Judul Water Quality and Pollution Index in the Grenjeng
River, Boyolali Regency, Indonesia
Jurnal Journal of Sustainable Agriculture Volume dan Halaman Vol. 34 (2) Hal. 150-161 Tahun 2019 Penulis Tatag Widodo, Maria Theresia Sri Budiastuti dan Komariah Reviewer Nurul Izzah Baniva (170302063)
Tujuan Penelitian Penelitian jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas air Sungai Grenjeng berdasarkan metode indeks pencemaran serta memberikan informasi tentang kualitas air dan ambang baku mutu pencemaran, khususnya air yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian. Pendahuluan Sungai Grenjeng merupakan sumber air yang umumnya digunakan untuk mengairi lahan pertanian sekitarnya. Dalam penelitian sebelumnya, suhu, DO, BOD dan total konsentrasi coliform di sungai paling banyak lebih tinggi pada musim kemarau dibandingkan dengan musim hujan. Kualitas air sangat penting untuk menentukan sumber pencemaran untuk penggunaan lahan. Akumulasi logam berat pada lahan pertanian dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat diserap oleh tanaman budidaya. Penelitian terkait kualitas air sungai Grenjeng masih terbatas sehingga dimungkinkan untuk melakukan studi tentang penentuan indeks pencemaran air sungai ini. Metode Penelitian dalam jurnal ini dilakukan mulai bulan Oktober 2018 hingga Februari 2019. Secara administratif, lokasi penelitian Sungai Grenjeng berada di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian deskriptif dilakukan berdasarkan observasi dan laboratorium metode analisis. Teknik pengambilan sampel air mengikuti nomor SNI 6989.57/2008 tentang metode pengambilan sampel untuk permukaan air. Pengambilan sampel menggunakan bantuan alat sampler air highroute dilakukan baik pada musim kemarau maupun musim hujan dengan satu titik diambil pada setiap titik yang mewakili hulu, tengah dan hilir. Sampel air diukur menggunakan parameter fisik, kimia dan biologi untuk kualitas standar menurut Government Regulation (GR) of Indonesian No.82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Air Pengendalian pencemaran. Sampel air dianalisis di Laboratorium BTKLPP Yogyakarta dan Stasiun Laboratorium GIFU Universitas Sebelas Maret. Hasil Hasil dari analisis laboratorium adalah dibandingkan dengan baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah No.82/2001 dan mutu statusnya berdasarkan metode Indeks Pencemaran sesuai dengan lampiran Menteri Keputusan Lingkungan No. 115/2003. Hasil penelitian menunjukkan BOD 53-5,7 mg L-1 , COD 49-510,5 mgL-1 dan jumlah koliform 540-2.400.000 mL pada musim kemarau telah melebihi baku mutu air, sedangkan pada musim hujan jumlah coliform sebanyak 24.000-240.000 mL telah melebihi baku mutu air semua kelas air. Sedangkan untuk nilai pH berkisar antara 7 -8,4 musim kemarau dan 6,8-7 di musim hujan Kebanyakan biota air menyukai nilai pH 7-8,5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pH di kedua musim tersebut masih sesuai dengan standar kualitas pH 5-9. Dari hasil BOD, COD dan total koliform Indeks pencemaran air sungai pada musim kemarau mencapai tingkat pencemaran yang sangat ekstrim tingkat pencemaran dan indeks air sungai pada musim hujan telah mencapai tercemar sedang tingkat tercemar. Kondisi ini menunjukkan bahwa praktek membuang sampah ke badan sungai bisa secara langsung mempengaruhi kualitas air sungai yang dapat mempengaruhi pengairan pertanian disekitarnya. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat adalah kualitas air Sungai Grenjeng di musim kemarau dengan parameter BOD, COD dan jumlah koliform pada bagian hulu dan tengah telah melebihi baku mutu air. Saat di musim hujan hanya jumlah coliform yang melebihi baku mutu air untuk semua kelas air di bagian hulu. Air irigasi sumber dari Sungai Grenjeng untuk pertanian tanah harus memenuhi baku mutu air sehingga cocok sebagai air irigasi untuk tanaman. Diperlukan pendekatan ramah lingkungan untuk mencegah pencemaran semakin parah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan limbah cair dengan membuat sistem pengolahan air limbah terintegrasi. Keunggulan Jurnalnya memberikan pengetahuan tentang baku mutu air yang cocok untuk irigasi lahan pertanian. Cenderung terstruktur sehingga lebih mudah dipahami sebagai referensi pengetahuan tentang kualitas air. Kekurangan Dalam penelitian sebaiknya sedikit dijelaskan korelasi hasil pH terhadap hasil BOD, COD dan total koliform kualitas air sungai. Selain itu tidak dilakukan pengukuran kualitas air seperti suhu untuk mendukung kelengkapan analisis data pengukuran kualitas air.