Anda di halaman 1dari 29

HUKUM MENDEL

PEMBELAHAN SEL DAN


PEWARISAN SIFAT

Kelompok 1
Birgita Mersi (G041191048)
Ansar (G041191050)
Nur Amalia Rusli (G041191054)
Veronica Tandipasang (G041191056)
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel
guna memperbanyak jumlah sel dan mempermudahfungsi
dari sel itu sendiri. Pembelahan sel dibagi atas dua yaitu:

1. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis adalah proses yang menghasilkan dua
sel anak yang identik. Pembelahan ini mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti
dari sel somatic secara berturut-turut. Pembelahan ini
diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan
dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
Ciri-ciri pembelahan mitosis :
a) Pembelahan berlangsung satu kali
b) Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah
c) Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah
kromosom sel induk, yaitu 2n (diploid).
d) Sifat sel anak sama dengan sifat sel induk.
e) Terjadi pada sel tubuh (sel somatic) misalnya pada
jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang,
lingkaran kambium.
f) Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak
sel-sel seperti pertumbuhan dan perbaaikan sel yang
rusak.
g) Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase,
metaphase, anaphase, dan telofase, namun secara umum
tahap-tahap pembelahan sel akan kembali ketahap
semulasehingga membenetuk siklus sel.
Siklus sel adalah rangkaian peristiwa perkembangan sel
yang terjadi dan mempunyai urutan tertentu, setelah
meliputi semua tahap semula. Siklus sel dibagi menjadi 2
tahap yakni fase mitotic (10%) dikenal sebagai fase M. fase
mitotic merupakan fase pembelahan mitosis. Kedua adalah
fase interfase (90%), yang dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Fase interfase
fase interfase disebut juga fase istirahat karena tidak
menampakkan tanda-tanda pembelahan. Pada fase ini
terjadi peristiwa pertumbuhan dan pengumpulan energi
yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses
interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase
dapat dibedakan menjadi 3, antara lain:
 Fase pertumbuhan primer (fase G1); terjadi replikasi
organel-organel dalam sitoplasma.
 Fase sintesis (fase S); pada fase ini terjadi sintesis
DNA da organel sel
 Fase pertumbuhan sekunder (fase G2); terjadi
penyusutan struktur tertentu yang diperlukan dalam
pembelahan mikrosom.
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-
benang kromatin tidak terpilin . Interaksi antara DNA, RNA, dan
protein terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase.

2) Fase mitotik
Fase mitotic merupakan fase terjadinya replikasi kromosom.
Fase ini meliputi tahap-tahap berikut.
a) Profase
Profase merupakan fase awal dari fase pembelahan. Pada
profase akan terjadi yaitu;
 Benang-benang kromatin akan berubah menjadi
kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah
menjai kromatid yang sentomernya masih satu.
 Dinding inti dan anak inti menghilang.
 Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom
berpisah dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
 Serat-serat gelendong atau benang-benang spindle
terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut:
 Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan

metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang


ini terdiri atas serabut protein halus terbuat dari
microtubule yang sangat kecil. Benang gelendong ini
penting untuk penyebaran kromosom secara teratur.
 Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang

ekuator. Sentromer terletak pada benag gelendong.


Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa
melekat pada sentromer.
 Sentromer membelah dan masing-masing kromatid

menjadi kromosom tunggal.


c) Anafase
Tahap ini pada pembelahan mitosis terjadi proses-
proses:
* Dua sister kromatid bergerak ke arah kutub yang
berlawanan.Sentomernya tertarik karena kontraksi benang-
benanng gelendong,selain itu mungkin ada gaya tolak menolak
dari pembelahan sentomer itu.
 Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di
dalam sel.
 Pada akhir anafase sekat mulai terbentukdekat bidang ekuator.
 Tahap anafase merupakan fase yang terpendek dari fase-fase
mitotic.

d) Telofase
Pada tahap ini terjadi peristiwa :
 Kromatid yang berada pada masing-masing kutub akan
berubah menjadi benang-benang kromatin kembali
 Terbentuk kembali dinding inti dan nukleous sehingga terbentuk
dua inti baru.
 Seret-seret gelondong menghilang.
 Terjadi pembelahan sitoplasma(sitokinesis)menjadi dua bagian
dan terbentuk membran sel pemisah di tengah bidang
pembelahan. Sehingga akan terebntuk dua sel anak yang
memiliki jumlah kromosom yang sama dengan kromosom
induknya.
2. Pembelahan Meiosis(Reduksi)
Pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
separuh.
Sifat-sifat pembelahan meiosis yaitu:
a. Pembelahan dua kali
b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah
kromosom induk yaitu n (haploid)
d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya.
e. Terjadi pada sel kelamin (sel Gamet).
f. Tujuan pembelahan meiosis yaitu generasi selanjutnya
mempunyai jumlah kromosom tetap.

1) Fase-fase Pembelahan Meiosis


Ada dua kali proses pembelahan yaitu meiosis I dengan meiosis II
tanpa infrase.
a. Profase I
Leptoten,benang-benang kromatin memendek dan
menebal serta mudah menyerap zat warna( pembentukan
kromosom).
Zigoten,sentrosom membelah menjadi dua. Tiap-tiap
belahan bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
Sementara itu,kromosom yang homolog saling
berpasangan.
Peristiwa terakhir disebut sinapsis.
Pakttien,tiap kromosom membelah diri menjadi dua
kromatid. Peristiwa ini disebut duplikasi kromosom.
Sehingga pada setiap kelompok sinapsis terdapat 4
kromatida
tetapi masih dalam satu ikatan sentromer sehingga
terbentuk tetrad.
Diploten,dua kromosom homolog yang saling berpasangan
memisahkan diri dan terjadi pindah silang(cossing over).
Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah
sampai pada kutub yang berlawanan.Dari sentriol ini
terbentuk gelondong pembelahan. sementara
itu,membran inti nukleus mulai lenyap.

b) Metafase I
Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada
serat gelondong melalui sentomernya.
Kromosom homolog terus bergandengan.

c) Anafase I
Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub
yang berlawanan.
Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu
untuk satu kromosom.
d) Telofase I
Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali.
Dinding inti dan nukleus terbentuk kembali.
Nukleous dan dinding inti menghilang.
Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
Serat-serat gelondong terbentuk diantara 2 kutub
pembelahan.

e) ProfaseII
Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid.
Kromosom yang terdiri atas 2 kromatid tidak mengalami
duplikasi lagi.
Nukleous dan dinding inti menghilang.
Sentriol berpisah menjadi kutub yang berlawanan.
Serat-serat gelondong berpisah terbentuk diantara 2 kutub
pembelahan.
f) Metafase II
Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada
serat
gelondong melalui sentromernya.

g) Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan.

h) Telofase II
Kromosom berubah menjadi benang-benang
kromatin
kembali.
Nukleous dan dinding inti sel kembali.
Serat-serat gelondong menghilang dan terbentuk
sentrosom kembali.
B. PEWARISAN SIFAT

Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan sifat


maka perlu diketahui istilah-istilah yang berkaitan dengan
genetika
1. Parental (induk) P : induk atau orang tua
2. Filia (turunan) F : keturunan yang diperoleh sebagai hasil
dari perkawinan parental
3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya
4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya
5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang
dikandung individu yang menyebabkan munculnya sifat-
sifat fenotipe
6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak
7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat
alternative sesamanya
8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama
9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang
tidak sama
10.Pembatasan : perkawinan antara dua individu yang
mempunyai sifat beda
Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hukum sebagai
dasar pengembangan genetika modern oleh bapak genetika
bernama Gregor Johann Mendel (1822-1884). Seorang biarawan
dan ahli botani dari Austria. Hukum tersebut disebut sebagai:

1. Hukum Mendell
Hukum mendel dibagi menjadi dua yaitu:
a) Hukum Mendell I
Hukum Mendell I (hukum segregasi bebas atau
pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel
gamet, 2 gen yang berpasangan akan dipisahkan
kedalam dua sel anak secara bebas.
1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri
yang memiliki satu sifat beda (monihibrida) yaitu
antara kab/pri berbiji bulat dengan berbiji keriput.
Sifat bulat dominan terhadap keriput.
Komposisi Gen
B : gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b
b : gen untuk sifat keriput
P1 : BB (Bulat) x F1
Bb x Bb
Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b,B, dan b
B b
B BB (bulat) Bb (bulat)
B Bb (bulat) Bb (keriput)

Rasio Fenotipe = bulat : keriput; 3 : 1


Rasio genotype = BB : Bb : bb : 1 : 2 : 1
b. Hukum Mendell II
Hokum pengelompokkan gen secara bebas
yaitu bila dua individu berbeda satu dengan
yang lain dalam dua macam sifat atau lebih,
maka penurunan sifat yang satu tidak
tergantung dengan yang lain.
Contoh percobaan hokum mendell II :
Mendel II melakukan percobaan penyilangan
pada kacang kapri dengan dua sifat beda,
yaitu warna dan bentuk biji.
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
Penyelesaian :
P : BBKK (Bulat kuning) x bbkk (keriput
hijau)
Gamet : BK x bk
F1 : BbKk (bulat kuning)
P2 : F1 x F1
P2 : BbKk x BbKk
Gamet : BK, Bk BK, Bk
bK, bk bK, bk
F2
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2
adalah :
Kotak Nomor Genotipe Fenotipe
1 BBKK Bulat Kuning
2,5 BBKk Bulat Kuning
3,9 BbKK Bulat Kuning
4, 7, 10, 13 BbKk Bulat Kuning
6 BBkk Bulat Hijau
8, 14 Bbkk Bulat Hijau
11 bbKK Keriput Kuning
12, 15 bbKK Keriput Kuning
16 Bbkk Keriput Hijau
Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat
hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 1.
Hubungan antara sifat beda dan jumlah
kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada
F2 untuk fenotipe dan genotype.

2. Penyimpangan Semu Hukum mendel


Merupakan penyilangan dihibrid yang hasil
perbandingannya tidak sesuai dengan Hukum
Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena
adanya dua pasang gen atau lebih yang saling
memengaruhi dalam memberikan fenotipe
pada suatu individu. Beberapa macam
penyimpangan semu hukum mendell adalah:
a. Interaksi beberapa pasangan gen (Atavisme)
Atavisme adalah kemunculan karakteristik
dalam organisme setelah absen selama
beberapa generasi atau menyebabkan
munculnya suatu sifat yang berbeda dengan
karakter induknya.
b. Polimeri
Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih di
mana masing-masing gen saling menguatkan.
c. Kriptomeri
Kriptomeri adalah gen dominan yang tidak
tampak (tersembunyi) jika bersama dengan gen
dominan lainnya dan baru tampak bila tidak
berada bersama faktor penutup.
Contoh nya adalah pembastaran antara bunga
Linaria maroccana merah dengan yang putih.
Warna bunga disebabkan adanya zat warna
antosianin dalam air sel. Bila pH rendah akan
berwarna merah dan bila pH tinggi akan
berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat
antosianin, maka pada lingkungan asam dan
basa bunga tetap berwarna putih.
d. Epistasis dan Hipostasis
Interaksi dimana satu gen menutupi gen lain
yang bukan alelnya. Gen yang ditutupi itu
disebut hipostasis, dan yang menutupi disebut
epistasis.
e. Gen komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang
berinteraksi dan saling melengkapi. Bila salah
satu gen nya tak ada maka pemunculan suatu
sifat tidak sempurna.

f. Pindah silang
Tertukarnya gen-gen suatu kromosom dengan
gen kromosom lainnya, baik kromosom
homolog maupun nonhomolog.
g. Pautan Gen (Gen Lingkup)
Gagal berpisahnya dua gen atau lebih pada
kromosom yang sama saat pembelahan
meiosis.
3. Determinal seks
Determinal seks adalah penentuan jenis
kelamin yang dapat ditentukan dari faktor
genetik dan lingkungan yang ditentukan oleh
kromosom. Kromosom mahkluk hidup dibagi
menjadi 3, yaitu:
a. Makhluk dengan sistem XX-XY : manusia,
lalat
b. Makhluk dengan sistem ZZ-ZW :
burung,kupu-kupu, ikan
c. Makhluk dengan sistem XX-XO : serangga
KETERKAITAN PEMBELAHAN SEL
DENGAN PEWARISAN SIFAT
1. Pembentukan Gamet pada hewan tingkat
tinggi dan manusia (gametogenesis)
a. spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia
jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya
pada tubulus seminiferus.
b. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan
ovum atau sel telur yang terjadi didalam
ovarium oleh sel folikel.
2. Pembentukan sel Gamet pada tumbuhan
tingkat tinggi
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis terjadi pada antena kepala
sari.
b. Makrosporogenesis
Makrosporogenesis terjadi pada ovarium
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai