DI WILAYAH
KOTA KENDARI
KELOMPOK 4
MSP-A 2017
Kota Kendari
Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak di bagian selatan garis katulistiwa
yaitu berada di antara 30 54’ 30” - 4 0 3’ 11” LS dan membentang dari Barat ke Timur di
antara 1220 23’ - 1220 39’ BT. Wilayah Kota Kendari terletak di tenggara pulau Sulawesi.
Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan Pulau Sulawesi yang mengelilingi
Teluk Kendari dan terdapat 1 Pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Kota Kendari tumbuh menjadi
ibukota kabupaten dan masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara ditandai dengan
keluarnya Undang-undang nomor 13 tahun 1964 maka terbentuklah Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Kendari ditetapkan sebagai ibukota Provinsi yang terdiri dari 2 (dua) wilayah
Kecamatan yakni Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga (Aristian, 2017).
Sebagai suatu kota, penduduk Kota Kendari masih banyak (sekitar 13,1%) yang bermata
pencahian di sektor primer (pertanian, perikanan dan kelautan). Hal ini lebih disebabkan oleh
karakteristik wilayah dan potensi sumberdaya alam wilayah Kota Kendari yang memiliki
sumberdaya lahan pertanian serta sumberdaya perikanan dan kelautan. Di samping itu
kondisi sosial budaya masyarakat kepulauan yang juga membentuk mata pencaharian
penduduk di sektor primer tersebut (Aminur et al., 2011).
Clip kota kendari
DEFINISI WILAYAH PESISIR
Wilayah pesisir adalah wilayah daratan yang berbatasan
dengan laut.
Dimana batas di daratan meliputi daerah-daerah yang
tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses laut (seperti pasang surut dan
intrusi air laut). Sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah
yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan, seperti
sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta yang
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
Kawasan Wilayah Pesisir
Definisi wilayah seperti yang disebutkan Kawasan pesisir memiliki tiga
sebelumnya memberikan suatu habitat utama (vital) yakni
pengertian bahwa ekosistem perairan mangrove, padang lamun dan
pesisir merupakan ekosistem yang terumbu karang. Di antara ketiga
dinamis dan mempunyai kekayaan habitat tersebut terdapat hubungan
habitat beragam, di darat maupun di dan interaksi yang saling
laut serta saling berinteraksi. mempengaruhi.
Kerusakan yang terjadi pada satu
habitat akan mempengaruhi
kehidupan biota pada habitat
lainnya, sehingga pengelolaan pada
suatu habitat harus
mempertimbangkan kelangsungan
habitat lainnya.
Sesuai dengan karakteristik dan dinamika alamiah ekosistem pesisir dan laut, secara ekologis
terkait satu sama lain, maka pengelolaan secara optimal hanya dapat diwujudkan dengan
pendekatan holistik dan terintegrasi. Dengan adanya, tata kelola kelautan dibangun secara
sistemik melalui pembangunan dan pemahaman keterpaduan antar pengelola di wilayah
pesisir dan laut dengan pihak-pihak terkait, adanya tujuan dan sasaran, nilai dan etika dalam
pembangunan, serta upaya penyelesaian sengketa dan kerjasama di antara masyarakat
pesisir, pemerintah, dan stakehlders.
Oleh karena itu, pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk menggali potensi ekonomi secara
optimal untuk membiayai kegiatan pembangunan daerah. Namun harus diwaspadai agar
kebijakan pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan laut tetap bersandar pada
kepantingan publik dan kelestarian lingkungan. Dua hal yang terlihat kontradiktif ini harus
dapat disinergikan secara terpadu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka prinsip pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut secara terpadu dapat difokuskan pada empat aspek yaitu:
a) Keterpaduan antara berbagai sektor dan swasta yang berasosiasi.
b) Keterpaduan antara berbagai level pemerintahan, mulai dari pusat, kabupaten/kota,
kecamatan dan desa.
c) Integrasi antara pemanfaatan ekosistem darat dan laut.
d) Integrasi antara sain/teknologi dan manajemen.
Ekosistem Mangrove
Hutan mangrove terletak
daerah perbatasan antara
habitat darat dan laut
Hutan mangrove sejati menjadikan kawasan ini
biasanya tumbuh di menjadi rentan dalam upaya
daerah yang terlindung konversi lahan.
dari pengaruh ombak dan Kota Kendari sebagian besar
arus yang kuat wilayahnya berada di pinggir
teluk kendari, sehingga
pengembangan kota akan
berdapak pada eksistensi
kawasan hutan mangrove.
Ekosistem Mangrove yang terdapat
di Kota Kendari
Pembangunan wilayah perkotaan yang tidak memeperhatikan ekosistem wilayah menjadikan
kawasan mangrove menjadi rentan dikonversi menjadi areal pengunaan lain. Degradasi
hutan mangrove mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem kawasan pantai, seperti
intrusi air laut, abrasi pantai, punahnya beberapa jenis flora, fauna dan biota tertentu,
menurunnya keanekaragaman hayati serta kerusakan habitat yang meluas sampai daratan
Fenomena yang terapat di Kota Kendari terdapat banyaknya areal yang membuka tutupan
mangrove Kota Kendari menjadi areal pengunaan lain sehingga keberadaan hutan mangrove
menjadi terancam keberadaanya. Luasan hutan mangrove semakin berkurang yang
disebabkan eksploitasi secara berlebihan oleh masyarakat dan terjadi konversi lahan hutan
mangrove menjadi tambak dan pemukiman. Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari
merupakan salah satu wilayah kota kendari yang keberadaan hutan mangrovenya masih
terjaga, dan dijadikan sebagai suatu ruang tebuka tempat rekreasi masyarakat kota kendari.
Keberadaan hutan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai kawasan ekonomi. Fungsi ekologis
ekosistem mangrove amat penting, sehingga kontribusinya bagi nilai ekonomi mangrove itu
sendiri. Valuasi ekonomi dapat digunakan untuk mentransformasi nilai ekologis ini menjadi
nilai ekonomi dengan mengukur nilai moneter dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
Ekosistem terumbu karang dan
lamun