NIM : C031201020
Eksistensi kebudayaan dan peradaban naritim di Nusantara ini telah bermulai dari masa lalu
melauli proses evolusi dan revolusi pada masyarakat maritim pedesaan/pimggiran dan
masyarakat maritim di pusat kota (kerajaan).
Sejarah kebudayaan maritim Indonesia secara garis besar mengenai dua bagian besar, yakni;
- Kebudayaan maritim besar dominan / maritime great tradition (politik kenegaraan dengan
birokrasi pemerintahan, infrastruktur dan industry, pertahanan dan keamanan, ekonomi
perdagangan, ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni) pada pusat-pusat kerajaan.
- Kebudayaan maritim kecil pedesaan/ maritime little tradition (penangkapan ikan) oleh
komunitas-komunitas nelayan pesisir dan pulau-pulau.
Masyarakat Maritim
Masyarakat; “Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sitem adat-istiadat
terntentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Identitas
yang dimaksudkan ialah kebudayaan/cara hidup dari suatu kesatuan kelompok, golongan,
komunitas, etnis/suku bangsa atau masyarakat bangsa.”
Masyarakat bahari atau maritim merupakan kesatuan-kesatuan hidup manusia yang saling
berinteraksi berupa kelompok-kelompok kerja, kampong atau desa, suku bangsa (ethnic group),
komunitas, keatuan-kesatuan administrative berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan
negara atau kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan
ekonominya secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau nonhayati laut serta jasa-
jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan maritim/baharinya.
- Ketergantungan pada dan keterkaitannya secara pisik dan emosional yang ketat kepada
lingkungan alamnya.
- Kebutuhan pada dan keterikatan secara mutlak dengan kelembagaan lokal.
- Polarisasi peran sosial-ekonomi gender antara kaum laki-laki dan perempuan.
- Ketergantungan secara mutlak pada pasar (local, regional, global).
- Keterlibatan pihak-pihak lain secara berkelompok atau individual dalam aaktifitas dan
usaha-usaha nelayan.
- Konflik sosial antara kelompok-kelompok pemangku kepentingan (stakeholders) terjadi
akhir-akhir ini.
Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa hanya Bajo, Bugis, Makassar, Mandar, Buton, dan Madura yang dianggap
sebagai pewaris kebudayaan maritim, padahal masih banyak beberapa daerah yang
memiliki wilayah kepulauan yang memungkinkan untuk disebut sebagai pewaris
maritim?
2. Mengapa Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia dan juga termasuk kerajaan
maritim tidak termasuk dalam golongan cikal bakal masyarakat bahari di
Nusantara/Indonesia?
3. Apa perbedaan antara masyarakat maritim dan masyarakat pesisir?
4. Bagaimana dinamika kehidupan masyarakat maritim pada zaman dulu?
5. Bagaimana cara hidup orang bajo di perahu?