Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KEBUDAYAAN MARITIM

Disusun oleh:

Adiastira Reski (A011191139)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim.

Tanpa bantuan dan pertolongannya tentunya kami tidak akan menyelesaikan


makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua orang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Konsep Masyarakat Maritim.............................................................. 3
B. Unsur – Unsur Kebudayaan Maritim................................................. 5
C. Fungsi Sosial dari Setiap Unsur Kebudayaan Maritim...................... 9

BAB III PENUTUP...................................................................................... 11


A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benua Maritim Indonesia merupakan wujud geografis, dan geologis wilayah
kedaulatan dan yurisdiksi Indoensia yang dimungkinkan keberadaannya sejak
diterimanya Azas Negara Nusantara dalam hukum laut Internasional. Benua Maritim
Indonesia sekaligus menjadi wadah aktualisasi Wawasan Nusantara.
Di dunia ada banyak individu yang tersebar diseluruh dunia, mereka
membentuk sebuah sistem yang saling berikatan dan mempunyai ketergantungan
antara satu individu dengan individu lainnya yang tidak dapat dipisahkan dan
umumnya individu dalam ketergantungannya membentuk kelompok, kelompok
tersebut dikenal dengan masyarakat.
Masyarakat menurut koentjaraningrat (1980), ialah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kesatuan hidup manusia yang disebut
masyarakat ialah berupa kelompok, golongan, komunitas, kesatuan suku bangsa
(ethnic grup) atau masyarakat negara bangsa (nation state). Interasksi yang kontinyu
ialah hubungan pergaulan dan kerja sama antar anggota kelompok atau golongan,
hubungan antar warga dari komunitas, hubungan antar warga dalam satu suku bangsa
atau antar warga negara bangsa. Adat istiadat dan identitas ialah kebudayaan
masyarakat itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Konsep Masyarakat Maritim ?
2. Bagaimana Unsur – Unsur Kebudayaan Maritim ?
3. Apakah Fungsi Sosial dari Setiap Unsur Kebudayaan Maritim ?
4. Tujuan
5. Untuk Mengetahui Konsep Masyarakat Maritim
6. Untuk Mengetahui Unsur – Unsur Kebudayaan Maritim
7. Untuk Mengetahui Fungsi Sosial dari Setiap Unsur Kebudayaan Maritim

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Masyarakat Maritim

Dengan mengacu kepada konsep masyarakat dikemukakan sebelumnya, maka


masyarakat bahari dipahami sebagai kesatuan-kesatuan hidup manusia berupa
kelompok-kelompok kerja, komunitas sekampung atau sedesa, kesatuan suku bangsa,
kesatuan administratif berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan negara
atau kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan
ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumber daya laut
(hayati dan nonhayati) dan jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan
bersama dengan kebudayaan baharinya.

1. Masyarakat Maritim Ideal di Indonesia


Secara ideal, semua masyarakat Indonesia termasuk masyarakat maritim.
Dikatakan demikian, karena penduduk negara kepulauan ini pada umumnya memiliki
wawasan dan gambaran dunia laut yang luas, pulau-pulau besar dan kecil yang
menaburi lautan tersebut, dan penduduk dengan keragaman etnis menghuni pulau-
pulau yang berjejer dari Sabang sampai Merauke.
Gambara masyarakat pedalaman akan kegiatan ekonomi kebaharian tumbuh
dari pengetahuan dan apresiasi mereka terhadap jasa-jasa positif dan nyata
masyarakat bahari terhadap mereka. Jasa kebaharian tidak kalah pentingnya bagi
masyarakat pedalaman ialah jasa pelayaran antar pulau. Dari sejak dahulu para
pengembara/perantau dan pedagang antar pulau selalu memanfaatkan jasa
perhubungan laut. Pada kenyataannya, dari waktu ke waktu peranan jasa pelayaran di
Indonesia semakin penting dimungkinkan daya tampungnya lebih besar dan tarif
angkutan laut masih selalu lebih rendah dari pada tarif pesawat.
Wawasan kelautan masyarakat pedalaman juga tumbuh dari kenyataan bahwa
dari waktu ke waktu semakin banyak pula orang pedalaman yang terlibat dalam
sektor kebaharian melalui lembaga pendidikan di sekolah-sekolah kelautan dan

3
perikanan. Pengetahuan dan gambaran dunia kebaharian melalui mitologi dan
informasi, penilaian dan apresiasi terhadap jasa-jasa masyarakat bahari, dan harapan
bagi generasi muda untuk mengakses pendidikan kebaharian dan peluang kerja pada
sektor kebahrian tersebut, tentu akan menyumbang pada peningkatan kadar budaya
kebaharian masyarakat pedalaman pada tingkat ideal semata.
2. Masyarakat Maritim Aktual di Indonesia
Berbeda halnya dengan masyarakat bahari pada tatanan ideal, konsep
masyarakat bahari yang aktual merujuk pada kesatuan-kesatuan sosial yang
sepenuhnya atau sebagian besar menggantungkan kehidupan sosial ekonominya
secara langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan jasa-jasa
laut. Mereka terdiri dari kesatuan-kesatuan kelompok kerja seperti komunitas nelayan
dan pelayar, Angkatan Laut dan Satgas Keamanan laut,pekerja tambang, pedagang
dan pengusaha industri hasil laut, dan kawasan industri pariwisata.
Kesatuan sosial masyarakat bahari tersebut kebanyakan bersal dari daerah
pedesaan dan perkotaan pantai dan sebagian lainnya berasal dari pedesaan dan
perkotaan pedalaman. Sebagai kesatuan kelompok kerja, satuan tugas, dan komunitas,
tentu memiliki sistem sosial budaya masing-masing yang berfungsi sebagai pedoman
perilaku hubungan kerja sama dan praktik pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
dan jasa-jasa laut.
3. Cikal Bakal Masyarakat Maritim di Indonesia
Jika melacak cikal bakal masyarakat maritim Indonesia, maka di antara sekian
banyak kelompok-kelompok suku bangsa pengelola dan pemanfaat sumber daya dan
jasa-jasa laut yang ada seperti nelayan dan pelayar, menurut Adrian Horridge, suku-
suku bangsa Bajo, Mandar, Bugis, Buton, dan Madura dianggap sebagai pewaris
kebudayaan maritim dari ras Melayu-Polinesia perintis dan pengembang kebudayaan
maritim di Asia Tenggara sejak ribuan tahun silam.
Sejak beberapa dekade terakhir, bukan hanya kelompok tersebut dianggap
sebagai masyarakat pewaris dan pendukung kebudayaan maritim di Indonesia, tapi
tidak terkecuali bagi smeua komunitas pesisir dan pulau-pulau dari Sabang sampai

4
Merauke yang telah menggagas dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi
berkaitan sumber daya dan jasa-jasa laut di sekelilingnya.

B. Unsur – Unsur Kebudayaan Maritim


Kebudayaan bahari terdiri dari bagian unsur-unsur yang seling terkait
membentuk salah satu kesatuan menyeluruh (holistic) .Unsur-unsur tersebut berupa
sistem-sistem ideasional/ kognitif/ mental (gagagsan, pengetahuan, kepercayaan,
nilai, norma, moral, emosi, dan perasaan kolektif,refleksi/intropeksi diri, intuisi),
bahasa, kelompok/ organisasi sosial, ekonomi teknologi, seni dan religi berkaitan
pengololaandan pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa laut. Setiap unsur kebudayaan
maritim tersebut mengandung dan dapat di analisis dalam tiga wujud kebudayaan,
yakni sistem budaya, sistemsosial, dan budaya material.
1. Sistem Ideasional/Kognitif/Mental
 Ide/Gagasan
Gagasan/ide-ide dalam budaya maritim (perikanan kenelayanan,
palayaran) tentu sangat luas. Berkenan dengan pemanfaatan sumberdaya dan
rekayasa jasa-jasa laut, dalam kebudayaan maritim bugis, bajo, makassar,
mandar, dan buton mengakar beberapa gagasan utama saling terkait yang
banyak menjadi pedoman bagi keputusan/ pilihan prilaku usaha nelayan.
Sejak kurang lebih dua dakade terakhir ternyata juga sudahada
sebagian nelayan berubah pandangan ketikadiperhadapakan pada berbagia
realita, seperti populasi tripang,mutiara, dan beberapa spesies biota bernilai
ekonomi tinggilainnya yang sudah menjadi biota langakah akibat
eksploitasimanusia. Kemudian diketahui pula adanya banyak tempatterutama
di indonesia bagian timur merupakan milik komunalsetempat, sedemikian
juga adanya kawasan lindung dimana-mana dikuasai pemerintah yang tidak
boleh dimasuki nelayan
 Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan kebaharian dapat dikategorikan atas duakategori,
yakni pengetahuan pelayaran, pengetahuan kondisilingkungan dan

5
sumber daya laut, dan pengetahuan lingkungansosial budaya. Bagai
masyarakat maritim, ketiga subsistem  pengetahuan tersebut salaing
terkait secara fungsional antarasatu dengan yang lainnya.
1. Pengetahuan pelayaran
2. Pengetahuan tentang lingkungan dan sumber daya laut
3. Pengetahuan tentang lingkungan sosialPengetahuan akan kategori-
kategori lingkungan sosialdifungsikan oleh masyarakat maritim
(sebagai individu ataukelompok) acuan dalam menentukan sikap
dan langkahpembuatan keputusan.
 Sistem Nilai
Sistem nilai merupakan bagian inti dari sistem budaya (ideasional/
kognitif/ mental) yang saling terikat dengan sistem-sisitem gagasan,
pengetahuan, kepercyaan, normal/aturan, dan lain-lain dalam kebudayaan
bersangkutan. Sistem nilai berfungsi sebagia pedoman bagi setiap
individu atau kelompok (komunitas) dalam menentuakan sikap, tindakan,
danmamaknai segala hal yang di anggap baik atau layak dalamhubungan
manusia dengan lingkungan, bekehidupan bersama,berekonomi,
berkesenian dan lain-lain.
 Sistem Norma/Aturan
Sistem norma/aturan dalam setiap kebudayaan, termaksud kebudayaan
maritim, tentu saja berfungsi mengatur secara khusus perangkat-
perangkat tindakan kelompok atau individudalam sumua bidang
kehidupan. Untuk kegiatan-kegiatan pelayaran dan perikanan, misalnya
ada berbagai bentuk norma/aturan adat rekayasa kelompok atau
komunitas setempatyang tradisional sifatnya dan ada pula bentukan
pemerintah yang formal siftanya. Diasumsikan bahwa norama/aturan,
baikinforamal traidsiaonal maupun foramal yang baru, beradsarkanpada
pandangan dan nilai-nilai budaya yang dianut.
2. Bahasa

6
Bahasa yang digunakan masyarakat maritim banyak berebdadengan yang
digunakan masyarakat di darat meskipun berasal dari suku bangsa yang sama.
Perbedaan itu bukan dari segi tatabahasa / gramtikannya, tetapi dalam hal
perbendaharaan danpemaknaan kata-kata yang diucapkan sehari-hari menamaiunsur-
unsur dan gejala alam fisik dan flora-fauna yangdimanfaatkan, lingkungan sosial
untuk bergaul dan bekerjasama,sektor kerja dan teknologi yang diterapkan dan lain-
lain.
3. Oragnisasi Sosial
Dalam masyarakat maritim, kelompok kerja/organisasi sosialyang merupakan
salah stu unsur universal kebudayaan membutuhkan secara mutlak, bahkan melebihi
masyarakat petani, peternak, pemburu dan peramu, pekerja sektor informal dan
formal, dan sebagainya yang ada didarat. Bagi masyarakat nelayan dan pelayar dalam
sebuah tingkat peradaban, menurut bahan etnografi kelompok kerja/organisasi sosial
itu mempunyai multifungsi yang kompleks. Sekurang-kurangnya ada empat
fungsi utama yang berkaitan dari kelompok kerja/ organisasi sosial mutlak
diperlukan, yakni:

1. Meringankan dan menyederhanakan pekerjaan berat danrumit dilaut.


2. Mekanisme perolehan modal dan pemasaran tangkapan.
3. Wadah dan media pembelajaran pengetahuan,keterampilan kerja, dan
kepribadian kebaharian.
4. Lembaga dan media tolong menolong dan sekuritas sosial.
5. Mekanisme distribusi resiko bahaya kerugian ekonomi danbahaya maut serta
meringankan beban psikologis dantanggung jawab social.

4. Sistem Teknologi Kebaharian


Salah satu pembeda utama antara kebudayaan masyarakat maritim dan darat
yang sekaligus menjadi keunikan yang mencolok ialah komleksitas tipe/bentuk dan
variasi teknologidigunakan. Kompleksitas tipe dan variasi teknologi
kebahariantersebut menunjukkan perbedaan dari daerah suku bangsa ke dareah suku
bangsa lainnya di dunia. Bebagai faktor yang menyumbang kepada diversitas dan

7
variasi tipe teknologi kebaharian ialah faktor kreativitas dan inovatif lokal, sifat
proses difusi unsur-unsur teknologi kebaharian yang cepat, dan sikap keterbukaan
masyarakat maritim merespons perubahan dari luar.
5. Seni Kebaharian
Kebudayaan maritim juga tidak luput dari unsur kesenian, terutama seni-seni
arstektur/konstruksi kapal/perahu dan layar, ukir dan gambar dengan motif-motif dan
waran cet, lagu danmusik. Perahu-perahu jawa dan bali, india dan cina
banyakdicirikan dengan ukiran dan gambar binatang dengan kombinasi warna cet.
Ukiran dangambar tersebut selain berfungsi seni, jugamemuat makna akan gagagsan
dunia dan keyakinan religius.
6. Sistem Religi dan Kepercayaan
Pada esensunya, unsur religi dari suatu kebudayaan berfungsi untuk pemenuhan
kebutuhan manusia akan hubungan atau kesatuannya dengan tuhan yang maha kuasa,
pencipta alam semesta dan segala isinya. Berikut, agama secara ideal
dipahamisebagai yang berfungsi regulasi berkehidupan bersama,berhubungan dengan
dan pengelolaan pemanfaatansumberdaya alam sebagai berkah dari-Nya. Agama
dengandemikian, dipahami sebagai pdoman kehidupan masyarakatmanusia untuk
selamat dunia dan akhirat
7. Sistem Ekonomi Kebaharian
Konsep sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi kebaharian,dipahami sebagai
saling keterkaitan antara subsistem–Subsistem produksi, distribusi, dan komsumsi
dari satu sektor ekonomi dan keterkaitannya dengan pranata-pranata sosial budaya
lokal yang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal.

8
C. Fungsi Sosial dari Setiap Unsur Kebudayaan Maritim
1. Sistem Ideasional/Kognitif/Mental
• Ide/gagasan
Menangkap ikan dan hasil laut lainnya berfungsi sebagai media
interaksi merupakan media interaksi manusia dan lingkungan alam, makhluk
gaib, hantu-hantu, tuhan atau dewa laut, yang menguasai dan menjaga
sumber daya laut pada lokasi tertentu.
Laut yang luas dengan segala isinya tidak ada orang memilikinya,
diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia dengan doa dan
usaha keras.
•Sistem pengetahuan
Pengetahuan tentang lingkungan dan sumber daya laut, baik hayati
maupun nonhayati (terkait jenis/spesies bernilai ekonomis dan kondisi
populasi/perilaku/lokasi). Pengetahuan tentang lingkungan sosial (terkait
dengan siapa mereka bertransaksi, bekerja sama, meminta jasa perlindungan
keamanan, sebaliknya melakukan persaingan dan konflik memperebutkan
potensi sumber daya dan jasa laut.
•Pengetahuan pelayaran
Pengetahuan pelayaran (tentang musim, kondisi cuaca dan suhu,
kondisi air laut, dan tanda-tanda alam) untuk menentukan waktu kegiatan
pelayaran.
•Sistem nilai
Berfungsi sebagai pedoman bagi setiap individu atau kelompok dalam
menentukan sikap, tindakan, dan memaknai segala hal yang dianggap baik
atau layak dalam hubungan manusia dengan lingkungan, berkehidupan
Bersama, berekonomi, beragama, berteknologi, berkesenian, dan lain-lain.
•Sistem norma/aturan
Berfungsi mengatur secara khusus perangkat-perangkat tindakan
kelompok atau individu dalam semua bidang kehidupan
- Norma perkreditan, pemasaran, dan penentuan harga

9
- Penetapan aturan bagi hasil
- Hak penguasaan wilayah/lokasi penangkapan
- Larangan penggunakan bom dan pukat harimau
- Peraturan kouta
- Peraturan keselamatan pelayaran.
2. Bahasa
Salah satu sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi dan
berinteraksi agar memudahkan pekerjaan.
3. Organisasi sosial
Fungsi utama organisasi sosial:
- Meringankandan menyederhanakan pekerjaan berat dan rumit di laut
- mekanisme perolehan modal dan pemasaran tangkapan
- wadah dan media pembelanjaan pengetahuan, keterampilan kerja, dan
kepribadian kebaharian
- Lembaga dan media tolong menolong dan sekuritas sosial
- Mekanisme distribusi resiko bahaya kerugian ekonomi dan bahaya maut
serta meringankan beban psikologis dantanggung jawab sosial.
4. Sistem teknologi kebaharian
Berfungsi sebagai meringankan aktifitas manusia (nelayan) dalam menangkap
ikan.
5. Seni kebaharian
Sistem ini direkayasa oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan jiwa atau rasa
terhadap keindahan.
6. Sistem religi dan kepercayaan
Berfungsi untuk mendorong manusia senantiasa melakukan hal-hal yang bersifat
religius.
7. Sistem ekonomi kebaharian
Berfungsi sebagai alat untuk mengelolah dan memasarkan hasil tangkapan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Konsep kebudayaan maritim dipahami sebagai sistem ideasional, prilaku dan
sarana dan prasarana yang digunakan masyarakat pendukung nya dalan
rangka pengelolaan sumber daya alam.
 Unsur-unsur kebudayaan maritim saling terkaitmembentuk salah satu
kesatuan menyeluruh
 Bahasa budaya maritim berbeda dengan bahas budayamasyarakat darat itu
dilihat dari segi tata bahasanyasehari-hari yang diucapkan.
 Sistem teknologi maritim berbda dengan teknologi daratdimana perbedaannya
diliat dari tipe dan variasiteknologinya.
 Seni kebaharian dan di darat berbeda dari corak cet danarsitektur, seni
kebaharian lebih mencolok dimanaarsitektur di kapal atau perahu banyak
gambar-gambarbinatang.

B. Saran
Sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar
lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai Kebudayaan
Maritim

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016, Konsep Masyarakat Dan Konsep Masyarakat Maritim

https://safiramaynar.blogspot.com/2017/04/konsep-masyarakat-dan-konsep-
masyarakat.html

Riswahyunizziibilikitii, 2013, Sistem Kebudayaan masyarakat pesisir

https://riswahyuni.wordpress.com/2013/11/22/20/

Muh. Jamil, 2015, Sistem Sosial Budaya Masyarakat Maritim

https://www.kompasiana.com/muhammad/54f37f67745513942b6c78a4/sistem-
sosial-budaya-masyarakat-maritim

12

Anda mungkin juga menyukai