JAWA TENGAH BERDASARKAN INFRASTRUKTUR DAERAH: STUDI KASUS KABUPATEN JEPARA
Oleh:
Nurul Izzah Baniva
170302063 MSP-A
MATA KULIAH PENGELOLAAN PESISIR TERPADU
PROGAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 Judul Pengembangan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah Berdasarkan Infrastruktur Daerah: Studi Kasus Kabupaten Jepara Jurnal Journal of Regional and Rural Development Planning Volume dan Halaman 1 (2): 145-157 Tahun 2017 Penulis Kurniawati Hapsari Ekosafitri, Ernan Rustiadi, dan Fredinan Yulianda Reviewer Nurul Izzah Baniva Tanggal 1 April 2020
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menganalisis tingkat
perkembangan kecamatan berdasarkan kelengkapan infrastruktur wilayah dan menganalisis persepsi stakeholder mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara. Subjek Penelitian Daerah pesisir di pantai utara Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara yang meliputi 16 kecamatan yang terdiri atas 9 kecamatan pesisir dan 7 kecamatan pedalaman. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan longitudinal yang didapatkan dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa kuesioner sedangkan data sekunder berupa data PODES Kabupaten Jepara tahun 2014. Serta menggunakan analisis data yaitu analisis skalogram dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil Penelitian Hasil analisis tingkat perkembangan kecamatan berdasarkan kelengkapan infrastruktur wilayah menunjukkan bahwa Kecamatan Kedung, Kecamatan Jepara, Kecamatan Keling dan Kecamatan Karimunjawa mempunyai tingkat perkembangan wilayah yang cukup tinggi. Keempat kecamatan pesisir tersebut termasuk dalam hirarki wilayah I. Hasil analisis persepsi stakeholder mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa ketersediaan infrastruktur dianggap merupakan prioritas utama pengembangan kawasan pesisir, pariwisata bahari merupakan prioritas kegiatan yang perlu dikembangkan di kawasan pesisir, dan Kecamatan Karimunjawa merupakan kecamatan yang diutamakan dalam pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara. Variable Dependent Variabel dependen yang digunakan pada penelitian jurnal ini adalah bagaimana kebijakan pengembangan wilayah pesisir Jepara berdasarkan ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur daerah. Perencanaan pengembangan kawasan pesisir perlu melibatkan para stakeholder serta memperhatikan aspek lingkungan dan deplesi sumber daya alam di wilayah pesisir dalam penetapan prioritas pengembangan kawasan pesisir sebagai dasar arahan pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Jepara. Cara Mendapatkan Data primer yang digunakan berupa kuesioner. Variabel Dependent Kuesioner dilakukan untuk memperoleh persepsi stakeholder mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara. Responden terdiri atas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jepara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, akademisi dan pelaku usaha perikanan. Sedangkan data sekunder berupa data PODES Kabupaten Jepara tahun 2014 yang didapat dari BPS. Setelah itu, digunakanlah metode analisis data yaitu analisis skalogram dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Analisis skalogram digunakan untuk melihat gambaran tingkat perkembangan suatu wilayah secara administratif dengan menggunakan kelengkapan sarana dan prasarana (infrastruktur) di wilayah tersebut. Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah 16 kecamatan di Kabupaten Jepara. Sedangkan Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis persepsi para stakeholder mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara. AHP merupakan aplikasi dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan banyak kriteria analisis dan penentuan prioritas strategi yang dimiliki pengambil keputusan yang dapat diimplementasikan pada semua bidang serta dapat dijadikan solusi dari sebuah konflik. Kesimpulan 1. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah merupakan salah satu syarat dalam pengembangan kawasan pesisir. Kecamatan pesisir yang mempunyai tingkat perkembangan wilayah yang cukup tinggi berdasarkan ketersediaan sarana prasarana wilayah adalah Kecamatan Kedung, Kecamatan Jepara, Kecamatan Keling dan Kecamatan Karimunjawa. Keempat kecamatan tersebut memiliki potensi pengembangan kawasan pesisir di wilayah Kabupaten Jepara. Kelengkapan fasilitas dan sarana pelayanan di kawasan pesisir akan mendorong kegiatan perekonomian serta mampu menarik investasi masuk di kawasan pesisir. 2. Pengembangan kawasan pesisir ke depan dititikberatkan pada pengembangan kegiatan potensial berdasarkan potensi lokal yang dimiliki. Pariwisata bahari merupakan salah potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara dengan memanfaatkan jasa lingkungan pesisir. Kecamatan Karimunjawa, mempunyai hirarki wilayah I berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana wilayah, merupakan wilayah pengembangan kawasan pesisir berdasarkan potensi kegiatan pariwisata bahari. Kelebihan 1. Menjelaskan secara rinci dan detil. 2. Bahasa yang cukup dimengerti. 3. Menggunakan dua metode analisis yang bisa dijadikan pembanding di hasil. Kelemahan Tidak ada, hanya saja pembaca harus baca dengan saksama agar dapat memahami isi jurnal tersebut.