogen dalam bentuk asam urat. Asam urat dikeluarkan dari tubuh burung
dalam bentuk pasta putih seperti pada serangga. Sedangkan paru-paru
mengeluarkan karbon dioksida sisa pernafasan.
 Mamalia
Sistem ekskresi pada mamalia umumnya sama seperti manusia.
 Planaria
Alat eksresi pada Planaria disebut nefridia. Nefridia ini berupa jaringan
menyerupai pipa yang bercabang-cabang. Ujung dari setiap jaringan tersebut
terdapat sel api. Cara kerja dari sel api yaitu terus bergerak untuk menyerap
dan menyaring sisa-sisa metabolisme. Sisa-sisa metabolisme tersebut akan
dialirkan ke nefridia untuk dikeluarkan melalui saluran ekskretori.

 Cacing tanah
Cacing tanah memiliki organ eksresi yang disebut nefridia. Cacing tanah
dapat mengeluarkan sampah nitrogen. Nefridia pada cacing tanah terdapat
pada setiap segmen tubuhnya. Pada nefridia bagian depan, terdapat silia
yang disebut nefrostom. Nefrostom berfungsi menyaring cairan yang
kemudian akan masuk menuju saluran (tubulus).

29
 Belalang
Organ ekskresi belalang disebut tubulus Malpighi. Proses ekskresi diawali
dengan masuknya sampah nitrogen dari darah ke dalam tubulus Malpighi.
Sisa metabolisme tersebut kemudian diekskresikan ke dalam usus, kemudian
dikeluarkan bersama sampah metabolisme padat melalui rektum.

30
Tabel 2.2.1 Perbedaan antara sistem sirkulasi dan sistem ekskresi antara manusia dan
hewan

SIRKULASI EKSKRESI

Produk
Subjek Sistem Sirkulasi Subjek Organ
Metabolisme
Ginjal Urin
Kulit Keringat
Sistem Sirkulasi Karbon
Manusia Manusia
Ganda Paru-Paru Dioksida &
Uap Air
Hati Empedu
Sistem Sirkulasi Ginjal
Ikan Urin
Tunggal : Opistonefros
 Ikan Bertulang Buluh
Serangga Pasta Putih
Keras Malpighi
 Pari Ginjal Urin
Amfibi
 Hiu Paru-Paru Co2
Sistem Sirkulasi Ginjal Urin
Reptil
Ganda : Paru-Paru Co2
Hewan  Amfibia Hewan Ginjal Pasta Putih
Burung
 Reptilia Paru-Paru Co2
 Mamalia Sama Seperti Sama Seperti
Mamalia
 Burung Manusia Manusia
Planaria Nefridia
Cacing Sampah
Nefridia
Tanah Nitrogen
Tubulus Sampah
Belalang
Malpighi Nitrogen

31
2.3 Macam-macam Penyakit/ Kelainan pada Sistem Homeostatis

1. Asidosis dan Alkalosis

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,


tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa
oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan (Widayanti, 2010).

a. Asidosis

Asidosis adalah suatu keadaan darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Penyebab utama asidosis metabolik :

 Gagal ginjal
 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
 Ketoasidosis diabetikum
 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
 Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
 Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi atau kolostomi.

b. Alkalosis

Alkalosis adalah suatu keadaan darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

32
a) Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa


karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab : Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang


menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari
aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah kadar oksigen darah
yang rendah dan demamb.

b) Alkalosis Metabolik

Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Contoh:

 kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang


berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(terutama setelah pembedahan perut).
 Mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
 Kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

3. Hipotermia dan Hipertermia

a. Hipotermia

Hewan yang hidup dalam cold stress atau zona hipotermia maka hewan untuk
sementara masih mampu melakukan proses-proses metabolisme di samping menaikkan
isolator (isolasi). Suhu tubuh demikian rendahnya, mengakibatkan jantung berdenyut secara

33
perlahan dibarengi dengan hemokonsentrasi (kepekatan darah bertambah). akibatnya proses
metabolisme di dalam otak berhenti, hilangnya kesadaran, berhentinya denyut jantung yang
diikuti dengan terdepresnya respirasi dan biasanya diikuti dengan kematian.

b. Hipertermia

Kerusakan pada bagian anterior hipotalamus dapat menyebabkan hipertermia.


Hewan yang hidup dalam heat stress, biasanya tidak mampu bertahan dalam waktu lama.
Mula-mula hewan masih dapat mengatur suhu tubuhnya dengan cara melakukan
perkeringatan yang kemudian dilanjutkan dengan panting. pengaruh panas yang tinggi
menyebabkan kerusakan protein termasuk enzim metabolisme, maka hewan dengan cepat
akan kehabisan tenaga. Biasanya kematian akan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan
pada keadaan hipotermia.

34
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Homeostatis adalah keseimbangan antara perubahan-perubahan eksternal dan


mekanisme-mekanisme kontrol internal yang berlawanan dengan perubahan-perubahan
tersebut. Komponen penyusun sistem homeostatis, dalam hal ini membahas tentang sistem
sirkulasi dan sistem ekskresi dimana kedua hal tersebut saling bersangkut paut dengan
sistem metabolisme tubuh. Komponen penyusun sistem sirkulasi pada manusia yaitu
membahas tentang darah (plasma darah, sel-sel darah), mekanisme pembekuan darah,
penggolongan darah, pembuluh darah, jantung, dan mekanisme sistem peredaran manusia.
Komponen penyusun sistem ekskresi manusia yaitu ginjal, hati, kulit, paru-paru. Adapun
komponen penyusun sistem eksresi pada hewan itu berbeda setiap hewan. Alat ekskresi
ikan berupa ginjal, serangga berupa buluh Malpighi, amfibi, burung dan reptile berupa
ginjal dan paru-paru, dan mamalia alat eksresinya sama dengan manusia.
3.1.2 Perbedaan sistem sirkulasi pada hewan dan manusia yaitu pada manusia sistem
sirkulasi berupa sistem sirkulasi ganda, sedangkan pada hewan sistem sirkulasinya berupa
sistem sirkulasi tunggal dan ada yang menggunakan sistem sirkulasi ganda. Adapun
perbedaan sistem ekskresi antara hewan dan manusia terletak pada alat ekskresi, proses
ekskresi, dan produk ekskresi yang dihasilkan.
3.1.3 Penyakit/ kelainan pada sistem homeostatis yaitu asidosis, alkalosis, hipotermia,
dan hipetermia.

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah yang berjudul “Homeostatis : Sistem Sirkulasi


dan Sistem Ekskresi” ini kami berharap penyusunan makalah ini bermanfaat pada
pembaca pada umumnya, dan para mahasiswa pada khususnya. Kami sangat berharap

35
setelah membaca makalah ini, pembaca dapat meningkatkan potensi dalam pengetahuan
tentang materi yang telah dibahas sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
mengingat begitu banyaknya penyakit yang dapat timbul dalam sistem sirkulasi dan sistem
ekskresi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Inspiring, 2018, Sistem Ekskresi Pada Manusia dan Hewan Beserta


Rangkumannya, yang terdapat pada http://inspiring.id/sistem-ekskresi-pada-
manusia/. Diakses pada 16 September 2019.

Irnaningtyas., 2015, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Pratiwi, D.A, dkk., 2015, Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga,
Jakarta.

Urry, Lisa A, dkk., 2010, Biologi Campbell Edisi Kedelapan Jilid 3,


Erlangga, Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai