Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MODUL 2

NAMA : PUTRI AMALIA FEBRIANI SYAHRIR

NIM : C031201020

KELAS : KEDOKTERAN HEWAN A

1. Konfigurasi elektron
 19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
 26Fe3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
 15P = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
 17Cl- = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
 38Sr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
2.  Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat yang ada hubungannya dengan letak unsur pada
sistem periodik. Sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan
perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron. Walaupun K dan Cu memiliki
jumlah elektron yang sama pada kulit terluarnya, tetap memiliki sifat kimia yang
berbeda karena kedua unsur tersebut memiliki nomor atom dan perubahan yang
berbeda, sehingga memiliki sifat kimia yang berbeda juga .
 Begitu juga dengan Hidrogen, ketiganya twtap memiliki sifat kimia yang berbeda
meskipun memiliki jumlah elektron yang sama pada kulit terluar karena memiliki
nomor atom dan konfigurasi elektron yang berbeda.
3.  John W. Dobereiner adalah orang yang pertama menemukan adanya hubungan antara
sifat unsur dan massa atom relatif. Pada tahun 1817, ia menemukan beberapa
kelompok 3 unsur yang mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan
massa atom relatif seperti;
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Barium Iod
Kelompok tiga unsur ini disebut triade. Meskipun triade ini masih jauh dari sempurna,
namun penemuannya ini mendorong orang menyusun daftar unsur-unsur yang sesuai
dengan sifatnya.
 John A. K. Neulands adalah orang yang menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atomnya. Dari daftar susunan unusur, diperoleh adanya sifat-sifat yang terulang
kembali setelah selang beberapa unsur. Sifat suatu unsur akan terulang kembali tujuan
unsur kemudian. Misalnya unsur ke-1, ke-8, ke-15 sifat-sifatnya hamper sama.
Demikian juga unsur ke-2, ke-9, ke-16. Teori ini disebut teori ―oktaf‖ seperti nada/not
musik.
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn Fe
Meskipun ada hal yang tidak bisa diterima, misalnya Cr tidak mirip dengan Al, Mn
tidak mirip dengan P, Fe tidak mirip dengan S, tetapi usahanya telah menuju ke usaha
yang tepat untuk menyusun suatu daftar unsur.
 Dimitri Ivanovich Mendeleyev dan Lothar Meyer mengemukakan hubungan yang
lebih terperinci antara massa atom relatif dan sifat unsur. Dalam mempelajari
keperiodikan unsur-unsur, Meyer lebih menekankan perhatiannya pada sifat-sifat
fisika. Ia membuat grafik dengan mengalurkan volume atom unsur terhadap massa
atom relatif. Volume atom unsur diperoleh dengan cara membagi massa atom relatif
terhadap kerapatan unsur. Grafik menunjukkan unsur-unsur yang sifatnya mirip,
terletak di titik-titik atau ditempat tertentu dalam setiap bagian grafik yang mirip
bentuknya. Misalnya unsur-unsur alkali (Na, K, Rb) terdapat di puncak grafik; ini
menunjukkan ada hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatif.
Pada tahun 1869, Mendeleyev berhasil menyusun suatu daftar terdiri atas 65 unsur
yang telah dikenal pada waktu itu. Mendeleev mengungkapka suatu hukum yang
disebut dengan hukum periodik yang berbunyi ―sifat unsur-unsur merupakan fungsi
berkala massa atom relatif.‖
Penyusunan unsur Mendeleev:
- Setiap unsur yang telah diketahui pada masa itu dibuatkan sebuah kartu dengan
dicantumkan pula massa atom, rumus-rumus senyawanya, dan sifat-sifat lainnya.
- Kartu-kartu tersebut kemudian disusun urut berdasarkan naiknya massa atom.
- Dari deretan unsur ini, kalau mendatar terjadi perubahan sifat dan ditetapkan unsur
baru yang sifatnya mirip dengan unsur yang telah ada, maka unsur baru ini
diletakkan di bawah unsur semula sehingga diperoleh deretan unsur mendatar baru.
- Jika suatu unsur berdasarkan urutan naiknya massa atom seharusnya diletakkan
dibawah unsur tertentu misalnya ke -13, tetapi karena sifat-sifatnya mirip dengan
unsur ke – 14, maka oleh Mendeleyev unsur tersebut diletakkan dibawah unsur ke-
14.
Mendeleyev yakin bahwa dibawah unsur ke-13 belum ditemukan, tetap dikosongkan.
Sifat-sifat unsur yang belum ditemukan ini telah diramalkan dan kenyataannya ini
membuktikan bahwa disamping kenaikan massa atomnya, sifat-sifat lain dari unsur
lebih diperhatikan.
4. - Perbedaan sifat fisika unsur golongan IIIA dan IVA
- Unsur golongan IIIA memiliki jari-jari atom yang lebih besar dibandingkan jari-
jari atom unsur golonga IVA. Karena dari kiri ke kanan, nomor atom dan jumlah
elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik
antar inti dengan kulit elektron semakin besar hingga jari-jari atom semakin kecil.
- Unsur golongan IIIA memiliki titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan
titik didih unsur golonga IVA. Namun memiliki titik leleh yang lebih kecil
dibandingkan dengan titik leleh unsur golonga IVA.
- Unsur golongan IIIA memiliki afinitas elektron yang lebIh kecil dibandingkan
dengan afiitas elektron unsur golongan IVA.
- Unsur golongan IIIA memiliki keelektronegatifan yang lebih kecil dibandingkan
dengan keelektronegatifan unsur golongan IVA.
- Perbedaan sifat kimia unsur golongan IIIA dan IVA
Golongan IIIA :
- Boron, jika dipanaskan dengan oksigen, halogen, dan alkali akan mudah berekasi.
Boron sangat bersifat toksik (beracun).
- Alumunium, sebagai pereduksi (mengalami reduksi terbaik) dengan reaksi:
Rekasi asam : 2Al + 6H+  2Al3 + 3H2
Reaksi basa : 2Al + 2OH- 2[Al(OH)4]- + 3H2
Reaksi dengan oksigen = 2Al + 3/2 O2  Al2O3
- Galium sebagai unsur paling mudah membuat besi berkorosi dan unsur bersifat
toksik ringan.
- Indium memiliki sifat khas dengan gallium.
- Talium sebagai unsur yang paling mudah direduksi (mengalami reduksi) dan
sangat toksik.
Golongan IVA:
- Karbon merupakan unsur golongan IVA paling sangat tidak reaktif dan tidak
toksik. Reaksi-reaksinya:
Reaksi dengan halogen: C + 2F2  CF4
Reaksi dengan oksigen:
C + O2  CO2
CO2 + H2O  H2CO3
H2CO3 + H2O  HCO3- + H3O+
HCO3- + H2O  CO32- + H3O+
- Silikon juga kurang reaktif dan tidak toksik. Reaksinya:
Silikon terbakar: Si + O2  SiO2
- Germanium bersifat toksik ringan.
- Timah juga merupakan unsur pereduksi terbaik di golongan IVA.
- Timbal bersifat racun dan sangat mudah serta cepat bereaksi terutama timbal (IV)
atau Pb4+.
5.  Semua logam dari golongan IA bereaksi hebat dengan air dan bahkan dapat meledak
ketika bereaksi dengan air. Untuk masing-masing reaksi ini, terbentuk sebuah larutan
logam hidroksida bersama dengan gas hydrogen. Semua logam pada golongan IA ini
sangat reaktif dan harus dihindarkan dari bersentuhan dengan udara untuk mencegah
terjadinya oksidasi.
 Golongan IVA merupakan golongan yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan
bertindak sebagai oksidator kuat dalam suatu golongan dimana golongan ini sangat
mudah untuk mengalami oksidasi. Halogen merupakan golongan nonlogam yang
sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada
umumnya ditemukan di alam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Semua halogen
(X2) dapat bereaksi dengan gas hydrogen, membentuk hydrogen halide (HX). Semua
halogen larut dalam air, halogen dapat bereaksi dengan oksigen menghasilkan asam
oksi, jika asam oksi inidireaksikan dengan air akan dihasilkan asam halat.
6.  Perbandingan sifat kimia dan fisika unsur O, S dan Se
- Sifat kimia
1. Konfigurasi elektron
S =2 6
O =2 8 6
Se = 2 8 18 6
Ketiganya memiliki 6 elektron valensi, berkecenderungan membentuk ion
negatif bermuatan -2.
2. Bilangan oksidasi yang mungkin dimiliki
S = 2 1 -1 -2
O = 6 5 4 3 2 1 -1 -2
Se = 6 4 2 1 -2
3. Elektronegativitas
S = 3.44
O = 2.58
Se = 2.55

4. Energy ionisasi tingkat pertama


S = 1313.9 kJ/mol
O = 999.6 kJ/mol
Se = 941.0 kJ/mol
- Sifat fisika
1. O, S, dan Se adalah nonmetal.
2. O dan S adalah isolator, sedangkan Se adalah semikonduktor.
3. Dalam suhu kamar, O berwujud gas, sedangkan S dan Se berwujud padat.
4. Titik lebur: O = -218.79 S = 115.21 Se = 221
5. Titik didih: O = -182.95 S = 444.6 Se = 685
6. titik kritis: 154.59 K, 5.043 MPa; 1314 K, 20.7 MPa; 1766 K, 27.2 MPa
7. kalor lebur: O = (O2) 0.444 kJ•mol−1, S = (mono) 1.727 kJ•mol−1, Se = (gray)
6.69 kJ•mol−1
8. kalor uap: O = (O2) 6.82 kJ•mol−1, S = (mono) 45 kJ•mol−1, Se = 95.48
kJ•mol−1
9. kalor jenis: O = (O2) 29.378 J•mol−1•K−1, S = 22.75 J•mol−1•K−1, Se =
25.363 J•mol−1•K−1
 Perbedaan antara atom oksigen, unsur oksigen, dan senyawa oksigen
- Atom oksigen memiliki nomor atom 8, artinya oksigen memiliki 8 proton dalam
inti.
- Unsur oksigen terdiri atas sekelompok atom yang meiliki jumlah proton yang sama
pada inti, yang tidak bisa dibagi-bagi lagi.
- Senyawa oksigen (O2) terdiri atas beberapa unsur yang saling berikatan. Senyawa
oksigen terdiri atas 2 molekul oksigen (senyawa diatomik).
 Senyawa oksida dari unsur-unsur periode ke tiga, perbedaan dan persamaan oksida-
oksida tersebut dan reaksi yang berkaitan dengan oksida dari unsur periode ke tiga
- Senyawa oksida unsur periode ketiga
1. Reaksi oksida natrium: Na2O(p) + 2 H2O(c) → 2NaOH(aq)
2. Reaksi oksida aluminium: Al2O3(p) + 6HCl(c) → 2AlCl3(aq) + 3H2O(c)
II-20
3. Reaksi oksida magnesium: MgO(p) + 2HCl(c) → MgCl2(aq) + H2O(c)
MgO(p) + 2NaOH(c) → Mg(OH)2(aq) + H2O(c)
4. Reaksi oksida silicon: SiO2(p) + 2NaOH(c) → Na2SiO3(aq) + H2O(c)
5. Reaksi oksida posfor: 2P2O5(p) + 6H2O(c) → 4H3PO
6. Reaksi oksida sulfur: SO3(g) + 2H2O(c) → H2SO4
7. Reaksi oksida klor: Cl2O7(g) + 2H2O(c) → 2HClO4
- Persamaan dan perbedaan, yaitu secara keseluruhan dapat bereaksi dengan air.
Perbedaannya yaitu unsur yang berada di kiri aluminium bersifat basa sehingga
dapat bereaksi dengan asam sedangkan unsur yang berada di sebelah kanan
aluminium bersifat asam sehingga dapat berekasi dengan basa dan aluminium
sendiri dapat bereaksi dengan asam dan basa.
7. Unsur-unsur periode ketiga terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl dan Ar. Beradasarkan
konfigurasi elektronnya maka dapat dikatakan bahwa “(d) Energi ionisasi pertama Ar
paling besar.”
8. Kelompok unsur metalloid dalam tabel periodik adalah “(b) sifatnya antara logam dan
nonlogam.”
9. Pernyataan berikut yang berkaitan dengan unsur golongan IVA dari atas ke bawah adalah
“(4) jari-jari atomnya semakin besar namun potensial ionisasinya semakin kecil.”
10. Hidrogen adalah unsur yang sifat aslinya berbeda dengan unsur golongan IA yang lain
walaupun konfigurasi elektron terluarnya sama. SEBAB unsur Hidrogen adalah unsur
nonlogam yang berbentuk gas dan berwarna jika teroksidasi atau terbakar di udara bebas
akan membentuk air. Pernyataan tersebut adalah benar.
11. Sifat yang tidak benar dalam sistem periodik adalah “(e) makin ke kanan dalam suatu
periode makin bersifat logam.”
TUGAS TUTORIAL

1. Golongan IA (Alkali) Golongan IIA (Alkali Tanah) Golongan IIIA (Boron)


- Li = Litium - Be = Berilium - B = Baron
- Na = Natrium - Mg= Magnesium - Al = Aluminium
- K = Kalium - Ca = Kalsium - Ga = Galium
- Rb = Rubidium - Sr = Strontium - In = Indium
- Cs = Sesium - Ba = Barium - Ti = Talium
- Fr = Fransium - Ra = Radium

Golongan IVA (Karbon) Golongan VA (Nitrogen) Golongan VIA (Oksigen)


- C = Karbon - N = Nitrogen - O = Oksigen
- Si = Silikon - P = Fosfor - S = Sulfur
- Ge = Germanium - As = Arsenik - Se = Selenium
- Sn = Stannum (Timah) - Sb = Stibium (Antimon) - Te = Telurium
- Pb = Plumbum (Timbal) - Bi = Bismut - Po = Polonium

Golongan VIIA (Halogen) Golongan VIIIA (Gas Mulia)


- F = Fluor - He = Helium
- Cl = Klor - Ne = Neon
- Br = Brom - Ar = Argon
- I = Iodine / Yodium - Kr = Kripton
- At = Astatin - Xe = Xenon
- Rn = Radon

2. Sifat-sifat kimia unsur golongan IA (Alkali)


Sifat kimia unsur logam alkali adalah reaktivitasnya yang tinggi. Logam alkali mudah
terbakar oleh oksigen di udara, sehingga harus disimpan dalam minyak tanah. Hasil
pembakarannya selalu berbentuk peroksida.
Unsur logam alkali juga sangat reaktif terhadap air. Urutan unsurnya semakin ke bawah,
reaksinya semakin hebat, bahkan dapat menimbulkan panas. Logam alkali mudah bereaksi
dengan asam membentuk garam dan gas hidrogen. Golongan alkali dapat bereaksi langsung
dengan halogen membentuk garam.

Sifat-sifat kimia unsur golongan IIA (Alkali Tanah)


Logam –logam alkali tanah adalah : Be, Mg, Ca, Sr dan Ba, logam ini juga cukup
reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Konfigurasi
elektron terluarnya adalah (ns2,>2), memiliki kecenderungan melepaskan kedua
elektron terluarnya membentuk ion M2+ dengan bentuk konfigurasinya menyerupai
konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini meningkat dari Berilium ke Barium.
Energi ionisasi pertama dan kedua dari logam ini menurun dari Berilium sampai ke
Barium dan khusus untuk Berilium di alam lebih cenderung berbentuk molecular
disbanding berbentuk ionik terutama oksidanya berbentuk oksida amfoter bukan oksida
logam yang bersifat basa. Reaktifitas logam alkali tanah dengan air sangat berbeda-beda
yaitu, Berilium tidak bereaksi dengan air, Magnesium bereaksi lambat dengan air
mendidih dan Kalsium, Stronsium serta Barium cukup reaktif dengan air dingin. Dengan
oksigen juga bervariasi dan meningkat dari atas ke bawah dalam golongannya, Berilium
dan Magnesium dapat membentuk oksida di aats suhu kamar dan Kalsium, Stronsium,
serta Barium dapat membentuk peroksida ionik. Logam alkali tanah juga dapat bereaks i
dengan asam membentuk garam dan gas hidrogen.

Sifat-sifat kimia unsur golongan IIIA (Baron)


- Boron jika dipanaskan dengan oksigen, halogen, dan alkali akan mudah bereaksi.
Boron sangat bersifat toksik (beracun)
- Aluminium sebagai pereduksi (mengalami reduksi) terbaik, dengan reaksi:
Reaksi asam: 2Al + 6H+  2Al3+ + 3H2
Reaksi basa: 2Al + 2OH-  2[Al(OH)4]- + 3H2
Reaksi dengan oksigen: 2Al + 3/2 O2  Al2O3
- Galium sebagai unsur paling mudah membuat besi berkorosi dan unsur bersifat toksik
ringan
- Indium memiliki sifat khas dengan gallium
- Talium sebagai unsur yang paling mudah direduksi (mengalami reduksi) dan sangat
toksik

Sifat-sifat kimia unsur golongan IVA (Karbon)


- Karbon merupakan unsur golongan IVA paling sangat tidak reaktif dan tidak toksik.
Reaksi-reaksinya:
Reaksi dengan halogen: C + 2F2  CF4
Reaksi dengan oksigen:
C + O2  CO2
CO2 + H2O  H2CO3
H2CO3 + H2O  HCO3- + H3O+
HCO3- + H2O  CO32- + H3O+
- Silikon juga kurang reaktif dan tidak toksik. Reaksinya:
Silikon terbakar: Si + O2  SiO2
- Germanium bersifat toksik ringan
- Timah juga merupakan unsur pereduksi terbaik di golongan IVA
- Timbal bersifat racun dan sangat mudah serta cepat bereaksi terutama timbal (IV)
atau Pb4+
Sifat-sifat kimia unsur golongan VA (Nitrogen)
- Nitrogen adalah unsur yang stabil (kurang reaktif) dan merupakan unsur diatomic
- Nitrogen susah bereaksi dengan unsur lain tetapi sangat cepat bereaksi dengan logam
litium (Li). Dengan reaksi: N2 (g) + 6Li(s)  2Li3N(s)
- NItrogen pada suhu tinggi mampu bereaksi dengan logam alkali, unsur nonlogam,
dan alkali tanah
N2(g) + O2(g)  2NO(g)
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
6Mg(s) + 2N2(g)  2Mg3N2(s)

Sifat-sifat kimia unsur golongan VIA (Oksigen)

- Oksigen mempunyai 3 biloks berbeda dan merupakan oksidator yang dapat


mengoksidasi logam maupun nonlogam.
- Belerang tidak bisa bereaksi dengan air dan bersifat nontosik, tapi jika bereaksi
dengan oksigen dan hidrogen atau air, bersifat racun dan membentuk hujan asam
- Selenium dan telurium mempunyai hubungan diagonal dengan belerang

Sifat-sifat kimia unsur golongan VIIA (Halogen)

- Unsur fluor merupakan unsur paling reaktif karena memiliki jari-jari yang kecil
- Halogen memiliki kulit terluar sebanyak 7 elektron
- Halogen merupakan unsur nonlogam paling reaktif karena memerlukan 1 tambahan
elektron untuk mencapai kestabilan atom. Kereaktifannya menurun dari F ke I
- Energi ionisasi dan afinitas elektron halogen sangat tinggi, itulah sebab mengapa
halogen bersifat reaktif
- Memiliki energi disosiasi ikatan yaitu mengubah molekul halogen menjadi atom-
atomnya. Sifat ini menurun hingga unsur iodin, tapi fluor ke klorin turun drastis
namun klorin hingga iodin naik
- Halogen memiliki sifat nonpolar, makanya gaya London bekerja pada unsur ini
sehingga titik leleh dan didihnya meningkat dari F ke I.
- Keelektronegatifan halogen sangat tinggi dan berada pada unsur Fluor (F), menurun
hingga iodin (I).

Sifat-sifat kimia unsur golongan VIIIA (Gas Mulia)

- Gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin panjang hingga Radon, sehingga
semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der Waals
- Kereaktifan gas mulia bertambah besar seiring bertambahnya jari-jari atom
- Gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang memiliki keelektronegatifan yang
sangat tinggi, seperti fluor. Contoh senyawa yang berhasil dibuat adalah XePtF6
- Gas mulia sering dikatakn gas inert (lembam) karena tidak ikut bereaksi

3. Penyebab unsur Na ditempatkan di golongan IA, Mg ditempatkan di golongan IIA, Al


ditempatkan di golongan IVA, N ditempatkan di golongan VA, O ditempatkan di golongan
VIA dan F ditempatkan di golongan VIIA yaitu karena jumlah elektron terluarnya atau
elektron valensinya.

4. Unsur kimia pada periode 2: Li(Litium), Be(Berilium), B(Boron), C(Karbon), N(Nitrogen),


O(Oksigen), F(Fluor), Ne(Neon).
Unsur kimia pada periode 3: Na(Natrium), Mg(Magnesium), Al(Aluminium), Si(Silikon),
P(Fosfor), S(Sulfur), Cl(Klor), Ar(Argon).

5. Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan elektron terluar.
Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 elektron terluar
dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik elektron dalam
suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom berarti dalam ikatan kimia
atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom yang lain.
Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau diserap) ketika satu elektron
diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.

6. Golongan IA: Golongan IIA:


- Jari-jari atom terbesar = Fr Jari-jari atom terbesar = Ra
Energi ionisasi terkecil = Fr Energi ionisasi terkecil = Ra
- Elektronegatifan terbesar = H Elektronegatifan terbesar = Be
Golongan IIIA: Golongan IVA:
- Jari-jari atom terbesar = Ti Jari-jari atom terbesar = Pb
- Energi ionisasi terkecil = Ti Energi ionisasi terkecil = Pb
- Elektronegatifan terbesar = B Elektronegatifan terbesar = C
Golongan VA: Golongan VIA:
- Jari-jari atom terbesar = Bi Jari-jari atom terbesar = Po
- Energi ionisasi terkecil = Bi Energi ionisasi terkecil = Po
- Elektronegatifan terbesar = N Elektronegatifan terbesar = O
Golongan VIIA:
- Jari-jari atom terbesar = At
- Energi ionisasi terkecil = At
- Elektronegatifan terbesar = F
7. 7N = 1s2 2s2 2p3
Golongan VA, Periode 2
2 2 6 2 1
13Al = 1s 2s 2p 3s 3p
Golongan IIIA, Periode 3
2 2 6 2 6 1
19K = 1s 2s 2p 3s 3p 4s
Golongan IA, Periode 4
2 2 6 2 6 2 1
21Sc = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Golongan IIIB, Periode 4
2 2 6 2 6 2 4
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Golongan VIB, Periode 4
2 2 6 2 6 1 10
29Cu = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Golongan IB, Periode 4

8. Reaksi golongan IA dengan H2O, O2, Gas Klor, dan Asam Klorida
- Reaksi dengan H2O
2Na + 2H2O  2NaOH(aq) + H2(g) ; H = -kJ
- Reaksi dengan O2
4Li + O2  2Li2O
2Na + O2  Na2O
- Reaksi dengan Gas Klor
Ca + Cl2  CaCl2
- Reaksi dengan Asam Klorida
Sr + 2HCl  SrCl2(aq) + H2(s)

9. Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Na dan
nomor atom 11. Na adalah sebuah logam lunak berwarna putih keperakan dan anggota
logam alkali; satu-satunya isotop stabilnya adalah 23Na. Merupakan unsur melimpah yang
terdapat dalam sejumlah mineral seperti feldspar, sodalit dan garam batu. Banyak garam
natrium sangat mudah larut dalam air dan oleh karenanya terdapat dalam jumlah signifikan
dalam badan air bumi. Kelimpahan terbesar dalam laut sebagai natrium klorida. Banyak
senyawa natrium yang berguna, seperti natrium hidroksida (soda api) untuk pembuatan
sabun, dan natrium klorida sebagai pencair es dan nutrisi. Logam bebasnya, natrium
elementer, tidak terdapat di alam tetapi harus dibuat dari senyawanya. Unsur natrium
pertama kali diisolasi oleh Humphry Davy pada tahun 1807 melalui elektrolisis natrium
hidroksida. Ion yang sama juga merupakan komponen banyak mineral, seperti natrium
nitrat.

Magnesium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mg dan
nomor atom 12. Magnesium (simbol Mg) adalah sebuah logam alkali tanah dengan bilangan
oksidasi +2. Mg merupakan unsur paling melimpah kedelapan dalam kerak bumi dan
kesembilan dalam alam semesta. Magnesium adalah unsur paling umum keempat di muka
Bumi.

Aluminium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Al dan
nomor atom 13. Aluminium adalah logam putih keperakan anggota dari golongan boron dan
merupakan logam pasca transisi. Ia tidak larut dalam air dalam kondisi normal. Aluminium
adalah unsur ketiga paling melimpah (setelah oksigen dan silikon), dan logam paling
melimpah dalam kerak bumi. Aluminium menyusun sekitar 8% dari berat permukaan padat
bumi. Logam aluminium terlalu reaktif secara kimia untuk berada dalam kondisi alaminya.
Sebaliknya, ia dijumpai tergabung dalam lebih dari 270 mineral yang berbeda. Bijih utama
aluminium adalah bauksit. Aluminium adalah logam yang mengagumkan karena massa
jenisnya yang rendah dan kemampuannya menahan korosi karena fenomena pasivasi.
Komponen yang terbuat dari aluminium dan aloynya merupakan struktur vital untuk industri
pesawat terbang dan penting untuk bahan struktur dalam bidang transportasi lainnya.
Senyawa-senyawa aluminium yang paling bermanfaat, setidaknya berdasarkan beratnya,
adalah senyawa oksida dan sulfat aluminium.

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor
atom 14. Silikon adalah sebuah metaloid tetravalen. Ia kurang reaktif dibandingkan
analognya, karbon, nonlogam yang terletak tepat di atasnya dalam tabel periodik, tetapi
lebih reaktif daripada germanium, metaloid yang berada tepat di bawahnya dalam tabel
periodik. Kontroversi berkenaan dengan karakter silikon dimulai sejak ditemukannya:
silikon pertama kali dibuat dan dianalisis karakternya dalam bentuk murni pada tahun 1824,
dan diberi nama silisium (dari bahasa Latin: silicis, batu api), ditambah akhiran -ium untuk
menunjukkan sebuah logam. Namun, nama finalnya, yang diajukan pada tahun 1831
merefleksikan sifat fisik yang sama dengan unsur karbon dan boron.

Fosforus adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang P dan
nomor atom 15. Fosforus adalah sebuah nonlogam multivalen dari golongan nitrogen.
Sebagai mineral, fosforus hampir selalu hadir dalam tingkat oksidasi maksimalnya, sebagai
batuan fosfat anorganik. Fosforus elementer terdapat dalam dua bentuk utama—fosforus
putih dan fosforus merah—tetapi karena kereaktivannya yang tinggi,
fosforus tidak pernah dijumpai sebagai unsur bebas di bumi. Bentuk fosforus elementer
pertama yang diproduksi (fosforus putih, tahun 1669) memancarkan cahaya lemah saat
terpapar oksigen — sehingga namanya diberikan dari mitologi Yunani, Φωσφόρος yang
berarti "pembawa cahaya" (Latin Lucifer), merujuk kepada "Bintang Pagi", planet Venus.
Meskipun istilah "fosforesensi", yang berarti bercahaya setelah iluminasi (disinari),
diturunkan dari sifat fosforus ini, pendaran fosforus dihasilkan dari oksidasi fosforus putih
(tidak terjadi pada fosforus merah) dan seharusnya disebut kemiluminesensi.
Belerang adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Belerang adalah nonlogam multivalen dan melimpah. Pada kondisi normal,
atom belerang membentuk molekul oktatomik siklis dengan rumus kimia S8. Belerang
elementer berupa kristal padat berwarna kuning terang pada temperatur kamar. Secara
kimia, belerang dapat bereaksi baik dengan oksidator maupun reduktor. Ia mengoksidasi
hampir sebagian besar logam dan beberapa nonlogam, termasuk karbon, yang membuatnya
bermuatan negatif dalam hampir semua senyawa organosulfur, tetapi mereduksi beberapa
oksidator kuat, seperti oksigen dan fluor.
Di alam, belerang dapat dijumpai sebagai unsur murni serta sebagai mineral sulfida dan
sulfat. Kristal belerang elementer sangat dikejar oleh kolektor mineral karena bentuk
polihedronnya disertai kecerahan warnanya. Melimpah dalam bentuk alaminya, belerang
telah dikenal sejak zaman purba, penggunaannya disebut dalam Yunani, Tiongkok dan
Mesir kuno. Asap belerang digunakan sebagai fumigan, dan campuran obat mengandung
belerang digunakan sebagai balsem dan antiparasit.

Klor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cl dan nomor
atom 17. Ia merupakan halogen paling ringan kedua, yang dijumpai dalam tabel periodik
dalam golongan 17. Unsur ini membentuk molekul diatomik pada kondisi standar, yang
disebut diklorin. Ia mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas ketiga
tertinggi di antara seluruh unsur. Berdasarkan alasan ini, klor adalah oksidator kuat.
Senyawa klor yang paling umum adalah natrium klorida, yang telah dikenal sejak zaman
purba; namun baru pada tahun 1630 gas klor diperoleh oleh kimiawan sekaligus fisikawan
Belgia Jan Baptist van Helmont. Sintesis dan penentuan sifat klor elementer dilakukan pada
tahun 1774 oleh kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele, yang menyebutnya
"dephlogisticated muriatic acid air". Ia mengira telah mensintesis oksida yang diperoleh dari
asam klorida, karena saat itu asam diduga selalu mengandung oksigen. Sejumlah kimiawan,
termasuk Claude Berthollet, menyarankan bahwa dephlogisticated muriatic acid air versi
Scheele seharusnya merupakan kombinasi dari oksigen dengan suatu unsur yang belum
diketahui, dan Scheele memberi nama unsur baru dalam oksida ini sebagai muriaticum.
Masukan bahwa gas yang baru diketemukan ini adalah sebuah unsur sederhana diajukan
oleh Joseph Louis Gay-Lussac dan Louis-Jacques pada tahun 1809.

Argon (Ar), unsur kimia, gas inert dari Grup 18 (gas mulia) tabel periodik, merupakan yang
paling melimpah dan gas mulia yang paling sering digunakan untuk industri. Tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, gas argon diisolasi pada tahun(1894) dari udara
oleh ilmuwan Inggris Lord Rayleigh dan Sir William Ramsay. Henry Cavendish,
menyelidiki nitrogen atmosfer ("udara phlogisticated"), telah menyimpulkan pada tahun
1785 bahwa tidak lebih dari 1/120 bagian dari udara mengandung beberapa konstituen inert.
Karyanya itu terlupakan sampai akhirnya Lord Rayleigh, lebih dari satu abad kemudian,
menemukan cara mendapatkan nitrogen dengan cara menghapus oksigen dari udara yang
sekitar 0,5 persen lebih padat dari nitrogen yang berasal dari sumber bahan kimia seperti
amonia. Berat gas yang tersisa setelah oksigen dan nitrogen telah dihapus dari udara adalah
gas mulia pertama yang ditemukan di Bumi dan diberi nama argos Yunani, "malas," karena
sifat kimia inertnessnya. (spektroskopi Helium telah terdeteksi di matahari pada tahun
1868.)

10. Jembatan keledai golongan IB dan IIB


Golongan IB : Cu-Ag-Au-Rg
Tips: Cuman Angan Aku Ragamu
Golongan IIB : Zn-Cd-Hg-Cn
Tips: Zeni Cerdas Hingga ke Cina
TUGAS MERANGKUM

STRUKTUR ATOM

 PARTIKEL DASAR PENYUSUN ATOM


1. Elektron
- Faraday (1834) : materi dan listrik adalah ekivalen.
- J. Plucker (1855) : penemu awal pembuatan sinar katoda, dan dipelajari lebih lanjut
oleh W. Crookers, (1975) dan J.J. Thomson, (1987).
- Sebagai sumber elektron J.J. Thomson menggunakan:
a. Sinar katoda yang berasal dari katoda Al, Pt dan Fe.
b. Emisi fotoelektrik dari Zn.
c. Emisi termionik dari filamen karbon.
- Tahun 1891, Stoney mengusulkan nama elektron untuk satuan listrik dan sekarang
pastikel sinar katoda ini disebut elektron.
- e/m = 1,76 × 108 C/g
- tahun 1960, Robert A. Milikan menentukan muatan elektron (e) = 1,602 × 10-19 C
massa elektron
m= = = 9,11 × 10-28 g

2. Proton
- Goldstein (1886) : menemukan sinar positif dalam tabung sinar katoda di balik katoda
berlubang yang disebut sinar terusan.
- Percobaan dengan gas hidrogen : e/m untuk sinar terusan hidrogen lebih besar dari
e/m untuk elektron.
- Dipostulatkan : H+ adalah partikel dasar dari atom.
- Besar muatannya sama dengan mauatan elektron tetapi dengan tanda yang
berlawanan.
- Massa H+ : 1873 kali lebih besar dari massa elektron.
- Partikel ini disebut proton.
- e/m elektron = 1,76 × 108 Coulumb / g
- e/m ion H+ = 96520/1,008 Coulumb / g

= = =

3. Neutron
- Rutherford (1920) : meramalkan bahwa kemungkinan besar dalam inti terdapat
partikel dasar yang tidak bermuatan.
- Karena netralnya maka pasrtikel ini sukar dideteksi.
- Baru pada tahun 1932 J. Chadwick dapat menemukan neutron.
- Reaksinya:
+ ------->
- Spectrometer massa : instrument yang mengukur rasio muatan massa suatu partikel
bermuatan untuk mendeteksi neutron.

 ENERGI RADIASI
- Cahaya adalah radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar:
E = h v; {v =
E = energi
v = frekuensi (Hz, 1/det)
λ = panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck (6,62 × 10-34)
c = kecepatan cahaya (2,9979 × 108 m/det)

 SPEKTURM ATOM HIDROGEN


- Pancaran energi cahaya yang disebabkan oleh perpindahan elektron dari suatu tingkat
energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah = energi elektromagnetik.
- Balmer (1885) dapat menghtung frekuensi pancaran gelombang cahaya selama
perpindahan elektron atom hidrogen dari n2 ke n1 dengan rumus:
v = 3,288 × 1015 det-1 ( )

 DERET SPEKTURM HIDROGEN


- Deret lyman : n2 = 2, 3, 4 … ke n1 = 1
- Deret balmer : n2 = 3, 4, 5 … ke n1 = 2
- Deret paschen : n2 = 4, 5, 6 … ke n1 = 3
- Deret bracket : n2 = 5, 6, 7 … ke n1 = 4
- Deret pfund : n2 = 6, 7, 8 … ke n1 = 5.

 TEORI ATOM
1. Model atom Thomson
- Atom menyerupai agar-agar yang tersusun atas muatan positif dan negatif. Muatan
positif tersebar secara merata dalam bulatan yang merupakan atom dan elektron
terdapat di dalamnya.
- Atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti kismis dimana roti merupakan
muatan positif dan kismis adalah muatan negatif.
2. Model atom Rutherford
- Menurut Rutherford : seluruh muatan positif atom dianggap terpusat pada suatu
inti yang sangat kecil denagn muatan listrik +Ze dan elektron sebanyak Z (Z=
nomor atom) yang bergerak mengelilingi inti.

- Model atom Rutherford

3. Model atom Bohr


- Model atom bohr merupakan model tata surya.
- Tiap bilangan kuantum utama mewakili suatu orbit atau kulit.
- Inti atom terletak di tengah-tengah.

4. Sifat gelombang electron


- Tahun1942, Louis de-Broglie merumuskan panjang gelombang λ = h/m.v
- Jika elektron bergerak dalam orbit bohr, maka akan sama dengan λ = h/m.v
sehingga di peroleh n λ = 2πr.
mvr= (n= 1, 2, 3 …)

5. Teori ketidakpastian Heisenberg


- Werner Heisenberg (1925) mengemukakan prinsip ketidakpastian yang menyatakan
bahwa tidak mungkin untuk dapat mengetahui pada waktu yang bersamaan baik
momentum maupun kedudukan suatu partikel seperti elektron dengan tepat.
- Rumus :
 BILANGAN KUANTUM
- Bilangan kuantum utama (n)
Nilai n = 1, 2, 3,…,dst.
- Bilangan kuantum azimuth (l)
Nilai l = n-1
- Bilangan kuantum magnetik (m)
Nilai m = -1 s/d +1
- Bilangan kuantum spin (s)
Nilai s =

 BENTUK ORBITAL ATOM


Orbital s, p, d, f:
TUGAS MERESUME
SISTEM PERIODIK UNSUR

 PANDANGAN AHLI KIMIA TENTANG KLASIFIKASI UNSUR


1. Tiade Dobereiner
Tahun 1817 John. W. Dobereiner adalah orang pertama yang menemukan adanya
hubungan antara sifat unsur dan massa atom relatif. Ia menemukan bebrapa kelompok
tiga unsur yang mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan massa
atom relative, seperti:
Li Ca Cl
Na Sr Br
K Ba I

2. Hukum Oktaf Newlands


Tahun 1865 John Newlands adalah orang yang menyusun unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atomnya. Dari daftar susunan unusur, diperoleh adanya
sifat-sifat yang terulang kembali setelah selang beberapa unsur. Sifat suatu unsur akan
terulang kembali tujuan unsur kemudian. Misalnya unsur ke-1, ke-8, ke-15 sifat-
sifatnya hamper sama. Demikian juga unsur ke-2, ke-9, ke-16. Teori ini disebut teori
―oktaf‖ seperti nada/not musik.
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn Fe
Hal yang belum dapat diterima adalah Cr tidak mirip dengan Al, Mn tidak mirip
dengan P, Fe tidak mirip dengan S, tetapis usahanya telah menuju kea rah yang tepat
untuk menyusun suatu daftar unsur.

3. Daftar Mendeleev
Pada tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun suatu daftar terdiri atas 65 unsur
yang telah dikenal pada waktu itu. Selain dari sifat fisika, ia menggunakan sifatsifat
kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif .
Mendeleev mengungkapkan suatu hukum yang disebut hukum periodik yang
berbunyi : sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala massa atom relatif.
Beberapa pendapat dikemukakan sebagai perbaikan dalam penyusunan tabel
periodik yang dilakukan Mendeleev adalah sebagai berikut :
1. Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur yang dikenal sebagai unsur transisi
2. Beberapa tempat dikosongkan untuk unsur-unsurnyang belum ditemukan pada
waktu itu yang mempunyai massa atom 44, 68, 72 dan 100.
3. Harga massa atom relatif yang dianggap tidak tepat dikoreksi, misalnya massa
atom relatif Cr bukan 43,3 tapi 52,0.
4. Sifat unsur-unsur yang belum dikenal, misalnya ekasilikon (Ge) diramalkan.

Keuntungan dari daftar berkala Mendeleev dalam memahami sifat-sifat unsur adalah
1. Sifat fisika dan kimia unsur berubah secara teratur dalam satu golongan.
2. Valensi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur-unsur dalam golongan yang
sama dengan nomor golongan unsur.
3. Perubahan sifat kimia yang mendadak dari unsur halogen yang sangat
elektronegatif ke unsur alkali yang sangat elektropositif menunjukkan adanya
sekelompok unsur yang tidak bersifat elektronegatif maupun elektropositif.
4. Mendeleev meramalkam sifat unsur yang belum ditemukan, yang akan
mengisi tempat kosong yang dalam daftar.

5. Sistem Periodik Modern


Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-
unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
Jadi sifat kimia ada hubungannya dengan konfigurasi elektron. Hubungan ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Elektron-elektron tersusun dalam orbital.
2. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital.
3. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit.
4. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n.
5. Elektron bagian terluar dari atom yang paling menentukan sifat kimia. Elektron ini
yang disebut elektron valensi. Reaksi kimia menyangkut elektron terluar.
6. Unsur dalam suatu jalur vertikal mempunyai sruktur elektron terluar yang sama.
oleh karena ini mempunyai sifat kimia yang mirip. Jalur ini disebut golongan.
7. Pada umumnya dalam suatu golongan sifat unsur berubah secara teratur.
8. Perubahan teratur sifat kimia dalam satu jalur horisontal dalam sistem periodik
disebut periode.

6. Sifat Fisika Unsur


1. Muatan inti efektif : Zeff = Z – σ.
2. Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan elektron terluar.
Kecenderungan jari-jari atom:
- Dalam satu golongan jari-jari atom dari atas ke bawah makin besar. Karena
jumlah kulit dari atas ke bawah makin banyak meskipun muatan inti bertambah
positif, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah.
- Dalam satu periode jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil. Meskipun
jumlah elektron dari kiri ke kanan bertambah tetapi masih menempati kulit
yang sama. Bertambahnya muatan positif dalam inti menyebabkan gaya tarik
inti terhadap elektron makin kuat. Akibatnya jari-jari atom makin kecil.
3. Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan 1
elektron terluar dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Kecenderungan energi ionisasi:
- Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah makin kecil, karena
jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti
bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah karena
jari-jari makin panjang. Akibatnya energi ionisasi makin berkurang.
- Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan makin besar.
Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti danjumlah kulit tetap
menyebabkan gaya tarik inti makin kuat. Akibatnya energi ionisasi makin
bertambah.
4. Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau diserap) ketika satu
elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.
Afinitas elektron suatu unsur:
- Dalam satu golongan afinitas elektron unsur dari atas ke bawah makin
berkurang. Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya
tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas
elektron berkurang.
- Dalam satu periode afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan cenderung
bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang jumlah kulit tetap
menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat.
Akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.
5. Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik
elektron dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom
berarti dalam ikatan kimia atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom
yang lain. Sebagai contoh dalam ikatan H dan Cl, atom Cl cenderung menarik
elektron dari H, jadi Cl lebih elektronegatif dari H. Unsur-unsur golongan VIIIA
(Gas Mulia) sulit membentuk ikatan kimia/tidak reaktif, jadi keelektronegatifannya
sangat rendah.
Keelektronegatifan suatu unsur:
- Dalam satu golongan keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah makin
berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka
kemampuan inti untuk menarik elektron menjadi lemah. Akibatnya
keelektronegatifan unsur makin lemah.
- Dalam satu periode keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik
Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti
terhadap elektron makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik
elektron makin besar.
6. Sifat logam; Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi unsur logam,
semilogam (metalloid), dan nonlogam. Kelogaman unsur terkait dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron. Unsur logam mempunyai energi ionisasi kecil
sehingga mudah melepas elektron membentuk ion positif. Unsur nonlogam
mempunyai afinitas elektron besar sehingga mudah menarik elektron membentuk
ion negatif.
Sifat logam unsur:
- Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah. Dari atas
ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah melepas
elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron makin
berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron. Sifat
nonlogam berkurang.
- Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri ke kanan. Energi ionisasi
unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi unsur untuk
melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang. Nilai afinitas elektron
bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk menarik
elektron.Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang.

7. Sifat Kimia Unsur


1. Daya reduksi
2. Sifat keasaman
3. Kereaktifan; Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system
periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan
elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reakatif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik
elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen).
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian
bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
4. Potensial reduksi (E°) merupakan kekuatan zat untuk mengalamai reduksi.
Semakin besar nilai E° suatu zat maka zat tersebut mempunyai kemampuan atau
daya reduksi yang besar. Zat yang mengalami reduksi maka dia bertindak sebagai
oksidator atau pengoksidasi zat lain.

Anda mungkin juga menyukai